Proposal Cinta Sang Ceo

Hampir dua jam Jeni bergelut dengan adonan kuenya,melihat semua pekerjaannya telah selesai, Jeni ingin mengistirahatkan dirinya.ketika dia keluar dari ruang pembuatan kue,betapa terkejutnya Jeni, melihat Vano yang belum meninggalkan tokonya.

Jeni menghela nafas lelah,dia bingung harus berbuat apa pada pria,yang kini sudah berdiri tepat dihadapannya, dengan senyum penuh pesona yang dia miliki.dari kejauhan sang ayah dan Lara,sedang mengamati mereka berdua.

“Benarkan tebakanku ayah,mereka masih sering bertemu”,,sang ayah sudah murka, dia benar-benar tak habis pikir dengan putrinya, yang dengan berani bermain api dibelakang Tuan Nathan.mengakibatkan kehancuran baginya, terutama perusahaannya.

“Berhentilah menggangguku Vano,sudah aku katakan padamu aku sudah bersuami. jadi aku mohon jangan menggangguku,dan membuat masalah untukku”,,ucap Jeni memohon,vano sedikit kecewa,dengan perkataan Jeni yang terus mengatakan,kalau dirinya membawa masalah untuknya.

“Aku mohon sebagai temanmu,mungkin kita tak bisa bersama seperti dulu lagi, tapi bisakah kita berteman”,,ucap vano penuh harap, dia sadar di hati Jeni sudah tidak ada dirinya,melainkan pria yang sudah menjadi suaminya sekarang.

Bagaimanapun cara vano berusaha membujuk, Jeni tetap pada pendiriannya.

jika kau bahagia dengan suamimu, aku akan merelakan dan mendukungmu Jeni.

Dengan berat hati, Jeni menyanggupi permintaan vano,dia sungguh lelah berdebat .saat Jeni hendak berbalik, tak sengaja seorang pelanggan menabraknya,hingga dia hampir saja terjatuh. Vano dengan sigap menangkap tubuhnya.

"Maafkan saya Nona”,,ucap si pelanggan yang hanya dibalas senyuman oleh Jeni,mereka masih tetap pada posisi saat vano,menangkap tubuh Jeni.sehingga mereka seperti berpelukan,sang ayah mulai murka,dia datang dan meneriaki Jeni.

“JENITA! "

Sang ayah serta Lara, datang menghapiri Jeni dan vano.

"Ayah”,,ucap jeni pelan melepaskan tangan vano dari tubuhnya.

“Dasar anak tak tau diri,,,PLAAKK! "

Tuan Sanjaya menampar Jeni,dengan begitu keras sampai Jeni terhuyung kebelakang.jika tidak ada vano ,yang berdiri dibelakang tubuhnya mungkin saja Jeni sudah tersungkur.pipi Jeni yang putih, memerah karena tamparan keras sang ayah,darah segar mengalir dari sudut bibir Jeni.beberapa saat Jeni merasakan pusing yang amat sangat, dia memegangi pipinya yang terasa kebas.

“Apa yang anda lakukan Paman”,,ucap vano,yang mendapat tatapan membunuh dari ayah jeni.

“Jangan ikut campur urusan kami vano,kau dan dia sama saja,dasar anak tak berguna,tak tau terimakasih!"

"Inikah balasan mu pada ayahmu,beraninya kau berselingkuh sementara kau sudah bersuami,dimana otakmu!"

"Apa kau tau,akibat dari perbuatan mu ini,perusahaan ku di ambang kehancuran!”

Tuan Sanjaya menatap geram kearah Jeni, sedangkan vano , dia merasa begitu geram dengan perkataan ayah Jeni. dia tak menyangka jika ayah Jeni, akan menuduh mereka yang bukan-bukan.meskipun sebenarnya vano, ingin kembali ke sisi Jeni,namun Jeni selalu menolaknya, terus darimana mereka bisa dikatakan berselingkuh.

