NovelToon NovelToon
Membayar Karma Cinta

Membayar Karma Cinta

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Contest / Patahhati
Popularitas:2M
Nilai: 4.8
Nama Author: ICHA Lauren

(Gak jamin kalau kamu bakalan nangis bombay)

Audrey, seorang wanita pekerja keras yang mengabdikan hidupnya untuk karier. Dia tidak tampak tertarik dengan hubungan percintaan apalagi pernikahan. Di usia 28 tahun, ia bahkan tidak memiliki seorang kekasih ataupun teman dekat. Tidak ada yang tahu kalau Audrey menyimpan beban penyesalan masa lalu . Namun, kehidupannya yang tenang dan monoton mendadak berubah drastis ketika ia bertemu kembali dengan sahabat masa kecilnya, Sofia. Audrey tidak pernah menyangka kalau Sofia memintanya menikahi calon suaminya sendiri. Akankah pernikahan Audrey menjadi mimpi buruk atau justru kisah cinta terindah untuk seumur hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ICHA Lauren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31 Noda Kopi

Pagi ini Audrey bangun lebih awal dari biasanya. Matanya memang sudah tidak bisa terpejam lagi, bahkan sebelum alarm di ponselnya berbunyi dengan nyaring. Bayangan peristiwa yang terjadi semalam masih belum mampu hilang dari pikirannya. Audrey menyiram wajahnya sendiri dengan air dingin agar pikirannya kembali jernih. Ia memutuskan untuk melupakan ciuman Reiner dan hanya fokus pada pekerjaannya hari ini.

Aku akan membuat pancake untuk anak-anak juga di kantor.

pikir Audrey melihat waktu yang masih terlalu pagi untuk berangkat ke kantor.

Ia sudah selesai menyiapkan sarapan pagi untuk Reiner. Audrey bersyukur karena belum ada tanda-tanda Reiner akan keluar dari kamarnya. Ia sedang tidak ingin bertemu atau berdekatan dengan Reiner saat ini.

Audrey menyusun pancake buatannya di dalam kotak makanan dan memasukkannya ke dalam tas. Setelah selesai dengan semua persiapannya, Audrey melihat pesan masuk dari supir taksi online yang dipesannya. Supir taksi itu sudah sampai dan sedang menunggunya di depan apartemen. Dengan langkah cepat, Audrey menuju ke pintu depan. Tapi, langkahnya terhenti ketika melihat Reiner sudah duduk di sofa ruang tamu sambil sibuk mengecek ponselnya.

"Pagi sekali kamu berangkat hari ini," kata Reiner memandang sekilas ke arah Audrey.

"Iya, Tuan, sarapannya sudah siap. Saya berangkat dulu," jawab Audrey buru-buru memencet tombol password untuk membuka pintu.

Tanpa banyak basa-basi, Audrey langsung menutup pintu dan meninggalkan apartemen milik Reiner. Perasaannya sungguh sangat lega karena berhasil menghindari Reiner Hilario Bratawijaya.

...****************...

Audrey memasuki ruang divisi finance yang masih sepi di jam tujuh kurang sepuluh menit. Audrey meletakkan tasnya di meja dan menyalakan laptop. Susan dan Karin yang baru saja datang, terlihat heran melihat Audrey yang sudah mulai bekerja sepagi itu.

"Pagi, Mbak Audrey. Rajin banget pagi-pagi sudah datang," sapa Susan penasaran.

"Iya, kebetulan aku bangun kepagian hari ini. Susan, Karin, aku bawa pancake untuk kalian," kata Audrey mengeluarkan kotak makanan yang dibawanya.

Susan dan Karin tampak bersemangat mencicipi pancake yang dibuat Audrey.

"Hmmm, enak Mbak. Mbak Audrey suka masak ya. Sering-sering aja bagi-bagi ke kita," ucap Susan menikmati pancake yang dimakannya.

Susan memanggil Tasya yang baru tiba di mejanya.

"Tasya, sini cepat makan pancake sebelum habis. Mbak Audrey yang buat. Enak banget."

"Iya, Mbak, aku mau satu. Aku belum sempat sarapan tadi," kata Tasya buru-buru mengambil satu buah pancake dan memasukkan ke dalam mulutnya.

"Bener, enak banget Mbak."

"Ada apa ini, ladies?" ucap Tristan yang tiba-tiba masuk di antara kerumunan para gadis.

"Tristan, ayo ikut makan! Mumpung masih ada satu pancakenya. Buatan Mbak Audrey lho spesial buat kita," ujar Susan menawarkan pancake kepada Tristan.

