Memiliki julukan sebagai anak pembawa sial, tak membuat gadis bernama Chessy larut dalam kesedihannya. Ya, anak pembawa sial adalah julukannya sejak dia di lahirkan, karena kelahirannya yang berbarengan dengan kematian kedua orang tuanya.
Kehidupan yang begitu menderita membuatnya tak lantas putus asa, dia selalu meyakinin bahwa akan ada pelangi setelah hujan, akan ada kebahagiaan setelah penderitaan, dan inilah yang selalu di rindukan Cheesy, Merindukan Pelangi saat hujan.
Dapatkah Cheesy menemukan kebahagiaannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma Banilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masa depan aku itu kamu
...Assalamualaikum." Ucap Cheesy yang baru saja masuk ke ruang tamu....
...Kenzie segera berdiri saat melihat Cheesy, Cheesy pun terkejut saat melihat Kenzie. Keduanya saling pandang. Hingga membuat para orang tua disana merasa heran....
...***...
"Kamu." Ucap Kenzie dan Cheesy bersamaan sembari saling menunjuk.
"Kalian sudah saling kenal?" Tanya Langit.
"Iya Pah, dia teman satu kelas di sekolah."
"Oh jadi gadis yang kamu ceritain tadi itu Cheesy." Ucap Ranti sontak Cheesy menatap penuh intimidasi pada Kenzie, meminta penjelasan apa saja yang sudah di ceritakan pada orang tuanya.
"Mamah, jangan ngomong gitu dong, aku kan jadi malu sama Cheesy." Bisik Kenzie tersipu malu pada Cheesy dan kakeknya.
"Oke oke, maaf ya." Balas Ranti yang juga berbisik namun tak bisa menahan senyumnya.
"Nak Cheesy apa kabar sayang?" Tanya Langit memeluk anak dari sahabatnya.
"Alhamdulillah Baik Om." Jawab Cheesy.
"Om siapa ya?" Tanyanya kemudian melepas pelukan Langit dan menatapnya mencoba mengingat laki-laki di hadapannya, Cheesy tidak mengingat sahabat Ayahnya ini.
"Cheesy lupa ya sama Om, Om Sahabat Ayah kamu sayang, Om Langit." Jawab Langit
"Oh ya Cheesy ingat, Om yang dulu menolong Cheesy waktu kecelakaan itu kan?" Ucap Cheesy yang mulai mengingat Langit.
"Iya cantik." Sahut Langit mengusap pipi Cheesy.
"Om juga Papahnya Kenzie ya?" Tanya Cheesy sembari menatap Kenzie.
"Iya sayang, Om Papahnya Kenzie." Jawab Langit.
"Cheesy juga lupa sama Tante ya?" Tanya Ranti menatap Cheesy.
"Kalau sama Tante aku ingat, Tante kan yang terus meluk Cheesy waktu kecelakaan itu." Jawab Cheesy yang memang masih mengingat wajah Ranti.
"Wahhh jadi Cheesy inget nya cuma sama Tante doang nih, Om yang ganteng ini di lupain."
"Papah apaan sih, narsis banget." Gerutu Kenzie pelan.
"Maaf Om, Cheesy bener bener lupa, tapi sekarang Cheesy sudah inget kok."
"Sini sayang duduk." Ucap Ranti menepuk kursi di sebelahnya meminta Cheesy untuk duduk di sana.
"Kamu apa kabar sayang?" Tanya Ranti yang terus tersenyum.
Ranti merasa bahagia karena menatap Cheesy yang semakin mirip dengan Dita, Ranti seperti sedang berbicara dengan Dita.
"Kamu sangat mirip dengan Mamah kamu Sy, Cantik." Ucap Ranti dengan mata berkaca-kaca karena mengingat mendiang sahabatnya.
"Tante bisa saja." Ucap Cheesy yang tersipu malu.
"Oh ya, Om kesini mau menanyakan tentang sekolah Cheesy, Cheesy satu kelas dengan Kenzie berarti Cheesy sudah mau lulus SMA kan?" Tanya Langit.
"Iya Om, Cheesy sebentar lagi lulus SMA." Jawab Cheesy.
"Rencananya Cheesy mau lanjut kuliah kemana?" Tanya Langit.
Cheesy terdiam sembari menundukkan kepalanya, lalu melirik sang kakek.
"Cheesy tidak Ingin melanjutkan sekolahnya Nak Langit, karena Cheesy tidak mau membebani Bapak katanya, padahal Bapak sama sekali tidak terbebani, Bapak malah seneng kalau Cheesy bisa melanjutkan sekolahnya." Ujar Pak Bandi.
"Ohhh ya Om sudah dengar dari Kenzie kemarin dan sepertinya Om bisa membantu Cheesy kalau Cheesy mau melanjutkan pendidikannya." Ucap Langit.
"Cheesy mau kan kuliah? Nanti Om yang akan bantu biar Nak Cheesy bisa mendapatkan beasiswa." Tawar Langit.
"Beneran Om?" Tanya Cheesy dengan wajah cerahnya.
"Iya sayang, Cheesy mau kuliah di jurusan apa? Nanti Om Carikan universitas terbaik untuk Cheesy." Tanya Langit.