“Sikap anda tidak mencerminkan sikap seorang ayah,mana ada seorang ayah,yang akan menampar putrinya didepan umum. dan menjadikan putrinya tontonan masyarakat,seperti yang anda lakukan ini!”

“Jangan pernah mengajariku cara mendidik anakku ,dan siapa kau yang berani menasehati ku!"

Tuan Sanjaya tak terima dengan perkataan vano,Lara maju dan menggenggam tangan sang ayah. dia tak menduga, jika sang ayah akan berdebat dengan vano.

“Cukup vano hentikan”,,ucap Jeni yang sudah tak bisa membendung air matanya lagi. dia lelah dengan semua perlakuan,dan sikap sang ayah yang selalu menyalahkannya,tanpa bertanya kebenarannya terlebih dahulu.

“kalian berdua sangat hebat,bahkan kalian saling melindungi hah!,,teriak sang ayah,mereka kini jadi tontonan para pelanggan.sang pengawal yang tak berani mendekat ataupun bertindak,hanya bisa menatap iba kepada sang Nona. dia tidak memiliki kuasa berbuat lebih,karena tugasnya hanya mengintai, dan melaporkan dengan siapa saja sang Nona bertemu.

“CUKUP AYAH,AKU BILANG CUKUP!!

Jeni menatap sang ayah dengan pandangan penuh luka,vano,Lara dan sang Ayah terkejut mendengar teriakan Jeni yang menggema.

“Apakah aku ini Putrimu?,,hahaha iya anda tak pernah menganggap saya sebagai putri anda.putri anda hanya satu yaitu LARA SANJAYA!"

"Bahkan nama belakangnya,menggunakan nama anda. siapakah diriku, yang hanya setumpuk sampah di rumah anda, yang harus anda buang.sebesar apapun pengorbananku, tak pernah ada nilainya dimata anda!"

"Bahkan hari ini,anda menuduhku melakukan sesuatu,yang tidak pernah aku lakukan.aku berkorban agar keluarga anda,masih bisa menikmati kemewahan,tidur dan makan dengan layak. meskipun aku harus menderita di rumah baru,bersama orang-orang baru yang tidak menerima kedatanganku,pernahkah anda bertanya tentang keadaanku?"

"Apa anda pernah bertanya, apa aku hidup dan makan dengan baik?.sebagai seorang ayah, apakah anda tau hari ulang tahunku?"

"Tidak,bahkan anda selalu melewatkannya, yang anda ingat hanya Lara putri yang begitu anda sayangi. lalu pernahkah aku mengeluh pada anda?tidak, bahkan saat istri anda mengusirku dan membuang ku semalaman ditengah jalan, apakah anda tau akan hal itu. apakah anda mencari ku dan menghawatirkan ku,aku rasa tidak!”

Ucapan Jeni membuat sang ayah bungkam, semua yang dikatakan Jeni benar.sementara vano, dia tak tau penderitaan yang Jeni alami selama ini.Jeni terisak, dia menumpahkan semua kekecewaannya pada sang ayah,ditatapnya pria yang begitu dia hormati itu.

“Benar kami berselingkuh,kami saling mencintai. bukankah anda dan putri anda mengetahui hubungan kami,jadi aku tak perlu berbohong atau berpura-pura lagi bukan”,,ucap Jeni yang menarik tangan vano,meninggalkan sang ayah yang semakin terkejut,dengan pengakuan Jeni.

“Berhenti ayah bilang,ayah belum selesai bicara Jeni,,JENITA!!,,teriak sang ayah yang masih berdiri ditempatnya,sementara Jeni dan vano pergi meninggalkan Toko roti miliknya.

“kau sudah lihat,jadi aku mohon berhentilah mencari ku,dan membuat masalah untukku aku lelah vano”,,ucap Jeni pelan dengan deraian air matanya,tanpa ijin dari Jeni,vano langsung memeluk Jeni.memberikan Jeni ketenangan,Jeni tak bisa menahan airmatanya lagi. dia menumpahkan kekecewaan,amarah dan tidak keberdayaannya di pelukan vano.

