"Kamu jangan khawatir, Archiena. Saya yang akan menikahi kamu." ~ Kaivan Arsangga Diando.
***
Tepat di hari pernikahannya, Archiena harus menelan pil pahit. Kekasih, atau calon suaminya terbukti selingkuh dengan adik kandungnya sendiri selama bertahun-tahun.
Perasaan Archiena dihancurkan oleh dua orang yang paling ia percaya dalam hidupnya, meski begitu tak ragu sama sekali baginya untuk membatalkan pernikahan.
Namun karena nama baik keluarganya dipertaruhkan disini, terpaksa Archiena pun menikahi om dari kekasihnya yang juga berkorban untuk keluarganya.
Lantas bagaimana kehidupan Archiena dan Kaivan, akankah keterpaksaan itu berubah menjadi kebahagiaan atau malah penderitaan?
Update setiap hari ‼️
Follow Instagram : Alfianaaa05_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan dengan seseorang
Setelah kemarin Archie dan Kaivan jalan-jalan bahkan membeli baju, hari ini adalah hari yang sibuk untuk mereka berdua.
Keduanya bangun pagi-pagi sekali untuk mengecek keadaan kantor cabang yang belum satu tahun dibangun oleh Kaivan.
Sebagai sekretaris, Archie tentu saja turut ikut kemanapun sang direktur pergi. Ingat kan, jika di kantor Kaivan adalah atasan Archie.
Apa yang pertama kali Kaivan cek, tentu saja arus keuangan perusahaan. Kaivan sangat sensitif dengan uang, ia tidak mau ada yang namanya korupsi di kantornya.
"Digunakan untuk apa dana kas sebesar ini?" Tanya Kaivan pada manajer keuangan.
Tampak tertulis nominal 100 juta yang digunakan untuk transaksi pribadi dari si manajer keuangan.
"Maafkan saya, Pak. Saya menggunakan kas perusahaan untuk pengobatan Istri saya, dia sakit." Jawab pria itu dengan gugup dan gemetar.
Kaivan menghela nafas, ia menatap Archie yang juga ada di sana dan mendengarkan.
"Minta seseorang memeriksa kondisi istrinya, jika memang sakitnya parah maka pihak perusahaan akan menanggung pengobatannya, tapi jika tidak …." Kaivan menggantung ucapannya lalu menatap pria yang sudah gemetaran setengah mati.
"Saya akan menyelidiki ini lebih lanjut. Jika terbukti anda korupsi, saya tak akan ragu melaporkan ini ke polisi." Tambah Kaivan lalu bangkit dari duduknya.
Si manajer keuangan dan beberapa anggota divisinya bangkit, termasuk Archie juga. Pria itu melangkah keluar dari ruangan dan buru-buru Archie menyusulnya.
Archie berjalan di belakang Kaivan dan mengekor sampai ke ruangan yang disiapkan untuk Kaivan setiap kali dia berkunjung.
"Mau saya pesankan kopi, Pak?" Tanya Archie menawarkan.
Kaivan yang sedang memijat pelipisnya lantas menoleh, menatap sekretaris sekaligus istrinya itu.
"Tidak, saya mau kopi buatan kamu seperti biasanya." Jawab Kaivan.
Archie tersenyum sopan. "Baik, Pak. Sebentar ya." Archie pun keluar dari ruangan tersebut dan celingak-celinguk di luar.
Archie mendekati seorang OB yang ada di sana. "permisi, boleh saya tahu dimana pantry nya?" Tanya Archie sopan.
"Tentu, Bu. Mari saya antar," ob itu mempersilahkan Archie dan mengantar gadis itu sampai ke pantry kantor.
Sampai di sana ternyata cukup ramai, ada beberapa karyawan yang sedang membuat kopi atau sekadar menghangatkan makanan.
Archie melirik jam di pergelangan tangannya. Ini masih jauh dari jam makan siang, tapi sudah banyak yang siap-siap untuk makan.
"Anda sekretaris pak Kaivan ya?" Seseorang bertanya sambil memperhatikan Archie dari ujung rambut sampai ujung kakinya.
Archie balas tersenyum. "Iya, Archiena." Jawab Archie ramah.
"Kok bisa jadi sekretaris pak Kaivan, jurusnya apa Bu? Setahu kami, dia sangat menolak pekerja wanita jika posisinya harus dekat dengannya." Yang lainnya bertanya.
Sebuah pertanyaan yang menjurus ke hal-hal negatif, sesuatu yang mereka pikir Archie lakukan demi bisa menjadi seorang sekretaris.
"Tidak ada jurus apapun, kemampuan sangat dijunjung tinggi oleh perusahaan pak Kaivan." Jawab Archie dengan tenang.
Salah satu dari mereka tiba-tiba mendekat dan berbisik di telinga Archie.
"Tapi sesekali pasti ada sentuhan kan, Bu?" Tanya wanita itu dengan tatapan merendahkan.
