NovelToon NovelToon
SECOND LIFE, LIORA!

SECOND LIFE, LIORA!

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Rosalyn.

SPAM LIKE? AUTO BLOCKED!

Di tengah kehancuran yang ditinggalkan oleh amukan Liora Ravenscroft, putri bungsu dari Grand Duke Dimitri Ravenscroft, ruangan berantakan dan pelayan-pelayan yang ketakutan menggambarkan betapa dahsyatnya kemarahan Liora. Namun, ketika ia terbangun di tengah kekacauan tersebut, ia menemukan dirinya dalam keadaan bingung dan tak ingat apa pun, termasuk identitas dirinya.

Liora yang dulunya dikenal sebagai wanita dengan temperamental yang sangat buruk, kini terkejut saat menyadari perubahan pada dirinya, termasuk wajahnya yang kini berbeda dan fakta bahwa ia telah meracuni kekasih Putra Mahkota. Dengan mengandalkan pelayan bernama Saina untuk mengungkap semua informasi yang hilang, Liora mulai menggali kembali ingatannya yang tersembunyi dan mencari tahu alasan di balik amukannya yang mengakibatkan hukuman skors.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosalyn., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PRIA BERJUBAH MERAH

...18...

Liora melangkah dengan amarah yang tertahan, namun langkah itu terhenti oleh Putra Mahkota yang juga tengah diliputi kekesalan.

"Aku sudah cukup bersabar, Liora Ravenscroft! Sebaiknya kau pergi dari sini, atau tidak—" ucapannya terpotong ketika Liora menyela.

"Diam!" seru Liora sambil mengisyaratkan agar Putra Mahkota berhenti berbicara. Pandangannya tiba-tiba tertuju pada seseorang yang mendekat. "Ada yang sedang kemari," bisiknya pelan.

Meskipun amarah masih membara, Putra Mahkota memilih untuk bekerja sama. Matanya yang tajam mengawasi sosok yang semakin mendekat. Dengan sigap, ia meraih gagang pedangnya, bersiap menyerang jika diperlukan.

Namun, sebelum serangan dilancarkan, orang itu berbicara dengan nada santai, meski tersirat kelicikan dalam suaranya.

"Tenanglah dulu, Yang Mulia Putra Mahkota. Ingatlah di mana kalian berada saat ini," ucap pria berjubah merah yang semakin mendekat.

Wajahnya masih tertutup tudung, menambah kesan misterius yang membuat Liora dan Putra Mahkota semakin waspada. Sosok itu jelas mengetahui identitas mereka yang tengah menyamar. Kecurigaan pun memuncak.

"Siapa kau?" tanya Putra Mahkota dengan suara tajam.

Pria itu perlahan melepas tudungnya, menampakkan wajahnya yang tampak berusia sekitar 30-an. Rambut hitamnya kusam, jatuh menjuntai di bahunya. Ia tersenyum tipis dan memberikan penghormatan, baik kepada Putra Mahkota maupun Liora, yang sejak tadi hanya diam, menatapnya penuh curiga.

"Anda tidak perlu mengetahui siapa saya. Yang penting adalah bahwa saya di sini untuk membantu Yang Mulia membebaskan semua tawanan ilegal ini," ucapnya dengan percaya diri.

Namun, kepercayaan dirinya seketika goyah saat merasakan tatapan intimidatif dari dua orang di hadapannya.

"M-maksud saya," lanjutnya, "identitas saya yang rendah ini tidak pantas diketahui oleh orang-orang terhormat seperti Putra Mahkota dan Putri Ravenscroft."

Putra Mahkota menurunkan pedangnya perlahan, meski sorot matanya tetap penuh kecurigaan. Liora tak sedikit pun melonggarkan kewaspadaannya, tatapannya menyelidik setiap gerak-gerik pria berjubah merah itu.

"Apa keuntunganmu dengan membantu kami? Apa yang sebenarnya kau rencanakan?" tanya Putra Mahkota mendesak, menatap tajam dan penuh kecurigaan.

