Axel Rio terjebak bertahun-tahun dalam kesalahan masa lalunya. Ia terlibat dalam penghilangan nyawa sekeluarga. Fatal! Mau-maunya dia diajak bertindak kriminal atas iming-iming uang.
Karena merasa bersalah akhirnya ia membesarkan anak perempuan si korban, yang ia akui sebagai 'adiknya', bernama Hani. Tapi bayangan akan wajah si ibu Hani terus menghantuinya. Sampai beranjak dewasa ia menghindari wanita yang kira-kira mirip dengan ibu Hani. Semakin Hani dewasa, semakin mirip dengan ibunya, semakin besar rasa bersalah Axel.
Axel merasa sakit hati saat Hani dilamar oleh pria mapan yang lebih bertanggung jawab daripada dirinya. Tapi ia harus move on.
Namun sial sekali... Axel bertemu dengan seorang wanita, bernama Himawari. Hima bahkan lebih mirip dengan ibu Hani, yang mana ternyata adalah kakak perempuannya. Hima sengaja datang menemui Axel untuk menuntut balas kematian kakaknya. Di lain pihak, Axel malah merasakan gejolak berbeda saat melihat Hima.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
The Alpha is The Sigma
POV : Author.
Kala itu, Usia Jackson, si Axel Rio, 16 tahun. Dua hari lagi adalah ulang tahunnya yang ke 17. Tapi hadiah ulang tahun dari orang tuanya adalah rumah yang dalam kondisi berantakan, barang berharga di rumah itu sudah dikeluarkan, semua simpanan diambil, dan ada kertas post it tertempel di konter dapur bertuliskan, “Maaf Axel... maaf.”
Tulisan ibunya.
Axel tidak mengerti yang terjadi, ia baru pulang jam 2 dini hari setelah berkeliling kota dengan klub motor besarnya.
Tapi instingnya mengatakan kalau ia harus pergi dari sini.
Jadi Axel pun menginap di rumah temannya, dan di sana ia mendengar kasus yang menjerat orang tuanya. Kerugian negara yang diakibatkan perbuatan Jack Rio mencapai ratusan miliar.
Juga kenyataan pahit kalau kedua orang tuanya meninggalkannya kabur ke Negeri paman Sam. Axel sendirian di Jakarta.
Ia mendengar kabar kalau dia sedang dicari karena dianggap menyimpan keterangan terhadap nama-nama orang yang sering ditemui orang tuanya. Dengan kata lain, antek-antek orang tuanya.
Yah, Axel jelas tahu. Tapi kalau ia beberkan, terbayang nyawanya juga akan dalam bahaya.
Karena ia buronan, Axel jelas tidak bisa berlama-lama menginap di rumah temannya, dan akhirnya ia ngekost di kost-an yang kumuh. Karena ia tidak memegang uang sepeser pun.
Axel pusing, bingung, dan di sinilah permulaannya.
Salah satu teman Axel, namanya Irvin, dari komunitas motor besar juga seperti Axel. Anak pejabat BUMN yang tingkahnya 11 12 dengannya, datang ke kosan bersama beberapa anak lain yang Axel tak terlalu kenal.
Irvin ini juga sedang dilanda masalah, karena dia menganiaya wanita penghibur, kasusnya viral dan bapaknya juga jadi diperiksa KPK.
Irvin butuh banyak uang agar bisa melanjutkan hidup saat orang tuanya dipenjara, dan ia sudah memegang rencana.
“Xel...” Irvin berkata dengan suara pelan. “Gue dateng ke elo, karena gue yakin lo bisa rancang strateginya.”
“Apa tuh?” tanya Axel penasaran.
“Gue punya cara agar kita bisa dapet duit banyak. Lo bisa lanjutin kuliah teknik impian lo pake uang ini sambil tetap bisa kabur, sementara gue bisa oplas habis itu cao ke luar negeri.”
“Maksud lo?”
“Kita bakalan ngebegal mobil.”
“Heh?!” Axel mendengus. “Ngapain sih? Nggak ada gunanya buang-buang tenaga. Salah-salah malah ketangkep isilop waktu jual mobilnya.”
“Bukaaan, ini bukan aksi pembegalan biasa. Ini skenario untuk melenyapkan kepala keluarga Sutjandra. Kita harus bikin mereka semua mampus. DP 100 juta udah gue terima cash...” Irvin membuka koper gym yang dari tadi ia tentang. Cowok itu membuka resletingnya dan memperlihatkan tumpukan uang di dalamnya.
Hal itu membuat mata Axel berbinar.
“Sisa semilyar lagi kita terima kalau pembegalan ini berhasil. Masih ditambah mobil itu bisa kita jual buat tambah-tambahin.”
“Se... semilyar?!” seru Axel kaget. Sekaligus girang.
“Kita bagi rata...” Irvin menunjuk satu persatu yang ada di ruangan itu.
“Maksud lo gimana nih, tolong lebih jelas lagi?!” sahut Axel.
“Gini...” Irvin kembali mengulangi rencananya. “Gue dapet order untuk membunuh seseorang. Yang nyuruh gue namanya Erick Sutjandra. Kita disuruh untuk membunuh kakaknya. Kalau berhasil, kita dibayar 1,1 miliar. 100 juta udah gue terima sebagai DP.”
