Dhena Lavani seorang dokter muda, bekerja di salah satu klinik perusahaan, tanpa disangka ia akan menjadi seorang ibu dari cucu pemilik perusahaan dimana ia bekerja.
Bagaimanakah kisahnya ? Ikuti terus kisah nya di novel ini yang berjudul Ibu Untuk Ciara..
Jangan Lupa untuk follow :
Ig : author.ayuni
Tiktok : author.ayuni
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16
Selepas pertemuannya tadi dengan Bisma, Dhena semakin tidak enak untuk diam, entah mengapa banyak hal yang dipikirkan dalam benak Dhena.
Jawaban Bisma tidak sesuai dengan ekspektasi nya, ia sudah membayangkan jika Bisma akan membatalkan rencana pernikahan mereka, namun ternyata tidak Bisma semakin keukeuh dan yakin untuk menikahi nya.
" Dia menikahi ku hanya karena Ciara kan ? Aku pun demikian, hanya karena Ciara, apa keputusan aku tepat, apa keputusan aku gak salah" batin Dhena.
Pikiran Dhena sedang tidak baik-baik saja kali ini, belum lagi ia harus berbicara kepada kedua orangtuanya jika dalam waktu dekat Bisma akan datang ke rumah untuk melamarnya.
Lamunannya dibuyarkan oleh suara pintu ruangan terbuka, Dhena memang sedang berada di ruangan istirahat dokter seperti biasa
Klek
" Permisi Dok " ucap Ahmad salah satu perawat yang akan dinas sore
" Eh Ahmad udah dateng aja, memang nya ini jam berapa ? " tanya Dhena.
" Sudah jam dua lebih lima dok " jawab Ahmad.
" Oh iya.. nanti jaga sama dokter Hani ya " ucap Dhena.
" Siap dok " Ahmad berlalu kembali ke station perawat setelah menyimpan tas nya.
Dhena kembali melihat arloji di pergelangan tangannya. Jam memang sudah menunjukkan pukul dua lebih lima siang. Ia beranjak dari duduk nya lalu berjalan mengambil tasnya, ia bersiap untuk pulang.
" Pulang dok ? " tanya Sari dan Alya
Sari dan Alya memang satu jadwal dengan Dhena.
" Pulang yok ... Ahmad udah dateng, tinggal siapa lagi nih, dokter Hani udah ada juga kan " ucap Dhena.
" Sudah lengkap dok formasi dinas sore " ucap Dokter Hani.
" Oke deh.. Saya pulang ya.. good luck semua " balas Dhena.
" Kita juga pulang ya.. " susul Sari dan Alya.
Dhena berjalan keluar klinik di ikuti oleh Alya dan Sari, Dhena menoleh ke arah mereka berdua.
" Kalian pulang pake apa ? bareng aja ayok " ajak Dhena.
" Saya pake motor dok " jawab Sari.
" Alya ? " tanya Dhena.
" Saya nebeng Sari dok " jawab Alya.
" Oke deh kalo gitu, hati-hati ya kalian.. Saya duluan "
" Iya dok "
Parkiran motor dan mobil memang beda arah, Dhena berjalan menuju tempat parkir mobilnya, saat ia akan membuka pintu kemudi, ia melihat ban mobilnya seperti kempes. Iya meraba dan sedikit menendang ban mobilnya.
" Kempes lagi .. Ck.. " gumam Dhena.
Dari kejauhan Bisma yang sedang memperhatikan Dhena merasa heran mengapa Dhena tidak kunjung masuk kedalam mobil, ia terlihat berjongkok meraba-raba ban mobilnya.
" Kenapa Dhena ? " batin Bisma.
" Jer, saya ke klinik dulu sebentar" ucap Bisma kepada Jerry.
" Baik Pak "
Bisma berjalan setengah berlari untuk menghampiri Dhena.
" Ehem.. "
Dhena menoleh mendengar deheman dari seseorang yang ia kenal
" Kenapa ? " tanya Bisma.
" Euh ini ban nya kayanya bocor " jawab Dhena.
Bisma mendekat, memeriksa ban mobil Dhena, ia lalu memanggil sekuriti yang sedang berjaga tidak jauh dari klinik.
" Iya Pak " Sekuriti sudah menghampiri Dhena dan Bisma.
" Tolong panggilkan bengkel, mobil dokter Dhena ban nya bocor " ucap Bisma.
" Baik Pak, mohon tunggu sebentar dok "
" Iya Pak terima kasih " ucap Dhena.
Sekuriti kembali ke pos jaga, ia menghubungi Bengkel seusai permintaan Bisma.
