NovelToon NovelToon
Dia Suamiku

Dia Suamiku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Badboy / Patahhati
Popularitas:6.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Yutantia 10

Sejatinya, pernikahan adalah suatu ibadah dan kebahagiaan yang harus dikabarkan. Tapi tidak bagi Mila dan Elgar. Pernikahan siri mereka hanya diketahui oleh mereka berdua dan orang tua Mila dikampung.



"Ingat, pernikahan kita atas dasar saling membutuhkan. Aku membutuhkan kepuasan, dan kamu membutuhkan uang. Jadi jika salah satu diantara kita sudah merasa tidak butuh, kita berakhir." Itulah kata kata yang selalu Elgar ucapkan.

"Lebih dari uang yang aku butuhkan, aku butuh cintamu." Kata kata yang hanya mampu Mila ucapkan dalam hati, tapi tak pernah bisa dia lafalkan.

Saat berdua, mereka adalah suami istri. Tapi saat ada orang lain, mareka adalah dua orang asing.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

GAK BERHAK

Devan terpaksa menyerahkan stnk nya pada polisi. Besok, setelah dia membayar denda, dia baru bisa mengambilnya kembali.

Polisi menyuruhnya segera memindahkan mobil. Dan saat Devan membukakan pintu penumpang bagian depan, Mila mau tak mau segera masuk. Tak mungkin dia mau berdebat dulu didepan polisi itu. Sekarang saja dia sudah malu karena dikira mabuk asmara sampai tak lihat rambu.

"Mau kemana sekarang?" Ujar Devan saat mobilnya mulai melaju dijalanan.

"Hah." Mila menoleh kearah Devan dengan tatapan bingung.

"Kali aja kamu masih pengen makan yang pedes pedes. Pengen sampai nangis nangis biar plong. Saya tahu tempat mie setan yang recomended." Kata Devan sambil menoleh sebentar kearah Mila.

"Buat apa menangis. Bukankah kata bapak, air mata tak akan bisa mengembalikan yang telah pergi. Jadi, jika sesuatu itu telah ditetapkan menjadi milik saya. Sesusah apapun jalannya, akan tetap menjadi milik saya. Dan jika bukan menjadi ketetapan saya. Menangis 7 hari 7 malampun, tak akan bisa merubah apapun."

"Kasihan sekali pria yang kamu tangisi itu."

"Kasihan? kenapa?" Mila mengerutkan dahinya. Dia yang harus dikasihani, kenapa malah pria itu.

"Karena dia sudah menyianyiakan wanita seperti kamu."

Mila tertawa ringan mendengar ucapan Devan.

"Heis, kok malah ketawa."

"Dia mendapatkan yang lebih segalanya dari saya. Jadi tak perlu kasihan padanya."

"Dari segi apa?"

"Segalanya."

"Yakin segalanya? Kalau cinta?"

Mila seketika terdiam.

"Apakah dia juga lebih mencintai pria itu dibanding kamu?"

Mila mendadak baper. Mungkin Salsa lebih segalanya. Tapi cintanya untuk Elgar, dia yakin lebih besar dari cinta Salsa.

"Kalau benar, beruntung sekali pria itu. Tapi kalau tidak, kasihan sekali dia. Karena telah menyianyiakan seseorang yang tulus dan memiliki cinta yang begitu besar untuknya."

Devan melihat mata Mila mulai berkaca kaca. Dia mengambil tisu dan menyerahkannya mada Mila.

"Tadi katanya gak mau nangis." Cibir Devan sambil tertawa ringan.

Melihat tawa Devan, membuat Mila juga ingin tertawa. Menertawakan dirinya yang bodoh dan telah salah jatuh cinta. Elgar memang cinta pertamanya. Tapi Elgar, mungkin bukan cinta terakhirnya. Ya, saat ini mungkin dia sedang dipertemukan dengan orang yang salah. Dan suatu saat nanti, pasti dia akan bertemu orang yang tepat.

Mila meraih tisu dari tangan Devan lalu menghapus air matanya.

"Move on. Dia mungkin bukan takdir, tapi hanya sekedar hadir dihidup kamu. Yakinlah, suatu saat, takdir kamu akan datang."

"Perempatan depan, belok kanan." Ujar Mila saat sudah dekat apartemennya.

"Emang mau kemana?" Devan yang menyetir saja, tak tahu mereka mau kemana.

"Saya disuruh menginap diapartemen saudara saya. Apartemen yang waktu itu kita ketemu." Mila berbohong untuk kesekian kalinya.

