Klarybell Berliana, seorang penyihir agung nan terkenal karena kegilaan dan kekejamannya menghukum musuh. Klarybell mati karena sebuah ledakan meteor saat dirinya sedang melakukan penelitian terhadap sihir hitam. Sesampainya jiwa Klarybell di alam akhirat, hakim akhirat menyatakan bahwa Klarybell tidak diterima surga maupun neraka sebab dosanya selama di dunia sudah terlalu banyak. Kemudian Klarybell meminta kepada dewa kedamaian untuk menjadikannya sebagai dewi, tapi dia harus memurnikan dosanya dengan cara masuk ke tubuh manusia dan melakukan kebaikan.
Valencia Allerick, gadis bangsawan yang bertubuh gemuk dan mempunyai kehidupan suram. Setelah memergoki calon tunangannya berselingkuh dengan sahabatnya, Valencia pun mengakhiri hidupnya dengan melompat dari balkon mansion.
Klarybell mengambil alih tubuh Valencia, dia menggantikan hidup Valencia lalu memberantas masalah yang menghadang. Bisakah Klarybell menjalani hidup seperti orang biasa? Bisakah dia akhirnya menjadi seorang dewi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xeiralana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Count Terano
“Tuan, gawat! Ada sesuatu yang terjadi pada bendungan!”
Seorang kesatria bawahan Count Terano baru saja selesai memantau bendungan, tapi dia kembali dalam keadaan tergesa-gesa. Dia membawa sebuah laporan yang sangat mengejutkan hingga kini Count Terano terpaksa menjeda sejenak waktu bersenang-senangnya bersama para wanita muda. Count Terano menatap fokus bawahannya, dia berharap itu bukan berita buruk yang sukar dia atasi.
“Ada apa? Laporan semacam apa yang membuatmu begitu bergegas menemuiku?” tanya Count Terano.
“Air sungai mengalir kembali, bendungan bocor tapi setelah diselidiki tidak ada sela-sela yang menyebabkan kebocoran tersebut. Kini air bendungan mengalir keluar di celah yang tidak tampak oleh mata. Sebaiknya Anda periksa sekarang, Tuan, kami benar-benar tidak mengerti mengenai keanehan ini,” jelas si kesatria.
Count Terano sontak memukul meja, dia syok bukan main mendengar laporan itu, dia beralih dari tempat duduknya dan mendekati bawahannya. Count Terano sulit mempercayai laporan mustahil itu, dia meragukannya lalu membuatnya seolah berita itu adalah suatu kebohongan.
“Kau jangan berbohong! Mana mungkin air bendungan bisa bocor begitu saja. Terlebih lagi, tidak ada ditemukan celah kebocoran? Apa kau yakin itu? Mustahil airnya mengalir kalau bukan karena adanya celah di bendungan itu!” omel Count Terano.
Kesatria yang memberi laporan tersebut tertunduk, dia diserang oleh kata demi kata hingga membuatnya takut berbicara lebih jauh lagi demi menarik kepercayaan Count Terano. Pria tua yang serakah itu mendadak didera rasa sakit di kepala. Tanpa menunggu lama, dia pun bergegas pergi ke lokasi bendungan berada.
Di tempat bendungan sudah ada sejumlah bawahan Count Terano yang sedang disibukkan pemeriksaan bendungan. Raut muka mereka kebingungan sebab berapa kali pun dirinya mencoba memeriksa bendungan tersebut, tetap mereka tidak menemukan adanya kebocoran di bangunan bendungan. Semakin mereka mengeceknya, semakin pula tidak mereka temukan kejanggalan yang ada.
“Bagaimana? Apa kalian menemuka sesuatu yang salah dari bendungannya?” tanya Count Terano.
“Tidak, Tuan, semuanya normal bahkan kami sudah berusaha untuk menyumbat kembali airnya tapi air itu terus mengalir dan berhasil menembusnya. Saya tidak tahu apa yang salah di sini, namun jika dilihat berkali-kali sangat mustahil hal ini untuk terjadi.”
Count Terano mengacak-acak frustrasi rambutnya, padahal rencana pembangunan kasino yang telah dia rancang selama bertahun-tahun hampir terlaksana. Akan tetapi, dengan adanya masalah seperti ini maka Count Terano kehilangan kesempatan pembangunan kasino. Dia telah bersusah payah mencari tambahan dana ke mana-mana, kini terpaksa pembangunan kasinonya ditunda sementara waktu.
“Tidak ada cara lain lagi, cara yang paling tepat untuk aku lakukan sekarang adalah menggusur paksa penduduk Desa Sanori. Dengan begini aku bisa mendirikan kasino tanpa perlu memikirkan hal lain lagi,” gumam Count Terano.
***
Reibert telah melaporkan seluruh rincian kejadian yang menimpa Desa Sanori kepada Kaisar. Tentu saja Kaisar menunjukkan kemarahan besar sehingga dia memerintahkan Reibert untuk segera membereskan Count Terano. Sesuai janji semalam, Reibert dan Valencia akan bertemu di satu tempat pada pagi hari. Reibert membawa beberapa orang bawahannya, Valencia juga membawa beberapa orang kesatria wanita.
