Dikhianati oleh ibu tiri dan saudara tirinya, Daisy yang baik hati menjadi tawanan di tempat tidur pemimpin mafia terbesar.
Benjove Haghwer, memiliki tinggi badan 190cm, dengan tubuh yang ideal dan wajah yang sempurna... Di balik penampilannya yang mempesona adalah iblis berhati dingin.
Daisy melarikan diri, Benjove terus mengejarnya.
Bagaikan kucing dan tikus, Benjove menikmati permainan ini, tapi tanpa disadari, dia sendiri jatuh cinta!
Akankah malaikat yang baik hati dan cantik ini bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Newbee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 6
Malam itu adalah malam yang suram dan pengar bagi mulut Daisy, dimana sebelumnya Geraldo telah memberikan beberapa teguk minuman untuk Daisy. Sehingga membuat Daisy seharian tidak sadarkan diri.
Ketika sampai di mansion yang bangunannya sudah agak tua, Daisy terus memberontak, ia memaki dan berteriak hingga membuat telinga Geraldo gerah.
Akhirnya, para pengawal lebih erat memegangi lengan Daisy, dan Geraldo memberikan lubang botol minuman yang ia bawa ke dalam mulut Daisy.
Semua alkohol tumpah ke dalam mulut serta wajah Daisy, hingga membuat Daisy kelabakan.
Kepala Daisy mendadak pusing, tubuhnya terasa panas, dan yang paling buruk adalah mulutnya terasa terbakar dan seperti pengar.
Para pengawal kemudian membawa Daisy ke dalam kamar di ikuti oleh Geraldo.
Nafas Daisy seperti sesak karena tenggorokannya seperti terbakar, ini adalah pertama kalinya ia minum alkohol.
Geraldo kemudian membuka beberapa kancing bajunya dan menelan air liurnya.
Dengan satu tangannya, ia mencengkram kedua pipi Daisy, lututnya bertumpu pada ranjang di samping tubuh Daisy.
"Aku tidak akan terburu-buru menikmatimu, karena kau adalah berlian yang indah, aku akan menikmatimu setelah urusanku selesai, bersiaplah untuk menerima semua sentuhanku." Kata Geraldo.
Daisy menangis namun suaranya tercekat, dan hanya air mata yang keluar. Berulang kali Daisy menggelengkan kepalanya, pertanda ia tidak mau, namun tenaga dan kekuatannya terlalu lemah.
"Hahahaha....!!!" Geraldo beranjak pergi sembari tertawa girang.
Beberapa menit kemudian, Daisy merasa pandangan nya gelap, ia merasa syock berat dan tidak sadarkan diri.
Ketika malam tiba akhirnya Daisy sadar dari pingsannya, namun kepalanya masih seperti di penuhi kunang-kunang dan seolah dunia sedang berputar.
Saat Daisy bahkan tak sanggup mengangkat kepalanya, tiba-tiba ia tersadar kembali dan ingat ia berada dalam sebuah kamar mewah, meski ruangannya di penuhi hiasan perabotan antik, namun itu tetap terlihat sebuah kemewahan bagi Daisy yang biasanya hanya tidur di sebuah ruangan berpetak kecil.
Terlepas dari itu, Daisy bukan lah gadis matrealistis, ia tidak akan pernah mau menjadi istri dari Geraldo, membayangkan nya saja Daisy merasakan jijik dan sangat mual.
Tiba-tiba terdengar suara kunci di putar, dan kemudian pintu kamar pun terbuka. Lalu terdengar sebuah troli di dorong.
Pastilah orang itu sedang membawa makanan untuk Daisy.
Dengan kepala yang masih sangat berat, Daisy turun dari tempat tidurnya dan bersembunyi di samping ranjang.
Gadis itu meringkukkan tubuhnya dan memeluk kedua lututnya dengan sangat erat.
"Daisy."
Sebuah tangan pria menyentuh bahunya.
Buru-buru Daisy menjauh dan berteriak.
"Jangan menyentuhku....!!!" Teriak Daisy dan semakin menutup wajahnya di kedua lututnya.
"Daisy, ini aku..."
Daisy tidak asing dengan suara pria itu, kemudian ia mengangkat wajahnya.
"Brian..." Kata Daisy lirih.
"Ya..." Bisik Brian.
"Kenapa... Kau..."
"Selain bekerja di cafe, aku sudah lama bekerja dengan Tuan Geraldo juga menjadi juru masak di sini, aku tidak menyangka dia benar-benar ingin menjadikanmu istrinya yang ke empat. Dasar biadabbb!!" Brian sangat marah.
"Brian... Aku tidak mau... Aku tidak bisa... Tolong selamatkan aku..." Kata Daisy menangis.
"Aku akan membawamu keluar dari sini Daisy, aku akan melindungimu." Kata Brian.
"Bawa aku pergi dari sini Brian... Aku mohon." Daisy merengkuh krah kemeja Brian.
Saat itu Brian memakai baju kemeja putih, dan memakai celemek sebatas pinggang. Brian memeluk tubuh mungil Daisy dan menenangkan Daiay yang ketakutan sembari berfikir memutar otaknya bagaimana caranya membawa Daisy pergi.
