WANITA BERCADAR ( ISTRI DAN IBU TERBAIK )

WANITA BERCADAR ( ISTRI DAN IBU TERBAIK )

1

Malam gelap, langit berbintang membuat malam semakin indah, jalanan dipenuhi hiruk piruk perkumpulan remaja.

Kafe-kafe anak muda juga riuh lantang.

Seorang pria muda sedang berkumpul bersama teman kampusnya di kafe anak muda yang malah lebih mirip seperti bar atau tempat keraoke, tempat ini tertutup dan dilengkapi dengan bunyi musik yang memekikkan telinga, Ia terlihat tidak suka saat temannya memesan minuman yang dilarang dalam Agama tapi Ia tidak berbicara untuk melarang temannya.

Namanya Reyhan Pratama, putra tunggal Pramana salah satu pengusaha sukses di kota tempat tinggalnya.

"Ayo kita pergi," ajak Denada pacarnya saat menghampirinya sambil merangkulnya mesra. Ia tau jika Reyhan tidak suka minuman itu sedangkan dia sendiri sangat menyukai minuman itu karena terbiasa.

Reyhan melihat ke arah Denada dengan wajah gelapnya.

"Tidak apa-apa, kita di sini saja sama yang lain, gak enak juga baru sebentar sudah mau pergi," Reyhan menolak pergi walau sebenarnya Ia tidak nyaman berada di sana tapi dia lebih mementingkan teman daripada kenyamanannya sendiri, itulah kelemahannya.

Denada tetap menarik Reyhan hingga Reyhan terpaksa bangkit dari duduknya, Ia hanya mengikuti langkah Denada hingga keluar dari kafe tersebut.

"Mau ngapain di sini?" tanya Reyhan saat melihat tempat yang agak gelap karena berada di luar kafe, di halaman yang jauh dari tempat terang, hanya ada pancaran sedikit dari kejauhan dan juga cahaya bulan yang saat ini hanyalah bulan sabit.

Denada merangkul leher Reyhan, bertindak genit, Ia menatap mata Reyhan sambil berkedip manja.

"Aku bosan di dalam, gak asik," ucap Denada manja padahal dia takut Reyhan marah dan gak akan mau berkumpul seperti ini lagi.

"Kalau bosan, kita pulang saja," usul Reyhan, Ia terbiasa dengan sikap Denada yang seperti ini, sikap genit tapi baginya biasa saja, mungkin inilah yang dinamakan cinta itu buta.

Denada masih menghadap ke arah Reyhan dan mulai berjinjit ingin mencium Reyhan, tapi Reyhan langsung memalingkan wajahnya ke kanan menolak ciuman itu.

Denada terlihat kesal lalu melepaskan rangkulannya.

"Ya sudah ayo pulang," ajak Denada sambil menampakkan wajah kesal dan kecewa, Ia sedikit ngambek.

Reyhan hanya menghela nafas, Ia tau jika pacarnya ini marah.

Reyhan dan Denada berjalan menuju motor yang diparkir tidak terlalu jauh.

Saat berada di motor pun, Denada hanya berpegangan ke jaketnya Reyhan tapi ini sudah biasa bagi Reyhan, membujuk Denada sangatlah gampang, Denada terbiasa marah tapi paling hanya sebentar, setelah dibujuk maka akan kembali baik.

Dia menarik tangan Denada supaya merangkul pinggangnya.

Denada hanya tersenyum sedikit, tapi dia tetap kesal karena Reyhan menolak ciumannya padahal dalam pergaulan mereka itu adalah hal biasa. Setiap kali dia ingin mencium pasti ditolak.

*

Beberapa waktu kemudian setelah mengantar Denada dan mengobrol sebentar, Reyhan langsung pulang ke rumah, Ia turun dari motornya lalu membuka helmnya dan langsung masuk ke dalam rumah tanpa mengucap salam.

"Reyhan...!" panggil Pramana papanya saat melihat Reyhan masuk seperti anak berandalan tanpa didikan.

"Iya Pa, ada apa?" tanya Reyhan menatap ke arah kedua orang tuanya yang sedang duduk santai di ruang tamu.

Reyhan langsung mendekat ke arah Papa dan Mamanya yang lagi duduk berdua.

"Lain kali ucap salam sebelum masuk," kata Papanya

Reyhan mengangguk tanpa melawan.

"Duduk dulu sini, ada yang mau Papa dan Mama bicarakan sama kamu," lanjut Papanya serius

Reyhan patuh dan langsung duduk di depan kedua orang tuanya sambil menyimpan helmnya di samping Ia duduk.