“Rupanya kalian datang lebih awal.”
Serentak Reibert bersama pasukannya menoleh ke sumber suara datangnya Valencia. Mereka berdecak kagum dan terpaku bersamaan melihat Valencia berpakaian layaknya seorang kesatria. Seragam kesatria yang dikenakan Valencia tampak jauh berbeda, seragamnya berwarna putih bergaris lilac. Lekuk tubuh Valencia tercetak jelas dari seragam tersebut, bahkan kesatria wanita pun juga mengenakan seragam yang sama. Seragam ini dibuat secara khusus untuk kesatria wanita, kini seragam mereka berbeda warna dengan seragam kesatria pria.
“Ada apa? Apa ada yang salah dengan penampilanku?” tanya Valencia.
Reibert lekas menggeleng. “Tidak, tidak ada. Kalau begitu bisakah kita berangkat sekarang? Kita harus tiba di Desa Sanori sebelum siang nanti.”
“Baiklah, mari kita berangkat.”
Mereka berangkat menaiki kuda masing-masing, pada awalnya pasukan kesatria Reibert kaget ketika Valencia membawa Black bersamanya. Mereka tahu kalau Black sulit dijinakkan,bahkan banyak orang yang terluka seusai mencoba menjinakkan Black. Akan tetapi, mereka melihat sesuatu yang berbeda, di mana Black tampak manja bila bersama Valencia.
Setelah melewati perjalanan yang dikelilingi hutan, akhirnya mereka tiba sebelum siang hari di Desa Sanori. Namun, mereka menemukan kejadian yang tidak menyenangkan yaitu Count Terano yang sedang menyakiti penduduk Desa Sanori. Pihak Count Terano memaksa para penduduk untuk segera pergi dari Desa Sanori. Tetapi, suasananya berubah ketika Count Terano dipergoki oleh Reibert. Ekspresi wajahnya menjadi tak karuan, siapa sangka kalau Komandan kesatria istana yang terhormat bisa datang ke Desa Sanori.
“Count Terano, tampaknya kau sudah kelewat batas,” ujar Valencia turun dari kuda.
Seluruh penduduk desa yang melihat Valencia seketika merasakan kelegaan, mereka percaya kepada Valencia sebab kemarin gadis itu telah membantu mereka keluar dari krisis. Count Terano merasa tidak asing dengan wajah Valencia, dia pun sadar kalau gadis itu adalah Valencia Allerick yang tengah ramai dibicarakan kini.
“Astaga, lihatlah siapa yang aku lihat sekarang. Mengapa Nona dari kediaman Grand Duke Allerick bisa berada di tempat seperti ini? Seorang Nona bangsawan sudah seharusnya berdiam diri di kamar saja. Apa Anda kemari ingin menjadi seorang pahlawan penyelamat desa ini?”
Valencia menyeringai. “Hei, tua bangka.” Count Terano merasa tersinggung oleh panggilan Valencia. “Kau itu sudah bau tanah, mengapa kau tidak pernah sadar? Aku ini hanya kebetulan ingin membantu mereka. Tolong kesadaran dirinya, kau itu benar-benar memalukan,” sarkas Valencia.
Count Terano terdiam menahan marah kepada Valencia, dia merasakan perubahan besar di diri Valencia. Gadis yang sekarang berdiri di depan matanya bukanlah seorang gadis yang mudah ditindas melainkan gadis yang memiliki kekuatan setara seorang laki-laki.
“Count Terano, pihak istana sudah mendengar seluruh perbuatan Anda dan saya kemari ditugaskan untuk membereskan Anda. Apabila Anda masih mengelak dan memberontak, maka jangan pernah salahkan saya berbuat kasar kepada Anda,” tekan Reibert serius.
Count Terano mundur tiga langkah ke belakang, dia benar-benar sedang dikepung dan tidak mempunyai jalan untuk kabur. Count Terano tahu seberapa kuat Reibert hingga dia takkan bisa mengatasi Reibert meski dia membawa seratus kesatria sekali pun.
“Mengapa Komandan kesatria ikut campur dalam urusanku?! Aku hanya bermaksud untuk mendirikan kasino di tempat ini lalu kenapa masalahnya jadi semakin melebar begini? Suruh saja rakyat jelata ini pindah dari Desa Sanori! Lagi pula ini adalah wilayan kekuasaanku.” Count Terano meninggikan suaranya, dia hanya menemukan jalan buntu saja.
“Siapa bilang kau hanya mendirikan kasino saja? Jangan berbohong! Apa kau tidak tahu kalau kau bermaksud menjual gadis muda kepada para bangsawan?! Bahkan kau juga menjual gadis yang masih di bawah umur. Selain itu, kau melakukan korupsi dana wilayah yang diturunkan Kaisar, kau menggunakan tujuh puluh persen dari dana itu untuk kesenanganmu sendiri!”