NovelToon NovelToon
Dendam Gadis Teraniaya

Dendam Gadis Teraniaya

Status: tamat
Genre:Tamat / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Pa'tam

Apa salah dirinya? Dia sendiri pun tidak tau. Tetapi dia dibully dan dianiaya hampir setiap hari. Itulah yang terjadi pada seorang gadis yang bernama Mentari.
Dia melapor kepada kepala sekolah, tapi hanya makian dan penganiayaan yang ia dapatkan. Bahkan ia sampai dikeluarkan dari sekolah.
Dalam keputusasaan ia mencoba membunuh diri. Tapi ia urungkan, karena itu percuma saja. Kemudian ia bertekad untuk membalas semua yang mereka lakukan kepadanya.
"Aku akan kembali untuk membalas kalian satu persatu, aku bersumpah akan kubuat kalian menderita," gumam Mentari.
Bagaimanakah cara Mentari membalaskan dendamnya? Penasaran? Ikuti yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hanya sedikit pelajaran.

.

.

.

Sementara menunggu polisi datang, Mentari mengganti ban mobilnya. Ferdinan hanya memperhatikan saja saat Mentari dengan cekatan menggantikan mobilnya. Ferdinan sendiri belum pernah melakukan hal seperti itu. Karena kalau apa-apa selalu dikerjakan oleh montir.

"Sudah selesai," ucap Mentari sambil menepuk-nepuk telapak tangannya.

Kemudian ia menyimpan ban dan peralatan yang ia gunakan tadi. Dibantu Ferdinan tentunya. Karena ban mobil cukup berat, jadi Ferdinan yang membantu mengangkatnya.

"Terima kasih," ucap Mentari lalu mengecup bibir Ferdinan. Ferdinan tersenyum.

"Sudah berani ya sekarang?" tanya Ferdinan.

"Aku belajar dari kamu, awas kalau bibirmu kamu berikan pada cewek lain," jawab Mentari.

Ferdinan menggeleng, "tidak akan."

Tidak berapa lama mobil polisi pun datang, polisi langsung menangkap penjahat tersebut. Dan tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Ferdinan dan Mentari.

"Kemana kita?" tanya Mentari. Saat ini mereka sudah berada didalam mobil yang sedang berjalan.

"Ke tujuan awal, mall," jawab Ferdinan.

Mentari pun memutar haluan mobil menuju mall. Keduanya saling pandang dan sesekali tersenyum.

"Kenapa kamu bisa setampan ini?" tanya Mentari. Sebelah tangannya mengelus pipi Ferdinan dan sebelah tangannya lagi memegang setir mobil.

"Bukannya aku tampan dari dulu?" tanya Ferdinan balik.

"Sekarang bertambah tampan," jawab Mentari. Pujian Mentari membuat Ferdinan berbunga-bunga.

Kini mereka sudah sampai diparkiran mall terbesar dikota ini. Setelah memarkirkan mobilnya Mentari dan Ferdinan keluar dari mobil hampir berbarengan.

"Bagaimana dengan Bapak kepala sekolah kita dulu?" tanya Ferdinan.

"Sudah aku bereskan, sekarang dia sudah mendekam dipenjara," jawab Mentari.

"Sekarang aku ingin memberikan pelajaran dulu pada Satrio," kata Mentari lagi.

"Caranya?" tanya Ferdinan.

"Seperti biasa, aku akan membuat perusahaannya diambang kebangkrutan," jawab Mentari enteng. Ferdinan hanya mengangguk sebagai jawaban.

Pembicaraan mereka berhenti karena mereka sudah berada didalam mall.

"Mau beli apa?" tanya Ferdinan.

"Gak ada yang menarik," jawab Mentari.

"Masuk saja, mungkin ada yang menarik," kata Ferdinan. Saat ini keduanya sedang berada didepan sebuah toko pakaian.

"Ada yang bisa saya bantu Nona, Tuan," tanya pelayan toko tersebut.

"Mau lihat-lihat dulu, gak apa-apa kan mbak?" tanya Mentari.

"Silahkan Nona dilihat-lihat dulu, siapa tau ada yang berminat," jawab pelayan tersebut.

"Kalau sekedar lihat-lihat saja buat apa?" tanya manager toko tersebut.