" Kamu mau pulang ? " tanya Bisma.
" Iya Pak " jawab Dhena.
Bisma memperhatikan Dhena.
" Pak " ucap Bisma mengulangi ucapan Dhena.
" Ini masih lingkungan kantor ya Pak " Dhena menjadi salah tingkah.
" Ya ya.. " Bisma menyenderkan tubuhnya ke mobil Dhena sambil melipat kedua tangannya.
Disudut lain Alya yang di bonceng Sari, memperhatikan dua orang di hadapannya.
" Sar.. Tunggu stop dulu " ucap Alya.
" Ada apa ? "
" Itu liat deh, pemandangan indah di depan " ucap Alya lagi.
Sari langsung mengedarkan pandangannya.
" Wah.. Dokter Dhena sama Pak Bisma.. Jangan-jangan Al " Sari sedikit tertawa.
" Itu dia.. Tapi ya.. Mereka berdua cocok aja sih, Pak Bisma pasti kesengsem tuh sama dokter Dhena "
" Bener.. Eh tau gak, kayanya semua permintaan dokter Dhena untuk kemajuan klinik, perasaan dikabulin terus deh sama Pak Bisma, kayanya emang ada sesuatu deh mereka "
" Hmm.. Gak apa-apa deh kita malah ikut seneng, semoga kita karyawan klinik semakin sejahtera "
" Aamiin "
Sari kembali melajukan motornya, saat mereka berpapasan dengan Dhena dan Bisma, Sari melambat kan laju motornya.
" Permisi dok, Pak Bisma kami duluan "
" Hati-hati Al, Sar " ucap Dhena saat melihat Sari dan Alya.
Bisma hanya menganggukan kepalanya.
Selepas kepergian Alya dan Sari, Bisma menawarkan agar Dhena ia antarkan pulang ke rumah.
" Ayo saya antarkan kamu pulang "
" Saya nunggu aja deh Pak, mobil saya gimana ? " ucap Dhena.
" Kamu gak percaya, mobil kamu aman sini, nanti ada bengkel untuk membetulkan ban mobil kamu " susul Bisma.
" Ayo " ajak Bisma.
Dhena mengangguk, lalu mereka berdua berjalan beriringan menuju parkiran mobil yang di khususkan untuk Bisma.
Bisma membukakan pintu mobil untuknya, setelah Dhena masuk kedalam mobil, disusul Bisma yang masuk dan duduk di kursi kemudi.
Keadaan perusahaan memang sedang sepi karena belum waktunya pulang karyawan, karyawan perusahaan akan pulang sekitar pukul 4 sore, berbeda dengan karyawan klinik yang dibagi menjadi tiga shift.
Dhena diantar pulang oleh Bisma, hening di dalam perjalan.
" Minggu depan kita mulai untuk fitting kebaya dan ke wedding organizer " ucap Bisma memecah keheningan.
" Minggu depan ? " tanya Dhena.
" Hmm " Bisma mengangguk.
" Ini yakin tidak terlalu cepat ? " tanya Dhena kembali.
Bisma menghentikan laju mobilnya, lalu parkir di pinggir jalan.
" Cuma ada dua pilihan, aku nikah sama kamu atau kamu nikah sama aku " ucap Bisma.
Pilihan macam apa ini ... ???
" Kalau bukan kamu, lebih baik tidak ada Ibu lain untuk Ciara " ucap Bisma.
" Pak, jangan seperti itu, mungkin.... "
" Mungkin apa ? Ciara hanya butuh kamu " susul Bisma.
" Tapi Pak "
" Jangan lihat saya, tapi lihat Ciara.. Kamu tega sama anak sekecil itu, pagi siang malam yang dia tanyakan hanya kamu, saya juga tidak mengerti mengapa yang Ciara cari itu hanya kamu " Bisma kepada Dhena.
Dhena terdiam.
" Hari ini dia sudah mulai sekolah, hampir dia tidak mau sekolah, karena sampai sekolah teman-teman nya diantarkan oleh Ibu nya masing-masing sedangkan ia tidak "
" Kenapa tidak dihubungi saja Ibu nya Ciara " ucap Dhena.
" Apa kamu bilang ?! "
Dhena melihat wajah Bisma yang tidak biasanya, jujur Dhena belum tahu siapa Ciara yang sebenarnya. Bisma pun belum menceritakan.
" Ma.. Maaf.. " ucap Dhena pelan.
🌷🌷🌷
Jangan lupa selalu dukung author dengan like vote dan komennya ya.. Terima kasih ❤️