NovelToon NovelToon
To Be Your Mistress

To Be Your Mistress

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Cinta Terlarang / Percintaan Konglomerat / Angst / Kehidupan alternatif / Romansa
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: moonwul

Ketika ketertarikan yang dihiasi kebencian meledak menjadi satu malam yang tak terlupakan, sang duke mengusulkan solusi kepada seorang gadis yang pastinya tidak akan direstui untuk ia jadikan istri itu, menjadi wanita simpanannya.

Tampan, dingin, dan cerdas dalam melakukan tugasnya sebagai penerus gelar Duke of Ainsworth juga grup perusahaan keluarganya, Simon Dominic-Ainsworth belum pernah bertemu dengan seorang wanita yang tidak mengaguminya–kecuali Olivia Poetri Aditomo.

Si cantik berambut coklat itu telah menjadi duri di sisinya sejak mereka bertemu, tetapi hanya dia yang dapat mengonsumsi pikirannya, yang tidak pernah dilakukan seorang wanita pun sebelumnya.

Jika Duke Simon membuat perasaannya salah diungkapkan menjadi sebuah obsesi dan hanya membuat Olivia menderita. Apakah pada akhirnya sang duke akan belajar cara mencinta atau sebelum datangnya saat itu, akankah Olivia melarikan diri darinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moonwul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24: Pada Akhirnya Kamu Tetap Datang

Genggaman Charlotte pada ponsel pintarnya mengencang. Sebuah berita yang tengah ramai dibicarakan bahkan ikut diliput oleh editor majalah di perusahaan keluarganya sampai padanya bersamaan dengan firasat yang sejelas tulisan-tulisan yang tertera di sana.

"Paul Song berhenti bermusik?" Charlotte membanting ponselnya ke lantai. "Tepat setelah dia menjadi kencan Olivia di pesta ulang tahunku? Kebetulan sekali."

Bangkit dari kursi bersantainya di balkon, udara segar dan hangat matahari pagi tidak membantu suasana hatinya menjadi lebih baik.

Kamarnya dan Simon berada tidak jauh, meski dari balkon luar seperti ini tidak terlihat karena desain mansion yang sarat dengan tiang-tiang raksasa menghalanginya.

Charlotte lantas memutuskan untuk berjalan keluar dari kamarnya. Dadanya naik turun dengan emosi yang dapat dengan cepat menumpuk dan meledak.

Menarik pintu kamarnya dengan kasar, langkah Charlotte pun terkesan terburu-buru tidak anggun seperti biasanya.

Mengambil langkah dengan jelas dan berani, ia sampai di depan ruangan yang menjadi tujuannya.

"Pagi, Ibu. Maafkan aku, tapi ada sebuah keinginan yang ingin kukatakan kepadamu. Bagaimana kalau merekrut Olivia menjadi pembuat roti di sini?"

Margareth yang duduk dengan tenang memakan sarapannya seorang diri di tengah-tengah meja hidangan untuk dua puluh orang itu pun menatap heran.

"Olivia? Putrinya Aditomo itu?" tanyanya.

Charlotte mengangguk. "Iya. Kalau kujadikan dia salah satu baker pribadiku, bagaimana menurut Ibu?"

Margareth tidak mengambil waktu lama untuk memberikan jawabannya. Ia menipiskan bibir sebelum memberikan senyum indahnya. "Tentu. Kenapa tidak?"

Sontak jawaban itu membuat senyum Charlotte mengembang. Ia berjalan semakin dekat pada Margareth dan membuka kedua lengannya lebar, sebuah ajakan untuk berpelukan.

Margareth terkekeh dengan tingkah manis itu dan ia memundurkan kursinya untuk memudahkan Charlotte memeluk tubuhnya yang masih terduduk di kursi. Wanita yang tidak lagi muda namun tetap cantik itu membalas pelukan calon menantunya itu dengan sama hangat dan eratnya.

"Kamu tidak perlu ragu dalam mengambil keputusan, Margareth. Kamu adalah duchess yang akan datang. Begitu kamu dan Simon menikah, kamu memiliki beberapa kuasa di urusan internal kadipaten terutama rumah tangga. Kamu akan menjadi Nyonya Ainsworth menggantikanku," jelas Margareth.

