Tepat dihari pernikahannya Ivana malah kabur melarikan diri, niat hati ingin memberitahukan hal tersebut pada kedua orangtuanya. Calantha justru dipaksa untuk menggantikan posisi Ivana sebagai mempelai pengantin wanitanya.
Rowan, pria sejuta pesona yang terpaksa menikahi Cala hanya untuk balas dendam karena Ivana telah menabrak istrinya hingga meninggal dunia.
Tapi bagaimana jadinya jika ternyata pernikahan yang berkedok balas dendam yang dilakukan oleh Rowan itu justru mengungkap satu persatu rahasia keluarga yang selama ini ditutup rapat-rapat?
Simak kelanjutan ceritanya...
⚠️jangan lupa buat terus kasih dukungan dengan like, komen dan vote🌹⚠️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 31
"Lepas .. Tolong lepaskan aku". Ivana memberontak memohon agar kedua anak buah Daniel yang mencengkeram kedua lengannya itu agar dilepaskan.
"DIAM!!" Bentak salah satu anak buah Daniel. Ia cukup muak karena sedari tadi mendengar ocehan dan rengekan Ivana.
"Siapa kalian? Kenapa kalian menculikku?!" seru Ivana bertanya
Daniel yang duduk dikursi samping kemudi pun menoleh menghadap kebelakang. Menatap Ivana dengan alis yang terangkat sebelah.
"Menculik mu? Kau salah besar nona.. Aku justru mungkin akan mengantarkan mu ketempat terakhir mu bisa merasakan udara dunia". Ucap Daniel dingin, suara nya terdengar menyeramkan.
"M-maksud kamu apa? Siapa kamu". Ivana gugup setengah mati mendengar ucapan Daniel.
Lelaki itu tak menjawab, ia kembali membalikkan badannya menghadap kedepan dan duduk dengan nyaman.
.
Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit, tibalah mobil yang Vest kendarai tiba di depan pintu gerbang mansion Rowan.
Sejenak Ivana berdecak kagum melihat kemegahan mansion itu. Pintu gerbangnya yang menjulang tinggi berlapis emas itu seketika langsung terbuka dengan otomatis.
Vest- asisten pribadi Daniel segera melajukan mobilnya masuk kedalam garasi sesuai perintah Daniel.
Ya, tentu saja Daniel juga atas perintah Rowan. Meskipun keduanya bersahabat baik, Daniel masih tau tata Krama dan sopan santun.
Daniel segera merogoh ponselnya yang ia simpan didalam saku celana. Setelah itu, ia mencari nomor telepon Rowan lalu mendialnya.
Hanya dengan satu kali panggilan langsung terhubung.
"Aku sudah membawa wanita itu kemari, dimansion mu". Kata Daniel
"...."
"Oke .."
Setelah itu, panggilan telepon pun terputus. Daniel langsung memerintah anak buahnya itu untuk menyeret Ivana keluar dari dalam mobil dan membawanya kebangunan paviliun belakang mansion yang langsung terhubung ke ruang bawah tanah.
"Ikat wanita itu dikursi" Perintah Daniel pada kedua anak buahnya seraya menunjuk kursi besi yang sudah berkarat itu dengan dagunya.
Kedua anak buahnya mengangguk dan segera mengikat Ivana dikursi tersebut.
"Lepas!!! Lepaskan aku.. Kalian tidak bisa memperlakukan aku seperti ini! Aku akan melaporkan kalian kepolisi". Teriak Ivana mengancam
"Berisik! Sumpal mulutnya dengan kain". Titah Daniel lagi
"Ja-hhmmppp...." Mulut Ivana disumpal dengan kain, membuatnya tak lagi bisa berteriak dengan keras.
.
Tak berselang lama Rowan datang, dibelakangnya Ardi dengan setia selalu mendampinginya.
Ia berjalan mendekati Daniel dan menepuk pelan pundak sahabatnya itu.
"Kerja bagus bro .. Ardi akan mengurus bayaran mu dua kali lipat". Kata Rowan
Daniel tersenyum tipis lalu menyingkirkan tangan Rowan dari pundak nya.
"Tidak perlu membayarku, uang ku masih banyak. Bahkan masih bisa untuk membeli pulau", sahut Daniel dengan gaya tengilnya
Rowan yang mendengar itu berdecih kesal. Ia lalu mengalihkan pandangannya menatap Ivana dingin. Seketika ingatannya tentang kecelakaan yang menimpa Laras langsung berputar-putar kembali di kepalanya.
Ya, Ivana adalah penyebabnya.
Mengingat itu, amarah Rowan seketika naik ke ubun-ubun. Darahnya langsung mendidih, kedua tangannya terkepal erat dan rahangnya mengeras hingga urat-urat dilehernya menonjol.
Rowan berjalan mendekati Ivana lalu mencengkeram kuat dagu wanita itu hingga merintih kesakitan.
