Anandita putri Yasmin tidak menyangka akan mengalami kejadian yang tak terduga malam itu.
Karena sebuah kesalah pahaman dengan pemuda bernama Gavin putra Bagaskara mereka berdua harus menanggung konsekuensi dinikahkan malam itu juga oleh penduduk kampung karena dikira melakukan perbuatan asusila.
Anandita baru tahu setelah mereka menikah bahwa Gavin adalah murid disekolah tempat dia mengajar.
Bagaimanakah kisah perjalanan cinta mereka,akankah hubungan yang dimulai oleh sebuah salah paham bisa menjadi langgeng.
Silahkan dibaca reader tercinta semoga karya autor yang ini bisa menjadi teman kehaluan kalian.
Jangan lupa untuk meninggalkan like dan komen agar autor semangat untuk updatenya nanti.
Happy Reading reader semua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32.Aku Mau Minum Itu?
Anandita memandang dirinya dicermin yang ada diwastafel kamar mandi.
'Jangan gugup'gumamnya sambil kembali merapikan baju tidur mini yang dipakainya itu.
Dengan pelan dibukanya pintu kamar mandi berharap saat dia keluar dari kamar mandi Gavin tidak ada disana,tapi ternyata perkiraannya meleset Gavin sedang duduk dikepala tempat tidur dengan laptop berada diatas pangkuannya.
Dengan pelan Anandita langsung naik keatas tempat tidur disamping Gavin dan langsung menyelimuti tubuhnya dengan selimut tebal agar Gavin tidak sempat melihatnya.
Anandita tetap dalam posisi itu selama beberapa menit tapi ternyata Gavin masih tetap diam tidak menegurnya, membuat Anandita jadi sebal,apa yang sedang dilakukan Gavin dengan Laptopnya sampai tidak meliriknya sama sekali bukankah tadi dia yang menyuruh Anandita untuk memakai baju tidur kurang bahan ini,gerutu Anandita dalam hati.
Anandita membalikkan badannya yang masih dibungkus selimut menghadap kearah Gavin, dilihatnya Gavin sedang sibuk mengetik sesuatu dengan laptopnya.
"Kamu ngerjakan apa sih Vin?"tanya Anandita dengan nada ketus.
"Hem...tugas sekolah"jawab Gavin dengan singkat.
"Tugas sekolah apa?"tanya Anandita sambil mendekatkan tubuhnya kearah Gavin.
"Tugas dari bu Margareta,kenapa?"
"ooo..,nggak papa"ucap Anandita lalu kembali merebahkan tubuhnya seperti semula.
"Tidurlah dulu aku harus menyelesaikan ini malam ini juga".
"Memangnya harus ya?"tanya Anandita sambil membalikan badannya memunggungi Gavin dengan sebal.
"Iya, supaya besok bisa langsung dikumpulkan".
"Memang kapan waktu mengumpulnya?"
"Minggu depan"
"Minggu depan,lalu kenapa kau kerjakan sekarang Vin!"
Tapi ternyata Gavin tidak menanggapi ucapannya membuat Anandita semakin sebal dibuatnya.
Dimasukkannya seluruh badan sampai ke kepalanya kedalam selimut ,supaya dia bisa cepat tertidur,tapi bukannya tertidur Anandita malah merasa sesak nafas dalam selimut tebal itu,jadi terpaksa dia mengeluarkan kepalanya dari dalam selimut.
Anandita bermaksud turun dari atas ranjang karena tidak bisa tidur,tapi belum sempat dia bangun, Gavin sudah lebih dulu menarik tubuhnya masuk kebawah kungkungan tubuh Gavin.
" Aa..Kamu apa apaan sih Vin!"teriak Anandita sambil berusaha mendorong tubuh Gavin yang berada diatasnya.
"Masih ngambek ya?"ucap Gavin.
"Siapa yang ngambek!,aku cuma mau kedapur ,mau ngambil air minum,aku haus tau!"ucap Anandita sambil mengalihkan tatapannya dari Gavin.
Bukannya melepaskan tubuh Anandita Gavin malah memeluk tubuh Anandita dengan erat.
"Vin lepas,aku gerah tau!"
"Hemmm"
"Vi..n,lepas sesak ihh!"Anandita berusaha melepaskan pelukan Gavin dari tubuhnya dengan menggerak gerakkan badannya.
"Diam An..,kalau kau terus bergerak kau akan membangunkan naga yang sedang tidur"ucap Gavin.
"Apaan sih,Vin emangnya ada naga dimana?"tanya Anandita tidak paham dengan maksud ucapan Gavin.
Gavin lalu menggulingkan tubuhnya kesamping Anandita dan mengambil tangan Anandita.
"Ini !,Ucap Gavin sambil menyentuhkan tangannya kesenjatanya itu,membuat Anandita langsung membolakan matanya karena terkejut dengan kelakuan Gavin.
Anandita langsung menarik tangannya yang berada digenggaman Gavin Dan langsung membalikkan tubuhnya membelakangi Gavin,supaya Gavin tidak dapat melihat wajahnya yang sudah memerah karena malu,karena berhasil dikerjai suaminya itu.
"An...balik kesini dong kalau tidur!"ucap Gavin sambil mencoba membalik tubuh Anandita agar menghadap kearahnya.
"Apaan sih Vin aku ngantuk,sana selesaikan tugasmu aku mau tidur sekarang!"
"Sudah selesai,tidur hadap sini dong An..".
"nggak Vin! nanti malah aku nggak jadi tidur kamu usilin".
"Nggak kok aku cuma mau peluk kamu sambil tidur"
"Serius?"
"Iya..."
