Hari pernikahan harusnya menjadi momen yang sangat di tunggu serta membahagiakan.
Namun hal itu berbanding terbalik dengan apa yang di rasakan Ivana Faderica dan Gevariel Marcio.
Ivana mendapatkan sebuah penghianatan di hari pernikahannya, sedangkan Gevariel pun di tinggal sang kekasih tepat beberapa jam sebelum pernikahannya di langsungkan.
Seolah di pertemukan oleh takdir sehingga Gevariel pun menawarkan sebuah kesepakatan pada Ivana demi menyelamatkan reputasi serta nama baik keluarganya dengan imbalan pemuda itu mau membantu Ivana membalaskan dendamnya.
Apakah nantinya mereka dapat melewati hari-hari sebagaimana pasangan suami istri pada umumnya?
Dapatkan mereka saling jatuh cinta dengan seiring berjalannya waktu?
Ikuti kisah mereka berdua dengan adanya sedikit aksi balas dendam, air mata serta rasa suka cita...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
❤️ Happy Reading ❤️
''Eugh...'' lenguh Ivana ketika terbangun dari tidurnya.
''Aduh badan aku rasanya remuk semua.'' gumamnya lagi.
Cup
''Ada apa sayang? kenapa kamu sudah bangun? ini masih terlalu dini hari untuk kita bangun.'' kata Geva yang ikut terbangun akibat gerakan dari Ivana.
Memang benar apa kata Geva, karena saat ini masih pukul empat dini hari.
''Aku mau kekamar mandi mas...mau buang air kecil.'' jawab Ivana.
''Ayo aku bantu.'' kata Geva menawarkan jasanya.
''Eh gak usah mas...aku bisa sendiri.'' sahut Ivana dengan cepat.
''Kamu yakin?'' tanya Geva dengan salah satu alisnya yang terangkat ke atas.
''Iya.'' jawab Ivana dengan mantap.
Bruk
''Akh...'' ringis Ivana yang baru turun dari ranjang malah duduk terjatuh di lantai.
''Ya ampun sayang...'' pekik Geva yang tanpa pikir panjang langsung menyibak selimut yang di pakainya dan menghampiri sang istri.
''Sakit...'' keluh Ivana yang merasa sangat sakit di area pribadinya, sebab semalam bukan hanya sekali Geva melakukannya namun berkali-kali seolah tak merasa lelah sedikit pun.
Tanpa basa-basi lagi, Geva langsung mengangkat tubuh Ivana ke kamar mandi.
''Kok bisa sampai jatuh sih...'' kata Geva.
''Ini semua gara-gara ulah kamu mas...sakit tau.'' sahut Ivana.
''Iya maaf.'' ucap Geva. ''Habis enak sih jadi bikin nagih dan bikin aku kecanduan sehingga tak ingin berhenti.'' sambungnya lagi. ''Akh...sakit sayang, kok di gigit sih.'' pekik Geva yang mendapatkan gigitan di bagian dadanya dari Ivana.
''Biarin...biar sama-sama ngerasain sakit.'' sahut Ivana.
''Tapi yang semalam enakkan...buktinya kamu terus mendes...Akh.'' kata Geva lagi yang di akhiri dengan pekikan.
''Kalau ngomong gak di filter.'' kata Ivana dengan sewot.
Sesampainya di dalam kamar mandi, Geva langsung mendudukkan tubuh Ivana di atas closed.
''Kamu keluar mas, aku pengen mandi.'' usir Ivana.
''Loh tadi katanya cuma mau buang air kecil kok jadi mandi?'' tanya Geva dengan heran. ''Lagian ini masih terlalu pagi untuk mandi sayang.'' kata Geva lagi.
''Gerah mas, badan aku lengket semua rasanya.'' jawab Ivana.
Semalam setelah berhubungan badan Ivana dan Geva tak sempat membersihkan tubuh mereka berdua, keduanya langsung terlelap akibat kegiatan yang begitu menguras tenaga...apalagi itu adalah hal yang beru pertama kali di rasakan oleh keduanya.
Bukannya keluar...Geva malah mengisi bathub dengan air hangat dan memberi aroma terapi di dalamnya.
Lalu mengendong Ivana lagi untuk di masukkannya di dalam bathtub.
''Berendamlah sebentar...aku juga mau ikut membersihkan tubuhku.'' kata Geva yang langsung berjalan untuk mandi di bawah guyuran shower yang hanya bersekat kaca buram dari tempat Ivana berendam.
''Nanti kalau sudah selesai panggil aku ya...aku keluar dulu.'' kata Geva sebelum keluar kamar.
❤️
Geva kembali mengendong Ivana keluar dari kamar mandi dan di dudukkan di kursi depan meja rias.