"Kalau tidak punya uang tidak usah masuk kesini, buang-buang waktu saja. Ini toko mewah barang-barang disini semua mahal," ucap manager toko itu lagi.

Mentari tersenyum, "Maaf mbak, kalau begitu aku tidak jadi untuk melihat-lihat."

"Tapi Nona ...." Perkataan pelayan itu terjeda karena sudah lebih dulu dipotong oleh manager toko tersebut.

"Orang miskin seperti dia tidak pantas belanja disini," ucap manager toko tersebut. pelayan toko itu hanya bisa terdiam dan tertunduk.

Kemudian Mentari menghampiri Ferdinan dan mengajak Ferdinan untuk pergi. Pada saat manager toko melihat mentari menggandeng tangan Ferdinan. Manager toko pun segera memanggil.

"Nona, maafkan saya, Nona," ucap manager toko tersebut.

"Ya, ada apa ya?" tanya Mentari.

"Maafkan saya Nona, karena sudah bersikap tidak sopan terhadap Nona," ucap manager toko tersebut.

"Gak apa-apa, orang sepertiku sudah terbiasa kok direndahkan," ucap Mentari.

"Ada apa?" tanya Ferdinan.

"Gak ada apa-apa, mari pergi," ucap Mentari.

"Katakan!" kata Ferdinan penuh penekanan pada manager toko tersebut.

"Maafkan saya Tuan, saya tidak tahu kalau Nona ini ...." Manager toko tidak meneruskan ucapannya.

Ferdinan langsung mengerti kalau manager toko tersebut telah menghina calon istrinya.

"Hei, kamu!" panggil Ferdinan pada pelayan toko.

"Saya tuan?" tanya pelayan toko itu.

"Ya, kamu," jawab Ferdinan.

Pelayan itu bergegas menghampiri Ferdinan dan Mentari juga manager toko. manager toko sudah tertunduk, ia sudah tau kesalahannya sangat fatal.

"Siapa namamu?" tanya Ferdinan.

"Cantika Tuan," jawab Cantika.

"Mulai sekarang kamu menjadi manager disini," kata Ferdinan.

Cantika terkejut, padahal ia baru beberapa bulan bekerja disini. Hanya karena attitude nya baik dalam melayani pelanggan jadi Ferdinan lebih percaya pada gadis itu.

"Tuan, bagaimana dengan saya?" tanya manager toko yang sebelumnya.

"Kamu cari pekerjaan lain saja, disini tidak menerima orang yang tidak melayani pelanggan dengan baik," jawab Ferdinan.

Manager toko itu terduduk, tubuhnya terasa lemas saat mendengar ia dipecat.

"Sayang, mari kita pergi," ajak Ferdinan.

Sebelum Ferdinan melangkah pergi iapun berkata, "jangan sesekali memandang rendah orang lain, bisa jadi orang yang kamu rendahkan lebih baik dari kamu."

Manager toko itu merasa tertampar. Baru saja diangkat menjadi manager toko sudah sombong.

Kemudian Ferdinan pun pergi dari situ bersama Mentari. Didalam benak Mentari ingin bertanya tapi ia urungkan. Tapi ia juga merasa penasaran.

"Mengapa kamu langsung memecatnya?" tanya Mentari akhirnya.

"Aku tidak akan mentolerir orang yang sudah merendahkan orang lain," jawab Ferdinan.

"Dan juga toko itu sebenarnya milikku sayang, dan mall ini juga milikku," ucap Ferdinan lagi.

"Kok aku gak tau?" tanya Mentari. Ferdinan hanya tersenyum.

"Sudahlah gak usah dibahas lagi, lebih baik sekarang kita makan. Apa kamu tidak lapar?" tanya Ferdinan.

"Mari!" ajak Mentari. Lalu keduanya menuju restoran yang ada di mall tersebut.

Keduanya disambut ramah oleh pelayan. Ferdinan dan Mentari mencari meja paling pojok, disana hanya ada dua kursi saja.

"Silahkan Tuan, Nona," ucap pelayan itu dengan ramah sambil menyerahkan buku menu kepada mereka.

Kemudian mereka pun memesan makanan, pelayan pun mencatat pesanan mereka.

