NovelToon NovelToon
RACUN

RACUN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Poligami / Kisah cinta masa kecil
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Girl_Rain

Apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan kelabu yang menyelimuti rumah tangga selama lima tahun?

Khalisah meminta suaminya untuk menikah lagi dengan perempuan yang dipilih mertuanya.

Sosok ceria, lugu, dan bertingkah apa adanya adalah Hara yang merupakan teman masa kecil Abizar yang menjadi adik madu Khalisah, dapat mengkuningkan suasana serta merta hati yang mengikuti. Namun mengabu-abukan hati Khalisah yang biru.

Bagaimana dengan kombinasi ini? Apa akan menjadi masalah bila ditambahkan oranye ke dalamnya?

Instagram: @girl_rain67

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Girl_Rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

H. 29~ Kenyataannya

Merasa jalannya sedikit bergoyang, mama Laili langsung menatapku dengan tatapan protes. "Apa kontrakannya berada dalam kawasan kampung?"

"Iya, sedikit," jawab Khalisah memalingkan muka untuk melihat keluar jendela. Tampaklah rumah-rumah yang jaraknya berdekatan, dan jalanannya yang rusak tapi tidak terlalu parah.

"Apa! Enggak, enggak. Mama nggak mau tinggal di sana. Baik kita tinggal di hotel," protes mama Laili.

"Boleh, kalau Mama punya uang," sarkas Khalisah tanpa menatap lawan bicaranya.

Akhirnya mama diam, dan Hara mengusap lengan mertuanya itu agar tenang.

Hingga mereka sampai di tempat yang dimaksud. Mereka membantu bapak taksinya membantu menurunkan koper, dan mengucapkan terima kasih sebagai perpisahan.

"Ini kontrakannya? Kelihatannya masih baru," celetuk mama Laili.

Ketika melihat pintu, seketika Khalisah menepuk jidat. "Oh ya, kuncinya 'kan ada padanya."

Naas orang yang disinggung muncul. Rupanya Edgar masih mengikuti mereka, dan sekarang menyodorkan kunci pada Khalisah.

Khalisah menunjukkan telapak tangannya, biar kuncinya dijatuhkan di sana. Khalisah meremat kuncinya. "Terima kasih."

Semarah apapun, sekecewa bagaimana pun dirinya pada lelaki ini, tetap saja tidak ada hak untuk melampiaskannya. Karena mulai sekarang, "Kamu bukan siapa-siapaku," batinnya mengungkapnya.

'Kan kenyataannya memang begitu.

"Hara, yang mana koper yang berisi barang-barangku?" tanya Khalisah menoleh pada Hara.

"Yang warna abu-abu," balas Hara.

Khalisah menghampiri koper yang dimaksud dan membukanya. "Terima kasih karena tetap ingat membereskan barangku."

"Iya." Senyum Hara terbit.

"Barang kamu di hotel juga akan dibawa kemari," papar Edgar.

Khalisah berdiri dengan kotak tidak terlalu kecil dipegangnya. "Ini uang hasil usaha kuenya Humaira. Sebenarnya isinya ada delapan juta, tapi aku mengambil tiga juta untuk keperluanku sementara dan lima jutanya lagi untukmu. Nanti katakan padaku berapa banyak uang yang kamu habiskan untukku."

"Tapi aku--"

"Cukup, Edgar. Biarkan aku mandiri," potong Khalisah akan ucapan Edgar dan mendorong kotaknya pada lelaki itu.

Edgar tercengang.

Khalisah membuka pintu dan menarik kopernya ke dalam. Sedangkan Hara dan mama Laili terdiam menatap satu sama lain, bingung dengan adegan yang baru saja terjadi.

"Saya permisi dulu. Bila ada apa bisa hubungi saya dengan 110." Setelah itu baru Edgar pergi, dan Hara serta mama Laili masuk ke dalam rumah. Mendapati Khalisah duduk di meja.

"Dia sudah pergi?"

"Sudah." Hara yang menjawab.

Khalisah turun dari meja. "Baiklah, hanya ada satu kamar, tapi kasurnya cuma muat satu orang. Mama dan Hara berundinglah siapa yang akan tidur di kasur."

"Mama saja," cetus Hara cepat.

"Nggak, Sayang. Kamu saja, kamu sedang hamil. Nanti kamu kedinginan, kasihan dedeknya." Mama Laili mengucap seraya mengusap perut Hara yang membuncit sedikit.

"Nggak papa, Ma. Mama lebih butuh."

"Pokoknya kamar itu untuk kalian berdua, terserah kalian berdua mau kek gimana, " sambung Khalisah memutuskan drama mertua dan menantu kesayangan.

"Terus Mbak tidur dimana?" tanya Hara, dalam bayangannya sudah ada gambaran kakak madunya itu bakal menjawab tidur di ruang tamu.

"Mungkin di toko kue milikku, aku ke sana besok sekalian kerja," terang Khalisah.

Meski ragu, Hara mengungkapkan perasaannya. "Eum, Mbak nggak istirahat dulu?"

Memang tidak ada yang tau bagaimana perasaan Khalisah, karena ekspresinya tertutup cadar. Sehingga Hara berusaha untuk memahami istri pertama suaminya itu, yang mungkin butuh waktu menenangkan diri.