"Tunggu Tuan Geraldo pergi, sebentar lagi dia akan pergi ke perbatasan wilayah barat dan timur, katanya di sana sedang ada mega proyek, sepertinya Tuan Geraldo akan membuat kerusuhan." Kata Brian.
"Baiklah... Aku akan menunggumu." Kata Daisy sembari mengernyitkan dahinya.
Daisy menahan pusing di kepalanya, betapa itu membuatnya sangat tidak stabil namun berusaha untuk tetap tegar, ini adalah kesempatan satu-satunya yang ia miliki agar bisa lolos.
Setelah sekitar satu jam lamanya menunggu dan Geraldo sudah berangkat untuk pergi ke perbatasan, akhirnya Brian datang membawa troli yang berukuran besar, troli itu berisi alat-alat kebersihan.
"Ayo masuk." Kata Brian.
Dengan agak terhuyung Daisy masuk ke dalam troli itu.
"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Brian.
Daisy mengangguk, namun wajah Daisy sudah sangat pucat.
Kemudian Brian mendorong troli itu pergi dari kamar.
Beberapa pengawal menyapanya.
"Kau bertugas di dapur mengapa membawa troli kebersihan." Kata salah satu pengawal.
"Baru saja aku menumpahkan sup, jadi aku memberaihkannya." Kata Brian.
"Biarkan tukang kebersihan yang melakukannya." Kata pengawal itu.
"Tidak apa-apa, ini bukan pekerjaan sulit, dan saya senang melakukannya." Kata Brian.
"Baiklah terserah." Kata pengawal.
Kemudian Brian melanjutkan mendorong troli, hingga akhirnya mereka sampai di gudang, tepatnya sebuah bangunan yang terpisah dari mansion.
"Pakai ini." Kata Brian.
Pria itu memberikan selimut putih yang kumal, dan sudah usang.
"Naik ke dalam motor pickup." Kata Brian.
Itu adalah sebuah motor yang memiliki pickup kecil di belakangnya, Brian tidak memiliki ide lain selain membawa Daisy menggunakan itu, dan itu adalah satu-satu kendaraan miliknya.
Kemudian Daisy mengikuti perintah Brian dan naik ke atas pickup.
"Tutupi tubuhmu dengan itu, lalu aku akan menambahkan beberapa selimut kumal lagi." Kata Brian.
Daisy mengangguk.
Brian pun mulai mengendarai motornya, kemudian melewati pos-pos penjaga.
Di akhir perjalanan, di depan gerbang sang penjaga gerbang bertanya pada Brian.
"Mengapa kau membawa banyak selimut kotor." Kata pengawal itu.
"Tuan memperbolehkan aku membawanya, karena ini sudah tidak terpakai." Kaya Brian.
"Apa aku boleh minta satu?" Tanya Pengawal itu.
"Tidak." Kata Brian.
Pengawal itu kemudian mundur dan membuka gerbangnya.
"Baiklah, pergilah." Kata Pengawal.
Kemudian Brian memutar gas motornya dengan cukup dalam dan motor pun melaju dengan cepat.
Tak lama kemudian, belum sampai sepertiga perjalanan, kabar menghilangnya Daisy sudah terdengar dimana-mana. Mansion kacau semua istri Geraldo berkumpul, mereka takut akan ada bencana bagi mereka.
Geraldo terkenal menyiksa dalam melakukan hubungan badan.
Apalagi perginya Daisy pasti akan membuat Geraldo semakin menjadi gila.
Tak berapa lama, di tempat dimana Brian akan melarikan Daisy ternyata para pengawal lebih cepat dari dugaan Brian, mereka berhasil mengejar Brian.
"DORRR!!"
Suara tembakan peringatan di berikan.
"Brian, apa kita ketahuan." Kata Daisy.
"Aku akan mengebut." Kata Brian.
Para pengawal kembali melepaskan tembakan ke dua.
"DORRR!!!"
Tembakan itu mengenai roda ban belakang motor milik Brian seketika motor pun menjadi tidak stabil dan olehng.
"DORRR!!!"
Tembakan ketiga mengenai ban kedua motor Brian, membuat motor kini benar-benar oleng dan tidak bisa lagi di kendalikan.
"Brian!!!" Teriak Daisy yang menyembulkan kepalanya keluar lalu melihat ke belakang.
Mobil-mobil jeep mengejar mereka dengan para pengawal bersenja membuat Daisy semakin ketakutan.
"Briaann!!!"
"DORRR!!!"
Tembakan ke empat mengenai punggung belakang Brian.
"AAARGGHH Daisy... Maafkan aku... Ku harap kau tidak kecewa padaku. Aku mencintaimu." Kata Brian yang kemudian motor menjadi oleng.
Brian tidak sadarkan diri, motor menabrak batas kawat berduri, maju ke dalam wilayah proyek, proyek itu berada tepat di perbatasan daerah kekuasan barat dan timur.
Geraldo yang sudah tahu, menyusuri perbatasan dan menemukan bahwa motor milik Brian sudah terbalik menabrak kawat berduri masuk ke wilayah timur.
bersambung