"Oh buatan Ibu Audrey. Boleh saya ikut mencicipi?"

"Tentu saja, Tristan. Ini memang buat kalian semua."

"Terima kasih, Ibu."

Tristan mengambil pancake yang masih tersisa dan mulai mencicipinya. Dalam sekejap, Tristan sudah menghabiskan pancake itu tak bersisa.

"Gimana rasanya Tristan?" tanya Tasya penasaran dengan pendapat Tristan.

"Luar biasa enak. Ibu Audrey memang calon istri idaman," jawab Tristan nyengir.

"Sudah, sudah, kalian semua memujiku supaya aku bawakan makanan tiap hari, khan? Ayo sekarang waktunya kerja," perintah Audrey membubarkan kerumunan anak buahnya itu.

"Siap, Ibu," ujar Tristan membentuk sikap hormat kepada Audrey.

Tasya yang melihat sikap Tristan tertawa geli dan berbisik di telinga Audrey.

"Mbak, feeling Tasya nih, Tristan itu naksir berat sama Mbak Audrey."

"Ah, mana mungkin dia naksir aku. Aku lebih tua darinya," bantah Audrey.

"Aduh, Mbak ini gak peka. Zaman sekarang usia bukan halangan, Mbak. Lagipula usia Mbak hanya selisih dua tahun dengan Tristan. Pasangan artis ada yg ceweknya enam tahun lebih tua dari cowoknya. Tristan itu ganteng banget lho, serasi sama Mbak Audrey. Terima aj Tristan, Mbak. Seandainya dia naksir aku, pasti aku langsung mau."

"Kalau gitu kamu aj yg jadi pacarnya, Tristan. Udah kerja sana," ucap Audrey menghentikan provokasi dari Tasya.

Tasya tersenyum lebar sambil berjalan meninggalkan Audrey.

"Selamat pagi semua," sapa Pak Rizal yang tergesa-gesa menemui Audrey di meja kerjanya.

"Audrey, hari ini saya harus ke kantor pajak dan melakukan meeting di luar dengan konsultan auditor kita. Mungkin saya tidak kembali ke kantor. Tolong kamu handle pertemuan hari ini dengan perwakilan dari bank calon investor kita. Namanya Pak Jacob dan Bu Sylvia. Mereka hanya meminta laporan keuangan semester pertama dan laporan outstanding piutang tiga bulan terakhir. Kalau semua sudah siap, kamu tinggal serahkan ke mereka."

"Baik, Pak, saya akan menyerahkan laporannya kepada mereka."

"Oh, ya satu lagi Audrey, hari ini Tristan hanya bekerja setengah hari di kantor. Setelah makan siang, Tristan akan ikut dengan Manajer Marketing untuk survey beberapa customer penting kita. Dia perlu tau banyak hal terkait customer dan masalah piutang perusahaan."

"Iya, Pak, saya mengerti."

"Terima kasih, Audrey. Saya pergi dulu."

"Baik, Pak, hati-hati di jalan."

Audrey memulai pekerjaannya dengan cepat. Baginya, mengerjakan dan memeriksa banyak laporan sudah menjadi keahlian sekaligus hobinya selama ini. Setelah beberapa jam di depan laptop, Audrey bangun dari kursinya untuk meregangkan tubuh. Ia berdiri dan melangkah ke arah pantry untuk mengambil air minum. Namun, tiba-tiba Karin muncul dari dalam pantry dengan membawa secangkir kopi panas. Karin berjalan sangat cepat hingga tak sadar kalau dirinya menabrak Audrey.

"Maaf, Mbak, Karin gak sengaja," ucap Karin panik melihat blazer dan rok Audrey yang basah kuyup terkena siraman kopi.

"Gak apa-apa Karin. Tapi bagaimana aku bisa menemui perwakilan dari bank investor dengan baju kotor seperti ini," ucap Audrey kebingungan.

"Coba kita bersihkan di dalam, Mbak."

Audrey dan Karin bergegas masuk ke dalam ruangan finance.

"Mbak, kenapa baju Mbak kotor begitu?" tanya Tasya dan Susan keheranan.

"Aku tadi gak sengaja menumpahkan kopi ke baju Mbak Audrey," jawab Karin dengan wajah bersalah.

Tasya dan Susan mengambil tissue sebanyak mungkin dan berusaha membersihkan blazer dan rok Audrey. Tapi usaha mereka sia-sia.

