NovelToon NovelToon
Kusebut Namamu Dalam Doaku

Kusebut Namamu Dalam Doaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Janda / Selingkuh / Cerai / Pelakor / Pelakor jahat
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Serena Muna

Mutia Muthii seorang ibu rumah tangga yang sudah menikah dengan seorang pria bernama Zulfikar Nizar selama 12 tahun dan mereka sudah dikaruniai 2 orang anak yang cantik. Zulfikar adalah doa Mutia untuk kelak menjadi pasangan hidupnya namun badai menerpa rumah tangga mereka di mana Zulfikar ketahuan selingkuh dengan seorang janda bernama Lestari Myra. Mutia menggugat cerai Zulfikar dan ia menyesal karena sudah menyebut nama Zulfikar dalam doanya. Saat itulah ia bertemu dengan seorang pemuda berusia 26 tahun bernama Dito Mahesa Suradji yang mengatakan ingin melamarnya. Bagaimanakah akhir kisah Mutia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lebih Pintar Katanya

Lestari bersembunyi di sebuah gubuk reyot di pinggiran kota, jauh dari jangkauan polisi. Ia tertawa puas, merasa bahwa ia telah berhasil melarikan diri dari hukuman. Ia tidak menyesal dengan apa yang telah ia lakukan, ia merasa bahwa Mutia pantas mendapatkan semua itu.

"Mereka tidak akan pernah bisa menangkapku," gumam Lestari, matanya berkilat liar. "Aku terlalu pintar untuk mereka."

Lestari merencanakan kejahatan yang lebih besar, kali ini ia ingin menghancurkan hidup Mutia sepenuhnya. Ia tidak ingin Mutia bahagia, ia ingin Mutia menderita seperti yang ia rasakan.

"Aku akan membuatmu menyesal, Mutia," ucap Lestari, suaranya dingin dan mengancam. "Aku akan merebut segalanya darimu."

Lestari menyusun rencana dengan hati-hati, memastikan bahwa tidak ada yang akan mencurigainya. Ia akan menggunakan orang lain untuk melaksanakan rencananya, sehingga ia tidak akan terlibat secara langsung.

"Aku akan membuat hidupmu seperti neraka, Mutia," gumam Lestari, senyum licik menghiasi wajahnya. "Kamu akan kehilangan segalanya, dan kamu akan sendirian."

Lestari merasa bersemangat dengan rencananya. Ia tidak sabar untuk melihat Mutia menderita dan hancur. Ia merasa bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk membalas dendamnya.

"Kamu tidak akan pernah bahagia, Mutia," ucap Lestari, matanya berkilat penuh kebencian. "Aku akan memastikan itu."

Lestari tidak peduli dengan konsekuensi yang akan ia hadapi. Ia hanya ingin membalas dendam, tidak peduli berapa banyak nyawa yang harus ia renggut. Ia telah dibutakan oleh dendam, dan ia tidak akan berhenti sampai Mutia hancur.

Sementara itu, Zulfikar merasa khawatir dengan keberadaan Lestari. Ia tahu bahwa Lestari tidak akan menyerah, ia akan terus berusaha untuk membalas dendam pada Mutia. Ia merasa bertanggung jawab atas apa yang terjadi, karena ia telah melindungi Lestari.

"Aku harus menghentikannya," gumam Zulfikar, suaranya penuh tekad. "Aku tidak akan membiarkan dia menyakiti Mutia lagi."

Zulfikar memutuskan untuk mencari Lestari, ia akan mencoba membujuk Lestari untuk menyerahkan diri kepada polisi. Ia berharap, Lestari akan mendengarkannya dan menghentikan kejahatannya.

****

Ahmad dan Leha tersenyum haru mendengar lamaran Dito kepada Mutia. Mereka merasa bahagia, karena Dito adalah pria yang baik dan tulus, yang mereka yakini bisa membahagiakan putri mereka.

"Dito, kami sangat senang mendengar lamaranmu," ucap Ahmad, suaranya lembut. "Kami tahu kamu sangat mencintai Mutia, dan kami yakin kamu bisa membuatnya bahagia."

"Mutia masih terluka, Dito," tambah Leha, suaranya penuh pengertian. "Dia butuh waktu untuk menyembuhkan lukanya. Tapi kami percaya, kamu bisa membantunya melewati masa-masa sulit ini."

Dito menatap Ahmad dan Leha dengan tatapan penuh keyakinan. "Aku akan sabar menunggu, Pak, Ibu," ucap Dito, suaranya mantap. "Aku akan membuktikan kepada Mutia, bahwa cinta kami tulus dan abadi."

"Aku tidak akan pernah menyakiti Mutia," lanjut Dito, suaranya bergetar. "Aku akan menjaganya, melindunginya, dan mencintainya dengan sepenuh hati."

Ahmad dan Leha tersenyum lega, mereka merasa yakin dengan ketulusan Dito. Mereka tahu bahwa Dito adalah pria yang tepat untuk Mutia, pria yang akan selalu ada untuknya.

"Kami merestui hubungan kalian, Dito," ucap Ahmad, menepuk bahu Dito. "Kami berharap, kalian bisa segera membangun keluarga yang bahagia."