"Oh..." Devan hanya bisa ber oh ria..Padahal dia sebenarnya masih ingin mengajak Mila jalan jalan. Tapi sepertinya Mila tak berminat.

Tak lama kemudian, mobil Devan berhenti didepan tower apartemen yang dimaksud.

"Terimakasih." Ujar Mila sebelum dia turun dari mobil Devan.

"Sama sama."

Sebelum membuka pintu, Mila kembali menoleh pada Devan.

"Bolehkah saya bertanya?"

"Akan saya jawab jika memang ada jawabannya."

Mila menyeringai kecil mendengar jawaban Devan.

"Apakah anda tidak malu jika saya memakai baju couple dengan Pink?"

"Kenapa harus malu?" Devan balik bertanya sambil mengernyit.

"Semua orang disana tahu jika saya hanya office girl. Apa tidak memalukan jika datang bersama saya , ditambah saya memakai pakaian yang sama dengan Pink?"

"Tolong buang kata HANYA itu. Seakan akan, profesi kamu sangat rendahan. Jika kamu saja tak bisa menghargai profesi kamu, apalagi orang lain."

Mila merasa malu. Yang diucapkan Devan sangatlah benar.

"Saya bukan orang yang suka menilai seseorang dari profesi atau penghasilannya. Saya justru senang jika kamu mau datang bersama saya dan Pink. Untuk apa saya malu menggandeng wanita cantik."

blush

Wajah Mila seketika memerah karena pujian Devan. Andai saja Elgar yang memujinya, sudah pasti terbang kelangit ketujuh dia.

"Baiklah kalau begitu. Katakan pada Pink, saya bersedia memakai gaun itu dan datang bersamanya."

Senyum Devan seketika merekah. Pink pasti bahagia mendengar kabar ini. Tapi Devan, dia jauh lebih bahagia lagi.

...******...

"Kenapa baru pulang?"

Mila sampai terjingkat saking terkejutnya. Betapa tidak, apartemen yang dia pikir kosong, ternyata ada orang didalamnya. Siapa lagi kalau bukan Elgar yang sekarang sudah duduk manis disofa sambil bermain ponsel. Dia pikir, saat Salsa ada di Indonesia, pria itu tak akan datang ke tempatnya.

Mila melanjutkan mengunci pintu lalu berjalan begitu saja melewati Elgar menuju pantry. Dia mengambil sebotol air minum dari kulkas lalu meneguknya. Elgar mendengus karena Mila tak menjawab pertanyaaanya. Bahkan sampai selesai minum dan mengembalikan botol ke kulkas, Mila masih tetap diam saja.

Mila berjalan menuju ranjang, sekali lagi melewati Elgar tanpa menoleh. Dia meletakkan tas diatas meja rias lalu membuka almari untuk mengambil baju ganti.

Elgar berdecak lalu menghampiri Mila.

"Darimana aja, kenapa baru pulang?"

"Aku jalan kaki, makanya lama." Jawab Mila dingin tanpa menoleh kearah Elgar yang sekarang berdiri disampingnya.

Mila mengambil baju tidur lalu berjalan menuju kamar mandi.

"Bisa keluar gak, aku mau mandi." Ujar Mila saat Elgar mengikutinya sampai kamar mandi.

"Biasa juga mandi bareng." Jawab Elgar sambil melepas kaosnya.

"Aku datang bulan."

"Gak usah bohong."

"Terserah." Lirih Mila sambil melepas bajunya.

"Sial." Umpat Elgar saat melihat jika Mila benar benar datang bulan. Dia menyaut kembali kaos yang ada digantungan lalu keluar.

Mila tertawa melihat ekspresi Elgar. Kenapa rasanya senang sekali bisa bikin pria itu jengkel. Akhirnya dia bisa mandi dengan tenang tanpa harus direcokin Elgar. Karena kalau bareng dia, bisa tiga kali lebih lama mandinya.

Selesai mandi, Mila terkejut melihat Elgar yang tengah duduk diatas ranjang sambil memangku laptop. Dia pikir, pria itu sudah pulang. Biasanya kalau dia lagi datang bulan, jangankan menginap, datang saja tidak mau.

"Gue laper."

"Terus?"

"Ck, ya masakin lah. Masa gitu aja lo masih nanya." Geram Elgar sambil memelototi Mila.

"Perutku sakit efek datang bulan. Mending kamu pesen makanan aja. Aku lagi pengen istirahat." Jawab Mila sambil menyisir rambutnya.