Anandita langsung membalikkan tubuhnya menghadap Gavin,tapi dia terkejut saat melihat Gavin tidur hanya memakai celana pendeknya saja.
"Vin,ngapain kamu lepas bajumu?"
"supaya enak kalau meluk kamu".
"Maksudmu?"
"Udah tidur,kalau kamu ngomong terus aku makan kamu malam ini".
"Hah..!"
"Ssstt"Gavin menempelkan jarinya dibibir Anandita,supaya dia berhenti bicara.
"Sini!"Gavin menarik tubuh anandita masuk kedalam pelukannya.
Anandita menuruti perintah Gavin untuk masuk kedalam pelukannya.
Anadita berusaha untuk tidur tapi dengan tubuh telanjang Gavin yang menempel diwajahnya membuatnya tidak bisa untuk tidur,apalagi dirasakannya tangan Gavin yang berada dipunggungnya bergerak naik untuk melepas pengait bra yang dipakainya.
"Vin...tanganmu ngapain?".
"Cuma mau menyentuh aja,!"ucap Gavin.
"Tapi...Issh"desis Anandita saat tangan Gavin merayap nakal ke bagian depan dadanya dan mulai membelai puncak kedua gundukan miliknya itu secara bergantian,yang menimbulkan gelenyar geli dibagian bawah perut Anandita.
"An...sebentar saja ya...aku pengen.."bisik Gavin lalu menyingkap bagian depan gaun tidur Anandita dan mulai menghisap kedua puncak gunung kembar Anandita secara rakus,membuat Anandita hanya bisa mendesis merasakan nikmat dari hisapan Gavin itu.
Gavin menghisap buah dada Anandita secara bergantian sampai warnanya yang asalnya pink berubah merah karena hisapannya.
Anandita hanya bisa memejamkan matanya menikmati sensasi dari apa yang dilakukan Gavin itu.
Tapi saat gairah Anandita sudah mulai naik tiba tiba Gavin menghentikan perbuatannya itu.
Membuat Anandita langsung membuka matanya dengan bingung.
"Kenapa?"ucapnya dengan nada kesal karena Gavin berhenti.
"Besok lagi"ucap Gavin sambil menutup kembali bagian depan gaun Anadita yang tadi dibukanya.
"Hah!,apa maksudmu!"tanya Anandita bingung karena otaknya masih diliputi gairah.
"Sudah,An..,besok lagi mimi cucunya sekarang sudah malam aku sudah ngantuk, ayo kita tidur"jawab Gavin dengan muka polosnya, lalu menarik Anandita masuk lagi kedalam pelukannya.
Anandita hanya diam dalam pelukan Gavin dan tak bisa lagi untuk memejamkan mata setelah apa yang baru saja Gavin lakukan padanya.
Berbeda dengan Gavin tidak sampai lima menit nafas Gavin sudah terdengar teratur ditelinga Anandita yang berarti Gavin sudah benar benar tertidur.
Anandita lalu melepaskan tubuhnya dari pelukan Gavin lalu turun dari ranjang dan melangkah keluar dari kamar dengan pelan menuju dapur.
tenggorokannya terasa kering karena menahan hasrat yang harus berhenti ditengah jalan tadi.
Anandita mengambil air es dari kulkas dan langsung meminumnya untuk menenangkan perasaannya yang masih berdebar,dan saat dirasakannya otaknya masih belum normal juga Anandita mengambil es batu dari kulkas dan langsung menempelkannya ke kepalanya,supaya otaknya jadi dingin.
"Kamu sedang apa An..?"
Anandita langsung terlonjak kaget saat mendengar suara Gavin yang tiba tiba sudah berada dibelakangnya.
"Gavin!! bisa nggak sih kamu jangan tiba tiba muncul menyebalkan!"gerutu Anandita dengan nada sebal.
Gavin tidak menanggapi ucapannya malah mengambil es batu dari tangannya dan langsung membuangnya kewastafel.
"Ayo kembali kekamar,nanti kau bisa masuk angin berada disini dengan baju tipis seperti ini".
"Kamu duluan aja aku nanti dulu, mataku belum ngantuk",tolak Anandita sambil duduk di meja makan.
"Kalau belum ngantuk jangan disini,tapi duduk didepan aja ya,"
"Ngapain kita kedepan?"
"Nonton film,memangnya mau ngapain atau kamu mau kita bikin film?"goda Gavin sambil menarik tangan Anadita untuk ikut kedepan.
seandai di balik, gavin yang marah tidak jelas karena omongan orang lain, dan minta cerai pada anadita, dia terus marah, membentak apakah kau akan anggap juga itu masalah biasa apakah kau juga akan adil jika membuat malah mengemis cinta seandai diperlakukan gitu oleh gavin
stop selalu menganggap kesalahan pemeran utama wanita (sudut pandangmu) adalah hal biasa dan tidak perlu dibesarkan
karena fakta nya yang dilakukan anadita adalah kesalahan serius dan fatal
*karena orang lain suami yang kena imbasnya
*minta cerai, fatal dan laknat
*marah, membentak, kurang ajar, dan durhaka,
*mau pergi dari rumah
ini semua sudah kesalahan serius,
begitu aja thor jika kau diperlakukan kayak gitu oleh suamimu, hanya karena omongan orang lain suami marah2, membentak, dan minta cerai dan mau pergi dari rumah apakah kau Terima begitu saja
thor jadi wanita jangan selalu hanya melihat sudut padang istri saja karena itu membuat kau sangat egois, lihat juga sudut pandang pria (suami)
sampai disini pahamkan
Gimana klo tengah malem cello kebangun 😁