NovelToon NovelToon
Suamiku Ternyata Seorang Presdir

Suamiku Ternyata Seorang Presdir

Status: tamat
Genre:Romantis / Perjodohan / CEO / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Peningkatan diri-peningkatan identitas/sifat protagonis / Tamat
Popularitas:164.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: picisan imut

(follow Instagram ku: @Picisan_Imut94)

rasanya seperti mimpi, melakoni suatu pernikahan dadakan hanya karena salah paham warga yang mengira keduanya telah melakukan mesum di sebuah kedai kopi sederhana.

Kinara gadis penjual kopi ini entah ketiban sial atau sebuah keberuntungan, Tiba-tiba harus merubah statusnya menjadi seorang istri pria asing.

selama ini Kinara hanya mengenal Tara sebagai seorang supir taxi online, dan di luar dugaan Tara ternyata adalah Leonard Dewantara.
seorang pemimpin perusahaan Dewantara Grup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon picisan imut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

mencari komik.

Dalam masa peralihan musim ini, biasanya cuaca akan menjadi tidak menentu, yang kita lihat di pagi hari cerah, namun siapa di sangka jika menjelang siang akan hadir gundukan awan hitam yang membawa kandungan air di dalamnya, hingga rintikan hujan mulai turun bebarengan dengan petir yang menyambar.

Seperti saat ini, di tengah hujan yang deras Sekertaris Ivan membawa laju mobilnya menuju salah satu toko buku terkemuka di kota itu.

Iya tiba-tiba saja Tuan muda Leonard menginginkan sebuah buku komik seri paman Gober. Entah bagaimana Leonard bisa meminta sang sekertarisnya untuk membeli itu. Padahal Leonard bukan tipe orang yang gemar membaca, apalagi jenis komik anak-anak.

Sebuah mobil sudah memasuki pelataran, hingga seorang pria dari jasa Valet meraih kunci mobil yang di sodorkan sekretaris Ivan. Beberapa security yang tadinya tengah duduk pun langsung beranjak, mereka membungkuk memberi hormat pada Tuan Ivan selaku kaki tangan dari Dewantara Group.

Langkah kakinya terus saja terayun, hingga seorang manager menghampirinya.

"Selamat datang Tuan Ivan, maaf sudah sangat jarang sekali Anda mendatangi Toko kami, jadi ketika melihat Anda saya sangat senang." Ucapnya sopan pada pria berjas rapi yang usianya masih sekitar empat puluh tahun.

"Aku ingin mencari komik." Ucapnya datar pada sang manager di sana.

'komik?' batin pria di hadapan Ivan, "mari saya Antar Tuan." Ajaknya, yang berjalan lebih dulu, dan di ikuti oleh Ivan di belakangnya.

"Ini rak para Komik Tuan, bisa anda sebutkan komik apa yang tengah Anda cari?" Tanya Pria di itu, kita sebut saja Lukman.

"Uncle Gober." Menjawab dengan sedikit malu. Iya jelas, bagaimana bisa seorang pria yang tinggi kekar dan wajah yang datar dan cenderung garang itu membeli komik paman Gober. Jika bukan karena Leonard ia tidak akan mau melakukan hal seperti ini, membeli bacaan yang sama sekali tidak pantas untuk seorang kaki tangan Presdir.

"Baik Tuan, silahkan tunggu di sini saya akan mengambil beberapa."

"Emmm." Jawabnya singkat. Ia menoleh ke sekeliling, berharap tidak akan ada yang mendengar ucapannya tadi pada Lukman.

Ia pun berjalan pelan menyusuri rak di sana, benar memang tempat para Komik sehingga membuat rak itu penuh warna-warni yang cerah.

Hingga sepasang matanya mulai menangkap sebuah komik yang membuatnya langsung meraih salah satunya. sebuah komik Inuyasha.

'kau seperti Inuyasha, dengan rambut panjang ini. Dan sikap dingin mu Ivan.' tersenyum tipis, entah mengapa ia mengingat suara manis itu.

"Dayu? Bagaimana kabar mu." Bergumam sendiri, ia pun menggeleng cepat. Lalu kembali berbalik arah dengan komik Inuyasha di tangannya.

"Tuan, ada sekitar sepuluh seri yang ada di sini, Anda mau mengambil yang mana?" Tanya Lukman yang sudah berdiri di dekatnya.

"Semuanya saja." Menyodorkan sebuah black Cart (kartu kredit tanpa limit).