Maafkan aku Jeni,yang berusaha merusak rumah tanggamu,jika benar pria itu mencintaimu,aku akan merelakan mu.

Vano diam,dan mendengar tangisan pilu Jeni.sang pengawal beberapa kali menghubungi nomer Elios, untuk mengatakan yang terjadi. dia begitu geram dengan kelakuan ayah sang Nona,namun nomer Elios tak bisa dihubungi.

Hampir satu jam, Jeni menenangkan dirinya di samping vano,kini dia merasa lebih baik.

“Mau berteman denganku”,,ucap vano menatap Jeni,melihat senyum kembali terukir dibibir Jeni, membuat Vano bernafas lega.

”Aku tidak akan mengharapkan cintamu lagi,jika kau dan suamimu saling mencintai,aku akan merelakan kalian.yang aku inginkan sekarang, hanya kebahagiaanmu”,,ucap vano lembut.

"Terimakasih”,,Jawab Jeni tulus.

“Sekarang temani aku, ke butik ya sebentar saja”,,ucap vano memohon,dan Jeni mengangguk tanda setuju.sementara itu Nathan dan Elios telah menyelesaikan mitingnya dari kota B, kini mereka menuju Butik langganan Nathan.

Disebuah butik ternama tempatnya para pengusaha,model dan artis memesan gaun ataupun jas. tampak Selena sedang memilih busana, yang akan dia kenakan sebentar malam,ia ingin tampil secantik mungkin untuk memikat hati Nathan kembali.mungkin keberuntungan sedang berpihak padanya,dia melihat Nathan, memasuki butik dengan Elios dibelakangnya,senyum Selena merekah.

“Nathan kau disini”,,sapa Selena,setelah Nathan memasuki ruangan khusus pelanggan VIP. dia hanya menatap Selena,tanpa mau menjawab ataupun bicara dengannya.selena tak ambil pusing sikap Nathan, dia berusaha sebaik mungkin,mencuri perhatian Nathan,dengan memilihkan beberapa setel Jas.

Sementara Jeni dan vano baru saja memasuki Butik,dan sialnya Butik yang sama yang dimasuki oleh Nathan dan selena. Jeni begitu takjub melihat gaun-gaun cantik yang terpajang,sementara vano, sibuk mencari-cari setelan jas yang akan ia kenakan dalam acara keluarga.entah apa yang membawanya,Kaki Jeni melangkah begitu saja, menyusuri ruangan yang begitu elegan dengan koleksi berbagai busana,gaun dan jas itu.dengan tak sengaja, dia mendengar seorang pramuniaga menyebut nama suaminya,karena rasa penasaran, dia melangkahkan kakinya dengan perlahan melihat siapa pria yang dimaksudkan oleh sang pramuniaga.

Disebuah ruangan yang begitu elegan, duduk seorang pria tampan nan mempesona dialah Nathan. Jeni terpaku ditempatnya berdiri, dia begitu terpesona, melihat sang suami yang duduk dengan gaya elegannya,sedangkan tepat dibelakangnya sang sekertaris berdiri seperti patung. Jeni tersenyum dan ingin menghampiri sang suami,namun saat dia akan melangkahkan kakinya,suara seorang wanita membuatnya mengurungkan niatnya.

“Nathan bagaimana menurutmu, gaun yang mana cocok untukku?"

wanita itu adalah Selena,dia menatap penuh cinta kearah Nathan,yang ditanya hanya diam tanpa menjawab.membuat selena gemas,selena menghampiri Nathan, yang duduk di sofa dengan majalah yang ada ditangannya. sebenarnya Nathan merasa kesal,dengan pramuniaganya yang tak kunjung datang membawakan jasnya,mau tak mau dia harus melihat selena dalam waktu yang lama.

Selena merangkul tangan Nathan, merasa tak mendapat penolakan Selena tersenyum, dan merebahkan kepalanya di bahu Nathan.