"Mbak, noda kopi ini gak akan bisa hilang kalau gak dicuci," kata Susan panik.

"Iya, tapi aku harus menemui petugas bank jam satu siang nanti. Aku gak bawa baju ganti, Susan. Entah bagaimana respon mereka kalau melihatku seperti ini," jawab Audrey merasa putus asa.

Tristan yang melihat ada keributan segera mendekati Audrey.

"Ada apa, Ibu?"

"Tristan, lihat baju Mbak Audrey kotor semua terkena tumpahan kopinya Karin. Padahal Mbak Audrey harus mewakili Pak Rizal, menemui petugas bank jam satu siang. Kasian Mbak Audrey," ucap Tasya prihatin.

Tristan memandang wajah Audrey yang tampak bingung sekaligus panik.

"Tenang, Ibu, saya akan mengantarkan Anda membeli baju sekarang."

"Tristan, tapi kamu harus pergi setelah makan siang. Ini sudah hampir jam dua belas. Kamu bisa terlambat," jawab Audrey menolak tawaran dari Tristan.

"Percaya saja pada saya. Kita pasti sampai tepat waktu."

Karena tidak punya pilihan lain, Audrey akhirnya menerima tawaran Tristan.

"Maaf, Ibu, apa Ibu tidak keberatan naik motor bersama saya?"

"Tentu saja, Tristan. Aku sudah biasa naik ojek motor dulu," kata Audrey melihat motor sport milik Tristan.

"Baiklah, Ibu kalau begitu siap-siap peluk saya yang erat. Karena saya harus ngebut untuk mengejar waktu."

"Iya.."

Tristan melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, sehingga membuat Audrey terpaksa berpegangan erat pada tubuh Tristan.

Mereka akhirnya sampai di sebuah butik terdekat yang menjual koleksi baju kantor.

"Ibu, silahkan pilih bajunya, saya akan setia menunggu Anda."

"Terima kasih, Tristan. Kamu sudah menolongku," ucap Audrey tulus.

Audrey bergegas memilih baju yang akan dibelinya.

"Ibu, pilih saja setelan blazer ini. Ibu pasti akan cantik memakainya," kata Tristan mengambil setelan blazer berwarna merah dengan kombinasi hitam yang elegan.

Audrey mengamati pilihan Tristan sejenak dan tampak menyetujui pilihan pemuda itu. Tanpa membuang waktu lagi, Audrey menuju ke ruang ganti dan mengganti bajunya yang kotor. Setelah membayar di kasir, Audrey menemui Tristan yang sudah menunggunya di depan butik.

"Sekali lagi, terima kasih banyak, Tristan."

"Sama-sama Ibu, ayo kita pulang. Saya sudah hampir kehabisan waktu."

Tristan kembali melajukan motornya dengan cepat agar sampai di kantor sebelum jam satu siang. Sepanjang perjalanan, Audrey terpaksa memeluk Tristan dari belakang agar tidak sampai terjatuh.

"Kita sudah sampai, Ibu. Silahkan masuk, saya harus pergi ke lapangan sekarang."

"Iya, Tristan, hati-hati," jawab Audrey melambaikan tangannya.

"Jangan merindukan saya, Ibu. Besok saya pasti kembali," balas Tristan memakai helmnya.

Tristan sangat baik padaku. Terima kasih, Tristan.

1
Memyr 67
cara kasar yg langsung menuju jalan penderitaan nyonya diana
Memyr 67
ternyara reiner secara sosialisasi goblog. kenapa tidak diselidiki tuntas, penyebab sebenarnya kematian dave? langsung membenci audrey aja
Rini deli Lestari
Luar biasa
martina melati
papa sambung toh... bukan y
martina melati
hahaha
martina melati
hahaha... iy dbawa mkn aja
martina melati
hahaha...
martina melati
hahaha.... yg penting gk menorrrrrr
martina melati
hahaha...
martina melati
hahaha... susu uht mau y
martina melati
hahaha... boongny lancar y
martina melati
hahaha....
martina melati
knp gk cerai??
martina melati
knp papa sofia gk menikah am mama audrey y
martina melati
hahaha... sesulit watak orgny jg lho, opa...
martina melati
pasal 6? pasal 7?

hehehe
martina melati
hahaha....
martina melati
aneh.... apa hub dg audrey kalo dave meninggal gara2 ikut balapan motor
martina melati
blokir no hpny... ato lapor k polisi jng2 psikopat...
martina melati
lega rasany
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!