"Baik Tuan, saya akan membawa ini ke kasir. Anda bisa menunggu di ruang VVIP,"

"Emmmm." Jawabnya, pria itu lantas menyodorkan komik Inuyasha yang ia ambil tadi. "Bungkus ini juga secara terpisah." Ucap Ivan pada Lukman. Pria itu pun mengangguk.

'cih! Aku pikir hanya Tuan Leonard yang kekanak-kanakan, ternyata aku juga.' berjalan menyusuri rak menuju ruangan VVIP itu.

Di sana ia duduk dengan santai, karena Tuan Leon sudah kembali ke rumah istrinya.

Iya semenjak Leon menikah siri, dia sudah tidak lagi mengantar jemput Tuannya itu. Walaupun demikian ia tetap mengunjungi rumah utama setiap harinya, guna mengambil pakai kerja Tuan Leonard dan membawanya kekantor.

Tok..tok..tok...

Seorang karyawan toko masuk dengan secangkir teh di atas nampan, lalu menyuguhkannya kepada Ivan.

"Silahkan Tuan Ivan." Ucapnya.

"Terimakasih." Jawabnya singkat. Dan karyawan itu pun keluar.

Tak lama berselang Lukman pun masuk, membawa dua paper bag, ukuran sedang dan kecil, lalu menyerahkannya kepada Ivan. Beserta Black cart yang tadi di serahkan Ivan.

"Tuan, bagaimana kabar Tuan Bhaskara?" Bertanya dengan sangat hati-hati.

"Baik,"

"Apa ayah Anda turut bekerja di sana juga?"

"Emmm." Meraih secangkir teh dan menyeruputnya, lalu meletakkannya lagi. "Bagaimana kabar keluarga mu?" Tanya Ivan.

"Baik Tuan, dan saya punya kabar baik, kalau anak saya di terima di Harvard university." Ucapnya dengan senyum tersungging bangga.

Ivan tersenyum.

"Semua berkat kebaikan Tuan Bhaskara, beliau sudah membatu putra saya untuk masuk ke sana, dan bersedia membiayainya."

"Tuan besar sudah melihat bakatnya, saat masih bersekolah di Yayasan milik Dewantara. Ia ingin bibit unggul seperti Putra mu, bisa berjaya, dan kalau bisa mungkin akan masuk sebagai bagian dari keluarga Dewantara Group ini."

"Semoga saja. Saya akan sangat bangga jika anak saya bisa bekerja di perusahaan berkelas itu."

Ivan kembali tersenyum, lalu meraih secangkir tehnya lagi.

"Lalu Tuan Leonard?" Tanya Lukman. Ivan pun menghentikan gerakan minumnya.

"Maaf, menurut rumor yang beredar, Beliau akan menikah dengan seorang gadis dari keluarga Agatha, apakah itu benar?"

Taaaak! Ivan terdiam sembari meletakkan gelas itu dengan sedikit hentakan, sehingga membuat Lukman terkejut.

"Jangan mudah percaya akan rumor," balas Ivan yang tidak suka mendengar nama Agatha di telinganya, apalagi menyebut jika salah satu dari keluarga itu akan menjadi pasangan Leonard, iya Viona maksudnya.

ia mulai beranjak dari posisi duduknya. Satu tangannya meraih dua paper bag itu.

"Terimakasih atas teh nya pak. Saya permisi." Ucapnya, sembari melangkah keluar, bebarengan dengan Lukman yang membungkuk, dengan kedua tangan di depan saling meremas.

Merasa bersalah sekali Lukman karena telah mengatakan hal pribadi seorang pemimpin Dewantara kepada Sekertarisnya itu.

Untung saja Ivan hanya menghentakkan gelasnya, dan tidak menyiramkan teh yang masih separuh itu ke wajahnya.

***

Sudah tiba waktu senja, tepat beberapa jam sebelum Ivan mengunjungi toko buku.

Di sana langit yang masih sedikit gelap dengan rintikan hujan gerimis dan tanah yang becek bekas guyuran hujan tadi tidak membuat langkah kaki Tara yang masih bersemangat itu untuk menyusuri jalan gang.

Rasa semangat yang sama seorang Kinar yang sudah menunggu suaminya itu pulang di sebuah teras sederhana.

Hingga senyum tersungging bebarengan dengan sambutan hangat di rumah pun tercurahkan, saat melihat Leon sudah berjalan mendekat ke arahnya.

"Aku pulang Kinar," ucapnya sembari tersenyum, sementara gadis itu meraih tangan Tara dan mengecupnya.

Berbarengan dengan itu, seorang pria bertubuh tambun berjalan ke arah mereka.