"Ada apa?” tanyanya

"Kami ingin bilang sesuatu, tentang umur kamu yang sudah memasuki masa menikah," ucap Janeta Mamanya, wanita cantik berjilbab

"Terus?" tanya Reyhan santai sambil menatap ke arah Mamanya.

"Kemaren kami bertemu Pak Harun pemilik pesantren tempat kamu menimba ilmu dulu, ingat kan dia punya putri? putrinya sekarang sudah siap menikah, kami berencana ingin menjodohkan kalian, bagaimana menurut kamu?" tanya Janeta menatap harap pada Reyhan

"Ma ini bukan zamannya perjodohan, aku gak bisa," Reyhan menolak dengan tegas.

"Dalam Agama Islam menikah lewat ta'aruf itu hal biasa, yang tamat sekolah menengah atas juga banyak yang langsung taaruf dan menikah," ucap Pramana melanjutkan

"Iya, kamu bisa mengenalnya dulu, nanti kalau gak cocok kamu bisa menolak," tambah Janeta sedikit berharap Reyhan mengubah pemikirannya.

"Aku gak mau mengenalnya dan gak akan pernah mengenalnya, jadi batalkan saja rencana kalian," kata Reyhan dengan wajah tidak suka.

"Apa alasan kamu menolak?" tanya Pramana dengan wajah biasa, tidak menunjukkan emosi sedikitpun.

"Karena aku sudah punya pacar yang sangat aku cintai," jawab Reyhan langsung.

"Apa dia siap jika harus menikah sekarang?" tanya Pramana lagi.

"Pasti dia siap Pa, kami saling mencintai," kata Reyhan yakin.

"Baiklah segera bawa dia pulang ke rumah, perkenalkan pada kami secepatnya," ucap Janeta tidak sabar ingin mengenal pilihan Reyhan. Dia ingin tau seperti apa selera anaknya ini. Apa bisa lebih baik dari putri pak Harun yang sangat cantik dan lemah lembut.

"Setelah aku melamarnya, aku akan membawanya ke sini untuk bertemu kalian," ucap Reyhan mantap.

"Ya, kami tunggu," kata Pramana dengan wajah santai.

"Ya sudah, aku capek banget jadi mau ke kamar dulu," ucap Reyhan sambil berdiri dan menjangkau helmnya.

"Umm..." Papanya menghela nafas sedikit kecewa tapi mau bagaimana lagi.

Dia meminta Reyhan menikah cepat biar pergaulan bebas Reyhan tidak berlanjut.

Reyhan langsung berjalan naik ke lantai atas lalu masuk ke kamarnya. Ia langsung menelpon Denada, Denada sedang berada di Diskotik jadi suara ponselnya tidak terdengar.

Beberapa kali Reyhan mencoba menelpon tapi tetap juga tidak ada jawaban hingga membuatnya kesal dan hampir membanting ponselnya. Dia kembali mencoba menghubungi Denada.

Saat Denada melihat ponselnya, dia langsung mengangkat panggilan dari Reyhan.

"Kok suara ribut-ribut?" tanya Reyhan saat mendengar suara musik keras sebelum suara Denada.

"Tadi setelah kamu antar aku pulang, tiba-tiba teman aku nelpon minta jemput di Diskotik, makanya sekarang aku lagi di Diskotik sama teman," ucap Denada santai.

"Ya sudah pulangnya jangan terlalu larut," ucap Reyhan yang sudah terbiasa dengan kelakuan bebas pacarnya, yang terpenting baginya dia setia.

Reyhan mematikan ponselnya, tidak jadi ingin memberitahukan tentang yang dibicarakan dengan orang tuanya tadi.

Dia berjalan masuk ke kamar mandi, terlihat lelah di wajahnya, Ia membuka pakaiannya lalu berdiri di depan kaca kamar mandinya, menatap diri sendiri sambil menghela nafas. Otot tubuhnya semakin terlihat, mungkin karena sering olah raga dan ngegym.

Di ruang tamu Pak Pramana menelpon Pak Harun dan meminta maaf tentang tidak jadinya perjodohan anak-anak mereka, Pak Harun pun mengerti dan sedikitpun tidak marah karena ini baru rencana mereka dan pertemuan pun belum diadakan.

*

Terpopuler

Comments

Agustina Kusuma Dewi

Agustina Kusuma Dewi

nt ke-4 nih, stlh au n rafa

2023-05-18

0

Aleasafira 27

Aleasafira 27

suka banget novel yang ceritanya kek gini

2023-02-19

1

Yanti Bachtiar

Yanti Bachtiar

aku suka

2022-12-02

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!