Terjebak dalam pilihan, hal itu yang dirasakan Raisa saat berusaha menyelesaikan masalah keuangan di keluarganya.
Keputusannya untuk mengikuti saran mucikari, malah mempertemukan Raisa dengan sang hot duda, Diego.
Akankah Raisa berhasil mendapatkan keuntungan dan melepaskan dirinya dari pesona hot duda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rya Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertanggung Jawab.
Pagi pun telah tiba, sinar mentari yang begitu cerah ditemani dengan kicauan burung yang terdengar sangat merdu, menemani indahnya suasana di pagi hari.
Raisa yang di saat itu baru saja tersadar dari mimpinya, mengerjap-mengerjapkan mata dan merasakan ada sesuatu yang berat menindih perutnya. Tubuhnya juga terasa sangat lelah, serta merasakan sesuatu yang perih di bawah sana. Lalu ia pun membuka matanya lebar-lebar dan melihat ke arah sampingnya.
"Akh ... !"
Raisa berteriak karena merasa sangat terkejut melihat keberadaan Diego yang berada di sampingnya dan pria itu jugalah yang memeluk tubuhnya itu. Segera saja ia menjauhi Diego serta menutupi tubuhnya itu dengan selimut.
"Akh .... !"
Raisa kembali berteriak saat melihat sesuatu yang tampak tegang pada diri Diego dan membuat Raisa refleks menutup kedua matanya itu.
Tentu saja teriakan Raisa membuat Diego terbangun dari tidurnya dan juga ikut merasa terkejut melihat gagang sapunya yang ia yakin sudah menakuti Raisa. Sehingga ia pun menggunakan seprai untuk menutupinya.
"Raisa, hei. Kenapa kau berteriak seperti itu?" Tanya Diego.
"Tuan Diego apa yang kau lakukan terhadapku? Kenapa kita bisa berdua di sini dan kenapa kita dalam keadaan seperti ini, apa yang sebenarnya terjadi Tuan? Jawab!" Tanya Raisa yang terlihat sangat emosi.
"Oke, tenang Raisa. Sekarang buka matamu, aku juga sudah menutup tubuhku," kata Diego, sehingga Raisa pun perlahan membuka matanya tersebut lalu menatap ke arah Diego.
"Sekarang katakan padaku, apa yang sebenarnya terjadi.Kenapa aku bisa seperti ini dan kau-" Raisa tak sanggup untuk melanjutkan ucapannya tersebut. Ia meneteskan air matanya karena sudah sangat yakin dengan apa yang terjadi.
"Apa kau benar-benar tidak mengingatnya tadi malam saat di pesta Tuan Sastro, apa yang terjadi sampai kita bisa seperti ini?" Tanya Diego.
Raisa terdiam dan tampak berpikir, mencoba mengingat-ingat di mana saat itu ia baru saja meminum jus jeruk yang diberikan oleh seorang pelayan, lalu tiba-tiba ia merasakan tubuhnya sangat panas dan pergi ke toilet. Terakhir Raisa hanya mengingat bagaimana ia diselamatkan oleh Diego. Lalu ia mencoba untuk mengingat apa yang terjadi selanjutnya bagaimana mereka melakukan hal-hal yang tidak seharusnya terjadi.
"Tidak, ini tidak mungkin. Bagaimana mungkin aku melakukan hal ini, aku benar-benar bodoh," ucap Raisa yang memukul-mukul kepalanya sendiri diiringi air matanya yang terus mengalir tanpa henti.
Raisa terlihat sangat terpukul, ia sendiri tak percaya jika tadi malam itu adalah dirinya yang tanpa malu meminta Diego untuk melayaninya serta melakukan hal-hal di luar nalarnya, membuatnya saat itu menundukkan wajahnya karena merasa sangat malu terhadap Diego.
Melihat keadaan Raisa saat ini membuat Diego juga merasa sangat bersalah dan menyesali perbuatannya itu. Seandainya saja ia dapat menahannya tadi malam, sudah pasti semua tidak akan terjadi. Tetapi sekarang mau diapakan lagi, menyesal pun tak ada gunanya. Nasi telah menjadi bubur dan tidak akan mungkin pernah berubah menjadi nasi kembali.
"Raisa, aku benar-benar minta maaf. Tapi ini semua juga terjadi di luar kendaliku Raisa. Aku tidak tahu bagaimana cara menghindarimu karena tadi malam kau sendiri yang-"
"Cukup Tuan Diego, jangan diteruskan lagi. Aku sudah mengingat semuanya dan ini semua kesalahanku juga. Masa depanku sudah hancur Tuan," ucap Raisa yang menyela ucapan Diego begitu saja.
"Aku benar-benar minta maaf Raisa. Tetapi kau tidak perlu khawatir, aku akan bertanggung jawab," ucap Diego sehingga membuat Raisa pun kini kembali menatapnya.
"Tanggung jawab? Maksudmu apa Tuan?" Tanya Raisa tak mengerti.
