Gabrielle Shaquille Ma, pria tampan dengan nama keren, kekayaannya membuat semua wanita tergila-gila dengannya, bahkan banyak dari mereka berharap bisa tidur dengannya satu malam saja.
Tidak disangka, hati pria yang dingin dan suka menyendiri ini akan tergerak oleh seorang pelayan restoran yang sedang dipermalukan di depan umum.
Sejak detik itu juga, gadis ini telah tertancap di hatinya.
Halo gengsss, selamat datang di dunia ke-uwuan kita. Novel ini adalah pecahan dari novel History Of Liang Zhu(Reinkarnasi Kedua). Di sarankan banget buat baca novel itu dulu sebelum lanjut baca ke novel yang ini biar kalian nggak bingung. Selamat membaca dan semoga terhibur ya 😉😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepahitan Hidup
Elea berjalan pulang sambil tersenyum senang. Hari ini dia merasa sangat bahagia. Kenapa? Karena dia tidak jadi di pecat dari pekerjaannya. Juga karena perhatian yang di berikan oleh bosnya.
"Astaga, aku sampai lupa menanyakan siapa namanya. Bodoh sekali aku!" gumam Elea sambil menepuk keningnya beberapa kali.
Elea terus merutuki kebodohannya yang lupa untuk menanyakan siapa nama orang yang dengan begitu perhatian mau peduli dengannya. Dia terlalu sibuk menikmati semua makanan yang belum pernah dia makan di ruangan bosnya tadi.
"Aissshhhh... Kenapa aku bisa tidak tahu malu begini sih? Ahh, bagaimana ini?",.
Ciiiiitttttttttt
Saat Elea sedang sibuk dengan pikirannya, tiba-tiba saja sebuah mobil putih menghadang jalannya. Elea yang tidak tau kalau ada mobil yang akan berhenti di depannya jatuh ke tanah setelah menabrak bagian depan mobil tersebut. Dia meringis sambil meniup lututnya yang berdarah karena tergores aspal.
"Uuhhh, perih",.
"Bangun kau pelayan rendahan!",.
Levi berteriak kencang begitu dia keluar dari dalam mobilnya. Dengan kasar dia menarik paksa gadis yang sedang terduduk di tanah sambil memegangi kakinya yang terluka.
"Ahhhkkkk Nona sakit. Tolong lepaskan rambutku!" rintih Elea sambil memegangi rambutnya.
"Brengsek. Apa yang sudah kau katakan pada Tuan Muda hahhh!" amuk Levi.
Bukannya melepaskan tarikan tangannya, Levi malah semakin kencang menariknya. Dia marah, benar-benar sangat marah. Setelah pelayan ini di ajak untuk pergi menemui pemilik restoran tempatnya bekerja, tiba-tiba saja Group Ma memutuskan semua kontrak kerjasama dengan agensinya. Mereka bahkan mem-blacklist namanya dari dunia permodelan. Awalnya Levi tidak tau kenapa hal ini bisa terjadi. Dia baru tau setelah managernya mengatakan kalau dia telah menyinggung salah satu bawahan Gabrielle yang bekerja di restoran. Dan pelayan ini adalah orang yang di maksud oleh managernya. Tanpa banyak pikir lagi Levi segera datang ke restoran itu lalu tidak sengaja melihatnya sedang berjalan seorang diri disini.
"Apa maksudmu Nona? Tuan Muda siapa?" tanya Elea bingung.
"Jangan pura-pura bodoh kau pelayan sialan. Gara-gara kau karirku sekarang hancur. Puas kau sekarang hahh!" bentak Levi.
Plaakkkkkkkkk
Elea kembali jatuh terduduk di tanah saat pipinya tiba-tiba di tampar. Dua kali. Dua kali wanita ini menamparnya tanpa alasan yang jelas. Tak ingin terus-menerus di tindas, Elea segera bangkit berdiri. Dia tidak terima jika harus di tuduh melakukan sesuatu yang tidak dia ketahui apa penyebabnya.
