NovelToon NovelToon
Pengasuh Cantik Milik Sang Presdir

Pengasuh Cantik Milik Sang Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Jeju Oranye

Bagaimana jadinya jika seorang gadis manja harus menjadi pengasuh 3 anak CEO nakal yang tiba-tiba sangat lengket padanya?

Rosetta, seorang gadis cantik yang berusia 19 tahun, adalah putri seorang bupati yang memiliki keinginan untuk menjalani hidupnya sendiri. Namun ayahnya telah membuat keputusan sepihak untuk menjodohkan Rosetta dengan seorang pria tuatua bernama tuan Bramasta, yang memiliki usia dan penampilan yang tidak menarik. Rosetta sangat enggan dengan keputusan ini dan merasa bahwa ayahnya hanya menggunakan dia sebagai alat untuk meningkatkan karir politiknya.

Hingga puncaknya Rosetta memutuskan untuk kabur dari rumah. Di sisi lain ada Zein arga Mahatma, seorang bussiness man dan single parents yang memiliki tiga anak dengan kenakalan di atas rata-rata. Karena kebadungan anak- anaknya juga tak ada yang sanggup untuk menjadi pelayan di rumah nya.

Dalam pelarian nya, takdir mempertemukan Rosetta dan ketiga anak Zein yang nakal, bagaimana kah kelanjutannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter : 17

Dengan wajah berseri- seri Rosetta akhirnya mendatangani surat kontrak kerja yang di berikan Zein. Senyuman nya merekah bak bunga sakura yang baru saja mekar. Sementara Zein hanya menatap nya sekilas dan membubuhkan tanda tangan di samping nya.

"Sekarang ikut aku. " Zein berdiri lebih dulu, lantas Rosetta mengikuti nya.

"Kemana? "

"Aku akan menunjukkan kamar mu. "

Mata Rosetta berpendar cerah, dia lantas mengangguk dan mengekori Zein tanpa banyak bertanya.

Langkah Zein berhenti pada sebuah kamar dengan pintu bercat putih gading. Dari sekian banyak nya kamar di mansion besarnya ini, Zein sengaja memilihkan kamar untuk gadis itu yang berdampingan dengan kamarnya. Tidak ada maksud lain, tujuan Zein hanya ingin pengasuh baru anak-anak nya itu tetap dalam Pengawasan nya. Ya hanya itu tujuannya.

"Ini kamar mu. " Zein membuka kenop pintunya. Isi kamar itu cukup luas di banding kan dengan kamar pembantu atau pekerja di sini, dengan warna cat yang di dominasi putih. Ada satu bed ranjang tidur dengan bedcover nya yang tampak masih baru, lemari kayu jati dan sebuah meja rias. Cukup sederhana namun Rosetta menyukainya.

"Baiklah, terimakasih tuan. Atas semua kebaikan mu, " ujar Rosetta dengan tulus. Tidak terbayangkan untuk nya jika dia tidak bertemu anak-anak Zein, hidup nya pasti akan luntang-lantung di jalanan. Rosetta sangat bersyukur karena di pertemukan oleh mereka.

Zein mengangguk sekilas, kedua tangannya masih setia terlipat di atas perut. Namun saat ia hendak beranjak, mata elangnya tak sengaja mengamati penampilan Rosetta malam ini. Baju gadis itu tak lebih baik dengan baju yang di kenakannya tadi pagi. Terlihat tua dan ketinggalan zaman. Seperti tidak sesuai dengan tubuhnya.

Zein bergeming sebentar, sementara Rosetta yang di tatap selekat itu dari atas sampai bawah membuat nya canggung dan menggaruk tangan yang sebenarnya tak gatal.

"Ada apa tuan? " tanya Rosetta sambil mengibaskan tangan di depan wajah zein karena pria itu seperti sedang melamun.

Zein mengedip sesaat, kembali lagi ke kenyataan. Ia berdeham sebentar."Tidak apa- apa. Kau bisa istirahat sekarang. "

Rosetta tersenyum kembali. "Baik tuan. Sekali lagi terimakasih banyak. "

Zein hanya mengangguk sekilas lalu melenggang pergi dari sana. Cukup lama Rosetta berdiri untuk menatap punggung sang pria yang sudah pergi hingga bayangan nya tak ada, Rosetta lalu mulai masuk ke dalam kamarnya.

Sementara di kamar zein sendiri, sejak tadi ponselnya tak berhenti berdering. Puluhan pesan dan panggilan tak terjawab dari Victoria juga tuan Frederick. Dia sudah menebak mereka pasti menanyakan kehadiran nya di pesta makan malam kali ini.

Namun zein sungguh tak berminat untuk datang. Dia benci dengan keramaian pesta dan orang-orang yang hanya memamerkan keunggulan mereka saja, pembicaraan orang-orang itu tak sejalan dengan nya dan yang pasti dia sudah muak harus berpura-pura senang mengikuti perjodohan yang sudah di atur ini.

Dari sekian banyaknya pesan. Salah satu di antaranya di kirim oleh nyonya sonia, bibinya. notifikasinya muncul paling atas.

(Zein, di mana kau? )

(Kenapa kau belum muncul di acara makan malam?!)

(Jangan mempermalukan nama perusahaan kita!)

(Memang nya berkat siapa kau bisa ada di titik ini?! )

Brakkk! ia membanting ponsel di atas nakas dengan perasaan kesal. Sekarang dia sudah benar-benar muak dan jengah. Tak akan ia biarkan lagu bibinya mengatur- ngatur hidupnya. Dia yang akan memilih jalan hidup nya sendiri.

Merasa udara di sekitarnya menipis, Zein memutuskan untuk pergi ke balkon. Membiarkan angin malam menerpa wajahnya yang tampan. Sambil memejamkan mata menikmati terpaan angin, tiba-tiba saja ia mendengar suara cempreng dari samping.