"Tentu saja aku akan menikahimu Raisa," sahut Diego.
"Jangan bermain-main Tuan, apa kau pikir pernikahan adalah sebuah lelucon," tukas Raisa.
"Aku tidak bermain-main Raisa. Karena sebenarnya aku mempunyai perasaan terhadapmu, aku mencintaimu," ungkap Diego yang membuat Raisa tercengang, seakan tak mempercayai ucapan duda tersebut.
"Raisa, aku tahu mungkin ini bukan waktu yang tepat tapi sebenarnya setelah acara tadi malam aku ingin mengungkapkan perasaan ini. Hanya saja aku tidak tahu jika semua ini akan terjadi, ini semua benar-benar di luar rencana. Kau harus tahu Raisa jika aku benar-benar mencintaimu, jadi aku tidak akan lari dari tanggung jawab. Tetapi meskipun seperti itu, aku sama sekali tidak ada niat untuk memanfaatkan keadaan di saat tadi malam kau terpengaruh oleh obat, aku hanya ingin membantumu. Bagaimanapun juga aku hanyalah seorang lelaki normal yang tentu saja tidak bisa menahannya terus-menerus, itu semua di batas kendaliku," ucap Diego berterus terang.
"Maksudmu aku dalam pengaruh obat apa?" Tanya Raisa kebingungan.
"Sebelumnya aku mau bertanya, apa saja yang kau konsumsi tadi malam saat berada di pesta?" Tanya Diego.
"Aku meminum jus jeruk dan juga memakan 2 potong kue," jawab Raisa yang sangat mengingat hanya itulah yang ia konsumsi di sana.
"Apa kau tidak merasa ada yang aneh dengan minuman atau kue itu?" Tanya Diego.
"Tidak ada yang aneh dengan kuenya, tetapi setelah meminum jus jeruk yang diberikan oleh seorang pelayan tiba-tiba aku merasa gerah dan aku merasakan sesuatu di dalam tubuhku yang sama sekali tidak pernah aku rasakan sebelumnya," terang Raisa.
"Pelayan? Siapa pelayan itu, apa kau mengingatnya?" Tanya Diego.
"Yang aku ingat dia hanya seorang pria, tetapi aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena dia menggunakan masker dan juga topi. Pria itu juga terlihat menunduk saat memberikanku minuman itu, seakan sengaja supaya aku tidak bisa melihat wajahnya," jelas Raisa.
"Brengsek, tidak salah lagi memang ada orang yang sengaja ingin menjebak Raisa tadi malam dan aku yakin itu pasti orang yang sama dengan pria yang hendak membawa Raisa kabur sebelum aku datang. Siapa dia sebenarnya dan apa maksudnya?" Umpat Diego di dalam hatinya dan terlihat sangat murka.
"Tuan, ada apa? Apa kau tahu sesuatu?" Tanya Raisa.
"Raisa, kau tenang saja ya, aku pasti akan mencari tahu tentang ini. Tapi sekarang kau harus percaya padaku, aku akan bertanggung jawab, aku tidak akan meninggalkanmu setelah apa yang aku lakukan. Aku akan menikahimu asalkan kau juga setuju," ucap Diego lalu mendekati Raisa.
Raisa hanya diam saja, ia tidak tahu harus menjawab apa saat ini. Harus senang atau sedih, yang jelas ia masih tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi di dalam dirinya.
"Raisa, kenapa kau diam saja? Apa kau tidak ingin aku nikahi, apa kau sama sekali tak memiliki perasaan yang sama untukku?" Tanya Diego ingin memastikannya.
"Sebenarnya aku juga memiliki perasaan itu Tuan, tapi aku hanya takut," ucap Raisa.
"Apa yang kau takutkan?" Tanya Diego tak mengerti.
"Aku hanyalah seorang wanita biasa, aku hanya pengasuh Anakmu Tuan. Sedangkan kau adalah orang berada, kau memiliki segalanya, sangat berbeda jauh denganku," ucap Raisa.
"Justru aku sebenarnya takut Raisa, aku hanyalah seorang duda yang sudah berumur, sedangkan kau seorang gadis yang masih bisa menentukan masa depanmu. Kau masih bisa memilih pria muda yang umurnya tidak terlalu jauh denganmu. Untuk itu aku selalu menunda untuk mengungkapkan perasaan ini, memastikannya lagi apa aku pantas untukmu. Tapi sekarang aku benar-benar yakin bahwa aku sangat mencintaimu dan aku akan bertanggung jawab dengan apa yang sudah aku lakukan. Kau tidak perlu merasa takut atau berpikir yang bukan-bukan, mungkin caranya memang salah tapi mungkin ini adalah jalan untuk kita bersama. Aku mencintaimu Raisa," ucap Digo yang mengungkapkan perasaannya itu kembali.
"Aku juga mencintaimu," ucap Raisa pula.
Lalu keduanya pun tersenyum dan saling berpelukan erat.
Bersambung ...