Ayana Frandrika harus diusir oleh kedua orangtuanya karna ia kedapatan hamil dengan posisi masih menjadi
siswi disalah satu sekolah Negeri disebuah kota. tak ingin menanggung malu, orangtua Ayana dengan tega menyuruh Ayana pergi dan mencari pria yang telah menghamilinya.
Ayana terpaksa datang pada Kelvin, kekasihnya yang juga termasuk ayah biologis dari calon anak yang dikandung Ayana.
Namun karna keadaan ekonomi Kelvin yang pas-pasan, membuat Kelvin selalu menyalahkan Ayana yang harus hamil diusia mereka yang masih sangat muda. Pernikahan bahagia yang diimpikan Ayana selama ini jika bersama Kelvin ternyata hanya sebuah mimpi saja. pada kenyataannya Ayana harus teraniaya dan tersakiti terus-terusan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Leo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ini bukan mimpi
Bab 32
.
.
.
Dan malam itu, Ayana perlahan membuka matanya yang sejak tadi terus mengalirkan air mata.
Wanita itu terus mengedipkan matanya perlahan dan perlahan. Berusaha menetralkan rasa berdeyur dikepalanya.
Saat sudah bisa dikuasai, Ayana melirik kesisi dimana Davian terlelap. Senyum diiringi tangis haru seketika muncul pada wajah Ayana. Betapa ia sangat beruntung bisa bertemu Davian kembali. Pria yang begitu tulus mencintainya.
Ayana belum bisa berkata, namun helaan nafasnya seolah menyakini jika wanita itu sudah bisa kembali sadar.
"Davian, Kau bagai seorang malaikat yang dikirim Tuhan untukku..Terima kasih sekali atas cinta yang kau berikan, Tapi aku ragu apa aku pantas berada disisimu dengan semua kekuranganmu ini.."batin Ayana dengan sepenuh hatinya.
Ayana tanpa sadar mengeratkan tangan Yang digenggam Davian, hingga membuat pria itu terbangun dari tidurnya.
Saat membuka mata, tangan Ayana yang bergerak yang pertama dilihat Davian. Pria itu seketika mengangkat wajahnya dan menatap Ayana yang juga menatap dirinya dengan mata terbuka.
Merasa itu hanya sebuah mimpi disetiap harinya, Davian mengusap kedua matanya hingga beberapa kali.
"Lihatlah Ay, aku begitu mengharapkan kau bangun, sampai aku selalu mimpi kau membuka mata.."ucap Davian yang belum sadar jika itu nyata.
perkataan Davian benar-benar membuat Ayana terharu sekali. "Dav.. Ini bukan mimpi.. Aku sudah bangun.."Balas Ayana dengan suara parau dan sangat lirih .
Seketika Davian menajamkan kedua matanya. Menatap lekat Ayana yang juga mengarahkan pandangan padanya.
"Ay..kau..kau.."Davian masih tak percaya.
Ayana nampak menggangguk pelan.
Seketika senyum Davian perlahan melebar. "Ayana.. Kau bangun.."Davian berdiri dan memastikan dari dekat. Memegangi kedua pipi Ayana.
"Terima kasih sudah menemaniku Dav, Terima kasih.."Ucap Ayana masih dengan suara lirih.
Tak ada yang bisa dikatakan Davian. Pria itu langsung memeluk Ayana. Kebahagian ini yang begitu diharapkan Davian selama ini. Ayana sama sekali tak menolak. ia malah memejamkan mata merasakan kenyamanan dan juga ketenangan dalam dekapan Davian.
.
.
Hingga pagi menjelang Davian tak beranjak dari sisi Ayana. Pria iti bahkan tak melunturkan senyumnya pertanda betapa ia sangat bahagia bisa melihat mata Ayana terbuka kembali.
"Dav, sudah hampir pagi. Tidurlah.."Pinta Ayana
"Tidak akan. Aku tidak mau kau ikut tidur dan saat aku terbangun kau tidak ikut bangun seperti kemarin-kemarin.."Balas Davian.
"Jangan berlebihan begitu. Kau juga harus menjaga kesehatanmu.. Lihatlah kau terlihat kurus sekali.."Ucap Ayana.
"Tidak masalah. Asal kau bangun. sehatku akan terjaga asal kau bangun" balas Davian.
"Aku tidak tau harus berkata apa padamu.. kebaikanmu begitu banyak sekali..Aku bingung mau berkata apalagi, aku rasa kata terima kasih tidak akan cukup."Tutur Ayana.
"aku tidak butuh kata seperti itu. Aku hanya butuh kau sehat, dan kembali ceria, menata masa depan tanpa air mata, tanpa kesedihan."Balas Davian.
"Aku akam berusaha Dav, Demi kau aku tidak akan menjadi lemah lagi."timpal Ayana.
"Jangan demi aku.. Tapi demi dirimu sendiri. Kau wanita hebat itu kenyataannya."Sanggah Davian.
Ayana kembali menganggukkan kepalanya perlahan. Meski ia sudah bisa membuka mata, namun jika kepalanya banyak digerakkan masih menyisakan sakit yang luar biasa.
"Apa ada yang sakit lagi ?? Aku panggilkan dokter ya ?? Kak Eretha tidak jaga malam jadi belum datang "tawar Davian.
"Tidak usah. Aku hanya mau diperiksa dokter Eretha saja. Aku tidak apa-apa kok Dav.."Balas Ayana.
"Jangan berkata tidak apa-apa kalau memang masih sakit."Timpal Davian.
"Iya. Aku akan katakan jika memang benar-benar aku sakit.."Balas Ayana lagi.
Keduanya tersenyum bersamaan dengan perasaan masing-masing.
.
.
.
Belum sadar juga?
Trauma tapi sering tu ciuman dg Davian bahkan sering curi ciuman lagi.Waras gak si