Linda adalah adik kandung dari Rani. Linda di boyong Rani ke rumahnya untuk melanjutkan pendidikan di kota tempat tinggalnya sekarang.
Rani sudah berkeluarga tapi belum kunjung di karunia anak. Rumah tangga Rani awalnya adem ayem,tapi semenjak kedatangan sang adik suaminya mulai berubah.
Kebohongan demi kebohongan terus suaminya ucapkan untuk menutupi perselingkuhan denga sang adik ipar.
Apakah Linda tega menghancurkan rumah tangga kakaknya sendiri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Walau tanpa seorang ayah Alan tidak kekurangan kasih sayang sama sekali. Mang Asep dan bik Asih begitu sangat menyayangi putranya.
Walau Alan tumbuh tanpa sosok seorang ayah,tapi sebenarnya ia membutuhkan sosok itu. Kadang kala Alan bertanya tentang sosok ayahnya Linda akan berusaha memberi pengertian pada Alan.
"Papi lagi kerja sayang." ujar Linda lembut.
"Kok ga pernah pulang,Mi. Teman - teman aku semuanya punya Ayah kenapa aku ga?" Ujar Alan sendu.
"Kan Alan punya Mami,disini juga kakak sama nenek." Linda memeluk putranya yang sudah mulai bisa protes.
Sering kali Linda dibuat kewalahan dengan pertanyaan - pertanyaan dari putranya. Jika ia tidak pintar - Pintar menjawab entah apa jadinya.
Sementara di kota,Ari menjalani hidupnya sendiri. Sikap dinginnya membuat semua bawahannya merasa segan dan takut. Ia sama sekali tidak tergoda dengan rayuan dari gadis - gadis yang mencoba menarik perhatiannya. Dihatinya cuma ada satu wanita yaitu Linda. Cintanya untuk Linda tidak pernah pudar hingga sekarang.
"Maaf pak,apakah bapak hari ini sibuk?" tanya sekretaris yang baru sebulan bekerja pada dirinya sebab sekretaris yang lama resign mengikuti suaminya ke kota lain.
"Ada apa?" tanya Ari dingin,membuat nyali sekretarisnya ciut.
"Saya mau mengajak pak Ari untuk nonton bareng. Hari ini ada film bagus." Sekretaris itu berusaha merayu bosnya yang ganteng.
"Maaf saya ga bisa. Kamu pergi saja yang lain." Ekspresi Ari masih saja dingin seperti es.
Sekretaris Ari akhirnya memilih menyerah. "Kalau begitu saya pamit pak,mau menyelesaikan berkas yang bapak minta. " pamornya keluar meninggalkan ruangan Ari.
Ruangan Ari terasa dingin karna orangnya juga dingin. Di meja kerjanya terpajang foto seorang gadis yang sedang tertawa. Foto itu adalah Foto Linda yang sempat ia ambil secara diam - diam.
Hanya foto itu yang setia menemani dirinya saat bekerja. Foto pelepas rasa rindu. Ditengah lamunannya terganggu oleh dering ponselnya. Disana tertera nama sang mama. Dengan malas - maslan Ari mengangkat telpon dari mamanya.
"Ya,ma" jawab Ari.
"Malam ini kamu pulang kerumahkan?" tanya seorang wanita di sebrang.
"Aku usahakan ma. Tapi aku ga janji." jawab Ari.
"Kamu apa ga kangen sama mama,sudah lama kamu ga nengokin mama." tanya sang mama.
"Iya,ma." akhirnya Ari mengalah kalau sudah mendengar remehkan mamanya.
Sambungan telpon seketika langsung terputus . Ari sudah membayangkan apa yang akan mamanya katakan pada dirinya nanti.
Hari semakin sore, langit terlihat gelap sepertinya akan turun hujan. Ari merapikan meja kerjanya dan langsung pulang kerumah kedua orang tuanya.
Mobil yang di dikendarai Ari berjalan perlahan meninggalkan parkir perkantoran. Jalanan sudah terlihat ramai,karna memang sudah jam pulang kantor. Kemacetan salah satunya adalah langganan di kota di saat jam sibuk.
Walau sedikit macet akhirnya Ari sampai juga di rumah orang tuanya. Satpam yang sudah tau mobilnya langsung membukakan gerbang dan menunduk hormat pada putra majikannya.
Ari memarkirkan kendaraannya lalu berjalan menuju rumah utama. Disana sang mama sudah menunggu kedatangannya.
"Akhirnya kamu datang juga,nak." mama langsung memeluk Ari yang sudah sangat ia rindukan. Begitu juga dengan Ari membalas pelukan mamanya. Bukanya ia tidak mau pulang keruanganya tapi setiap ia pulang mamanya pasti akan mendesak dirinya untuk mencari penganti Rani istrinya yang dulu.
"Mama apa kabar?" Ari bertanya saat pelukan mereka terurai.
"Baik. Kamu ini bener - bener ga sayang sama mama. Kalau mama ga memelas pasti kamu ga akan pulang. " cibir mamanya.
"Mama tau lah kenapa Ari malas pulang kesini." kekeh Ari sambil berlari menuju kamarnya untuk mengganti pakaian kerjanya. Kalau ga buru - buru kabur ceramah sang mama ga akan berhenti sampai mamanya capek ngomong sendiri.
knp jadi dendam ke ari?
malah lbh jahat rani, tega sama adiknya sendiri