Mahen selalu membenci Tante Feronica, bibinya yang menghilang 10 tahun silam. Ayahnya selalu mengatakan bahwa Tante Feronica adalah orang jahat yang telah membuatnya mendekam dipenjara selama 12 tahun.
Namun, ketika Mahen mencoba mencari petunjuk atas apa yang terjadi 10 tahun lalu, dia tidak menyangka bahwa dia akan menemukan sebuah ruang rahasia di kamar Tante Feronica. Di dalam ruang itu, Mahen menemukan petunjuk-petunjuk yang membuatnya mulai mempertanyakan apa yang selama ini dia percayai.
Mahen mulai menyelidiki tentang apa yang terjadi di masa lalu dan mengapa ayahnya dipenjara. Namun, semakin dia menyelidiki, semakin banyak rahasia yang terungkap. Mahen harus menghadapi kenyataan bahwa ayahnya tidak seperti yang dia pikirkan.
Tante Feronica, yang selama ini dia anggap sebagai orang jahat, ternyata memiliki alasan yang kuat untuk melakukan apa yang dilakukannya. apakah Mahen akan bisa menemukan kebenaran dan memperbaiki kesalahan masa lalu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yan duwei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
WANITA PARUH BAYA
Robert benar-benar mengantarkan Ethan ke restoran tradisional yang tadi di bicarakan.
"gue di tinggal bang" rengek Ethan yang sedang berdiri di samping mobil Robert. "kamu yang minta di antar kesini, lagian kenapa tadi nggak ngajak temen kamu?" tanya Robert yang masih duduk anteng di dalam mobil.
"temen gue pada males keluar jauh-jauh" jawab Ethan. "terus sarapannya? katanya makanannya tumpah?" tanya Robert lagi.
Ethan memicingkan matanya, "wah nyelidik nih orang" batinnya.
"pada sarapan di hotel lah, tapi gue bosen." jelas Ethan. Robert terdiam beberapa saat, "yasudah, makanlah. aku pergi dulu" pamitnya seraya menaikkan kaca mobilnya dan melaju pergi.
setelah mobil Robert hilang dari pandangannya, Ethan bergegas masuk ke dalam restoran.
"wih.. emang bener-bener keren sih ini" gumam Ethan seraya duduk di kursi. Ethan mengotak-atik hpnya,
Tantan: gue di restoran tradisional tante Fero, kalian ikutin aja sepupu gue, gue nggak ikut.
Ethan kembali menutup hpnya saat seorang pelayan datang membawa daftar menu.
..
"Ethan nggak ikut nih?" tanya Mahen yang sedang menyetir mobil. di samping Mahen ada Adis, Naomi dan Oca duduk di kursi barisan tengah tepat di belakang Mahen. sedangkan Herdi dan Aidan duduk di kursi barisan paling belakang.
"enggak katanya" jawab Adis seraya menunjukkan chat Ethan di group anjing pelacak.
saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju bandara mengikuti pak Lin atau Robert. sebelum berangkat tadi Mahen memutuskan untuk merental mobil agar mudah saat mengikuti pak Lin.
kebetulan ada layanan rental mobil yang posisinya berada di dekat hotel tempat mereka menginap.
"rutenya masih ke bandara kan nao? nggak berubah?" tanya Mahen pada Naomi yang bertugas memantau posisi pak Lin.
"masih kok" jawab Naomi.
setelah beberapa saat perjalanan, mereka pun sampai di bandara.
"kita nunggu di sini aja atau masuk?" tanya Mahen pada yang lain. "sini aja kali, biar mudah nanti tinggal ikutin pas pak Lin udah keluar dari bandara" usul Aidan.
"gimana nao?" tanya Mahen meminta pendapat Naomi. "yaudah di sini aja" jawab Naomi yakin. mereka pun menunggu di dekat pintu masuk bandara.
hampir satu jam lamanya mereka menunggu di dalam mobil.
"nih, udah mulai mendekat" ucap Naomi saat melihat titik lokasi pak Lin sudah mulai mendekati mereka. "berarti sebentar lagi keluar" sahut Herdi.
"udah lewatin kita" ucap Naomi lagi. Mahen mulai melajukan mobilnya, "mobilnya yang mana sih?" tanya-nya seraya mempercepat laju mobilnya dan mendahului beberapa mobil lain.
"eh itu tuh.. depannya mobil ini" seru Adis seraya menunjuk mobil yang berada tepat di depan mereka.
Mahen kembali menambah kecepatan laju mobilnya dan berhasil mendahului mobil yang tadi berada di depannya. kini mobil yang di kemudikan oleh Mahen tepat berada di belakang mobil Hyundai Palisade yang melaju kencang membuat Mahen sedikit kewalahan mengimbanginya.
"eh Mahen! jangan terlalu deket nanti dia curiga. kita kan mantau lewat GPS jadi walaupun dia jauh kita tetep tau titik lokasinya di mana" ucap Naomi mengingatkan Mahen.
Mahen pun tersadar dan mulai mengurangi kecepatan laju mobilnya. Mahen melaju dengan kecepatan sedang mengikuti rute pak Lin yang terus di sebutkan oleh Naomi.
mereka berhenti tepat di depan gerbang rumah yang menjulang tinggi.
"pagar temboknya tinggi banget" celetuk Herdi melihat pagar tembok yang terlihat sangat kokoh dan juga tinggi.