Elgar dibuat geleng geleng dengan perubahan sikap Mila. Tadi pagi mendadak minta cerai. Lalu sekarang cuek. Padahal dulu tak pernah seperti ini.

"Lo kenapa jadi kayak gini?"

Astaga, masih nanya? batin Mila. Sungguh orang tak peka.

"Gak kenapa kenapa." Jawab Mila sambil naik ketas ranjang lalu berbaring memunggungi Elgar.

Dia mencoba untuk tidur tapi tak bisa juga. Matanya sama sekali tak mengantuk. Setelah cukup lama, rasanya capek juga pura pura tidur. Anehnya, Elgar tak juga pergi. Pria itu masih sibuk dengan laptopnya. Bukankah seharusnya dia menghabiskan waktu dengan Salsa sekarang, kenapa malah disini?

Mila mendengar suara bel. Dan bersamaan dengan itu, terasa pergerakan disebelahnya. Elgar turun dari ranjang untuk membukakan pintu.

"Makan dulu." Ujar Elgar yang saat ini sudah berdiri di depan Mila.

"Gue tahu lo cuma pura pura tidur."

Huft, karena udah ketahuan, Mila membuka matanya. Dia lalu bangun dan menyaut kantong makanan yang ada ditangan Elgar. Membawa makanan itu kedapur lalu memindahkannya kepiring. Ternyata, didalam keresek itu tak hanya berisi makanan, ada sebotol minuman pereda nyeri haid disana.

Mila buru buru menggeleng, enggak dia gak boleh baper. Elgar bukan tipe pria yang perhatian. Jangan jangan dia ngasih minuman ini karena ada maunya. Jangan jangan dia minta dipuassin setelah ini. Dengan cara lain misalnya. Astaga astaga Mila. Mila membuang jauh pikiran kotor itu. Berprasangka buruk pada suami sendiri itu tidak boleh.

Mila membawa dua piring makanan menuju sofa. Memberikan satu pada Elgar dan satu untuknya sendiri.

"Uang bulanan lo udah gue transfer."

"Makasih." Jawab Mila datar. Kalau biasanya dia akan memeluk dan mencium Elgar. Kali ini, rasanya ucapan terimakasih saja sudah cukup.

"Bukankah Salsa ada di Indonesia, kenapa kamu malah disini?" Tanya Mila yang sejak tadi terus penasaran.

Elgar menoleh kearah Mila lalu menatapnya tajam. Membuat Mila yang hendak menelan makanan jadi terasa berat.

"Lo gak berhak ngatur gue harus ada dimana."

"Maaf, aku lupa." Sahut Mila sambil balik menatap Elgar. "Aku lupa kalau aku gak punya hak apapun atas dirimu. Jangankan untuk mengatakan pada orang "Dia suamiku", menggenggam tanganmu diluar apartemen ini saja, aku gak berhak."

1
Akbar Razaq
Jangan jangan gegara pink Mila jadi dekat sama Devan dan tahu kan Devan.orangnya baik dewasa dan.pastinya bertolak belakang dr Elgar.Bisa nyaman tuh si Mila klo udah kadung sama Devan.
Akbar Razaq
Jadi sugar baby ya Mila.Ternyata mura han juga .
Akbar Razaq
Laki lqki begitu pada akhirnyq di gilai mila.
Elina
sedih banget 🤧, cerita yang bagus
L A
Ku menangis 😭😭😭😭😭😭😭😭😭
L A
Biasa
Nenk Oky
akhir nya gk happy ending, kan kasian aku sampai nangis sendirian
Jennymanullang
/Cry//Cry//Cry/sedih
Venuz Jupiter
nangis Bombay,ikutan potek hati Eike😭😭
Mamiyah
makanya jd orang egois klu begini trus gigit jari dong 🤣🤣🤣🤣🤣
Mamiyah
itu kan setingan othooorrrr🤭🤭🤭🤭
tintrim listiani
otewe
tintrim listiani
karyamu kerenn semua thor...
Ely
Luar biasa. Bagus cerita nya. Ringan, ada sedih, senang. ada.cinta, rindu, tangis tawa
ada.Elgar, Mila
Bzaa
kerennnnnn😘😍💕
Bzaa
segera otewe...
sukses sll ya tor, kopi sudah terkirim 😘
St Olip
Luar biasa
Bzaa
Edgar menolong nya PK pamrih nih
Bzaa
pasti nyai Mila ☺️
Sa Tokkin
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!