SEMUA GARA-GARA PARIJI
Ini Novel harusnya horor, tapi kenapa malah komedi, saya yang nulis juga bingung, tapi pasti hororlah.
KOK dengan huruf yang terbalik, ya semua serba terbalik di dalam novel ini, tidak ada yang sesuai dengan semestinya, dan jangan berpikir dengan nalar, karena nggak akan masuk di otak kita.
Jangan dipikir dengan otak normal, karena akan bikin kram otak.
kebalikan adalah keasikan, ingat baliklah hidup kalian agar mengalami sesuatu yang luar biasa!
KOK,
Kalok dibilang time travel kok rasanya nggak jugak, tapi ada yang hilang dan bertambah di dalam diriku.
KOK gini rasanya, KOK aku ada disini, KOK aku diginiin, KOK aku harus ada di sini, KOK sakit gini, KOK KOK KOK KOK semua harus KOK.
Jangan takot, gitu kata orang yang aku temui, tapi KOK rasanya takot tapi enak dan menyenangkan..
Itulah KOK yang dibalik
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Bashi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. MBAK JUM SANGAR
Yanc.. eh sialan, banyak semot… kuntilaku digigit semot asyuuu.
“Ssst, jangan gerak-gerak gitu mas!” bisik Jum
“Nganu mbak.. Eh toleku di gigit semot mbak”
“Ditahan dong.. Ssst, dia semakin dekat!”
Sialan semot iki rek, gak eroh nek kondisine kayak gini… asyu!
Api obor yang meliuk liuk itu berjalan menuju ke arah kami, tapi aneh aku nggak dengar suara langkah kaki!
Nggak ada suara gemerisik daun yang terinjak atau suara langkah kaki yang mendekat, aneh padahal gerakan obor itu bergerak agak cepat menuju ke sini.
Sialan, semut-semut ini sekarang menggigit endogku, asyuuu.. Apa yang harus aku lakukan, sementara nyala obor itu semakin mendekati kami.
“Diamb….jangan bergerak, atau kita akan mati……. Sekarang tahan nafas mas….!”
Kutahan…. aku bisa menahan nafas, menahan rasa gatals dan sakit di kuntilaku juga, menahan rasa takut juga bisa!
Perlahan nyala obor itu melewati aku dan mbak Ju, dan ternyata masyaallah, dari balik semak aku bisa melihat nggak ada yang memegang obor, obor itu melayang begitu saja lewat di depan kami.
Nyala obor itu semakin menjauhi tempat kami sembunyi..
“Sekarang bisa bernafas mas” bisik Jum
Ketika aku bernafas, tiba-tiba aku mencium bau bangkai, bau yang semakin lama semakin tajam seiring dengan semakin menjauhnya obor itu.
Bau itu semakin tajam, seolah hidungku ditempeli bangkai tekos, bau itu tajam dan membuat mual. Tapi aku masih bisa tahan, baik bau bangkai maupun gigitan semut ini pokoknya aku bisa tahan!
“Jangan bergerak dulu mas, tunggu hingga bau bangkai ini hilang seluruhnya”
Perlahan bau bangkai itu menghilang….. Dan keadaan menjadi aman seperti semula. Nyala api obor itu juga sudah lenyap dari pandangan kami.
“Mbak Jum, saya sudah boleh garuk dan ngusir semot ini belum”
“Sabar mas, jangan bergerak dulu, tapi kalau garuk telornya boleh aja mas, sini Jum bantuin garuk mas”
Akhirnya semot itu bersih dari seluruh syelangkangan dan kuntilaku, tapi rasa gatal dan perih itu masih terasa.
“Ayo dipakai lagi celananya mas, eh iya itu tadi waktu Jum bersihin ujung kuntila mas, kok mas ngacung sih, bukanya mas Parijik tau kalau Jum ini lakik?”
“Udah mbak Jum, jangan tanyak itu lah, kalok tanyak lagi nantik tak coblos lho sampean mbak”
“Hiii ngerik bisa tembus jantong jum mas hihihi, ayo kita lanjut ke ke warung Jum”
Kami melanjutkan jalan kaki…..
“Mbak Jum, tadi itu apa kok nggak ada wujudnya?”
“Hihihi ada mas, masnya aja yang nggak bisa lihat” bisik Jum sambil ngeremes ndogku
“Hancik… saket mbak!” dipikir ndogku ini mainan lato-lato gitu
“Itu tadi penjaga daerah sini mas, ingat yang dikatakan Wildan kan, ya itu suruhan Wildan, wujudnya ya manusia, hanya dia membawa pasukan mayat laki-laki yang dibunuh Wito mas”
“Dibunuh Wito, gimana maksudnya mbak…. Eh tapi kok saya nggak bisa lihat mereka ya mbak?”
