Mendapatkan batu roh ungu dan bertemu dengan seorang Dewi. Wan Tian yang tidak memiliki akar spiritual pun menjalani pelatihan keras dari Yang Yue, Dewi Alkemis dari batu roh ungu.
Menjadi kuat bukanlah masalah, ketika menghadapi kejamnya dunia. Bukankah ada guru seorang Dewi membantunya? Ketika mendapatkan kekuatan dan mengalahkan musuh kuat, para wanita cantik di dunia juga datang sendiri memperebutkannya.
Menjadi kultivator maupun alkemis hebat, semua dilaluinya dengan kerja keras. Jalan menuju abadi dan menjadi dewa, menginjak orang jahat, melindungi jalan kebenaran.
Tingkatan Ranah Kultivasi Manusia : Manusia Pejuang, Manusia Sakti, Manusia Luar Biasa, Tubuh Emas, Tubuh Berlian, Manusia Suci dan Manusia Tertinggi.
Tingkatan Ranah Kultivasi Abadi/Immortal : Darah Abadi, Janin Abadi, Tulang Abadi, Tubuh Abadi, Jiwa Abadi dan Setengah Dewa.
Tingkatan Ranah Kultivasi Dewa : Kelahiran Dewa, Dewa Abadi, Dewa Suci, Dewa Agung dan Dewa Tertinggi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanto Trisno 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali Ke Desa
Dentuman keras terdengar dari tempat yang jauh dan tinggi. Tanda ada pertarungan antara orang-orang kuat. Fenomena alam pun terjadi karena pertarungan besar-besaran itu.
Wan Tian yang menyadari tempat itu adalah desa Yanshi, bergegas berlari agar cepat sampai. Bahkan tidak ada lagi penghalang yang membuat orang-orang di dalamnya terlindung.
"Formasi yang melindungi desa Yanshi dari dunia luar telah hancur. Ini berarti salah satu titik formasi telah hancur. Bahkan ini sangat berbahaya karena desa itu memiliki inti api yang sangat kuat."
"Berati, desa Yanshi sudah tidak ada perlindungan lagi? Apakah ada yang menyerang desa? Aku harus pergi ke sana secepatnya!" Wan Tian semakin cepat segera mencapai desanya.
Meskipun perlakuan orang-orang desa tidak menghargai dan terus menghinanya, ia tidak akan menyimpan dendam. Karena dibandingkan dengan dunia luar, orang yang tidak memiliki akar spiritual, hanya akan menjadi budak.
Masih beruntung Wan Tian berada di desa Yanshi sebelumnya. Meski diperlakukan hampir sama seperti budak. Namun itu membuatnya bertemu dengan Yang Yue dan memiliki kesempatan bagus untuk menjadi lebih kuat.
Yang lalu biarlah berlalu, yang menjadi momok adalah dirinya yang tidak mampu di masa lalu. Hari ini, ia akan menunjukan arti hadirnya dirinya. Dua tahun lalu, Wan Tian adalah seorang yang tidak berguna dan menjadi aib bagi keluarga Wan. Sehingga tidak bisa menyalahkan siapapun untuk itu. Wan Tian yang sekarang adalah seorang pendekar pedang yang dilatih oleh Dewi Alkemis.
"Tidak! Ampuni kami. Kami tidak tahu di mana benda itu berada. Kami hanya orang desa yang tidak tahu apapun." Seorang pria dengan lumuran darah dan sudah mengalami penyiksaan yang tragis.
"Omong kosong! Desa kalian menyimpan harta itu di desa ini. Jangan harap kami akan berbelas kasih. Serahkan barangnya!" Dengan sombongnya, pria itu mengarahkan pedang pada orang lemah itu.
"Kami benar-benar tidak tahu. Apa kami pernah melakukan kesalahan sebelumnya? Mengapa kalian terus membantai warga desa kami? Kami tidak pernah menyinggung siapapun."
"Kalian memang tidak pernah menyinggung siapapun. Tapi kalian telah menyimpan harta itu! Kalian harus menyerahkan benda itu. Kalau tidak, nyawa kalian akan menjadi taruhannya. Hari ini, bunuh satu ini."
Sudah satu bulan berlalu dan setiap harinya satu orang akan dibunuh. Mereka sudah kehilangan lebih dari tiga puluh orang. Namun benda yang mereka cari-cari tidak kunjung ketemu. Orang-orang desa yang tidak tahu apa-apa, hanya bisa mati penasaran.
Wan Tian telah berlari dan tiba tepat sebelum orang di desanya mati. Ia menghentikan pedang yang hampir memotong leher warga desa yang tidak bisa apapun.
Hari ini, banyak warga desa yang menjadi saksi bagaimana Wan Tian menahan serangan dari seorang Manusia Sakti Lanjutan. Orang-orang desa juga mungkin ada yang bisa menahannya. Tapi jelas di belakang para perampok itu masih ada orang yang lebih hebat.