"pak Lin kemana?" tanya Mahen pada Naomi. "masuk ke situ" jawab Naomi seraya menunjukkan gerbang di depan mereka.
"eh.. ada yang mau keluar cuy, mundur-mundur!" Aidan tak sengaja melihat sekelebat bayangan mobil dari celah-celah gerbang yang sepertinya hendak keluar.
Mahen memundurkan mobilnya hingga sedikit jauh dari gerbang rumah itu. gerbang tinggi itu terlihat bergeser lalu keluar sebuah Innova reborn hitam yang melaju pergi.
"kita kemana?" tanya Mahen. "ikutin mobil itu" ucap Naomi memberi arahan.
Naomi mengeluarkan beberapa alat pelacak serta kamera kecil lalu mengotak-atik laptopnya. "dis, tolong fotoin dong plat mobilnya" suruh Naomi pada Adis. Adis pun sigap melakukan apa yang Naomi perintahkan.
mobil yang mereka ikuti berhenti di sebuah mall besar begitupula Mahen yang ikut berhenti.
Mahen dan teman-temannya melihat seorang wanita paruh baya keluar dari Innova reborn yang tadi mereka ikuti. wanita itu terlihat sangat sederhana, mengenakan rok bunga-bunga dan baju yang mirip kebaya namun polos.
"kayak pembantu nggak sih?" celetuk Adis melihat penampilan wanita paruh baya itu. "mungkin aja, pembantu di rumah besar tadi" sahut Aidan. "mantep juga ya, pembantu belanja-nya di anterin pake reborn" celetuk Mahen.
"her, lo taruh ini di mobilnya, taruh di tempat yang nggak mudah keliatan. dis, lo sama gue masuk, ikutin orang itu" ucap Naomi seraya menyerahkan satu alat pelacak pada Herdi.
"wokeee" sahut Adis bersemangat seraya keluar dari mobil begitupun Herdi dan Naomi.
"lo berdua jagain Oca ye" ucap Naomi sebelum berlalu pergi. Herdi pun melaksanakan tugasnya, ia berjalan mendekati mobil yang sejak tadi mereka ikuti.
Herdi merogoh rokok di saku celananya dan menjatuhkannya di dekat mobil target. ia bergegas jongkok untuk mengambil rokok itu sekaligus menempelkan alat pelacak yang di berikan Naomi tadi tepat di bagian bawah mobil.
"beres" batin Herdi seraya menghidupkan rokok lalu menghisapnya. Herdi menghabiskan sebatang rokok sambil berjalan mondar-mandir di dekat mobil target dan sesekali berjongkok ataupun duduk.
setelah rokok habis, Herdi pergi ke toilet terlebih dahulu barulah kembali ke dalam mobil yang di kendarai oleh Mahen.
"ngapain lo lama banget?" tanya Mahen saya Herdi sudah duduk di dalam mobil. "kalau langsung balik ke mobil ini nanti sopirnya curiga lah" jelas Herdi. Mahen pun mengangguk paham.
..
Naomi dan Adis masih terus mengikuti wanita paruh baya tadi yang sedang berbelanja keliling mall.
"habis ini gimana nao?" tanya Adis yang sudah lelah karena berkeliling.
"lo beli minuman dulu sana" suruh Naomi membuat mata Adis berbinar. "jangan lama-lama, kalau udah hubungi gue" ucap Naomi mengingatkan.
Adis pun bergegas pergi mencari stand minuman terdekat.
setelah mendapat minuman yang di inginkannya, Adis menghubungi Naomi yang masih terus mengikuti target.
Naomi membagi lokasinya pada Adis dan menyuruhnya untuk segera menyusul.
tak butuh waktu lama Adis sudah sampai di tempat Naomi berada karena jarak mereka belum terlalu jauh. Naomi mengambil satu gelas minuman rasa coklat yang di bawa oleh Adis.
"lo tunggu sini" ucap Naomi seraya berlalu pergi mendekati wanita yang sedari tadi mereka ikuti.
bruk..
"aduh.. maaf mbak maaf, saya nggak sengaja" Adis melongo melihat Naomi yang sengaja menabrakkan dirinya pada wanita paruh baya yang menjadi target mereka.
"nggak papa mbak, nggak papa" wanita paruh baya itu terus mengatakan tidak apa-apa seraya mengibas-ngibaskan bajunya yang terkena noda minuman.
"ah ini ini.. saya punya pena penghilang noda" ucap Naomi seraya membuka ranselnya dan mengeluarkan pena penghilang noda seperti yang di katakannya.
"sini saya bantu bersihkan" Naomi melepas satu kancing baju wanita itu dan mulai membersihkan noda minuman yang tadi di tumpahkannya. sambil membersihkan baju wanita itu Naomi menyelipkan kamera berukuran kecil di sela-sela kancing.
setelah selesai Naomi membantu wanita itu merapikan pakaiannya yang sedikit berantakan. Naomi juga menyelipkan penyadap suara di ujung baju wanita itu.
setelah selesai Naomi kembali meminta maaf seraya berpamitan.
prok.. prok.. prok..
Adis bertepuk tangan saat Naomi sudah berada di dekatnya. "keren banget akting lo nao" sindir Adis membuat Naomi terkekeh.
lanjut....