"Tunggu sebentar ya Tuan, Nona," ucap pelayan itu lalu pergi untuk memberikan catatannya kepada koki restoran.

"Laptopku ada dimobil," kata Mentari.

"Hmmm. Nanti saja kalau kita sudah sampai rumah," jawab Ferdinan yang tahu maksud perkataan Mentari.

"Ya, setelah ini kita pulang saja," kata Mentari.

"Kenapa? Kamu sudah tidak sabar ingin mengobrak-abrik perusahaan Satrio?" tanya Ferdinan.

"Hanya ingin memberikan pelajaran," jawab Mentari enteng.

"Ya, aku juga sudah muak dengan niat jahatnya itu," kata Ferdinan.

"Sayangnya aku tidak punya cukup bukti untuk menjebloskan nya kepenjara," ucap Ferdinan.

"Bukti ada, tapi aku tidak ingin semudah itu melepaskannya, aku ingin dia sengsara terlebih dahulu baru kita jebloskan kepenjara," kata Mentari.

Pesanan mereka sudah tiba, pelayan restoran itu dengan telaten menyajikan diatas meja.

"Silahkan dinikmati Tuan dan Nona," ucap pelayan itu lalu pergi meninggalkan meja mereka untuk melayani pengunjung lain.

Setelah selesai makan, keduanya pun pulang kerumah Mentari. Setibanya di rumah, Mentari langsung kekamar tempat komputer nya berada. Mentari duduk didepan komputer tersebut, sementara Ferdinan berada disisi Mentari memperhatikan gadis itu mengotak-atik komputer tersebut.

Meskipun Ferdinan sudah sering melihatnya, tapi tetap saja Ferdinan merasa kagum dengan kehebatan Mentari.

Setengah jam kemudian Mentari sudah selesai mengunci data perusahaan milik Satrio. Serta membekukan keuangan perusahaan tersebut, dan kartu kredit serta ATM milik Satrio.

"Selesai," ucap Mentari akhirnya.

.

.

.

1
RoSz Nieda 🇲🇾
aku suka baca ❤️
Pa'tam: terima kasih banyak.
total 1 replies
Nur Aliyah Zainal
Luar biasa
Adriana Wiriadinata
bagus kak ceritanya..👍👍
Firman Firman
amin🤲doa yg sama buat athour..
dan terimakasih sudah menghadirkan sebuah novel yg keren ini ,,ttp semangat dan terus berkarya ya athour 💪 semoga athour selalu sehat panjang umur dan rejeki nya selalu melimpah amin 🤲
Firman Firman
astaga gara ulat keket hampir saja pangeran kodok koit 😄🤭
Firman Firman
dasar😡 wanita jlng suruh siapa kmu mau jadi wanita murahan jadi jngn. salahkn. kalau dia menikah dengn pilihan hati nya
Firman Firman
membayangkan nya saja sudah senang dn bahagia pa lagi di dunia nyata ya athour u
Firman Firman
semoga kedepannya kalian juga selalu bahagia 💞💞
Firman Firman
ha ha titisan pangeran kodok akn segera hadir🤗
Firman Firman
badar badar kmu akn merasakan kemarahan singa betina yg haus darah 😡
Firman Firman
lanjut
Firman Firman
astaga 🤦 masih juga ada parasit pantas mntari blum bisa tenang
Firman Firman
knpa ada ja wanita jalang yg suka jadi pnggoda 😄🤭
Firman Firman
jngn di obral di semprot ja pake baigon 😄🤭
Firman Firman
lnjut
Firman Firman
lnjut,, sselamat babng kodok semoga kalian bahagia mnjadi pasangan yang sakinah mawadah warohmah 🤲amin
Firman Firman
wah wah babng bucin pandai ceramah juga😄🤭GK nyangka pangeran kodok bisa bijak juga dalm bersair
Firman Firman
sebegitu nya tu cewek gimna kalau di dunia nyata ya 😱 untung kecebong mntari lincah dan gesit 😄🤭
Firman Firman
ha ha dasar wanita bar bar kmu salah mengusik singa betina 😄🤭
Firman Firman
ha ha pangeran kodok kan anak sultan 😄🤭bebas ngelakuin pa ja rasain tu sapa suruh ngenggol kecebong nya pangeran kodok 🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!