“Memangnya mas Perijik mau biar bisa liat yang tak kasat mata. Jum bisa bantu, tapi nanti mas Parijik bisa gila lho ya”
“Jadi cerita disini itu sulit dipahami mas, antara Wito dan Wildan itu ada sesuatu yang kami belum tau cerita yang sebenarnya”
“Bagi penduduk disini, Wildan itu sosok pahlawan. Makanya orang sini selalu menyapa Wildan, dan mereka anggap Wildan itu adalah pimpinan mereka”
“Eh ceritanya gimana sih mbak Jum, saya kok bingung mbak”
“Hehehe dulu disini itu keadaanya damai mas, dulu ada dua sahabat yaitu Wito dan Basuki”
“Wito itu punya tabiat buruk, dia suka sesama jenis, hingga dia diusir warga karena ingin memperkhosa orang sini. Sedangkan Basuki yang sekarang mengganti nama menjadi Wildan adalah pemuda biasa, tetapi dia agak sedikit berbeda daripada laki-laki kebanyakan disini”
“Bedanya gimana mbak Jum?”
“Basuki itu dulu itu kayak saya ini….. Dia itu dulu suka main boneka, bermain dengan perempuan, pokoknya permainan perempuan dia suka sekali”
“Kemudian kalau nggak salah, setelah Wito diusir warga, Basuki berubah menjadi laki-laki tulen dan berganti nama menjadi Wildan”
“Wooooo dia berarti warior juga mbak?”
“Bukan bantji sih mas, tapi ya laki-laki tulang lunak gitu mas. Nah setelah dia berganti nama menjadi Wildan, dia merubah penampilan menjadi macho”
“Dulu eeh…. waktu Wildan masih bernama Basuki, mbak Jum apa pernah dekat sama dia mbak?”
“Nggak mas, Dulu Jum masih lakik jugak, dulu Basuki itu musuh Jum mas, Jum jengkel sama Basuki, dia saingan Jum pokoknya mas”
“Eh ceritanya lanjut nanti aja mas, itu jembatanya udah keliatan dari sini, kita harus waspada mas, takutnya ada orang disekitar sini”
“Orang, orang halus apa orang kayak kita ini mbak?”
“Ssstt, diambh mas…. Tunggu disini, Jum mau ke seberang dulu”
“Nanti saya mbok tinggal mbak?”
“Ya nggak lah…. jadi lakik kok crewets sih sampeyan mas!”
Aku merapat ke semak-semak yang dekat dengan jembatan, sementara itu Jum berjalan mendekati jembatan, setelah beberapa menit, dia memanggilku untuk mendekat.
Kulihat sekeliling, nggak ada siapapun, keadaan sepi dan aman. Aku berjalan mendekati Mbak Jum yang masih ada di pinggir jembatan.
Memang beda antara jembatan yang dekat dengan rumah mbak Jum dengan yang ini, jembatan yang ini lebih kokoh dan terbuat dari kayu.
“Setelah dari jembatan ini kita kemana mbak?”
“Ssst ikuti saja Jum, nggak usah banyak omon-omon ih mas”
Kuikuti apa yang dikatakan Jum, aku nggak tau dia ini sebenarnya sebagai apa. Apakah dia ini membantu kami atau dia ingin melakukan sesuatu terhadap Wildan atau Basuki.
Di depanku sekarang adalah jalan desa yang lumayan gelap, karena banyaknya pohon di kiri kanan, pohon besar yang dahannya bisa menyatu antara yang di kiri dan yang di kanan.
Sepanjang mataku memandang, belum ada rumah penduduk disekitar sini, aku nggak tau ada di desa sebelah mana ini.
“Warung jum nggak jauh dari sini mas, tetapi nanti ini kita nggak ke warung sana, kita ke rumah Wildan”
“Ngapain ke sana mbak?”
“Heh… kan tadi Jum bilang kalau Jum mau tunjukin siapa itu Wildan, dan sekalian selamatkan teman mas itu”
“Memangnya temenku si Celenk itu mau dibunuh mbak?”
“Nggak…..Dia nggak akan dibunuh dalam waktu dekat ini, kecuali dia nggak mau nusuk Wildan, nah dia akan bunuh teman mas”
“Nusuk….. Nusuk gimana mbak?”
“Ya nusuk mas, WIldan itu suka ditusuk, ah gimana sih mas Parijik ini!”
seru ,...
mimpi yang sangat panjang ya ji.... mimpi yang nggak pernah bangun-bangun...
Hendrik dalam bahaya dong....
asal nebak hhhhh😁
operasi dimana bisa nyembul gede sana sini...???🤣