"Nona, aku bisa melaporkanmu ke kantor polisi dengan tuduhan kekerasan. Kau sudah dua kali memukulku tanpa sebab!" ucap Elea.
Levi menyeringai. Dia berdiri angkuh sambil berkacak pinggang.
"Melaporkan aku pada polisi? Hahahhaa, lakukan saja kalau kau berani. Aku adalah seorang model terkenal, apa kau pikir polisi akan memercayai perkataanmu yang hanya seorang pelayan rendahan hahhh! Laporanmu tidak akan berpengaruh padaku!" sahut Levi dengan penuh percaya diri.
Elea terdiam. Lagi-lagi dia harus mengaku kalah di hadapan orang yang memiliki kekuasaan.
Teringat kembali dengan nasib karirnya yang sudah berada di ujung tanduk, emosi Levi kembali tersulut. Dia lalu mencapit dagu runcing pelayan ini.
"Apa yang sudah kau katakan pada Tuan Muda hahh! Cepat beritahu aku sekarang!" tanya Levi sambil memelototkan matanya.
"Nona, aku benar-benar tidak tahu siapa Tuan Muda yang kau maksud. Sekalipun kau mencabut nyawaku sekarang, aku tetap tidak bisa menjawab pertanyaanmu!" jawab Elea pasrah.
Biarlah. Terserah apa yang ingin di lakukan wanita ini padanya. Melawanpun tidak akan ada gunanya bagi Elea. Dia sudah terbiasa menerima kepahitan hidup seperti ini semenjak dia di usir keluar dari panti asuhan. Di pukuli,di rendahkan,tidak di anggap, semua itu sudah menjadi makanan sehari-harinya. Pernah dia mencoba untuk melawan, tapi hasilnya malah jauh lebih mengerikan. Dia trauma, tapi berusaha untuk tetap kuat.
Levi mengernyitkan keningnya heran. Dia menatap wajah tirus pelayan ini untuk mencari tahu kebenaran dari ucapannya barusan.
"Kau tidak bohong?" tanya Levi memastikan.
"Harus dengan cara apa aku membuktikan agar kau bisa percaya padaku Nona? Aku benar-benar tidak tahu siapa Tuan Muda itu" jawab Elea lelah.
Levi terdiam. Dia lalu melepaskan pelayan ini kemudian berdiri menyender pada mobilnya.
"Jadi kau benar-benar tidak mengenal siapa Tuan Muda Gabrielle?".
Elea menggeleng.
"Siapa orang yang kau temui saat pria di restoran itu mengajakmu pergi?" tanya Levi menyelidik.
"Bosku" jawab Elea lirih.
Bibirnya tersenyum samar. Hatinya langsung bahagia mengingat perhatian yang di berikan oleh bosnya siang tadi. Dia lalu mengelus pelan luka di lengannya yang terbungkus perban.
"Apa kau tau siapa dia?",.
Elea menggelengkan kepala.
"Aku lupa menanyakan siapa namanya Nona. Sungguh!" sahut Elea sambil mengangkat dua jarinya keatas.
Levi tercengang. Pelayan ini bodoh atau bagaimana. Masa iya dia tidak tau nama dari bosnya sendiri. Dan bodohnya lagi pelayan ini juga tidak tau seberapa besar kuasa yang di miliki oleh bos yang tidak dia kenali itu.
"Dasar bodoh. Apa kau tidak pernah melihat televisi di rumahmu?" ejek Levi geram.
"Aku tidak mempunyai televisi di rumah Nona. Gajiku hanya cukup untuk makan dan membayar uang sewa kontrakan!" sahut Elea jujur.
Levi tersentak kaget.
'Astaga, kenapa hidup pelayan ini menyedihkan sekali? Pantas saja dia tidak mengenal siapa Gabrielle, rupanya dia semiskin ini. Haisshhhh, kenapa aku jadi tidak tega melihatnya!',.
"Ekhhmmm, apa saja yang kau katakan pada bosmu tadi? Kau pasti mengadu yang tidak-tidak padanya kan?" tuduh Levi sambil menoleh kearah lain.