"Kami dengar pak Kaivan suka bergonta-ganti pasangan." Lanjut wanita itu.
"Sentuhan? Oh ada, biasanya saya akan menyentuh pak Kaivan dengan kemampuan yang saya punya." Jawab Archie manggut-manggut.
Archie selesai membuat kopi. "Mau tahu?" Tanya Archie.
Ketiga wanita itu mengangguk dengan rasa penasaran, mereka yang mendambakan sang Presdir menjadi penasaran tentang pria itu.
"Sentuhannya itu dengan bersikap sopan santun." Ucap Archie lalu pergi dari pantry dengan rasa kesal.
Andai saja dia punya kuasa untuk menyebut dirinya sebagai istri Kaivan, maka dia pasti sudah melakukannya.
Namun ada kalimat yang ia tidak tanggapi, padahal cukup mengganggu pikirannya. Kalimat dimana wanita tadi menyebut jika Kaivan suka bergonta-ganti pasangan.
"Apa benar begitu? Pak Kaivan suka gonta-ganti pasangan?" Tanya Archie seorang diri.
"Ah nggak mungkin sih, sekelas pak Kaivan yang dingin begitu suka ganti pasangan." Jawab Archie seorang diri.
Tanya sendiri, dijawab sendiri. Itulah kebiasaan seorang Archiena Kinan Xeviola.
***
Malam harinya, setelah dari kantor cabang. Archie dan Kaivan datang ke sebuah pertemuan besar dimana banyak pengusaha-pengusaha hebat yang datang.
Kaivan dan Archie datang bukan sebagai atasan dan bawahan, melainkan pasangan suami istri.
Penampilan keduanya yang begitu serasi berhasil mengundang decak kagum dari para tamu yang hadir di sana.
"Mas, semua orang kok lihat kita?" Tanya Archie berbisik.
"Karena saya tampan." Jawab Kaivan dengan percaya diri.
Archie manggut-manggut, ia percaya saya karena Kaivan memang sangat tampan malam ini.
Setelan jas berwarna hitam dengan kemeja putih tanpa dasi membuat penampilannya benar-benar tampan. Walaupun sudah biasa memakainya, namun terlihat berbeda saja malam ini.
Sementara Archie, ia memakai dress panjang berwarna hitam dengan model lengan sebahu. Dress yang membentuk tubuhnya dan belahan panjang sampai batas pahanya.
Awalnya Kaivan tidak mau Archie memakai baju itu, namun sudah tidak ada gaun lagi karena mereka hanya bawa satu gaun.
"Jangan lepas tangan saya, gaun kamu bisa bikin mata keranjang jelalatan." Bisik Kaivan dengan lembut.
Archie semakin mengeratkan pegangan di tangan suaminya. Ia pasrah ketika Kaivan mengajaknya bertemu dengan kolega bisnisnya.
"Wah, pak Kaivan. Siapa yang anda bawa ini?" Tanya seorang pria yang Archie tebak umurnya sama dengan papanya.
"Dia Archie, istri saya." Jawab Kaivan memperkenalkan Archie.
Archie tersenyum, namun tidak ada kalimat apapun yang keluar darinya. Pandangannya jatuh pada salah satu pria yang Kaivan temui saat ini.
"Pak Kaivan, jadi dia istri anda?" Pria lainnya bertanya, usianya lebih muda dari Kaivan.
"Iya." Jawab Kaivan singkat, tangannya beralih merengkuh pinggang ramping istrinya.
Pria yang barusan bertanya lantas mendekat, lalu mengulurkan tangannya pada Archie.
"Hai, Archie. Apa kabar?" Tanya pria itu dengan penuh senyuman.
Kening Kaivan mengkerut mendengar ucapan rekan bisnisnya itu. Pertanyaan yang menunjukkan bahwa mereka saling mengenal.
"Kamu kenal sama pak Ryan ini?" Tanya Kaivan pada istrinya.
Archie menatap sang suami lalu menganggukkan kepalanya. Demi Tuhan, Archie tak menyangka dia akan bertemu pria itu disini.
"Iya, Mas. Dia adalah kakak kelasku di SMA." Jawab Archie dengan gugup.
Kaivan menyipitkan matanya, namun sesaat kemudian ia pun manggut-manggut mendengar jawaban sang istri.
"Aku tidak menyangka jika kamu sudah menikah Archie, dan setahuku kekasih kamu dulu bukan pak Kaivan." Ucap Ryan dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Jodoh tidak ada yang tahu." Sahut Archie tersenyum tipis.
Kaivan pun mengajak Archie untuk menemui rekan bisnis yang lain. Ketika keduanya pergi, Ryan tak mengalihkan pandangannya dari Archie sama sekali.
"Aku tidak menyangka kita akan bertemu disini, Archie." Gumam pria itu dengan senyuman tipis.
SIAPA TUH????
Bersambung......................................