Sang duchess telah memberikan seluruh kasih sayang yang ia butuhkan, Charlotte mendapatkan pelipur lara dari firasat buruk yang ia yakini seratus persen benar.

Bukan kamu saja yang bisa mengambil tindakan berani. Aku pun akan bertindak, Simon.

♧♧♧

"Nyonya Margareth yang berkata langsung pada Ayah untuk menjemput kamu, loh. Tapi, kenapa ekspresi Anak Gadis Ayah ini terlihat tidak senang, ya?"

Di hadapan sang ayah, untuk pertama kalinya Olivia tidak bisa memutuskan dengan mudah untuk menampilkan wajah gembira dan senyuman yang tulus.

Olivia telah menelan semua kepahitan hidupnya sendiri dan dengan mudah menampilkan sisi bahagianya kepada sang ayah. Ia yang tinggal di sebuah hotel bintang satu yang jauh dari kata layak demi memotong pengeluaran sehingga ia bisa cepat mengumpulkan uang untuk menyewa tempat tinggal lain.

Hal itu dan semua tindakan semena-mena Simon, sungguh ayahnya tidak sedikit pun dapat menebak bahwa dirinya tengah tidak baik-baik saja.

"Bagaimana kalau aku menolaknya, Ayah?" tanya Olivia dan tidak terdengar bahwa gadis itu telah membaik suasana hatinya.

Aditomo menarik satu senyuman hangatnya dan menghembuskan napas pelan. "Tentu saja tidak apa. Kamu bisa menolaknya, biar nanti Ayah coba beri pengertian pada Nona Charlotte."

Olivia terperanjat kecil. "Nona Charlotte? Bukannya Nyonya Margareth yang menyuruh Ayah?"

Aditomo menggeleng pelan. "Nyonya Margareth yang memberitahu langsung kepada Ayah kalau Nona Charlotte ingin kamu datang ke mansion dan membuat beberapa kue terbaikmu."

Bak sebuah badai tornado yang siap menghancurkan dirinya, pikiran dan hati Olivia kembali bergemuruh dengan kerumitan yang semakin jadi antara dirinya, Simon, dan Charlotte.

Mengetahui bahwa ada sesuatu yang tengah direncanakan oleh Charlotte, sesuatu yang ia yakini bukan suatu hal yang baik.

Setelah menahan napas untuk beberapa kali dan berhasil mengeluarkannya dengan tenang, Olivia pun mengambil keputusannya.

"Tidak jadi, Ayah. Aku akan datang."

♧♧♧

Bahan-bahan yang sudah disiapkan dan tersusun rapi di dapur khusus pembuat roti, Olivia berdiri sendiri di ruangan luas yang dipenuhi aroma manis dan gurih itu.

Semua baker profesional yang ia kenal, yang merupakan pekerja asli di mansion ini tidak seorang pun dibolehkan membantu Olivia.

Charlotte sungguh tidak setengah-setengah dalam upayanya menyusahkan gadis itu.

Olivia mengambil napas yang panjang dan menghembuskannya perlahan. "Tidak apa. Setelah menyelesaikan ini, aku akan mengakhiri semua urusanku dengan Nona Charlotte."

Tidak sebentar waktu yang dibutuhkan Olivia dalam menyelesaikan tiga kue yang rumit baik dari segi rasa, tekstur, dan aromanya yang harus sempurna.

Waktu yang bergulir, matahari pun hampir sampai di ufuk barat untuk mengucapkan selamat malam.

"Tidak mungkin aku menghadap Nona Charlotte dengan pakaian penuh noda begini," ujarnya setelah menunduk dan melihat pakaiannya banyak bercak noda dari bahan-bahan kue.

"Mungkin ada baiknya aku meminjam pakaian Betty atau Rebecca." Olivia meletakkan semua kue buatannya ke troli makanan yang telah ia tata dengan sedemikian rupa.

Gadis itu menghela pelan. "Iya, sepertinya harus begitu."

Langkah kemudian pun gadis itu berjalan keluar dari area dapur untuk menemui kedua orang yang menurutnya dengan senang hati akan membantu.

