NovelToon NovelToon
Cinta, Berpihaklah Kepadaku

Cinta, Berpihaklah Kepadaku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Perjodohan / Lari Saat Hamil / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Nikah Kontrak / Cerai
Popularitas:3.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Linda manik

Evan Dinata Dan Anggita sudah menikah satu tahun. Sesuai kesepakatan mereka akan bercerai jika kakek Martin kakek dari Evan meninggal. Kakek Martin masih hidup, Evan sudah tidak sabar untuk menjemput kebahagiaan dengan wanita lain.

Tidak ingin anaknya menjadi penghambat kebahagiaan suaminya akhirnya Anggita
rela mengorbankan anak dalam kandungan demi kebahagiaan suaminya dengan wanita lain. Anggita, wanita cantik itu melakukan hal itu dengan terpaksa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda manik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kejujuran Nia

Hari berganti minggu. Minggu berganti bulan. Tidak terasa kepergian kakek Martin sudah satu bulan. Kesedihan masih jelas terasa di setiap keluarga yang ditinggalkan. Tidak terkecuali dengan Danny. Sama seperti Evan. Danny juga merasakan kehilangan seseorang panutan untuk hidupnya. Tapi pria itu lebih bijak menyikapi kepergian kakek Martin dibandingkan Evan. Mungkin karena sadar dirinya banyak kesalahan. Evan masih saja menyesali semua sikapnya.

Sedangkan untuk Gunawan dan Rendra. Dua pria yang menjadi putra kebanggaan kakek Martin lebih menerima kepergian papa tercinta. Sama seperti nenek Rieta. Dua pria itu sangat ikhlas. Mungkin karena terlalu sayang dengan kakek Martin. Mereka tidak ingin melihat kakek Martin menderita kesakitan akan penyakit yang menyebabkan pria tua itu menghembuskan nafas terakhir. Tapi satu hal yang mereka sesalkan adalah Anggita yang tidak ikut mengantar kakek Martin ke peristirahatan terakhir.

Sedangkan untuk tante Tiara dan mama Anita. Dua menantu itu. Mempunyai perasaan yang berbeda akan kepergian papa mertua mereka. Mama Anita merasa lega atau bisa dikatakan jika wanita itu sangat senang dengan kepergian kakek Martin. Terlepas dari perceraian Anggita dan Evan. Mama Anita merasa merdeka setelah kepergian kakek Martin. Dia berpikir jika dirinya akan bebas mengatur Rendra tentang keuangan dan juga perusahaan. Selama ini, kakek Martin selalu ikut campur akan perusahaan milik Rendra. Rendra tidak keberatan akan hal itu karena dengan karena kakek Martin memberikan pemikiran yang positif untuk perkembangan perusahaan miliknya.

Bukan hanya perusahaan milik Rendra. Mama Anita juga berpikir jika dirinya akan bisa ikut campur ke perusahaan yang diwariskan kakek Martin untuk Evan. Wanita itu sudah membayangkan hidupnya akan berlimpah kemewahan setelah kakek Martin pergi. Dia bahkan sudah mengusulkan kepada Evan untuk mengambil alih kepemimpinan kafe menjadi dirinya. Tapi Evan belum mengijinkan hal itu. Dia justru menyuruh pihak kafe untuk berkoordinasi dengan Rendra.

Lain mama Anita lain pula dengan Tante Tiara. Wanita itu sangat merasa kehilangan akan papa mertuanya. Mama Anita adalah menantu pilihan yang dijodohkan kakek Martin dengan Rendra. Tante Tiara sangat sulit melepas papa mertuanya mengingat semua kebaikan kebaikan yang dia terima sejak mengenal hingga di akhir hidup kakek Martin.

Tante Tiara memang sangat bersedih. Tapi bisa dikatakan dia yang selalu sabar menasehati Evan dan Danny untuk tetap melangkah maju menyongsong masa depan. Terutama untuk Evan. Tante Tiara memberikan perhatian khusus untuk pria itu. Hampir setiap hari dia berkunjung ke rumah Evan untuk memastikan bahwa Evan tidak terus larut dalam kesedihannya.

Tante Tiara berhasil. Berkat support dan pemahaman tentang hidup. Evan akhirnya bisa bangkit dari keterpurukan dirinya dari kehilangan Anggita dan kakek Martin.

Ternyata kehilangan kakek Martin juga dirasakan oleh Anggita. Wanita yang kini tinggal sangat jauh dari kota, baru mengetahui kalau Kakek Martin sudah meninggal.