Saat di tengoknya ternyata Rosetta juga sedang berada di balkon kamarnya karena memang kamar yang berdampingan otomatis balkon kamar mereka juga bersebrangan dan hanya berjarak beberapa meter saja.

Gadis itu ternyata sibuk bermain boneka tangan sejak tadi. Hingga tak menyadari kehadiran Zein di sana.

"Hai woods, nama ku Kitty! "

"Hai kitty. "

"Woods? ? boleh kah aku berteman dengan mu? "

"Tentu saja. "

"Boleh? "

"Tentu saja tidak. Hahaha! lihatlah kau saja tidak punya rambut. "

"Dasar gak tau diri! lihat hidung mu yang seperti jambu itu. Dasar woods jelek! "

Rosetta begitu asyik memainkan dua boneka tangan berkarakter kartun di masing-masing tangannya sementara Zein menyimak dengan sesekali tertawa kecil.

Mendengar suara tawa yang begitu merdu membuat Rosetta seketika berhenti dan ketika gadis itu menoleh, dia terhenyak begitu melihat zein yang sedang menopang dagu.

"Astaga tuan? mengagetkan saja! " pekik Rosetta.

Bibir zein tertarik tipis. "Lanjutkan lah, aku suka teater kecil mu itu. "

Wajah Rosetta mendadak terasa panas, dia tersipu malu, wajahnya memerah bak kepiting rebus.

"Tunggu apalagi? kau tidak mau melanjutkan nya? " tanya zein dengan sebelah alis terangkat.

"Hehehehe." Rosetta tertawa sumbang. "Saya lanjutkan kok. "Akhirnya dia malah memberikan pertunjukan boneka tangan gratis pada pria itu meskipun dengan hati setengah dongkol.

" Kenapa sih pria itu bisa ada di sini? membuat ku malu saja. " batin Rosetta dan dari mana dia mendapatkan boneka tangan itu? dia menemukan nya di lemari yang ada di kamarnya akhirnya karena gabut dan mencoba memainkan nya di balkon, tak menduga ada Zein juga yang melihat keisengan nya itu.

Sementara Zein menonton dengan tetap menopang dagu, seolah menikmati pertunjukan boneka tangan yang di lakukan gadis itu. Dia merasa pertunjukan tangan sederhana ini lebih menarik daripada ide makan malam di hotel bintang mewah itu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Esok paginya, matahari bersinar dengan terang. Zein keluar dari kamar nya dengan pakaian kasual karena hari ini hari weekend. Dia memanggil anak- anak nya yang tentu saja sedang bersama Rosetta.

Pagi- pagi sekali dia melihat anak- anaknya yang biasanya masih tidur di hari minggu kini sudah membantu Rosetta di dapur.

Sungguh perubahan yang sangat Waah bukan? mengingat bagaimana kenakalan mereka, sekarang anak- anaknya sudah bisa lebih di atur dan di arahkan.

"Anak- anak bersiaplah, kita akan ke pusat perbelanjaan hari ini! "

Alvaro, Alaska dan Chiara kompak menoleh bersamaan dan mereka berjingkrak senang. "Horeee! "

"Apa kita akan ke Timezone juga pah? " Alaska bertanya.

Zein mengangguk. "Tentu."

Mereka bersorak lagi. "Yeeey! "

Rosetta turut merasakan kebahagiaan mereka, dia tersenyum senang.

"Dan kau juga." tiba-tiba zein menunjuk padanya.

"Eh saya juga, tuan? " tunjuk Rosetta pada dirinya sendiri.

"Ya.Memangnya siapa lagi di sini? bukankah pengasuh bertugas untuk menjaga anak - anakku? "

Rosetta langsung mengerti, ia lantas mengangguk. "Baik kalau gitu tuan, saya ganti baju dulu. "

"Tidak perlu. Begitu juga bagus, " ujar zein. "Ayo! " lanjut nya lagi.

Rosetta pun hanya bisa mengangguk, dan tanpa se penglihatan nya, Diam-diam Zein menarik sudut bibirnya saat berbalik badan.

******

1
Dancingpoem
🥰🥰🥰🥰🥰
beybi T.Halim
awal yang memacu adrenalin ..,dengan anak2 yg luar biasa pintar 😊
Harwanti Jambi
Haha jodoh tak pernah salah jalan
Dancingpoem: betul 👍
total 1 replies
𝓖𝓒 ⃟👑Atdgies🦋
apa itu Zein, benih cinta kah/Shy/
Dancingpoem: hahahaha
total 1 replies
Iqlima Al Jazira
🤦🏼‍♀️🤦🏼‍♀️
Dancingpoem: hahaha/Joyful/
total 1 replies
tutiana
Luar biasa
Dancingpoem: terimakasih untuk rating 5 nya/Determined/
total 1 replies
Moh Rifti
up
Nikma: Permisi kakak Author ..

Halo kak reader, kalau berkenan boleh mampir novel aku juga ya 'Kesayangan Tuan Sempurna' ..
Terima kasih😊🙏
total 1 replies
Helen@Ellen@Lenz
lanjut thor biar seru 💪💪
Helen@Ellen@Lenz: iya pasti dong
Dancingpoem: siappp, smoga tetap setia ya ngikutin cerita nya/Smile/
total 2 replies
Moh Rifti
next
Moh Rifti
/Determined//Determined//Determined/
Moh Rifti
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Helen@Ellen@Lenz
sy doakan moga jln cerita yg authur buat moga sukses ya dan dilimpahi rezeki bt ceritanya
Dancingpoem: Aamiin MasyaAllah terharu sekali komentar nya kak, semoga kk juga sehat selalu ya sekeluarga Aamiin 🥺😇🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!