NovelToon NovelToon
Melintasi Waktu Dengan Sistem Gosip

Melintasi Waktu Dengan Sistem Gosip

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Sistem / Penyeberangan Dunia Lain / Transmigrasi / Gadis nakal
Popularitas:19.8k
Nilai: 5
Nama Author: Lily Dekranasda

Jiao Lizhi, 25 tahun, seorang agen profesional di abad ke-21, tewas tragis saat menjalankan misi rahasia. Yatim piatu sejak kecil, hidupnya dihabiskan untuk bekerja tanpa pernah merasakan kebahagiaan.

Namun tak disangka, ia terbangun di dunia asing Dinasti Lanyue, sebagai putri Perdana Menteri yang kaya raya namun dianggap “tidak waras.” Bersama sebuah sistem gosip aneh yang menjanjikan hadiah. Lizhi justru ingin hidup santai dan bermalas-malasan.

Sayangnya, suara hatinya bersama sistem, dapat didengar semua orang! Dari keluhan kecil hingga komentar polosnya, semua menjadi kebenaran istana. Tanpa sadar, gadis yang hanya ingin makan melon dan tidur siang itu berubah menjadi pejabat istana paling berpengaruh.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Misi Phantom

Di dalam lift, layar kecil di atas pintu menyala, menampilkan logo lembaga tempatnya bekerja:

Division 9 – Phantom Unit.

Sebuah suara mekanik halus terdengar, “Identitas: Agen 27, Jiao Lizhi. Misi aktif. Otorisasi diterima.”

Lampu hijau berkedip.

Lift berhenti dengan ding lembut, lalu pintu terbuka menuju ruang bawah tanah luas.

Tempat itu menyerupai hanggar rahasia, diterangi lampu putih dingin. Deretan mobil hitam matte terparkir rapi; di sudut lain tampak meja operasi senjata dan layar monitor besar yang menampilkan peta digital kota. Beberapa agen lain lewat dengan langkah cepat, sebagian masih mengenakan pakaian tempur, sebagian lagi memeriksa perlengkapan.

Jiao Lizhi berjalan lurus, langkahnya tenang namun tegas. Begitu salah satu agen pria melihatnya datang, ia menegakkan tubuh.

“Agen 27, misi darurat tingkat B. Koordinat dikirim langsung ke sistem kendaraanmu.”

Jiao Lizhi hanya mengangguk tanpa banyak bicara.

Gerakannya cepat, nyaris tanpa suara saat ia menuju mobil hitam yang sudah menunggu di dekat pintu keluar. Mobil itu tampak biasa dari luar, tapi interiornya seperti kokpit pesawat mini, layar data, panel kontrol otomatis, dan peta holografik.

Begitu ia duduk di kursi pengemudi, sabuk pengaman otomatis melilit tubuhnya, dan layar di depan menyala.

“Koordinat target: Distrik Utara, sektor bekas gudang arkeologi. Waktu tiba: tujuh menit.”

“Jalankan mode senyap,” ujar Jiao Lizhi singkat.

“Perintah diterima.”

Suara mesin bergemuruh pelan. Mobil meluncur keluar dari tempat bawah tanah, menembus jalan rahasia yang berkelok sebelum akhirnya muncul di jalan umum kota yang sibuk.

Berjejer toko dan kafe di depan. Jiao Lizhi menatapnya sebentar, matanya tanpa emosi. Tapi bibirnya terangkat sedikit, bukan karena kesenangan, melainkan karena sesuatu yang lain, sebuah refleks yang terbentuk dari kebiasaannya mendengarkan gosip.

“Gudang arkeologi, ya?” gumam Jiao Lizhi pelan. “Tempat yang katanya dikutuk itu? Kalau rumor internet benar, setiap orang yang masuk ke sana dalam seminggu terakhir mati tanpa sebab… huh, menarik.”

Nada suaranya datar, tapi matanya berkilat dingin. Ia menyalakan saluran komunikasi, suaranya berubah datar dan tegas.

“Agen 27 melapor. Dalam perjalanan ke lokasi. Mohon data pendukung.”