Anggita menundukkan kepalanya lemas. Walau kematian Kakek Martin sudah divonis dokter. Tetap saja wanita itu merasa shock. Dan yang membuat hatinya sangat sedih. Karena tidak bisa melihat kakek Martin untuk terakhir kalinya.

"Kakek Martin sudah tenang di alam sana. Jangan terlalu dipikirkan. Ingat kandungan kamu," kata Nia yang duduk di hadapan Anggita. Wanita yang merupakan sahabat Anggita itu sengaja datang berkunjung ke desa ini untuk melihat kondisi Anggita.

Jangan tanya, dari mana Nia mengetahui tempat ini. Desa ini adalah desa kelahiran kedua orang tuanya. Dan rumah tempat Anggita saat ini adalah rumah peninggalan dari nenek Nia yang sudah lama tidak ditempati.

Nia menyarankan Anggita ke desa ini setelah mendengar rencana Anggita yang akan menyembunyikan kehamilannya dari Evan dan keluarganya.

"Aku sangat kehilangan Nia. Kakek Martin adalah orang baik," jawab Anggita sambil mengusap air Mata yang sudah membasahi kedua pipinya.

"Keringkan air Mata kamu dahulu. Ada lagi informasi yang mungkin akan membuat dirimu menangis Bombay," kata Nia lagi.

"Informasi apa. Apa nenek Rieta baik baik saja?" tanya Anggita sudah penasaran. Selama hampir dua bulan menjauh dari Kota, dia tidak mengetahui sama sekali tentang kabar keluarga kakek Martin. Desa tempat tinggal kini sangat terpencil dan belum tersentuh jaringan internet membuat Anggita minim informasi apapun tentang perkembangan yang terjadi saat ini.

"Kamu dan pria itu sudah resmi bercerai Gita," kata Nia pelan. Nia tidak enak hati ketika mengatakan itu. Anggita memang sudah janda. Mengingat perceraian itu diputuskan tanpa kehadiran Anggita di persidangan. Nia takut sahabatnya itu semakin sedih. Tapi di sisi lain. Nia juga tidak ingin menyembunyikan status baru dari sahabatnya itu.

"Sudah aku duga. Tapi ya sudah lah. Ini adalah takdir aku dan anakku. Mas Evan hanya jodoh yang sekedar singgah di hidupku. Aku bisa apa. Selain menerima takdir ini."

Nia merasakan hatinya sangat sedih mendengar perkataan sahabatnya yang pasrah akan takdirnya. Nia memeluk Anggita. Walau Anggita terdengar pasrah. Nia bisa melihat jika luka itu masih tersimpan di sorot matanya.

"Semoga kamu mendapatkan pengganti pria itu Gita. Yang bisa menerima kamu dan anak kamu kelak. Mencintai kamu apa adanya," kata Nia masih betah berpelukan dengan sahabatnya.

Anggita melepaskan pelukan sahabatnya. Dia tidak berani untuk mengaminkan perkataan baik dari sahabatnya itu. Setelah ini. Entah dia masih bisa percaya kepada laki laki atau tidak. Dia sudah mendapatkan pelecehan dari Indra sang papa tiri. Dan juga mendapatkan penghinaan dari mantan suaminya. Rasanya, Anggita sangat sulit untuk membuka hati lagi kepada laki laki.

"Lupakan dia dan hilangkan kesedihan kamu. Jika perlu. Anggap saja kamu tidak pernah bertemu dengan pria jahat itu. Kamu masih punya mama Feli dan aku tempat kamu berbagi. Dan jangan lupa. Tinggal hitungan bulan lagi kamu akan melahirkan bayi yang menjadi malaikat untuk kamu. Jadi jangan bersedih." kata Nia lagi. Dia tidak pintar merangkai kata kata untuk menyemangati sahabatnya itu.

Mama Feli yang berdiri di pintu kamar yang bisa mendengar pembicaraan dua sahabat itu tidak bisa menahan air matanya. Dia sangat sedih melihat putri kesayangannya bersedih. Sedih karena putrinya sudah menjadi janda yang sedang hamil.

Mama Feli akhirnya mendekat dan memeluk Anggita. Dia menyemangati putrinya itu. Selama hampir dua bulan. Dia bisa melihat Anggita tegar. Tapi tidak satu dua kali dirinya dia melihat Anggita termenung. Mama Feli paham jika Anggita hanya berusaha menyembunyikan luka hatinya. Anggita bersikap seolah olah baik baik saja di hadapannya. Tapi tidak jika Anggita sendirian. Wanita itu akan kembali tenggelam di dalam kesedihannya. Bahkan pernah sekali mama Feli memergoki Anggita menangis di dalam kamar.