"Siapa pemuda itu? Ah, apakah dia Wan Tian? Bukankah dia hilang dua tahun lalu? Mengapa dia ada di sini?" Wanita paruh baya yang baru menyadarinya adalah tetangga Wan Tian.
Orang-orang itu pun menyadari kepulangan Wan Tian yang dikabarkan telah mati. Namun tidak disangka ia kembali setelah hilang selama dua tahun. Yang paling kaget adalah Wan Ren Wu. Wanita yang telah membuang Wan Tian saat sedang sekarat.
'Tidak mungkin. Aku telah membuangnya di hutan. Seharusnya dia sudah dimakan binatang buas. Tidak. Aku tidak bisa membiarkan suamiku tahu. Saat bocah tidak berguna itu ku buang, pria bodoh itu selalu memprovokasiku.'
Wan Ren Wu adalah bibi dari Wan Tian setelah menikahi suaminya, Wan Shun. Tidak menduga, setelah membawa Wan Tian ke hutan, malah diinterogasi oleh suaminya terkait hilangnya keponakannya itu. Setiap harinya pria itu juga terus memprovokasi wanita itu karena hilangnya Wan Tian, kemungkinan adalah karena Wan Ren Wu.
"Dia! Dia yang membawa benda itu. Benar, dia yang telah membawa benda itu keluar dari desa ini dua tahun yang lalu!" Wan Ren Wu tidak tahu harus apa sehingga memprovokasi Wan Tian agar menjadi korban mereka.
"Apa? Apa yang kamu katakan? Bahkan aku tidak tahu benda apa yang dimaksud. Wan Ren Wu, apa yang kamu katakan?" Wan Shun terlihat marah dan tidak percaya pada istrinya. Namun ia juga tidak berani berbicara pada orang-orang itu.
"Apa? Apa yang kamu katakan itu benar? Hey, bocah! Serahkan benda itu sekarang. Aku pastikan setelah menyerahkannya pada kami, mati tanpa siksaan."
"Apa yang kau katakan? Aku bahkan tidak tahu benda seperti apa yang kalian cari. Kalau begitu, Bibi! Apa kamu tahu benda seperti apa itu?"
Wan Ren Wu bingung mau bicara apa. Karena ia juga tidak tahu apapun tentang benda yang dicari. Bahkan mereka tidak mengatakan apapun, barang yang dicari.
"Kau telah membuangku di hutan dua tahun lalu. Apa kamu ingat? Dan saat itu aku sedang sekarat dan melihatmu saat itu, kamu meninggalkan aku di hutan yang penuh binatang buas. Aku belum pernah memperhitungkan semuanya."
"Apa? Kamu telah membuangnya di hutan? Apa yang terjadi dua tahun lalu, benar-benar kamu?" Wan Shun tidak menduga, istrinya sendiri adalah dalang dibalik hilangnya Wan Tian.
Jika saja Wan Tian masih ada di desa, ia tidak akan bekerja keras setiap hari dan memanfaatkan keponakannya untuk bekerja setiap hari. Bahkan ia juga tidak yakin, Wan Tian membawa benda yang bahkan tidak diketahui asal-usulnya.
"Kalian jangan main-main denganku! Di mana benda itu berada? Kalian telah berurusan dengan Huo Sheng (Sekte Api). Jangan harap kami mengampuni kalian!"
"Sekte api? Kami tidak tahu sekte api dan tidak tahu mengapa kalian ada di sini. Ini pasti ulah Wan Tian! Iya, dia pasti yang membawa mereka ke sini."
Wan Ren Wu masih saja memojokan Wan Tian dan terus membuat masalah untuknya. Karena hilang selama dua tahun, maka kambing hitamkan saja Wan Tian. Karena dirinya tidak ingin mati di tangan para perampok itu.
"Sialan!" Wan Shun menampar istrinya. Ia tidak bisa mempercayai istrinya yang terus-terusan memojokan keponakannya. Meskipun Wan Tian hanya orang yang tidak memiliki akar spiritual, ia lebih berguna dari istrinya yang hanya menjadi beban hidupnya.
"Apa yang kamu lakukan? Kamu bahkan membela keponakanmu yang tidak berguna itu? Hah, aku menyesal menikah denganmu. Jika tidak ada kamu, mungkin aku sudah menikah dengan pria kaya. Tidak seperti keluarga Wan yang tidak punya apa-apa lagi."
Orang-orang dari sekte api berhenti untuk membunuh. Menyaksikan pertengkaran sepasang suami-istri adalah hal yang bagus. Lebih bagus daripada menonton opera. Bahkan itu adalah sebuah opera yang nyata.
"Hehehe, kita lihat tontonan ini sebentar lagi. Urusan membunuh bisa diatur setelah opera ini selesai, hihihi."
"Hahaha! Saudaraku, kau benar sekali. Urusan barang yang kita cari, masih ada waktu sebelum semuanya mati. Kurasa pertunjukan gratis ini sangat menghibur."
***