NovelToon NovelToon
Maaf, Tidak Mengharap Cinta Lagi

Maaf, Tidak Mengharap Cinta Lagi

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Mengubah Takdir / Putri asli/palsu / Balas dendam pengganti
Popularitas:202.8k
Nilai: 5
Nama Author: KOHAPU

Tiffany, tiba-tiba dijemput oleh kedua orang tua kandungnya. Berharap ini awal kebahagiaan darinya, dimana gadis miskin yang ternyata anak dari keluarga kaya.

Namun tidak, inilah awal dari neraka baginya. Meira yang selama ini tinggal bersama keluarganya, melakukan segala cara untuk menghancurkan Tiffany.

Membuatnya dibenci oleh keluarga kandungnya, dikhianati kekasihnya. Hingga pada akhirnya, mengalami kematian, penuh kekecewaan.

"Jika dapat mengulangi waktu, aku tidak akan mengharapkan cinta kalian lagi."

***
Waktu benar-benar terulang kembali pada masa dimana dirinya baru dijemput keluarga kandungnya.

Kali ini, dirinya tidak akan mengharapkan cinta lagi.

"Kalau kamu menolakku, aku akan bunuh diri." Ucap seorang pemuda, hal yang tidak terjadi sebelum waktu terulang. Ada seseorang yang mencintainya dan mengharapkan cintanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Go To Party

Memakan sarapannya, masih seperti biasanya, kalkulator kecil berada di sampingnya, menghitung harga makanan yang dikonsumsinya.

Mengenakan seragam sekolah, sama seperti Meira.

Mata Meira menelisik, mengamati Tiffany yang makan dengan tenang. Perlahan wajahnya tersenyum."Semoga kencan kakak nanti malam berjalan dengan lancar," ucapannya.

"Semoga adikku mendapatkan pelajaran dari kejadian kemarin. Agar kakaknya yang baik hati ini, tidak perlu menamparnya lagi." Tiffany tersenyum tidak terlihat bersalah sedikitpun.

"Kamu menampar Meira!?" Bentak Yahya.

"Nyonya (ibu) yang menyuruhku memberikan pendidikan padanya. Lagipula dia masuk ke kamarnya semalam bukan? Padahal aku sedikit mencuri dengar, Meira seharusnya tidur di gudang." Ucap Tiffany, memakan roti bakar.

"Safira..." Yahya meminta penjelasan.

"Aku tidak akan bercerita panjang lebar. Karena aku sudah memberikan hukuman pada Meira, dan dia sudah berjanji tidak mengulanginya lagi." Safira menghela napas, menahan segalanya. Sedikit melirik ke arah Tiffany, mulai hari ini dirinya akan adil. Akan mencintai kedua putrinya sama rata. Akan lebih mempercayai Tiffany.

"Nah! Bukan salahku untuk mendidik Meira bukan? Jika Meira mengulangi hal yang sama lagi, maka lain kali bukan dengan tangan, aku akan memukulnya menggunakan rotan." Ucap Tiffany masih tersenyum. Tanpa aura berbahaya sama sekali, tapi dengan kesombongan tingkat tinggi.

"A...aku tidak akan mengulanginya lagi. Kakak ...ibu maafkan aku, semalam aku ingin ke gudang. Tapi ada tikus disana." Meira menunduk terlihat gemetar ketakutan.

"Kamu tidak jadi tidur di gudang hanya karena tikus?" Tanya Tiffany, menghentikan kata-katanya sejenak. Kemudian mengisi piring bacon dan telur menggunakan chili saus."Kenapa tidak seperti biasanya saja, saat melihat tikus yang mengganggu pemandanganmu, injak langsung sampai mati! Jangan biarkan menjerit sedikitpun. Walaupun darahnya akan mengotori lantai, perutnya akan berurai." Ucapnya, menancapkan garpu pada daging bacon, kemudian mengisinya dengan saus, menikmatinya tanpa jijik sedikit pun.

Roy menghela napas."Sadis..." Ucapnya tidak jadi makan selai strawberry, mengingat kalimat berdarah yang diucapkan adik kandungnya.

"Terkadang kita harus sadis untuk menguji mental. Contoh ayah! Dia masih makan dengan lahap tanpa peduli apa yang aku katakan." Tiffany mengangkat salah satu alisnya.

Dan benar saja sang ayah makan tanpa ada perasaan mual, membayangkan tikus diinjak dengan darah terciprat di lantai. Tapi raut wajah Yahya terlihat datar.

"Ayah tidak mual?" Tanya Roy menelan ludah. Mengingat tidak ada satupun orang yang berani menyentuh makanannya lagi.

"Tidak..." Jawaban datar dari sang ayah.

