"JANGAN LUPA LIKE PERBAB YA!"
Reyhan Pratama dipertemukan dengan seorang wanita shalihah yang dulu pernah ditolaknya saat akan dijodohkan beberapa tahun lalu membuatnya sedikit menyesal tentang masa lalunya.
Wanita itu sekarang sudah bercadar namanya Annisa Putri, wanita shalihah yang sangat lembut dan sekarang sangat disukai oleh Asyifa putrinya Reyhan.
Akankah mereka bisa memperbaiki masa lalu mereka?
Jika ada penulisan atau kata-kata yang salah, atau menyinggung salah satu agama, mohon di maafkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi Karyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32
Reyhan berjalan menuju Annisa dan Syifa yang tidak terlalu jauh dari Riana.
"Maaf Abi telat jemput kalian, pasti sudah lama nunggu ya?" tanya Reyhan saat memegang tangan keduanya, dan saat itu juga matanya langsung tertuju pada Riana sehingga Ia sedikit kaget karena saat ini Annisa dan Riana berada cukup dekat.
Tatapan kagetnya tidak terlihat oleh Annisa karena dengan cepat dia kembali mengalihkan pandangannya.
"Gak kok, ini baru selesai belanjanya," ucap Annisa senang melihat suaminya datang.
Riana terlihat sedih melihat mereka, hal seperti ini belum pernah terjadi di keluarga mereka.
"Anak dan istrinya ya?" tanya Riana saat Reyhan kembali melihat kearahnya.
"Iya, ini juga anak kamu?" tanya Reyhan tersenyum tapi senyumnya mengarah pada Rafa bukan pada Riana. Jika Riana tidak bertanya maka Ia juga tidak akan bertanya.
Riana mengangguk, Annisa melihat ke arah mereka yang ternyata saling kenal, tapi dia hanya diam
"Ya sudah, kami pergi dulu," Riana pamit pergi dan langsung masuk ke mobil setelah melihat Reyhan mengangguk.
Reyhan membawakan belanjaan Annisa ke dalam mobil lalu membukakan pintu mobil.
Annisa menoleh kearah suaminya yang kembali melihat kearah mobil Riana walau hanya sekilas.
Di dalam mobil Riana
"Ma kenapa?" tanya Rafa saat melihat Mamanya terlihat sedih menatap 3 orang tadi dari dalam mobil.
"Gak apa-apa," kata Riana tersenyum tipis. Dia masih melihat ke arah mereka sampai mobil mereka jalan menjauh.
Di dalam mobil
"Lain kali Abi gak boleh bicara akrab sama wanita lain selain keluarga kita," ucap Syifa gak suka tadi Abinya bicara dengan orang lain dengan sangat akrab.
Reyhan tersenyum dan langsung melihat ke arah Annisa yang sejak tadi menoleh keluar dalam diam.
"Syifa pintar banget lo ngomongnya. Iya Abi gak akan bicara akrab lagi sama wanita lain kecuali Ummi, kan Ummi adalah cintanya Abi," kata Reyhan masih sambil tersenyum.
"Janji," kata Syifa
"Iya InsyaAllah sayang. Lama-lama kok lebih kayak Syifa yang istrinya Abi ya, Ummi saja hanya diam dari tadi, melihat kearah Abi juga enggak," kata Reyhan ingin bercanda biar Annisa melihat kearah mereka tapi nyatanya Annisa tetap menatap kearah luar dalam diam.
Reyhan melihat sebentar ke arah Annisa, lalu kembali fokus menyetir karena tidak ada respon istrinya.
Mereka sampai di depan rumah.
Reyhan turun dan membukakan Annisa pintu, Annisa menatap ke arahnya saat dia mengulurkan tangannya lalu memegang tangannya saat akan turun, setelah keluar dari dalam mobil, dengan cepat dia melepasnya.
Reyhan juga mengambil Syifa dari dalam mobil di kursi belakang.
"Kalian masuk saja dulu, biar Abi yang bawa belanjaannya," ucap Reyhan
Annisa dan Syifa berjalan masuk dan membuka kunci pintu.
Reyhan melihat ke arah Annisa yang dari tadi menolak melihatnya, kalaupun melihat paling hanya sebentar.
Dia masuk menyusul keduanya lalu menyimpan barang mereka di meja dapur.
Annisa sedang di kamar mengganti pakaiannya, Reyhan masuk ke kamar mendekatinya sambil memeluknya dari belakang dengan lembut.
"Maafkan Abi tadi Abi salah," ucap Reyhan yang sedari tadi merasa tidak enak hati.
Dagunya berada di kepala Annisa, dari pelukan ini dia bisa tau saat ini istrinya langsung tegang.
"Abi gak salah kok, kan cuma bertegur sapa," kata Annisa pelan yang sepertinya langsung luluh saat dipeluk mesra.
"Duduk dulu," ucap Reyhan mengajaknya duduk di tempat tidur.
Keduanya duduk bersama di atas tempat tidur mereka.
Reyhan menatap mata Annisa saat ini Annisa sudah tidak bercadar jadi ekspresi mukanya terlihat jelas.
Terlihat jelas dari wajah istrinya jika dia pasti sedikit cemburu tentang hal tadi. Rasanya Ia sangat bahagia akhirnya dia tau jika istrinya punya perasaan.
"Abi mau cerita," katanya
"Cerita apa?" tanya Annisa
"Dulu setelah keluar dari pesantren pergaulan Abi sangat tidak baik, sehingga hal yang di larang dalam agama kita Abi kerjakan, seperti pacaran contohnya, dan pacar Abi dulu itu tadi yang Abi sapa depan supermarket namanya Riana," cerita Reyhan dengan satu tarikan nafas
Annisa tersenyum mendengarnya, entah kenapa mendengar penjelasan ini membuatnya bahagia.
"Gak apa yang penting sekarang Abi gak seperti itu lagi, terima kasih sudah jujur," ucap Annisa
Reyhan mengangguk dan melengkungkan bibirnya, "Saat cemberut pun tetap cantik apalagi tersenyum," katanya yang langsung membuat Annisa malu.
"Ayo masak, Abi bantuin," Ajak Reyhan saat mulai berdiri.
Reyhan memegang tangan Annisa supaya ikut berdiri, Annisa berdiri dan mereka langsung keluar kamar menuju dapur.
Di dapur
"Bi pakai ini dulu biar gak kotor," ucap Annisa saat menunjukkan celemek.
Annisa memakaikannya pada Reyhan, Reyhan tersenyum saat Annisa menyentuhnya.
Aku semakin mencintai Annisa, walau menikah karena dijodohkan tapi rasa cintaku semakin hari semakin besar batin Reyhan
"Bi...." panggil Annisa membuyarkan lamunan Reyhan.
Reyhan menatapnya.
"Ini sudah selesai," kata Annisa
"Ah iya, ayo mulai masaknya," ucap Reyhan sambil mengambil pisau.
Mereka mengeluarkan belanjaan mereka dari kantong plastik.
Reyhan mulai mengupas bawang bombay, dan mengirisnya pelan.
Annisa melihat ke arahnya yang mulai menitikkan air mata.
Annisa tersenyum sambil mendekatinya.
"Biar Ummi saja Bi, mata Abi sudah perih kayaknya," kata Annisa
"Iya Abi gak tahan lagi, Abi cuci muka dulu," kata Reyhan sambil berlari ke kamar mandi dapur.
Annisa masih tersenyum.