"Hei anak kecil, Saya mau kamu menjadi penguntit untuk mencari tau apa yang di lakukan oleh tunangan saya di luar sana" ucap Seorang pria tampan yang tak lain adalah presedir di perusahaan itu.
"Saya mau. Asal bapak mau membayar saya 2x lipat"
"Deal"
Berawal dari kerja sama yang saling menguntungkan membuat seorang Devano jatuh hati pada gadis yang biasa dia panggil dengan sebutan anak kecil.
Nadira puspita, Seorang karyawan magang di perusahaan milik keluarga besar Devano. Ikuti kisahnya, Ya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Mia Novita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan untuk Ratna dan Fadil
"Kenapa aku tiba-tiba saja jadi rindu sama anak kecil itu ya, Tanpa aku sadari, Ternyata ada banyak hal yang membuatku bergantung padanya" ujar Devano sambil mencium aroma parfum yang di berikan oleh Nadira beberapa waktu yang lalu.
Devano mengambil nafas panjang dan membuangnya kasar. "Maafkan saya Nadira, Maafkan saya yang sudah membuat keputusan yang sangat salah. Akan kah suatu saat nanti kamu masih bisa menjadi asisten saya kembali" ucap Devano yang terdengar sangat lirih. ..
Setelah itu, Devano mengambil ponselnya dan kembali membuka aplikasi Instagram. Mengirimkan pesan singkat untuk Nadira yang sudah kesekian kalinya.
"Saya tidak perduli. Mau kamu baca atau mengabaikan pesan yang saya kirim. Tapi yang pasti, Kata maaf itu masih sangat saya harapkan Nadira. Dan saya masih berharap bisa menjadikan kamu asisten saya kembali. Kamu adalah asisten terbaik yang pernah saya miliki. Kamu terbaik Nadira" ucap Devano sambil mengetik pesan untuk Nadira.
[ Hai Nadira, Bagaimana kabar kamu? Semoga kamu baik-baik saja di sana. Saya masih tidak akan menyerah mengucapkan kata maaf, Dan saya juga tidak akan pernah bosan mengirimkan pesan ini sampai kamu bosan menerimanya dan memilih untuk memaafkan apa yang sudah saya lakukan. See You Nadira. Semoga kita masih bisa di pertemukan dalam waktu yang kita sendiri tidak tau itu kapan ] Send
"Semoga saja Nadira mau membalas pesan ku ini"
Setelah itu, Devano meletakkan ponselnya ke dalam saku training nya. Keluar dari dalam mobilnya dan mulai berkeliling taman itu seorang diri.
Devano melirik beberapa dari mereka yang sedang melakukan joging bersama dengan temannya. Tertawa bersama di sela lari pagi santainya.
"Ahh. Kenapa aku jadi menyedihkan begini. Nadira sudah tidak ada. Mau mengajak Ratna untuk lari pagi bersama sudah tidak mungkin. Aku sudah sangat muak dengan wanita itu. Bisa-bisanya aku kecolongan" ujar Devano sambil mengepalkan kuat kedua tangannya.
Di Tempat Lain.
Saat ini Dion sudah ada di depan rumah Bella, Menjemputnya untuk melakukan sebuah rencana yang sudah mereka berdua rencanakan malam tadi.
"Bagaimana sayang, Apa kamu sudah menyiapkan semuanya?" tanya Dion saat Bella sudah masuk ke dalam mobilnya.
Bella tersenyum sambil menoleh pada Dion"Sudah, Sayang. Kita langsung ke TKP. Karna aku sudah meminta orang suruhanku untuk stay di sana dan memantau Ratna juga Fadil yang memang kebetulan juga sedang lari pagi di taman yang sama dengan kak Devano. Tepat seperti yang sudah kita pikirkan semalam"balas Bella sambil mengangkat kedua sudut bibirnya.
"Kamu yakin kan sayang sama rencana kita, Apa Devano tidak akan marah jika kita mengungkapnya di tempat umum" ucap Dion pada Bella.
"Aku yakin. Kalau soal itu biar menjadi urusanku. Kamu hanya perlu melakukan tugas bagianmu. Terimakasih sudah mau membantuku sayang"
"Sama-sama sayangku. Kita jalan sekarang ya"
Bella hanya mengangguk pelan sambil menatap Dion yang sudah mengusap lembut pucuk kepalanya.
Setelah itu, Dion melajukan mobilnya keluar dari halaman rumah Bella. "Semoga rencana kita berjalan sesuai harapan ya sayang" kata Bella pada Dion.
Di Tokyo
Ting..ting..
Nadira mengerutkan keningnya saat mendapat notifikasi dari aplikasi Instagram. Wanita itu membuka aplikasinya dan langsung melihat pesan yang ternyata dari akun Devano.