Pria itu menatap Liora dengan pandangan penuh perhitungan, seakan mencoba membaca niat di balik pertanyaannya. "Bukan keuntungan yang kucari, Putri Ravenscroft. Hanya keadilan. Tawanan-tawanan ini adalah korban, dan aku... memiliki utang pada salah satu dari mereka."

Putra Mahkota tampak tak yakin, namun Liora merasakan sesuatu yang lain. Ada rasa janggal di balik pernyataan pria itu, tetapi ia tak bisa memastikan apa.

"Siapa tawanan yang kau maksud?" tanya Liora lagi, suaranya mulai terdengar lebih lembut, namun tetap tegas.

"Seseorang yang sangat penting bagiku. Beliau adalah teman dan guru terbaikku. Namun, aku berpisah dengan beliau saat aku baru mengenal arti kehidupan. Dan ketika akhirnya aku mendengar kabar beliau, beliau justru terjebak di sini." pria itu menjelaskan dengan semangat, namun kesedihan terpancar dari tatapannya.

Liora menatap Putra Mahkota, pertukaran pandangan singkat namun penuh arti. Meski tidak mempercayai pria itu sepenuhnya, mereka berdua memutuskan untuk membiarkan pria tersebut terlibat dalam rencana.

"Baiklah, meski kau masih terlihat mencurigakan, tapi tidak ada salahnya untuk mencoba," ujar Putra Mahkota.

Setelah Putra Mahkota memberikan persetujuannya, pria berjubah merah itu tersenyum tipis, seakan lega. Namun, Liora tetap menatapnya dengan hati-hati. Dia tahu, dalam situasi seperti ini, siapa pun bisa berbohong demi keuntungan pribadi.

"Kita akan bergerak sebelum fajar," ujar pria itu sambil melirik ke arah terowongan bawah tanah yang berada di kejauhan, tampak suram di bawah cahaya lilin. "Para penjaga sering lengah pada saat itu. Itu adalah waktu terbaik untuk menyelinap masuk."

Putra Mahkota mengangguk pelan, namun tetap memperhatikan setiap detail dari rencana yang diusulkan. "Kau tampaknya tahu banyak tentang tempat ini."

Pria berjubah merah tersenyum, namun kali ini senyumnya tampak lebih licik. "Aku sudah mempelajari area ini selama bertahun-tahun. Jika ingin mengeluarkan seseorang dari sini, kita harus benar-benar tepat waktu."

Liora menoleh ke arah Putra Mahkota, bertukar pandang sekali lagi. Dia bisa melihat keraguan yang tersirat di mata Putra Mahkota, tetapi ini adalah satu-satunya kesempatan mereka. Tawanan yang dimaksud pria ini mungkin memegang kunci untuk sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang bahkan mereka belum sadari.

"Baiklah," Liora akhirnya berbicara, dengan nada tegas. "Tapi ingat, jika kau mencoba sesuatu yang licik, tidak akan ada tempat bagimu untuk bersembunyi dari kami."

Pria itu terkekeh pelan, seolah-olah tidak merasa terancam. "Aku tidak punya niat buruk, Nona Muda. Kalian bisa mempercayaiku untuk sekarang."

Malam itu terasa lebih panjang dari biasanya. Waktu seakan bergerak lambat saat mereka bertiga menunggu saat yang tepat untuk bergerak. Liora sesekali melirik ke arah Putra Mahkota, yang tampak lebih tenang namun tatapannya masih penuh amarah yang tertahan.

Ketika fajar mulai menyingsing, pria berjubah merah memberikan isyarat. Mereka bergerak dalam diam, menyelinap menuju gerbang besar yang disebut pria itu.

Namun, tepat sebelum mereka mencapai tujuan, suara langkah kaki mendekat. Liora dengan cepat memberi tanda kepada Putra Mahkota untuk berhenti, dan mereka bersembunyi di balik dinding tua yang retak.