"Cheesy belum tau Om." Jawab Cheesy.
"Ya sudah Cheesy pikirkan dulu ya mau kuliah jurusan apa, nanti kalau sudah ada segera kabarin Om atau Kenzie." Ucap Langit.
"Baik Om." Sahut Cheesy.
***
Keesokan harinya...
Brem...brem...brem...
Suara moge Kenzie memasuki halaman sekolah, membuat semua mata kaum hawa tertuju padanya. Kenzie yang masih duduk di atas Mogenya membuka helm hingga membuat semua yang melihat terpana menatapnya sampai tak berkedip.
Kenzie segera turun dari Moge dan berjalan perlahan tanpa memperdulikan semua wanita yang sedang menatapnya.
"Kenzie." Teriak Clara menghentikan langkah Kenzie namun Kenzie enggan untuk menoleh.
"Hai Ken, ini untuk kamu." Clara memberikan sebuah coklat yang terdapat surat yang menempel di bungkusnya.
Kenzie menerima coklat itu dan menatapnya sekilas lalu berlalu meninggalkan Clara tanpa sepatah katapun yang keluar dari bibirnya.
Dari kejauhan Kenzie melihat Cheesy yang berjalan masuk ke gedung persekolahan.
"Cheesy." Teriak Kenzie sembari melambaikan tangan pada Cheesy.
Cheesy menoleh dan tersenyum pada Kenzie. Membuat semua kaum hawa menatap tak suka pada Cheesy.
Kenzie segera berlari menghampiri Cheesy. Kenzie nampak melepaskan surat dari coklat pemberian Clara lalu memberikan coklatnya saja pada Cheesy.
"Ini untuk kamu saja." Ucap Kenzie.
"Untuk aku?" Kaget Cheesy menunjuk dirinya.
"Bukan, untuk nenek kamu, ya untuk kamu lah." Canda Kenzie, membuat Cheesy tertawa.
"Terimakasih." Ucap Cheesy menerima pemberian coklat dari Kenzie.
Clara menghentakkan kakinya menatap tak suka pada Kenzie yang memberikan coklat pemberiannya pada Cheesy.
Kenzie menggandeng tangan Cheesy masuk ke dalam kelas, membuat semua kaum hawa semakin tercengang melihatnya.
"Ngga salah tuh Kenzie menggandeng tangan Cheesy si cewek miskin."
"Ya ampun, mereka mesra banget, apa mungkin mereka pacaran."
"Aduhhh kalau benar kita patah hati berjamaah dong."
"Iya, sedih banget sih, pagi pagi sudah melihat pemandangan yang bikin sakit hati. Huhuhu."
Itulah bisik bisik para kaum hawa yang melihat kedekatan Kenzie dan Cheesy.
"Bagaimana Sy, apa sudah ada gambaran mau lanjut kuliah dimana?" Tanya Kenzie setelah keduanya duduk di bangku masing-masing.
"Sepertinya aku mau ambil jurusan administrasi perkantoran saja, aku lebih tertarik jurusan itu sih Ken." Jawab Cheesy.
"Yakin mau ambil itu Sy, ngga kuliah di kedokteran atau bidang yang lain mungkin." Ucap Kenzie meyakinkan Cheesy.
"Ngga sih Ken, entah kenapa aku kok tertariknya di dunia perkantoran, aku ingin seperti Kakek Heru." Ucap Cheesy yang sedari kecil memang ingin menjadi penerus Kakeknya.
"Kakek Heru?" Heran Kenzie karena yang Ia tau kakeknya Cheesy bernama Bandi.
"Iya, Kakek Heru, Kakek dari Ayahku, dia sudah meninggal saat usiaku 7 tahun." Jawab Cheesy yang menjadi murung saat mengingat kecelakaan yang merenggut nyawa Kakeknya.
"Oke, nanti aku akan bicarakan dengan Papah, mungkin kita akan kuliah di tempat yang berbeda tapi masih tetanggaan lah." Ucap Kenzie.
"Memang kamu kuliah di jurusan apa Ken?" Tanya Cheesy.
"Aku kuliah di jurusan kedokteran Sy." Jawab Kenzie.
"Wahhh calon Dokter dong?" Ucap Cheesy yang tercengang mendengar salah satu sahabatnya akan kuliah di kedokteran.
"Amiiin, InshaAllah Sy, doain ya biar aku di terima disana." Pinta Kenzie.
"Pasti, aku sih yakin kamu pasti di terima, kamu kan dasarnya pintar, hanya harus sedikit di paksa aja biar ngga malas." Ucap Cheesy yang tau bagaimana Kenzie yang sering bolos dengan alasan malas belajar, namun tak mengurangi nilai akademik nya.
"Hahaha, Oke, setelah ini aku akan lebih rajin belajarnya agar bisa di terima di universitas kedokteran." Ucap Kenzie.
"Demi kamu." Bisiknya kemudian di telinga Cheesy.
"Kok demi aku, demi masa depan kamu lah." Protes Cheesy.
"Iya karena masa depan aku itu kamu." Ucap Kenzie yang segera bangkit dan berlari keluar kelas.
Cheesy yang tercengang dengan ucapan Kenzie hanya terdiam dengan Pipi yang sudah bersemu merah.