"Psikopat..." Cibir Roy menggelengkan kepalanya menatap ke arah ayah dan adik gilanya.

Perlahan Meira tersenyum."Kakak, tidak boleh membicarakan hal yang menjijikkan di meja makan."

"Tau apa yang lebih menjijikkan adikku tersayang?" Tiffany tersenyum sejenak, menjeda kata-katanya."Oh! Aku melupakannya...tapi aku rasa adikku yang paling tau apa yang paling menjijikkan..."

"Apa maksudmu!?" Tanya Meira mengepalkan tangannya. Apa Tiffany mengatakan dirinya yang menjijikkan. Berani-beraninya menghina terang-terangan...

"Bukan apa-apa, adik br*ngsek-ku." Jawab Tiffany tersenyum.

"Tiffany, ibu sudah menyiapkan penata rias untuk acara nanti malam. Nanti siang, ibu akan menjemputmu dan Meira di sekolah. Disana ada banyak teman ibu, kamu akan memiliki banyak teman bicara. Tidak perlu khawatir." Ucap Safira ingin memperbaiki hubungannya dengan putrinya.

"Tante Arelia sudah menyiapkan penata rias untukku, tidak perlu khawatir. Aku rasa yang harus Nyonya (ibu) khawatirkan adalah Meira. Dia sering terjatuh hanya dengan disentuh, bisa jadi itu adalah gejala Parkinson (salah satu penyakit kerusakan syaraf pusat), atau mungkin stroke di usia muda. Lebih baik periksakan Meira." Tiffany membuat ekspresi khawatir dibuat-buat. Kembali menikmati sarapannya tanpa rasa bersalah sama sekali.

Safira menghela napas. Dirinya mulai mengerti, sedikit mengerti tentang prilaku tidak adilnya selama ini. Hanya karena takut merusak psikologi Meira, karena tiba-tiba dari anak kandung menjadi anak angkat. Dirinya mengabaikan psikologi Tiffany, menganggap Tiffany baik-baik saja, hanya dengan perhatian sekedarnya.

Kini putri kandungnya begitu jauh, begitu terasa dingin. Menghela napas."Tiffany, ibu hanya ingin kamu tau, ibu akan selalu ada sebagai tempatmu kembali. Maafkan ibu, jika sempat acuh padamu."

Tiffany hanya terdiam, mungkin jika tidak mengalami pengulangan waktu dirinya akan menangis, kemudian memeluk ibunya erat. Tapi waktu sempat terulang, kala tangannya diamputasi, dan kakinya dinyatakan pincang permanen, Safira hanya menatapnya penuh rasa kekecewaan. Bertanya mengapa dirinya berusaha mendorong Meira dari atap sekolah.

Padahal tidak, Meira dan kedua temannya yang mendorong Tiffany. Ratna dan Anita kemudian membuat kesaksian palsu untuk melindungi diri mereka sendiri dan Meira. Dengan berkata Tiffany hendak mendorong Meira. Tapi Meira menghindar, kemudian Tiffany terjatuh sendiri akibat kecerobohannya.

Bodohnya ibunya percaya dengan keterangan mereka. Semakin membenci putri kandungnya yang bukan hanya cacat, tapi juga jahat.

Menghela napas Tiffany meletakkan alat makannya."Aku mengerti nyonya. Akan ada tempat untukku pulang, entah dimana..." jawabnya, tidak mengharapkan cinta dari siapapun lagi.

"Tiffany! Tidak berangkat bersamaku? Kita dapat satu mobil seperti---" Kalimat Meira terhenti, kala Tiffany menepis tangan Meira.

"Aku lebih suka mobil mewah pacarku." Ucap Tiffany, melangkah meninggalkan rumah.

Satu orang pada akhirnya berdiri dari kursi meja makan."Berangkat denganku saja!" Ucap Roy, merangkul bahu adiknya.

"Tidak! Kakak bau! Makanya tidak punya pacar!" Tiffany mengangkat salah satu alisnya.

"Adik kurang ajar!" Roy menggendong Tiffany ala pikulan beras.

"Kakak br*ngsek! Turunkan aku!" Teriak Tiffany.

Hal yang membuat Meira semakin membenci situasi ini. Ayah dan ibunya bahkan ikut tertawa. Posisinya tidak boleh digantikan oleh anak panti asuhan hina. Wanita kampungan yang tidak berhak memasuki keluarga Wiratmaja.

Roy meletakkan adiknya secara paksa dalam mobil miliknya. Kemudian memakaikan sabuk pengaman.

"Martin akan menjemputku!" Ucap Tiffany ingin turun.

Roy menghela napas, menghentikan Tiffany yang ingin turun dari mobil."Kakak ingin bicara secara pribadi denganmu. Ini tentang Martin."