"Untuk apa dia mengirimkan pesan padaku. Bukan kah dia sendiri yang sudah memutuskan untuk memintaku pergi hari itu" ucap Nadira dalam batinnya sambil terus menatap layar ponselnya.
Saat teringat akan perkataan Devano saat di bandara membuat Nadira ingin langsung menghapus pesan yang Devano kirimkan seperti hari-hari sebelumnya. Namun rasa penasaran akan pesan itu terbesit. Hal itu tentu saja membuat Nadira bingung. Mau langsung menghapusnya atau membacanya terlebih dahulu.
"Baca atau langsung aku hapus ya. Kenapa malah jadi bingung begini" batin Nadira sambil terus menatap layar ponselnya.
"Buka, Nggak. Buka, Nggak. Buka, Nggak. Duuuh kok malah jadi bingung. Mau langsung hapus tapi aku penasaran sama isi pesan ini. Apa sebaiknya aku langsung hapus aja ya. Eh tapi penasaran ah. Lebih baik aku baca dulu untuk sekedar mengobati rasa kepo yang sejak kemarin meronta-ronta. Kita lihat pesan apa yang di kirim sama pria menyebalkan itu". batin Nadira sambil menekan pesan Devano.
Sebelah sudutnya di angkat setelah membaca Dm yang Devano kirimkan"Eleh, Dari kemarin kemana aja. Gak semudah itu aku memaafkan apa yang sudah kamu lakukan di bandara ya, Pak. Aku masih sakit hati. Bisa-bisanya kamu main meminta aku untuk pergi dan memecatku di tempat umum. Dasar menyebalkan" umpat Nadira setelah membaca pesan itu.
Zein yang mendengar tentu saja mengerutkan keningnya"Kamu kenapa, Nad? Kok mengumpat begitu saja. Ada apa?" tanya Zein penasaran pada Nadira
"Oh nggak papa kok kak. Ini hanya saja aku dapat DM dari mantan bosku yang sangat menyebalkan. Yang aku ceritakan kemarin itu loh. Bener-bener pria menyebalkan. Sampai kapan pun Nadira tidak akan memaafkannya dengan mudah" guman Nadira sambil terus menatap pesan Dm dari Devano.
"Bos apa bos. Kok kakak liatnya ada yang beda dari raut wajah kamu. Jangan bilang dia bukan hanya sekedar bos biasa, Tapi juga orang spesial" kata Zein sambil mengulum bibirnya melirik ke arah Nadira dari kaca spionnya.
Mendengar itu membuat Nadira menatap tajam Zein"Apaan sih kak Zein. Amit-amit deh kalau sampai dia menjadi orang spesialnya Nadira. GAK AKAN PERNAH. Menyebalkan begitu juga" balas Nadira dengan penuh penekanan.
"Masa sih. Ingat loh Nad, Benci dan cinta itu beda tipis. Jangan terlalu benci, Nanti yang ada kamu malah cinta dan takut kehilangan" seru Zein pelan.
"Jangan ngaco. Gak akan pernah aku jatuh cinta sama bos menyebalkan sepertinya. Amit amit sumpah" balas Nadhira lagi.
"Ya ya ya, Kita lihat saja nanti"
*
*
*
Dion dan Bella sudah sampai di taman. Mereka berdua langsung ke tempat dimana orang suruhan Bella sejak tadi memantau.
"Sekarang saatnya" ujar Bella pada Dion dan kedua orang temannya.
"Siap sayang. Kamu sudah siap menonton pertunjukan gratis?" ucap Dion sambil menatap Bella. "Tentu, Sayang"
Setelah mengatakan hal itu, Kedua orang suruhan Bella dan juga Dion langsung memulai rencana sesuai dengan instruksi yang di berikan Bella dan juga Dion.
Tepat saat acara senam bersama, Mereka mengubah musik yang seharusnya di pasang untuk senam dengan sebuah rekaman Voice note antara Fadil dan juga Ratna.
Ratna:Aku hamil baby, Tepat seperti yang kita rencanakan. Dan dalam waktu dekat, Aku akan mengatakan pada mama Devano yang bodoh itu. Aku akan bilang jika anak ini adalah cucunya, Anak dari Devano Wardana.
Fadil:Good hany. Kamu memang sangat pintar, Setelah hal itu kamu katakan pada mamanya Devano yang goblok,Kemungkinan besar wanita tua bangka itu akan langsung koid. Secara dia kan penyakitan.
"Apa-apaan ini" ucap Fadil dan Ratna yang mendengar itu
"Terimalah kejutan yang sudah aku siapkan untuk kalian berdua" ujar Dion sambil menatap Ratna juga Fadil dari tempatnya.