"Kamu sudah janda nak. Tidak ada alasan bagi kamu untuk menangisi pria yang bukan bagian hidup kamu. Sampai menangis darah pun. Dia tidak akan menginginkan kamu. Jadi stop sampai disini. Lupakan dia," kata Mama Feli tegas. Perkataannya yang terdengar seperti tidak memikirkan perasaan Anggita. Tapi perkataan itu bermaksud supaya Anggita tidak mengharapkan Evan lagi.

"Iya ma," jawab Anggita singkat.

"Janda bukan status yang memalukan. Jadi jangan berkecil hati karena status ini. Kamu harus membalaskan sakit hati kamu kepada Evan dengan menjadi manusia yang lebih baik. Bagaimana pun, Evan manusia biasa. Buat dia menyesal karena tidak menganggap kamu selama ini," kata mama Feli lagi. Sungguh wanita itu sangat marah sebenarnya. Tapi dia tidak bisa berbuat banyak karena Anggita mengubah perceraian ini tiba tiba.

"Kapan Kita menjalankan permainan itu," tanya Nia.

"Tunggu perintah dari aku Nia. Aku tidak akan membiarkan wanita jahat itu hidup tenang. Dia sudah mengganggu perkembangan janin aku. Maka dia juga harus terganggu dengan permainan kita," jawab Anggita dengan tatapan lurus ke depan. Ternyata untuk Adelia. Dia dan Nia sudah mempunyai rencana untuk balas dendam.

"Permainan apa yang kalian rencana kan?" tanya mama Feli penasaran. Nia menceritakan tentang rencana itu.

"Setuju, setuju. Mama mendukung kalian. Sebagai wanita Kita tidak boleh diam akan penindasan wanita lain kepada Kita," kata mama Feli setelah mendengar rencana yang akan dimainkan oleh Anggita dan Adelia. Dia sudah mendengar bagaimana jahatnya Adelia kepada putrinya. Dan rencana Anggita dan Nia adalah balas dendam terbaik untuk wanita jahat seperti Adelia.

"Anggita, sebenarnya ada hal lain yang ingin aku sampaikan lagi kepada kamu," kata Nia sambil menundukkan kepalanya.

"Hal apa lagi?" tanya Anggita. Dia menatap sahabatnya itu yang sudah duduk gelisah di bangku kayu itu.

"Hal apa Nia?" ulang Anggita.

Nia bukannya menjawab kini sudah terlihat gugup. Entah bagaimana dia menceritakan hal yang sangat sulit ini kepada Anggita.

"Sebenarnya..." Nia terdiam kembali.

"Sebenarnya apa Nia?" tanya Anggita semakin penasaran. Anggita takut jika hal lain yang dimaksudkan oleh Nia adalah informasi yang membuat dirinya akan semakin sedih.

"Apa tentang kafe?" tanya Anggita berusaha menebak hal yang dikatakan oleh Nia tadi.

"Tidak. Bukan tentang kafe."

"Jadi tentang apa?.

"Tentang peneror itu Anggita," jawab Nia. Sebenarnya bukan itu yang akan dia ceritakan kepada Anggita. Tapi karena Anggita menyebut kata kafe. Nia langsung mengikat tentan teror yang pernah ditujukan untuk Anggita.

"Mas Evan," tebak Anggita. Nia menggelengkan kepalanya.

"Bukan pria itu. Peneror itu ternyata mantan mama mertua kamu," kata Nia membuat Anggita membulatkan matanya. Dia sunguh tidak pernah menyangka jika mantan mertuanya itu sampai rela melakukan hal kotor seperti itu demi melihat dirinya pergi dari hidup Evan.

"Biarkan saja Anggita. Dia yang akan menanggung dosa yang dia perbuat. Percayalah, dia akan mendapatkan karma yang sadis akan perbuatannya itu," kata mama Feli geram. Hampir satu tahun terpisah dari putrinya. Mama Feli tidak menyangka jika Anggita ternyata mendapatkan perlakuan yang tidak baik bukan hanya dari Evan melainkan juga dari mantan besarnya itu. Beberapa detik kemudian, mama Feli menundukkan kepalanya sedih. Dia malu kepada dirinya sendiri yang tidak bisa melindungi Anggita dari orang orang jahat seperti Anita dan Evan.

"Anggita. Aku minta maaf," kata Nia untuk memulai perkataannya terkait hal yang sudah dia sebutkan tadi.