Levi akui kalau dirinya adalah orang yang sangat angkuh. Tapi dia masih memiliki hati nurani melihat ketidakberdayaan pelayan ini. Hatinya masih tergerak untuk sedikit melunak padanya.
"Tidak Nona, sungguh. Bos hanya menanyakan siapa namaku lalu membantuku mengobati luka siraman air panas yang Nona lakukan siang tadi. Hanya itu saja!" jujur Elea.
"Apa lukanya parah?" tanya Levi merasa tak tega.
Dia ingat kalau siang tadi dia memang menyiramkan teh panas ke lengan pelayan ini.
"Tidak. Hanya sedikit melepuh saja",.
Levi tertegun. Pelayan ini menyebutkan penderitaannya sambil tersenyum. Ini matanya yang sakit atau pelayan ini yang terlalu baik.
"Emmm, maaf".
Elea tercengang. Dia sangat syok mendengar permintaan maaf yang keluar dari mulut wanita ini.
"Kau,kau jangan besar kepala dulu. Aku meminta maaf karena aku tidak tau kalau perbuatanku akan menyakitimu sampai seperti ini. Aku tidak ingin di tuduh sebagai gadis jahat!" elak Levi gugup.
Elea tersenyum.
"Aku tidak menganggapmu seperti itu Nona. Lagipula siang tadi akulah yang bersalah. Aku yang sudah mengotori pakaian milikmu!",.
"Siapa namamu?" tanya Levi mengalihkan pembicaraan.
"Elea",.
"Hanya itu?",.
Elea mengangguk jujur.
"Pendek sekali!" ejek Levi sambil mencebikkan bibir.
Levi melupakan kemarahannya setelah melihat kejujuran di diri pelayan ini. Entahlah, emosinya tiba-tiba menghilang begitu saja.
"Berapa usiamu?" tanya Levi.
"Sembilan belas tahun Nona" jawab Elea.
"Kau mau kemana sekarang?",.
"Sebenarnya mau pulang. Tapi Nona menahanku disini!".
Levi berdecak kesal. Beraninya gadis ini menyalahkannya. Dia lalu melirik kearah lutut Elea yang masih mengeluarkan darah.
"Ayo ikut denganku!" ajak Levi sembari membuka pintu mobil.
"Apa kau ingin menculikku?" tanya Elea panik.
"Yakkkkk, aku ini seorang model, bukan penjahat. Sialan kau!" hardik Levi jengkel.
"Lalu kau mau mengajakku kemana Nona? Bukankah tadi kau sedang marah-marah padaku?" tanya Elea polos.
'Ya Tuhan, rasanya aku sangat ingin memukul kepala gadis ini sekarang juga!',.
Levi menghela nafas panjang. Dia lalu menarik tangan Elea kemudian mendorongnya masuk ke dalam mobil.
"Nona....
"Diam disana. Aku akan membawamu pergi ke apotik untuk membeli obat. Lihat, kau bisa mati kehabisan darah kalau lukanya di biarkan terbuka seperti itu!" sentak Levi tak tahan.
Mata Elea mengerjap. Dia merinding memikirkan dirinya yang bisa mati jika kehabisan darah.
"Dasar bodoh. Apa dia benar-benar mempercayai perkataanku barusan?" gumam Levi sambil tersenyum simpul.
Levi segera melajukan mobilnya untuk mencari apotik. Dia tidak berhenti tertawa dalam hati melihat kebungkaman Elea yang terpengaruh dengan kata-katanya tadi. Kepolosan Elea telah membuat Levi seperti memiliki seorang adik. Sekarang dia tidak peduli lagi dengan karirnya, terserah kalau memang harus hancur. Yang ada di pikirannya sekarang adalah perasaan nyaman berada di dekat Elea. Gadis ini tidak memandangnya dari status yang dia miliki. Polos dan tidak tahu apa-apa. Levi suka itu.
🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄
🌻VOTE SEBANYAK-BANYAKNYA GENGSS...
LIKE,COMMENT DAN RATE BINTANG LIMA
🌻IG: nini_rifani
🌻FB: Nini Lup'ss
🌻WA: 0857-5844-6308