"Terima kasih, Pak, Ibu," ucap Dito, matanya berkaca-kaca. "Aku sangat berterima kasih atas kepercayaan kalian."

Dito menatap Mutia, yang masih terdiam di ranjangnya. Ia tahu bahwa Mutia masih ragu, tetapi ia tidak akan menyerah. Ia akan terus berusaha untuk meyakinkan Mutia, bahwa cintanya tulus dan abadi.

"Mutia, aku tahu kamu masih takut," ucap Dito, suaranya lembut. "Tapi aku berjanji, aku tidak akan pernah menyakitimu. Aku akan selalu ada untukmu, dalam suka maupun duka."

"Aku ingin membangun keluarga bersamamu, Mutia," lanjut Dito, suaranya penuh harapan. "Aku ingin melihatmu bahagia, dan aku ingin menjadi bagian dari kebahagiaanmu."

Mutia menatap Dito dengan tatapan penuh kasih sayang. Ia merasa terharu dengan ketulusan Dito, tetapi ia masih belum bisa memberikan jawaban. Ia masih membutuhkan waktu untuk menyembuhkan lukanya, dan ia ingin memastikan bahwa ia siap untuk memulai babak baru dalam hidupnya.

****

Lestari menyelinap masuk ke rumah sakit, wajahnya tertutup masker dan rambut palsu. Dendamnya membara, ia tidak akan membiarkan Mutia hidup bahagia. Ia ingin Mutia merasakan penderitaan yang sama seperti yang ia rasakan. Dengan langkah hati-hati, ia menuju ruang inap Mutia.

Saat Lestari membuka pintu, ia melihat Dito duduk di samping ranjang Mutia. Dito menatapnya dengan curiga, merasa ada sesuatu yang aneh dengan tamu asing ini. Mutia, yang masih lemah, menatap Lestari dengan tatapan tajam. Ia mengenali mata Lestari, mata yang dipenuhi kebencian.

"Lestari..." bisik Mutia, suaranya lemah namun penuh amarah.

Lestari terkejut, ia tidak menyangka Mutia akan mengenalinya. Ia segera mengeluarkan pisau dari balik jaketnya, menyerang Dito dengan brutal. Dito berusaha melindungi dirinya, tetapi Lestari terlalu kuat. Ia menikam Dito berkali-kali, membuat Dito tersungkur di lantai.

"Ini untukmu, Mutia!" teriak Lestari, matanya berkilat liar. "Kamu telah merebut perhatian Zulfikar dariku!"

Mutia berteriak histeris, mencoba menghentikan Lestari. Ia merasa ngeri melihat Dito tergeletak tak berdaya di lantai, darah mengalir dari luka-lukanya.

Lestari tertawa puas, merasa bahwa dendamnya telah terbalaskan. Ia segera melarikan diri dari ruangan itu, meninggalkan Mutia yang berteriak histeris.

Para perawat dan dokter segera datang, mereka terkejut melihat Dito tergeletak di lantai. Mereka segera membawa Dito ke ruang operasi, berusaha menyelamatkan nyawanya.

Mutia menangis histeris, ia merasa hancur melihat Dito terluka parah. Ia merasa bersalah, karena ia merasa bahwa ia adalah penyebab dari semua ini.

"Dito, jangan tinggalkan aku," isak Mutia, air matanya mengalir deras. "Aku mencintaimu."

Ahmad dan Leha datang, mereka terkejut melihat apa yang terjadi. Mereka memeluk Mutia, mencoba menenangkannya. Mereka berjanji akan menangkap Lestari dan membuatnya membayar atas perbuatannya.

Polisi segera datang, mereka melakukan olah TKP dan mencari bukti-bukti. Mereka berjanji akan menangkap Lestari secepat mungkin.

Mutia merasa hancur dan takut. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tetapi ia tahu bahwa ia tidak akan pernah memaafkan Lestari.

****

Luluk tiba di rumah sakit dengan wajah pucat dan mata berkaca-kaca. Mendengar Dito diserang brutal, hatinya hancur. Ia segera menuju ruang tunggu, di mana Mutia, Ahmad, dan Leha sedang menunggu kabar dari ruang operasi.

Saat melihat Mutia, Luluk menatapnya dengan tatapan penuh kebencian. "Ini semua salahmu!" teriak Luluk, suaranya bergetar. "Anakku terluka karena kamu!"

Mutia menundukkan kepala, air matanya mengalir deras. Ia merasa bersalah, tetapi ia juga merasa marah. "Lestari yang melakukannya, Nyonya," ucap Mutia lirih. "Dia ingin membunuhku."

"Tapi kamu penyebabnya!" bentak Luluk, air matanya tumpah. "Jika kamu tidak ada, Dito tidak akan terluka!"

Ahmad berdiri, menatap Luluk dengan tatapan tegas. "Jangan bicara seperti itu, Bu Luluk," ucap Ahmad, suaranya dingin. "Ini bukan salah Mutia."

1
StepMother_Friend
semangat kak
Serena Muna: makasih kakak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!