NovelToon NovelToon
Cintaku, Mentok Di Perjaka Tua

Cintaku, Mentok Di Perjaka Tua

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: IAS

Rinjani Nestia Dwilaga atau yang kerap disapa Jani karena kecerobohan dan keisengannya terjebak di satu kamar dengan seorang pria.
Charles Smith Willian yang diberi obat tidur oleh seseorang dibuat terkejut karena saat bangun ia berada satu ranjang dengan seorang gadis.
Ditangkap basah oleh kakak gadis itu dan disuruh menikah.
"Kalian harus menikah!!"
"Kami tidak melakukan apa-apa." Ucap keduanya.
Merasa terjabak dengan pernikahan ini mereka berdua membuat perjanjian. Setelah setahun pernikahan mereka akan bercerai.
" Jangan saling mencampuri urusan masing-masing!" ucap keduanya kompak
Akankan mereka benar akan bercerai?
Atau akankah timbul benih cinta pada keduanya.
Tolong baca setiap bab dan jangan lupa tinggalkan jejak, jangan tabung bab ya. Terimakasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cintaku Perjaka Tua 32

Jani lebih dulu sampai rumah dari pada Charles. Sore ini dia akan memasak cumi saus tiram dan tumis kangkung serta tahu tempe bacem. Sebelum pulang dari kampus tadi Jani menyempatkan dirinya untuk ke pasar tradisional, ya dia memang lebih menyukai belanja di pasar ketimbang di supermarket. Kata Jani lebih suka melarisi pedagang pasar. Ia juga membeli beberapa bahan makanan yang memang isi kulkas mulai habis.

Sungguh kebahagiaan sendiri buat Jani saat dia berada di dapur karena merasa menjadi dirinya sendiri. Ia juga selalu mengunggah hasil masakan buatannya. Entah itu sweet ataupun savery, Jani selalu mengunggahnya ke laman media sosial miliknya. Dan, tanpa di duga banyak bereaksi suka serta meminta resep masakan yang Jani unggah.

" Done, waktunya mandi dulu."

Selepas menata hidangannya di piring saji, Jani bergegas menuju ke kamar untuk mandi.

Ciiiiit

Charles masuk ke pekarangan rumah dan langsung memarkirkan mobilnya di garasi. Ia melihat motor milik Jani sudah ada di sana. Itu bertanda Jani sudah pulang. Satu hal yang masuk ke pikiran Charles, sepertinya ia harus masuk ke permainan Jani. Salah satu caranya adalah ia berpikir untuk membeli mobil lawas.

Sebelum masuk ke dalam rumah, Charles terlebih dulu mengambil ponselnya dan membukanya mencoba mencari referensi mobil lama yang sekiranya masih bagus mesinnya. Pilihan Charles jatuh pada mobil berwarna putih dengan merek Toyota DX keluaran tahun 1979.

Charles langsung menghubungi kenalannya yang mengerti tentang otomotif dan memintanya untuk mencarikan apa yang di mau. Bahkan Charles sudah meminta nomor rekening langsung agar bisa segera dikirimkan mobil tersebut.

" Elaaah, malah nggak segera masuk."

Charles bergumam pelan. Ia kemudian turun dari mobil dan segera masuk ke rumah. Jam sudah menunjukkan pukul 17.30. Sebentar lagi magrib, dia harus cepat agar kewajiban 3 rakaat nya tidak terleambta.

" Assalamualaikum."

Rumah trerlihat sepi. Tidak ada Jani di ruang keluarga maupun di dapur. Tapi Charles bisa melihat meja makan yang sudah siap menu makan malam. Ia tersenyum, mungkin Jani sedang mandi. Dugaan Charles itu terbukti saat Jani keluar dari kamar dengan hanya memakai handuk saja.

Mata Charles membulat sempurna melihat tampilan Jani yang sungguh seksii. Rambut masih sedikit basah dan lihatlah, bahu serta paha gadis itu terlihat begitu mulus. Di tambah Jani bertelanjangg kaki. Jal tersebut menambah kesan kaki nya yang jenjang.