Sekumpulan bandit patroli lewat, membawa obor yang menyinari area bawah tanah. Mereka tampak waspada, berbeda dengan apa yang pria berjubah merah itu katakan sebelumnya. Liora mencium ada yang tidak beres.

"Kenapa mereka tampak lebih waspada dari biasanya?" bisik Putra Mahkota dengan nada rendah, namun jelas penuh kecurigaan.

Pria berjubah merah tampak cemas sesaat, tetapi kemudian berusaha menutupi kegelisahannya. "Mungkin hanya kebetulan. Kita harus tetap melanjutkan rencana."

Liora mulai meragukan pria ini, tetapi tidak ada waktu untuk bertanya lebih lanjut. Setelah penjaga-penjaga itu berlalu, mereka kembali bergerak, mendekati gerbang dengan hati-hati.

Saat mereka semakin dekat, tiba-tiba, pria berjubah merah berhenti dan membelokkan arah mereka. Liora dan Putra Mahkota terkejut, tetapi pria itu dengan cepat berbisik, "Ada jalan lain. Belokan utama mungkin sudah tidak aman."

Mereka tidak punya pilihan selain mengikuti, meskipun Liora semakin merasa bahwa mereka mungkin sedang dijebak. Tetapi dia tetap melangkah, mata dan telinganya tajam mengawasi setiap sudut.

Mereka akhirnya tiba di sebuah lorong tersembunyi di balik jalan yang gelap. Pria berjubah merah berhenti di depan pintu kayu yang tampak usang.

"Inilah jalannya," ucapnya sambil tersenyum penuh misteri.

Liora merasakan napasnya tercekat. Sesuatu tentang tempat ini terasa tidak benar. Dia meraih gagang pedangnya dengan erat, siap menghadapi apa pun. Putra Mahkota mengangguk pelan, isyarat bahwa mereka akan masuk bersama-sama, meski kecurigaan sudah semakin menguat di antara mereka.

^^^TO BE CONTINUED^^^

Jangan jadi pembaca gaib ya guys, tolong tinggalkan jejak 😘

1
⚛Natus vincere
tanan itu apa? 🗿
Zen☂: /Sob//Sob//Sob/ typo
total 1 replies
⚛Natus vincere
setiap Dimitri aku selalu ingat ibu nya ica, damini🗿
⚛Natus vincere
pengen ngeship tapi adek kkak, ah yaudahlah🗿
Zen☂: /Sob//Sob/
total 1 replies
⚛Natus vincere
wahh, langka moment/Scare//Scare/
Murni Dewita
👣
Zen☂
lanjut gak nih?
⚛Natus vincere
sayang sekali, pdhal sisa 1 bab lgi, tapi panggilan Tuhan itu berati kawan🗿
⚛Natus vincere
dia sebenarnya mau pinjam 100 lady, cuma malu🗿
Zen☂
Saina bukan Sania /Sob//Sob/
Zen☂
ya Tuhan ini ketinggalam g nya /Sob//Sob//Sob/
A.D
bagus Zen tanda baca lu, good job
Zen☂: /Sob//Sob/
A.D: g, hoax doang
total 3 replies
A.D
itu gambar nya buatan ai?
Zen☂: iyauuu, tapi deskripsi nya dari zen
total 1 replies
A.D
widih
Zen☂
ini banyak banget typo nya /Sob//Sob/ maaf guys, aku bakal revisi...untung sepi jadi aku gak malu malu banget
Cloropil
handsome 😍
A.D
sogok pake duit
⚛Natus vincere
EPS BARU THOR/Scare//Applaud//Rose/
⚛Natus vincere
nah mampus jeperi nikol
⚛Natus vincere
Wizzih liora gg
⚛Natus vincere
trlalu sempurna ga baik ya dek ya, saya insecure/Scare/
Zen☂: ok tak tunggu fan
⚛Natus vincere: bentar Zen, mau bikin sekaligus 3, biar pembaca nya g bingung🗿
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!