Hal yang membuat Tiffany tertegun sejenak, menghela napas. Tidak ada ruginya mengetahui informasi tentang orang yang akan menikah dengannya.

Roy mulai melajukan mobilnya, suasana terasa hening sejenak. Perlahan dirinya bertanya pada sang adik."Kamu yakin Martin mencintaimu?"

"Setidaknya rasa kasih yang diberikan Martin beberapa hari ini lebih besar dibandingkan dengan rasa kasih yang kakak berikan beberapa bulan ini." Ucap Tiffany acuh.

"Aku begini juga bukan karena sengaja. Meira mencoba untuk bunuh diri, ketika baru mengetahui dirinya bukan anak kandung. Ibu dan ayah menyuruhku untuk melindungi perasaan Meira. Dia terlalu rapuh untuk menerima kenyataan." Roy menghela napas.

"Apa aku terlihat tegar?" Tanya Tiffany.

"Iya! Aku fikir begitu. Tapi ternyata rapuh di dalam." Roy menghela napas."18 tahun ini, aku menyayangi Meira. Bahkan aku yang mengajarinya berhitung dan membaca. Itu karena Meira adalah adikku."

"Lalu kamu muncul, adik kandungku yang sebenarnya. Jika ditanyakan, aku akan menjawab aku lebih menyayangimu dibandingkan dengan Meira. Adik yang selama 18 tahun tidak pernah menerima kasih sayang dariku..." Roy tersenyum sesekali menatap ke arah Tiffany.

Sedangkan Tiffany mengangkat sebelah alisnya. Tentu saja itu hanya omong kosong bagi Tiffany.

"Jujur saja, kamu pengidap brother complex yang bernapsu dengan Meira kan!?" Tanya Tiffany bagaikan mengintrogasi.

"Omong kosong! Sudah aku bilang Meira benar-benar bukan tipeku! Mana mungkin aku bernapsu dengan orang yang aku anggap adik selama 18 tahun. Dasar adik sial!" Geram Roy pada Tiffany.

"Masa bodoh!" Ucap Tiffany acuh, yang terpenting keluar dari keluarga gila.

Tiffany menghela nafas, meraba kalung yang kini dikenakan olehnya. Kalung yang ada di balik seragam sekolahnya.

"Menurut kakak, jika aku memakai pakaian dalam couple dengan Martin, apa akan terlihat sehati?" Tanya Tiffany penasaran.

"Adik gila!"

1
Eka Syilviana
bagus bgt 👍
ari sachio
thor....minta dong bulu lintahnya...buat jimat biar cepet kaya tanpa cape2
vj'z tri
🤩🤩🤩🤩ayah akting nya bagus bener 🥳🥳🥳🥳
Widia nurasih
lanjutkan kk cerita banyakin bgus
Miss Typo
semoga aja Roy gak dijebak Meira seperti waktu sblm terulang.
si ratu drama gak tau aja Yahya mlh dah mengetahui segalanya tentang dirinya, hanya pinter bersandiwara didepan semuanya. tukang kibul dikibulin gantian 😁
Inah Ilham
ha....... sejak kpn lintah punya bulu
Nur Wahyuni
di umpetin kemana sih surat2 berharga itu.. apa sama pengasuhnya Meira ya. secara dia kan juga bibinya Meira.. jadi biar aman maka disimpan disana
Arsal Marulafau
lanjut kak
imau
penasaran, apa yg dilakukan Martin kepada teman-temannya Meira
Ufi Yani
klo tifanny jdi artis antagonis psti seru, meira kn psti brusaha merusak reputasinya, dg mudahnya fanny mnjwb smua tduhn meira&ahirny meira yv hbis d bully netizen/Grin//Grin//Grin//Grin//Grin/
Mamik ika
next
Rahma Intan
di tunggu up berikutnya 😘😘😘
yesi yuniar
tiffany sama seperti kita... menunggu kapan meira hamil 🤭
Juli Ana
roy dikehidupan pertama dijebak miera, sedangkan pada penglihatan Tiffany,si miera mengandung.
jadi Salah faham disini..
memang si miera harus disiksa dulu . karena dia membuat semua memebenci Tiffany..
Indar
Ratna cs dapat apa ya dari Martin🤔🤔, semoga mereka sadar Meira tdk sebaik yg mereka kira
Senjaa💞
ingat roy,jangan brother complex...tiffany awasi terus jangan sampai roy kena jebakan meira..
Eka suci
tinggal di Roy kudu operasi mata🤭
Nurul Khusni
bagus
coach diet
q yg pertama🥰🥰🥰🤗
semangatttt thor...lanjuttttkan
🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘
🥰🥰🥰🥰😘😘😘😘😍😍😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!