Jantung Charles berdegup kencang. Ia kesusahan menelan saliva nya. Bagaimanapun dia adalah pria dewasa, jelas hasrat kelelakiannya muncul saat melihat Jani berpenampilan begitu.

" Eh Om sudah pulang, astagfirullah."

Jani yang sadar bahwa dirinya tidak berpakaian dengan benar dan hanya memakai handuk langsung berlari ke dalam Tapi Charles berhasil menarik tangan gadis itu sebelum berhasil masuk.

" Jan, apa yang kamu lakukan hmmm?"

" Ma-maf Om, tadi aku ngerasa kompor belum kumatiin jadi reflek keluar begini. A-aku nggak maksud gimana-gimana."

Jani merasa memancing singa tidur. LIhat saja cara menatap Charles terhadap dirinya seperti sudah mau makan saja.

" Jan, apa aku salah jika menyentuhmu?"

Glek

Kini giliran Jani yang kesusahan menelan saliva nya. Bagaimana tidak, tangan kekar Charles mulai mengusap wajah dan turun ke bahu mulusnya. Punggung Jani yang sedikit terlihat itu pun menjadi sasaran tangan Charles.

" Nggak salah sih Om, hanya ~"

Kalimat Jani tertahan saat Charles mulai mendaratkan bibirnya pada bibir sang istri. Ia menahan tengkuk dan pinggang Jani. Sedangkan Jani menahan tangannya di bagian dada agar handuknya tidak merosot. Ciuman itu semakin dalam, keduanya sesaat terlena oleh pertukaran saliva yang mereka lakukan. Jani sendiri larut dalam sentuhan lembut tangan sang suami di pinggang nya.

" Gilaa, ini mengapa rasanya begini. tubuhku sungguh terasa panas," batin Jani.

" Aku sungguh tidak bisa berhenti mencium bibir bocah ini. Tidak, tanganku mulai ingin menyentuh yang lainnya," batin Charles.

Dua insan yang masih nol dalam hubungan pria dan wanita itu sama-sama tengah berspekulasi sendiri dengan pikiran mereka.

Ciuman yang lumayan sedikit lebih lama dari pada ciuman pertama itu harus mereka hentikan saat adzan magrib berkumandang. Dua orang itu langsung kembali ke kamar masing-masing. Di dalam kamar, Jani duduk di depan cermin. Ia menyentuh bibirnya pelan. Mencoba mengingat kembali ciuman yang mereka lakukan tadi.

" Ya Allaah, apa aku benar mulai menyukai om-om itu. Mengapa aku sama sekali tidak protes saat dia mencium ku? Mengapa aku diam saja saat tangan besarnya itu mengelus tubuhku? oh sial, bahkan aku menginginkan lebih."

Jani menggelengkan kepalanya pelan, mengusir pikiran kotornya sendiri. Ia pun bergegas memakai bajunya dan mengambil air wudhu untuk bersiap menjalankan kewajiban 3 rakaat.

Di sisi lain Charles lagi-lagi merutuki dirinya sendiri. Bisa- bisanya ia mengatakan kepada Jani apakah dirinya salah jika menyentuhnya. Charles langsung menjambak rambutnya sendiri. Tampaknya dia sudah gila sekarang. Tapi sebenarnya tidak ada yang salah dari apa yang mereka lakukan. Ia dan Jani menikah secara sah agama dan negara. Bahkan dalam pernikahan adalah ibadah jika mereka melakukan hal-hal yang mesra.

" Haish, sudahlah. segera mandi Char, keburu habis waktu magrib."

***

Setelah selesai beribadah, kini Jani dan Charles makan malam bersama. Suasana canggung selalu terjadi ketika mereka selesai beradegan mesra.

Makan malam yang terjadi dengan keheningan itu akhirnya selesai. Jani mengingat bahwa ada yang harus disampaikan kepada sang suami.