"Aku bakal istirahat saat aku kaya lagi," jawabnya gelantur. Jujur, Khalisah lelah. Namun jika memikirkan perasaan lelah, yang ada semuanya malah tambah runyam.

"Mama dan Hara, istirahatlah. Aku keluar dulu untuk membeli bahan makanan." Tanpa menunggu jawaban Khalisah pergi, dan bisa menghela napas lega di jalan.

Matanya memperhatikan sekeliling yang ramai orangnya. "Terus waktu itu kenapa nggak ada orang?" gumamnya.

Dan الحمد لله warung yang ada jualan sayur-mayur tidak jauh dari kontrakannya tinggal.

"Buk, ada tabung gas nggak?" tanya Khalisah pada wanita yang berdaster yang langsung berdiri begitu melihatnya.

"Ada, Mbak. Mbak bawa tabung gantiannya 'nggak?"

"Saya enggak punya, Buk."

"Enggak papa, nanti waktu habis dikembalikan ya?"

Khalisah mengangguk. "Baik, Buk. Terima kasih."

Ibuk penjual ke belakang untuk mengambil tabung gas, dan meletakkannya di depan Khalisah.

"Buk, saya juga mau beli bawang merah dua ons, bawang putih dua siwah, satu santan sachet, garam satu bungkus, dan sayur campur. Ah, ladanya juga tiga ribu dan kunyit satu ons," pesan Khalisah.

Ibuk penjual menyerahkan pesanan Khalisah sebagai gantiannya Khalisah menyerahkan uang lima puluh ribu.

Pamit pada ibuk penjual, Khalisah kembali berjalan ke kontrakannya. Begitu tiba, dirinya disapa oleh tetangga di kontrakannya.

"Dari mana, Mbak?" tanya seorang ibuk yang sedang bermain dengan anaknya.

Khalisah mengangkat tabung gas di tangan kanannya dan belanjaan di tangan kiri. "Habis belanja, Mbak."

Tentu dipanggil mbak karena wanita yang menyapanya itu kelihatan masih muda.

"Mbak masuk ke dalam rumah gih sama anaknya, nggak baik diluar sore-sore gini," ujar Khalisah bersikap sok akrab. Sengaja, biar tetangganya itu nggak canggung dengannya.

"Iya, Mbak." Syukurlah mbak itu mau mendengarkan, jadi Khalisah merasa mendapatkan tetangga yang bisa diajak bicara.

Khalisah menyempatkan diri melihat langit orange sebelum masuk ke kontrakan atau, rumah?

Berapa lama kira-kira kami bakal di sini? batin Khalisah meletakkan belanjaannya.

"Mbak Khalisah istirahat sana. Biar Hara saja yang masak."

Kali ini Khalisah mengangguk, tapi tak membiarkan Hara memasang tabung gas. Setelah itu barulah Khalisah masuk ke dalam kamar, tujuannya adalah mengisi daya ponselnya yang mati.

Begitu handphonenya diaktifkan, ada tiga puluh tujuh panggilan dengan waktu yang berbeda dari satu orang. Humaira, sahabatnya itu memakinya lewat chat lantaran tidak mengangkat telepon.

Khalisah terkekeh. "Benar, hidupku terasa baik-baik saja selama kamu ada untuk mendukungku."

Handphonenya kembali berbunyi, memperlihatkan nama yang sadari sibuk dengan dirinya. Khalisah menjawab panggilan tersebut.

"استغفرالله العظيم, bersyukurlah kamu punya teman sesabar aku. Apa yang terjadi?" sembur dari seberang sana.

"السلام عليكم، اختي." balas Khalisah lembut.

"Oh iya, وعليكم سلام."

"Teleponnya nanti saja ya, udah mau magrib. السلام عليكم."

"و- وعليكم سلام. Eh, tunggu--" Suara Humaira terputus karena Khalisah memutuskan panggilan.

Jangan sekarang, Khalisah akan menjelaskannya nanti. Ia perlu memikirkan kata-kata yang pas dan tidak mau ada drama tangis.

Ayolah, Khalisah. Masalah Humaira sangat berat, jadi jangan menambahkannya dengan membuatnya khawatir.

...☠️...

...☠️...

...☠️...

Adegan siapa yang paling kalian suka?

Ada yang mau disampaikan buat Rain atau Tisara Al-Muchtar, gurunya Rain 😎🌧️?

1
Aminin azaaa
bingung Thor Edgar kan seorang polisi, tp bertahun tahun jd bodyguard khalisah, gimana cara bagi waktu nya🙏🙏
Masitoh Masitoh
jujur aku heran dgn sikap Khalisah terlalu baik ya Thor walau mertua SDH hadirin madu bahkan suaminya mafia
@Girl_Rain67: Jujur, Rain pun pengen jadi Khalisah. Tapi tak sanggup 😢
total 1 replies
Dinda Putri
up
Dinda Putri
Lanjut Thor jangan kelama an upnya jadi penasaran
@Girl_Rain67: Siap, kak
total 1 replies
Dinda Putri
luar biasa
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
@Girl_Rain67: Insyaallah
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Aminin azaaa
lanjutkan
@Girl_Rain67: Siap, kak. /Smile/
total 1 replies
Aminin azaaa
lanjut
Gadiscantik27
Malam, kak. Boleh minta support balik, kak?
@Girl_Rain67: Boleh, kak 🌹
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!