"Kau penyebab istri ku meninggal. Kau membuatku kehilangannya, bukan hanya istriku yang mati tapi juga calon bayi kami!" Bentak Rowan dengan suara yang terdengar begitu menggelegar. Beruntung ruang bawah tanah itu kedap suara, jadi mau sekeras apapun Rowan berteriak tidak akan terdengar sampai luar.
Ivana menelan ludahnya susah payah menatap sorot mata tajam milik Rowan yang menatapnya penuh dengan amarah dan dendam.
"eembbbb..." Ivana protes tapi mulutnya masih disumpal.
Rowan menarik kain itu dari mulut Ivana dengan kasar, lalu membuangnya asal.
"A-apa maksud mu?! Aku tidak membunuh siapapun, bahkan aku juga tidak mengenalmu!" teriak Ivana pada Rowan.
Plaakkk ..
Satu tamparan keras melayang tepat dipipi kanan Ivana sampai wajahnya tertoleh kesamping, sudut bibirnya pun mengeluarkan darah.
"Tutup mulut mu Jalang! Dua bulan yang lalu kau menabrak istri didepan gedung perusahaan Pradana Corp.. Kau melupakannya?!" Ucap Rowan dengan suara yang terdengar begitu dingin dan menusuk.
Mendengar itu, tubuh Ivana seketika menegang. Ia tidak lupa dengan kejadian itu. Ia bahkan sampai merasakan ketakutan berlebihan setelah kejadian tersebut. Saat papanya mengatakan jika atasannya ingin menikah dengannya, berarti pria yang ada dihadapannya ini adalah suami dari wanita yang sudah ia tabrak? Berarti dia yang waktu itu ingin menikahinya ? Dan sekarang menjadi suami Cala? Batin Ivana
Dengan ragu-ragu Ivana menolehkan kepalanya menatap Rowan yang juga menatapnya dengan nyalang.
Seketika itu, Ivana langsung menjatuhkan dirinya dan berlutut dihadapan Rowan seraya menangkupkan kedua tangannya didepan dada.
"T-tuan maafkan saya... S-saya tidak sengaja menabrak istri anda, saya mohon ampun tuan". Ucap Ivana sambil menundukkan kepalanya, demi apapun ia ketakutan saat ini.
"Alah, wanita seperti itu jangan diberi ampun Wan. Enak saja sudah membunuh dua nyawa sekaligus tapi masih berkeliaran bebas diluaran sana..." Ujar Daniel memprovokasi
"Diam Dan, ini urusan ku dengannya. Jangan ikut campur!" bentak Rowan memperingati Daniel
"Ya sudah kalau begitu, Ayo kita keluar". Ajak Daniel pada asisten pribadinya dan kedua anak buahnya.
"Tunggu!" Rowan berteriak menghentikan langkah kaki Daniel yang hendak keluar dari ruang bawah tanah.
"Ar..." Ujarnya memanggil Ardi
"Ya tuan?" sahut Ardi yang berdiri tak jauh dibelakangnya
"Berikan benda itu dan kau kemari .." tunjuk Rowan pada salah satu anak buah Daniel.
"Saya tuan?" tukas anak buah Daniel seraya menunjuk dirinya sendiri memastikan jika Rowan meminta nya untuk mendekat.
"Hmmm..."
Anak buah Daniel segera berjalan mendekati Rowan.
"Ini tuan.." Ardi memberikan sebuah cambuk pada Rowan
"Buka baju wanita itu". Titah Rowan pada anak buah Daniel.
Daniel yang melihat itu mengerutkan dahinya bingung sekaligus penasaran dengan apa yang akan Rowan lakukan.
"Daniel, aku membutuhkan dua anak buah itu untuk memberikan hukuman pada wanita ini". Kata Rowan meminta izin
"Terserah". Sahut Daniel cuek
"Kau kemari..." ucap Rowan pada anak buah Daniel yang satunya
Anak buah Daniel yang memiliki badan besar dan berkulit hitam itu berjalan mendekat kearah Rowan.
"Ya tuan?"
Rowan memberikan cambuk itu padanya.
"Cambuk dia setelah seluruh pakaiannya dilucuti, atau kalian juga ingin menikmati nya terlebih dahulu terserah kalian. Tapi berikan dia hukuman yang membuatnya merasa hidup segan mati pun tak mau. Kurung dia disini dan jaga dia jangan sampai kabur, kalian boleh bersenang-senang dengannya". Perintah Rowan pada kedua anak buah Daniel
Setelah itu, ia berbalik badan dan melangkahkan kakinya keluar. Bukan ia tidak bisa menghukum Ivana, hanya saja Rowan tidak ingin mengotori tangannya sendiri.
Daniel, Ardi dan Vest juga segera melangkahkan kakinya keluar menyusul Rowan.
Ivana yang melihat kepergian Rowan terus memberontak dan meminta ampun, berharap Rowan mendengarnya dan berubah pikiran. Setidaknya memiliki sedikit belas kasihan padanya.
.
.
.
To Be Continue ...
(Adegan kasih hukumannya gak usah diceritain ya, takut kena take down.. Pokoknya jangan lupa tinggalin jejak like, vote dan komen... Terimakasih ♥️🌹)