" Om, akhir pekan ada acara komunitas kampus. kami mau mengadakan camping ceria dan penanaman pohon di puncak. Om ngizinin nggak?"

" Boleh kok, itu kan kamu sudah ikut komunitas maka kamu juga harus tanggung jawab untuk ikut kegiatan yang diadakan oleh komunitas tersebut."

Jani tersenyum, sudah mendapat izin dari sang suami maka ia tenang juga mengikuti kegiatan akhir pekan tersebut. Charles sendiri tidak ingin membatasi Jani dalam kegiatan mereka. Tanpa sadar keduanya mulai saling terbuka satu sama lain, bahkan yang awalnya tidak boleh mencampuri urusan masing-masing menjadi memberitahu urusan satu sama lain.

Ting tong

Jani yang sedang membereskan meja makan langsung menoleh kepada Charles. Dalam tatapan tersebut tersirat tanya siapa yang datang. Charles hanya menaikkan bahunya tanda ia tidak tahu. Pria itu kemudian berjalan mendekat ke arah pintu. Ia melihat melalui monitor.

" Jan, ayah sama bunda kemari."

" Apa?"

Bukannya ke pintu, Jani malah langsung berlari ke kamar mengambil ponsel dan mukenanya untuk dipindahkan ke kamar Charles. Charles tentu bingung dengann apa yang dilakukan Jani.

" Kok?"

" Takutnya mereka nginep, kayak mommy sama daddy kemarin."

Charles mengangguk paham. Charles membuka pintu dan senyum mengembang ditampilkan Aryo juga Sekar.

" Assalamualaikum menantu dan putri bunda."

Charles meraih tangan sekar dan Aryo bergantian dan mencium punggung tangan kedua mertuanya itu. Pelukan hangat diterima Charles dari Aryo.

Pun dengan Jani, pelukan hangat diterima Jani dari kedua orang tuanya. Mekipun baru kemarin dia bertemu bundanya tapi sungguh Jani merasa senang ayah dan bundanya itu berkunjung.

" Apa kami boleh menginap di sini?"

" Tentui yah, bund, dengan senang hati," jawab Charles dengan senyuman yang lebar.

" Tuh kan bener apa yang tadi aku bilang om," bisik Jani tepat ditelinga sang suami.

TBC

Awas jangan senyum-senyum sendiri. Guys tetep kasih dukungan ke karya ini. Jangan lupa tinggalkan jejak kalian oke hehehe. Oh iya mampir juga ke sebelah. Jangan lupa, tak tunggu lho yo.

1
Anonymous
Bonchap anak Rinjani
senja
darius dulu suka sama silvia kakak ipar jani sekarang dekat sama adij ipar 🤣
senja
drakula anak sialan
senja
cocok dua manusia ini mah😀
senja
keluarga sampah anak emak bapak ga ada yg bagus😀
Adriana Wiriadinata
👍👍👍👍
Anna Nurjati
terimakasih thor ceritanya... semangat thor! terus berkarya moga sukses!...
Verawati Khaira
Luar biasa
Anhy Salewa
ya ampun sella
Jolie
luar biasa
Anhy Salewa
mkn tuh barang mirahan yg sdh d obok" sean
Anhy Salewa
gpp km udh sah
kurnia rahayu
Luar biasa
Reza Imam
eaaa Riri wkwkwk
Idha Giatno
Luar biasa
Sulistyowati
Buruk
Rose 19
ya ampun ni orang bebal banget gak tau diri malah makin menjadi.
Rose 19
keluarga yang luaaaaar binasa semua yang buruk ada di keluarga permana.patut di kasih 🔪🔪🔪🔪
Reza Imam
uwuuu Caca nutckal
Reza Imam
apa gw salah yah tapi cerita author yg ini lucu lah😁😁
Damar Pawitra IG@anns_indri: ini emang lucu kok kak hahha. gak apa" sesuai aja mau dibawa arah kemana ...
tapi di sini emang sedikit konyol
selamat membaca
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!