Jangan terjebak dengan judul nya 🙌🏻
DUAARRRRR ...... !!!
Tiba-tiba ruangan laboratorium tempat penelitian seorang wanita yang ahli dalam membuat senjata dan sedang mengetes benda mutakhir senjata militer terkini itu meledak dengan dasyatnya.
KERAJAAN INGGRIS.
Roh dan jiwa wanita yang berusia 34 tahun itu terlempar ke dalam tubuh seorang gadis PERAWAN. Putri dari seorang Earl, dimana perempuan itu harus menikah dengan bandot tua seorang Count yang posisinya lebih tinggi dari sang Earl.
Penasaran dengan gadis perawan namun disangka seorang pelacuur oleh seorang Pangeran?
Cekidot ⏩⏩⏩
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Beraninya!
Setelah keluar dari hutan, Pangeran masih tetap tak bisa menemukan Eleena padahal kusir kereta kuda yang membawanya dengan jelas mengatakan wanita dengan ciri - ciri Eleena menaiki keretanya dan meminta turun di dekat jalan setapak.
"Kemana kamu Eleena..." lirih Pangeran.
"Kita akan mencari lagi kemana, Pangeran?"
"Cari di setiap penginapan!"
Para pengawal melaksanakan perintah sang Pangeran, mereka mengobrak - abrik setiap penginapan yang ada. Tapi meskipun sudah mencari, Eleena bahkan Andrian dan yang lainnya tak bisa ditemukan.
Pangeran pulang dengan tangan kosong, berjalan menyeret kakinya tanpa semangat memasuki paviliun tempanya selalu bersama Eleena.
Pria itu membaringkan tubuhnya di atas ranjang, membaui aroma Eleena yang tertinggal. Tiba - tiba hatinya terasa sakit, bagai ditusuk ribuan jarum.
"Arghhtt!" ia memegangi dadanya.
"Pangeran," Santos berlari masuk, mencemaskan keadaan Pangeran.
"Dimana Eleena?"
"Pangeran... maafkan saya. Saya tidak berguna..." Santos bersujud.
"Eleena..."
"Tuan Santos, saya ingin bicara," tiba - tiba Bibi Weni masuk.
"Ada apa? Ini bukan waktu yang tepat Bibi, pergilah!"
"Ini tentang Nyonya Eleena."
Pangeran membuka matanya, seketika turun dari ranjang mendekat ke Bibi Weni. "Katakan!"
Tubuh Bibi Weni bergetar, tiba - tiba wanita tua itu bersujud. " Maafkan saya Pangeran, saya tidak bisa menjaga Nyonya dengan baik. Sepertinya saya tau kenapa Nyonya kabur dari sini."
Santos berdiri, "Katakan semuanya."
"Itu, lima hari lalu saat Pangeran tidak ada. Lady Dayana dan Lady Serena datang, mereka membawa kepala pelayan Istana juga beberapa pelayan, lalu memaksa Nyonya meminum obat penggugur kandungan. Saat itu saya tidak berani melawan, karena Lady Dayana adalah calon Putri. Maafkan saya, Pangeran. Huhu..." Bibi Weni terisak, merasa bersalah jika saja saat itu melawan.
"Lalu apa yang terjadi?"
"Tuan kecil Rodrigo berlari datang menggigit tangan Lady Dayana dan para pelayan yang memegangi Nyonya. Saat itu Nyonya terlepas lalu berlari ke bengkel senjata meminta tolong pada orang di sana. Saat itu, akhirnya Lady Dayana pergi dari sini."
"Kamu berkata jujur?" tanya Santos, dia sudah melihat wajah Pangeran yang menggelap seperti ingin membunuh seseorang.
" Saya jujur, Tuan."
"Lalu kenapa selama ini merahasiakannya dan tidak mengatakan padaku!" bentak Santos.
"Nyonya Eleena melarang, Nyonya bilang Pangeran pasti akan bertengkar dengan calon istri Pangeran. Nyonya Eleena tidak menginginkan Pangeran berada dalam masalah karena kejadian itu."
Pangeran tak bisa lagi menahannya berjalan keluar kamar dengan mata membara, wajahnya benar - benar menakutkan bagi orang yang melihatnya.
"Beraninya! Beraninya!" Pangeran berteriak sepanjang jalan menuju kamar Lady Dayana yang sekarang sudah menjadi seorang Puteri.
BRAKKK.
Tengah malam yang begitu sunyi di Istana dalam, apalagi malam itu adalah malam pengantin. Orang - orang sedang menutup mata untuk beristirahat. Tapi suara bantingan keras pintu kamar Puteri membangunkan para pelayan yang tidur di sekitar kamar sang Puteri.
Puteri Dayana terbangun, ia bangkit dari baringan tidurnya. Saat melihat kehadiran suaminya, senyuman terukir di wajahnya mengira Pangeran akhirnya datang untuk malam pertama mereka. Tapi saat melihat raut wajah menyeramkan Pangeran, tiba - tiba Puteri Dayana menggigil ketakutan.
"Pa-pangeran..." cicitnya.
Dengan langkah lebar Pangeran mendekat ke ranjang, menarik lengan Puteri dengan sekali dorongan menghempaskan tubuh istrinya ke atas lantai dingin.
"Arghtt!" Puteri Dayana meringis kesakitan.
"Sakit?!" Pangeran berjongkok, mencekal dagu istrinya dengan kasar.
"Ada apa Pangeran, ini malam pertama kita. Kenapa kamu berbuat begini padaku--"
"Diam! Beraninya kau menyakiti Eleena! Beraninya ingin membunuh anakku dalam kandungannya! Kau pikir kau siapa?!"
Pangeran menarik tubuh Puteri Dayana berdiri, menyeret tubuhnya keluar dari kamar. Semua pelayan berdiri menunduk tidak berani menatap Pangeran yang melewati mereka masih menyeret dengan kasar tubuh Puteri keluar ke arah taman lalu melempar tubuh Puteri ke tanah.
"Tidurlah disini! Kau harus merasakan dinginnya udara malam, mungkin saja Eleena juga kedinginan diluar sana! Kau harus merasakan apa yang Eleena rasakan!"
Puteri Dayana menarik jubah gaun tidur tipisnya membungkus tubuhnya yang kedinginan. Udara malam itu benar - benar sangat dingin.
"Jika ada yang menolong dan memasukkannya ke dalam! Aku akan memotong satu - persatu anggota tubuhnya!" ancam Pangeran.
Pangeran lalu pergi meninggalkan wanita yang dibencinya tergolek di taman untuk membiarkannya mati kedinginan.