Suaranya di ujung lain terdengar berat. “Kami kehilangan dua agen di dalam. Sensor panas menunjukkan ada pergerakan tidak dikenal. Prioritas utama: amankan artefak. Ingat, itu bukan benda biasa.”

“Diterima,” jawab Jiao Lizhi singkat.

Mobil melaju cepat, meninggalkan pusat kota yang penuh orang beraktivitas dan menuju pinggiran yang gelap dengan pohon menjulang tinggi. Semakin jauh dari kota, semakin gelap jalan itu, hingga akhirnya hanya sinar lampu mobil yang menembus kabut.

Dalam kesunyian itu, Jiao Lizhi menatap foto digital yang muncul di layar, Sebuah artefak kecil berbentuk giok biru, dihiasi ukiran aneh seperti bulan sabit dan awan.

Ia menatap lama, alisnya sedikit berkerut. “Giok bulan biru…” bisiknya. “Kenapa selalu batu aneh seperti ini yang dibuat misi. Mana harusnya aku sedang libur.”

Mobil berhenti di depan area gudang yang telah dipasangi garis larangan. Beberapa kendaraan tim Phantom sudah parkir tak jauh dari sana.

Kabut menggantung rendah, menyelimuti reruntuhan gudang arkeologi tua.

Bau logam terbakar dan debu memenuhi udara, seperti sisa ledakan kecil yang baru saja terjadi.

Langkah Jiao Lizhi nyaris tak terdengar saat ia menapaki puing-puing beton retak. Senter kecil di senjatanya menyorot ke depan, memantulkan bayangan panjang di dinding yang hancur.

“Tim Phantom? posisi?” tanyanya pelan di alat komunikasi.

Tak ada jawaban. Hanya suara desir angin yang memantul di dinding kosong.

Wajah Jiao Lizhi menegang. “Sial. Semua sinyal terputus.”

Ia bergerak lebih dalam. Hanya cahaya lampu kilat dari senter dan derit baja yang roboh yang menemani langkahnya.

Beberapa detik kemudian, sebuah suara klik kecil terdengar di belakangnya.

Refleks cepat, Jiao Lizhi berputar sambil menodongkan pistol. “Keluar.”

Bayangan bergerak di balik tumpukan peti logam. Lalu tiga orang muncul, berpakaian serba hitam dengan masker setengah wajah, bersenjata laras pendek.

Salah satu dari mereka tertawa rendah. “Sepertinya keberuntungan ada di pihak kita. Si cantik Agen 27 datang sendiri.”

Jiao Lizhi mengangkat alis. “Sayang sekali. Aku datang bukan untuk main sandiwara.”

“Serahkan artefaknya,” ujar pria paling depan, suaranya dingin.

“Artefak?” Lizhi tertawa kecil. “Aku bahkan belum menemukannya. Tapi kalau kalian mau mati, silakan cari bersamaku.”

Tanpa aba-aba, peluru pertama melesat.

Jiao Lizhi menunduk cepat, berguling ke belakang peti logam. Dentuman peluru memantul di dinding baja, menghasilkan suara nyaring.

Dengan satu gerakan gesit, ia menendang peti besar hingga meluncur ke depan, menabrak salah satu penyerang.

Brak!

Orang itu terhempas dan senjatanya terlepas.

Dua penyerang lainnya bergerak maju. Jiao Lizhi melompat ke sisi kiri, menembak dua kali.

Bang! Bang!

Satu peluru mengenai bahu, satu lagi menembus lutut musuh.

Tapi pria ketiga lebih cepat. Ia menembakkan peluru jarak dekat.

Jiao Lizhi menangkis dengan pisau lipat kecil yang diselipkan di sarung tangannya. Percikan api memantul di udara.

“Gerakanmu lambat,” ejek Lizhi dengan senyum sinis.

Dalam satu gerakan melingkar, ia menendang lutut lawan, lalu menghantam pelipisnya dengan gagang pistol.

Pria itu ambruk seketika.

Napas Lizhi teratur meski peluh menetes di pelipis. “Aku sudah bilang, jangan ganggu wanita cantik ini. Bagaimana kalian meminta barang itu padaku, sedangkan aku saja baru tiba. Huft!”