Dengan telaten Geva menyiapkan serta membantu Ivana mengenakan pakaian tidurnya.
''Sini biar kau bantu keringkan rambut kamu, nanti kamu bisa sakit kepala kalau tidur dengan rambut yang basah.'' kata Geva dengan mengambil hairdryer dari laci penyimpanan.
Ivana benar-benar menikmati momen yang di ciptakan oleh Geva, dirinya begitu sangat di sayangi serta di perhatikan saat ini.
''Selesai.'' kata Geva. ''Ayo sekarang kita tidur lagi.'' katanya sambil kembali menggendong Ivana.
''Loh mas ini siapa yang ganti?'' tanya Ivana saat seprai di tempat tidur mereka telah berganti warna.
''Tentu saja suamimu ini sayang.'' jawab Geva.
''Terus seprainya mana? biar besok aku cuci.'' kata Ivana.
Gak mungkin jugakan kalau yang nyuci para art, bisa malu di bila jejak percintaannya di ketahui oleh orang lain.
''Sudah aku masukin plastik dan aku simpan.'' jawab Geva. ''Buat kenang-kenangan.'' sambungnya lagi.
''Hah terserah kamu ajalah mas.'' sahut Ivana yang tak mau ambil pusing dengan perbuatan suaminya itu.
Mereka berdua akhirnya melanjutkan tidur mereka kembali dengan saling berpelukan...oh bukan saling berpelukan melainkan Geva yang memeluk erat Ivana dari arah belakang.
❤️
''Pagi ma...pa...'' sapa Geva yang turun dengan wajah yang nampak begitu bersinar.
''Pagi sayang.'' sahut mama Cecil. ''Mantu mama mana Gev?'' tanya mama Cecil yang tak melihat kehadiran Ivana di sana.
''Masih tidur ma di kamar.'' jawab Geva.
''Hah kok tumben jam segini masih tidur? Ivana sakit Gev?'' tanya mama Cecil lagi. ''Mama mau lihat Ivana dulu.'' kata mama Cecil yang hendak berdiri dari duduknya.
''Eith jangan ma...gak usah.'' cegah Geva. ''Ivana enggak sakit ma...cuma sedikit kecapekan aja.'' jawab Geva. ''Jadi biarkan dia istirahat dan jangan ada yan mengganggunya.'' kata Geva lagi.
''Memang Ivana gak kerja Gev?'' tanya papa Geri.
''Enggak pa, tadi aku sudah minta ijin sama Rafael.'' jawab Geva.
Mereka bertiga lalu memulai sarapan pagi mereka yang kali ini tanpa Ivana.
❤️
''Hoam...jam berapa ini.'' gumam Ivana. ''Hah...sudah jam setengah sebelas.'' pekik Ivana saat melihat jam yang tertera di layar ponsel miliknya.
''Aduh aku jadi gak masuk kerjakan...mas Geva kenapa juga gak bangunin aku tadi.'' gumamnya lagi.
Kruyuk...kruyuk
''Aduh laper.'' keluh Ivana lalu turun dari ranjangnya.
Srek
Di bukanya gorden kamar yang sepertinya memang sengaja tak di buka oleh Geva, mungkin agar sinar sang surya tak masuk sehingga tak mengusik tidurnya.
''Eh ada makanan.'' kata Ivana saat tubuhnya berbalik dan terlihatlah makanan yang sudah tersaji di atas meja karena keadaan kamar yang tadinya gelap kini sudah terang benderang karena sinar matahari.
Tak taunya di sana juga terselip sepucuk surat dari sang suami.
Dear my wife ❤️
*Maafkan aku sayang karena terpaksa aku harus meninggalkanmu, karena aku ada meeting penting yang tak bisa aku wakilkan.
Jangan lupa makan sarapanmu, meskipun aku tau pasti sudah tak pantas lagi di sebut sarapan jika kamu bangun nanti.
Sungguh aku tak tega membangunkanmu, karena melihatmu yang begitu lelap dan damai.
O iya aku juga sudah meminta ijin pada Rafael untuk kamu tak masuk kerja hari ini, jadi nikmati waktu istirahatmu sebaik-baiknya sebelum nanti aku meminta jatahku kembali...hehehe.
Terimakasih untuk yang tadi malam dan love you my wife ❤️
Dari
Suamimu❤️*
Ivana jadi tersenyum sendiri membaca pesan yang di tulis sang suami untuknya.
"Love you my husband." ucap Ivana meskipun dia tau kalau Geva tak mendengarkan apa yang di katakannya.
Ivana pun mulai memakan makanannya, di sana sudah tersedia nasi lengkap dengan lauk pauknya juga segelas air mineral dan segelas susu yang sudah tak hangat lagi, tapi itu tak masalah buat Ivana.