Sebuah gaun dari kain katun berwarna krem dengan panjang selutut berhasil diterimanya dari Betty. Tentu saja wanita itu akan menjadi orang pertama yang siap membantunya terutama dalam hal seperti ini.

Setelah berganti pakaian dan merapikan rambut serta wajahnya, Olivia lantas mendorong troli itu menuju ruangan berkumpul sesuai instruksi Charlotte.

Staf yang menjaga pintu raksasa menuju ruangan yang tidak bisa dimasuki oleh sembarang orang pun mengangguk kecil ketika melihatnya.

Selanjutnya pria itu bersuara cukup kencang untuk mengabarkan kedatangan Olivia. Cukup terkejut dengan tradisi klasik yang sebelumnya hanya ia lihat di film, Olivia mencoba kembali menguasai diri dan berjalan memasuki ruangan.

Mental dan hati yang telah ia siapkan dengan sangat matang. Olivia menduga ia akan bisa berhadapan dengan situasi ini.

Namun, saat langkah kakinya memasuki ruangan luas lainnya di mansion ini, duduklah di sofa nyaman yang ada di dalamnya, bukan hanya Charlotte melainkan bersama Simon.

"Wah, hai, Olivia! Pada akhirnya kamu tetap datang rupanya," sambut Charlotte seraya tersenyum lebar.

Simon di lain sisi. Pria itu yang duduk berseberangan di depan Charlotte hanya diam dengan tenangnya seraya menyeruput secangkir kopi.

Olivia merasakan kakinya menolak untuk melangkah. Pandangannya secara otomatis bergerak dari Charlotte menuju Simon.

Dua orang ini, Olivia menyeringai samar, ia sungguh mengasihani diri mereka yang hidupnya terlalu sempurna hingga harus mengganggu hidup orang lain demi membuang rasa kebosanan.

Membuang helaan yang cukup panjang. Sungguh sebuah tindakan yang mampu mencuri perhatian dengan seketika.

Olivia menatap bergantian kepada kedua orang yang bervisual luar biasa namun hatinya sungguh dipertanyakan. Ia dengan suara pelan mencoba membuat mereka paham akan hidup yang tidak akan ia biarkan diacak-acak dengan mudah oleh siapa pun.

"Yang Mulia Duke dan Duchess yang terhormat. Maafkan saya yang bukan siapa-siapa ini, tapi saya tetap akan mengatakannya, bahwa sekalipun itu Anda berdua, kalian tidak dapat mengusik hidup saya jika saya tidak mengizinkannya."

...♧♧♧...

^^^*** the picture belongs to the rightful owner, I do not own it except for the editing.^^^

1
agnesia brigerton
Jadi duke nih lagi nunggu sampe Olivia lebih dewasa aja?? Setidaknya dia gak pedofil deh :)
agnesia brigerton
Gilakkkkk
agnesia brigerton
Udah manggil ayah mertua ajaa
agnesia brigerton
Aku padamu Olivia 😭😭😭
agnesia brigerton
😭😭😭
agnesia brigerton
Duh pulang kampung nih??😥
agnesia brigerton
Hubungan mereka kerasa sensual banget tapi menegangkan juga duh panas dingin jadinya 🙃
agnesia brigerton
Iya iya pergi aja dari duke obses ituu
agnesia brigerton
Gue tereak terus woiii
agnesia brigerton
What?????? Merk gaunnya terus lagu yang diputar????
agnesia brigerton
Tunangan asli kayak nyadar deh
agnesia brigerton
Benedict selama kerja sama duke gak kepikiran buat resign kah??
agnesia brigerton
Oke... oke... si duke obses nih parah
agnesia brigerton
Kamu kuat bangettt
agnesia brigerton
S-SIAP YANG MULIA!!
agnesia brigerton
UPSS 🤭🤭
agnesia brigerton
Lo kayaknya masih bingung deh sama perasaan sendiri 🙃🙃
agnesia brigerton
AAAA 😚😚😚
agnesia brigerton
Apa? Mau ngapain emangnya🤭
agnesia brigerton
AAAA GUE DUGUN DUGUN
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!