Tiba-tiba suara berderak terdengar dari langit-langit. Sebuah benda logam besar jatuh dan dari balik asap tebal, muncul lima orang lagi, berpakaian lebih berat dengan perlengkapan tempur canggih.

Mereka jelas bukan preman biasa.

“Unit Bayangan,” gumam Lizhi. “Hebat, sampai kirim kalian juga. Apa mau mu?”

Pemimpin kelompok itu maju satu langkah. “Kami tidak ingin bertarung, wanita cantik. Berikan artefak itu. Itu bukan milik lembagamu.”

Lizhi menurunkan pistol perlahan. “Kalau begitu ambil saja.”

Senyumnya tipis.

Saat salah satu dari mereka maju, Jiao Lizhi melempar granat kilat kecil dari balik pergelangan tangan.

BLAM!

Ledakan cahaya menyilaukan seluruh ruangan. Dalam sepersekian detik itu, ia bergerak cepat seperti bayangan.

Menyerang dari samping, mematahkan lengan lawan, memutar tubuh, menendang dada pria lain hingga terpental ke dinding.

“Jangan remehkan agen yang tidur hanya tiga jam semalam!” serunya.

Tiga lawan tersisa mulai menembak membabi buta. Jiao Lizhi berlindung di balik pilar, menembak balasan dengan presisi tinggi.

Satu jatuh. Dua lagi terpukul mundur.

Suasana hening kembali. Musuh mati semua. Asap mesiu perlahan menghilang.

Namun di tengah reruntuhan itu, Lizhi merasakan sesuatu yang aneh.

Udara bergetar, seperti ada medan energi yang hidup.

Ia menatap sekeliling, lalu matanya terpaku pada sebuah reruntuhan altar batu di ujung ruangan.

Cahaya biru lembut memancar dari celah batu yang retak.

Giok itu berkilau, pucat seperti bulan, tapi di dalamnya tampak pusaran cahaya seolah hidup.

“Hallo, kapten! Aku telah menemukannya!”

Langkah Jiao Lizhi mendekat perlahan. Suara elektronik di komunikatornya berderak, tapi tidak ada suara jawaban disana, kemudian mati total.

Angin dingin berhembus meski tak ada ventilasi, Lizhi langsung mengulurkan tangannya pada artefak itu.

Tubuh Jiao Lizhi terangkat di udara, dikelilingi pusaran cahaya biru. Rambutnya berhamburan, matanya melebar saat sekelilingnya berubah menjadi kekosongan bercahaya.

Seketika, semuanya lenyap.

Hening.

Gelap.

Yang tersisa hanyalah selembar bulir debu di udara

Ia menyentuh permukaan giok itu. Seketika, ledakan cahaya biru menyelimuti gedung.

1
Anonymous
kok cuma satu thoorr😭
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
di tunggu up nya kak
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
ada ada tingkah absurd nya, menggemparkan dunia kerajaan 🤣
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
Nah loh, ketenangan mu ambyar sudah Lizhi 🤣
Fitri R
semangat thor upnya
Sribundanya Gifran
lanjut thor
yachan
jangan sampai menyinggu jiao lizhi deh, sekali jiao lizhi buka mulut rahasia 1 orang bisa diumbar kemana2 kan repot tuh.
Lisda Diawan
makasih ya Thor ceritanya bagus,
Ary Deny
seru dan lucu
Denismaesya
cerita yg satu nya buat penasaran aja tp kok gk di lanjutin thor
Baby Bear
ceritanya bagus semangat ka 💪💪💪💪
Baby Bear
lanjut ka💪💪💪
Fransiska Husun
keren banget thor
Fransiska Husun
/Sob//Sob//Sob/ up up lagiiii
rara1304
thor pleaseee jan lama lama up nya yaaaa,,,,,😍😍 gak sabar banget nungguin nya🤭🤭
Tiara Bella
Thor cerita yg satunya lg gk dilanjutin apa....
Maria Hedwig Roning
sangat bagus
Sribundanya Gifran
kereeeeennnn seruuuuu thorrrrr
lanjut up tiap hari thor 1 bab aja jika bisa ya lebih💪💪💪💪💪💪
Jeffie Firmansyah
putri Asli yg di buang update dong... plisss Thor🙏
Anonymous
akhirnyaaa up juga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!