Leon mendengus, mau apa lagi dia? Setelah ku ancam kemarin ku pikir dia akan jera, begitu pikirnya.

"Hai, kaum dhuafa. Perkenalkan." Mengulurkan tangan Kanannya. "Si karyawan Dewantara Group." Dengan bangga ia masih mengalungi ID card miliknya.

Kinara pun membulatkan bola matanya. "Kentung, kau di terima?" Merasa tidak percaya dengan apa yang ia dengar.

Hingga ia meraih ID card milik Gani dan membacanya. "Ya Ampun, apa perusahaan itu tidak salah."

"Hahaha, kau pasti tercengang kan? Lihat, aku bilang juga apa? Aku sudah pasti akan di terima di Dewantara." Menepuk-nepuk bahu Tara.

'cih, itu juga karena diri ku.' bergumam dalam hati, sembari menatap malas.

"Hei, supir. Mulai sekarang kau harus menghormati ku ya. Karena pekerjaan ku jauh lebih baik dari mu, bahkan jika perlu membungkuk lah, karena PT. Ojek mu itu kan masih milik Dewantara, jadi bisa di bilang aku ini atasan mu juga." Pria itu masih saja menyombongkan diri. Sedangkan Tara hanya mendesah sinis.

Terlebih-lebih Kinar yang terlihat sudah sangat muak sekali.

Sedikit memutar, "kau tahu, betapa sejuknya AC di kantor ku?" Tanya Gani, Tara hanya diam saja. "Yang pasti lebih sejuk dari AC mobil mu, tertawa mengejek.

"Dan lagi," ia meraih jaket Tara, menariknya sedikit di bagian lengan dan membaca sebuah tulisan di logonya. "Ojol Cars? Haduh, tampan saja tidak cukup ya, karena tetap saja, hidup mu blangsak." Tertawa lepas.

sehingga membuat Leon mengepalkan tangannya, sepertinya dia telah salah membuatnya di terima di Dewantara Group itu.

Semakin geram dia tatkala Gani masih saja mengejeknya, hingga Leon berkali-kali menghela nafas, berusaha untuk meredam emosinya.

"Hei, kau bisa menutup mulut mu yang bau ampas tapioka?" Seru Kinara yang benar-benar sudah muak.

"Brengsek! Aku ini sedang memberinya motivasi tahu."

"Motivasi mu sangat tidak ingin kami dengar wahai tuan karyawan. Jadi pergilah jangan usik ketenangan kami." Menarik lengan Leonard dan membawanya masuk.

"Kinar? Hei!" Braaaaakkk terperanjat lah dia saat Kinar sudah menutup pintunya dengan kasar.

"Cih! Begitu lah ya, jika kaum rendahan merasa iri hahahaha. Dasar supir taksi rendah!" Geleng-geleng kepala lalu pergi meninggalkan rumah Kinar yang sudah tertutup itu.

Bersambung...

1
Mazree Gati
skip,masih flasback
Mazree Gati
skip,ga baca flasback
Mazree Gati
tolol semua
nikatha
suka
Darni Imma'u
mantap luar biasa
Srisetya Babalu
yg bener tara apa Leon sihhh
taraawwcu
walaupun gue nggak suka Gani, tapi interaksi antara Gani, Tara sama Kinara ini lucu tauuu😭 gemes aja kek ngelihat film komedi😭
Ammar shauqy
cerita ini sangat bagus dulu sekali dah baca
sekarang ingin baca lagi cerita nya bagus
Ammar shauqy
sabar ya Kinar
insyaallah akan manis di akhir nya
Dhika Ahmad
mantab
Shieay_Laa
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
neeha_yha💫
baru baca di mlm lebaran 31 maret 2025. 🙏🙏 semoga seruuu
Agus Prabowo
leonard takut miskin
🔪😸
kak ga ada bonus chapter lagi kah kak, plis kak adain donghh
🔪😸
Luar biasa
juwita
klo udh ky gitu suka kasihan jg. tp klo ingat kejahatan mrk pd Kinar yg g punya belas kasihan jd kesel jg
juwita
jiwa halu ku meronta pingin ky si Kinar🤣🤣🤣
juwita
harusnya tua bangka jg di salahkan akibat ke egoisan dia Kinar sm calon baby nya celaka
Mazree Gati: betul,,,gara gara takut miskin
total 1 replies
juwita
macam sinetron tinggal blg aj tellu bnyk cingcong
juwita
apa bpknya si Leon g tau klo kelakuan si vio udh selingkuh di belakan Leon?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!