"Minta maaf untuk apa. Seharusnya aku yang meminta maaf kepada kamu. Gara gara aku. Kamu jadi repot seperti ini sampai meninggalkan adik adik kamu," kata Anggita. Anggita mengetahui dengan jelas. Kedatangan Nia ke desa ini mengorbankan banyak hal. Selain waktu dan tenaga. Nia juga harus meninggalkan adik adiknya yang masih butuh pengawasan dari Nia.

Bukan hanya itu. Nia juga berkorban materi. Karena mengetahui situasi desa itu dengan jelas. Nia juga banyak membawa susu hamil beberapa kotak dari berbagai macam rasa. Membawa cemilan yang cocok dimakan oleh wanita hamil.

"Sebenarnya, Evan berkali kali datang ke kafe untuk bertanya tentang keberadaan kamu."

"Kamu memberitahukan keberadaan kami?" tanya Anggita cepat. Wajahnya terlihat panik.

"Tidak. Aku bisa menutup mulut untuk itu. Tapi ketika giliran adik sepupunya yang bertanya. Aku tidak bisa mengelak," kata Nia jujur.

"Danny?. Nia menganggukkan kepalanya.

Anggita mengacak rambutnya frustasi. Dia sudah bersembunyi sangat jauh ke daerah ini tapi Nia membocorkan rahasia persembunyiannya. Nia terlihat sangat merasa bersalah atas hal itu. Dia tidak bisa mengelak pertanyaan Danny yang menjebak sehingga dia keceplosan menjawab tentang keberadaan Anggita.

"Maafkan aku Anggita."

"Jujur aku kecewa Nia. Aku Kira kamu bisa menjaga rahasia ini ternyata tidak. Tidak Ada jalan lain. Aku dan mama harus pindah dari desa ini tanpa memberitahukan kepada kamu," kata Anggita kecewa. Dia tidak bisa menyalahkan Nia akan hal ini. Salah dia sendiri yang membocorkan rencana rahasia kepada Nia.

"Maafkan aku Gita. Dia sudah berjanji menjadikan tempat ini menjadi rahasia Kita bersama."

"Apa kamu lupa?. Aku bersembunyi karena apa. Karena kehamilan ini Nia. Maka secepatnya kami juga akan pindah dari tempat ini. Terima kasih Nia," kata Anggita.

Nia terdiam menyadari kesalahannya yang tidak bisa menjaga rahasia. Tapi dia juga mempersiapkan hatinya mendapatkan kemarahan Anggita berikutnya. Dia datang ke desa ini tidak sendirian melainkan bersama Danny yang masih menunggu perintah dari dirinya. Danny sedang di ujung desa di sebuah warung. Sesuai perjanjian mereka. Danny bisa masuk ke dalam rumah jika Nia berhasil meyakinkan Anggita bahwa keberadaan dirinya yang diketahui oleh Danny tidak akan bocor kepada siapapun.

1
Desi Oppo
bjo edan 😤
Janah Husna Ugy
Rico gk ada jodoh nya thor
Janah Husna Ugy
permainan ranjang nya hot nia dan Danny, timbang evan sama anggita
Janah Husna Ugy
kayaknya prank dech
Janah Husna Ugy
karma dibayar lgsg
#ayu.kurniaa_
.
echa purin
/Good//Good/
Ruzita Ismail
Luar biasa
Lala Al Fadholi
nia bodoh
Trisna
jangan hanya manis di awal yah Lex.
tapi di ending bikin Sad
Trisna
e Tah lah Nia sok jadi pahlawan banget.
Trisna
salsa ting-ting nih mah
senggol dong
Trisna
astaga Danny😂😂
Trisna
pak Rendra semakin di depan
Trisna
nah gitu dong Nia... berani berbuat, berani juga dalam bersikap. Lo memang salah
tapi mengemis no.
Trisna
Hot duda kaya raya
Trisna
Lo sendiri yang menciptakan penderitaan mu Nia😏😏
menjengkelkan
Trisna
Entah gimana perasaan Nia....
iri benci enggak yah dia nantinya sama Anggita🤔
Trisna
air mata mu tak berarti Nia.
💯%lo secara sengaja menjebak Danny. Lo menykiti pa Rendra.
tapi lo nenangis seakan-akan Lo yang tersakiti.
Trisna
gue curiga deh dama dokter itu di balik sifatnya yang tenang bisa saja dia bisa menghanyutkan.

sayang sih sayang tapi privasi bayi itu ada....
walaupun di bilang masih bayi
tidak mengerti apa-apa.
pada hal dokter itu orang luar tapi udah berani mandiin.
gue pikir yang agak bodoh itu adalah Anggita demi rasa nyaman
dia melupakan privasi putri mungilnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!