“Ini konflik keluarga ya?”
“Iya,” Irvin mengangguk, “Perebutan harta dan saham.”
“Bodo amat, gue butuh duit.” Gumam Axel.
“Sama. Lo dan gue senasib cuy.” Kata Irvin. “Makanya gue dateng ke elo.”
“Terus gimana?”
Dan dari sanalah peristiwa pembegalan terjadi. Berdasarkan informasi dari si penyewa jasa, Kalau mobil Adam Sutjandra akan melewati area sepi pada pukul 1 pagi. Entah bagaimana pihak sana berusaha agar Adam Sutjandra pulang dari sebuah acara jam segitu, dengan keadaan menyetir sendiri tanpa driver. Tugas Axel Cs hanya mengusahakan semuanya terbunuh dengan skenario terjadi pembegalan yang akan terekam dash cam mobil mewah Adam, jadi pihak keluarga tidak akan dicurigai sebagai dalang dari pembunuhan berencana.
Namun Axel menjadi terguncang saat ia melihat Adam Sutjandra tidak sendirian. Adam bepergian bersama istri dan anak perempuannya yang berusia 9 tahun.
“Bunuh semuanya.” Kata Irvin kala itu.
Axel dengan marah mencegahnya.
“Lo nggak ngomong ke gue kalo mereka sekeluarga!” pekik Axel.
“Ya harus sekeluarga lah cuy, ini kan perebutan warisan. Apa gunanya kalo anak dan istrinya masih hidup?!” Irvin menggeret si anak perempuan. “Berisik banget nih bocah! Per kosa dulu aja biar mingkem, habis itu bunuh!”
Axel pun kaget mendengar perkataan Irvin.
Sungguh dia tak menyangka Irvin bisa setega itu.
Di lagi ia akan menghampiri Irvin, ia merasakan celananya ditarik.
Ibunya...
Ibu anak ini.
Istri Adam.
Masih hidup.
Padahal leher wanita itu sudah hampir putus di gorok Irvin. Irvin barusan marah karena wanita itu menggigitnya dengan kencang, lalu cowok itu mengayunkan goloknya.
Wanita ini dihabisi di depan anaknya sendiri.
Tapi ternyata ia masih hidup, mungkin dengan sisa tenaganya
Axel membuka kaca helmnya, menatap wanita itu dengan lebih jelas.
Wanita yang cantik... paras keturunannya berbeda dari keturunan lain. Ini bisa jadi berasal dari kalangan atas yang terawat.
“Tolong, setidak nya anak saya. Tolong ya Mas...”
Ibu Hani... wanita yang sangat cantik. Tercantik di dunia menurutnya. Axel langsung jatuh cinta saat melihatnya. Tapi sayangnya, mereka bertemu dalam kondisi leher wanita itu dipenuhi darah.
Dan Axel langsung merasa... ia sangat bodoh kali ini. Mau saja diperalat Irvin.
Jadi Axel membungkuk, “Ya, saya akan jaga dia.” Bisiknya ke wanita itu.
“Namanya...Hani...” desis si wanita.
Tepat di kata-kata terakhir, ia pun tak sadarkan diri.
Axel merasa sangat terpukul. Ia sangat panik.
Ia masih bisa melihat nafas lemah dari dada wanita itu.
Kalau dia panggil ambulans sekarang, mungkin masih keburu untuk menolong.
Berikutnya ia mendengar teriakan anak kecil dari arah seberang. Hani sedang dikerjai Irvin.
Axel tahu ia tak boleh berlama-lama berduka. Dan ia tak ingin menyesal lagi, jadi ia akan ambil tindakan.
Jadi ia ambil daun pisang, ia tutupi tubuh wanita itu dan suaminya. Lalu ia berlari ke arah Irvin.
“Vin!” Axel mencegah Irvin. “Gue ambil anak itu. Anak itu bagian gue.” Kata Axel.
“Hah?” dengus Irvin tak mengerti.
“Sebagai gantinya, gue ambil yang seratus juta, yang semilyar lo bagi aja bertiga. Gue ambil seratus jutanya plus anak ini.”
“Widih!! Serius lo cuy?! Semilyar buat gue bertiga aje?”
“Sama ambil juga tuh mobil kalo bisa dijual.” Sahut Axel sambil menarik hani. Hani masih menangis histeris.
“Lo mau apain tuh anak?” Irvin memandangnya dengan tatapan orang gila... seakan ia membayangkan hal-hal di luar nalar manusia normal.
“Mau...” Axel berpikir. “Mau gue jual.” Desisnya. “Paling laku 20 juta.” Gumamnya asal. Yang penting ada alasan.
“Weeeeeh, udah hebat si broder. Ambil dah, berisik banget tuh anak!” seru Irvin.
“Eh, tapi gue lagi pingin banget ih!” sahut salah satu teman Irvin. “Gue perawanin dululah.”
“Ya jangan dong, kalo perawan-nya lo ambil harga pasarnya turun!” sahut Axel. Ia sebenarnya dalam keadaan sangat panik dan gemetaran.
“Oh iye, yah udah lah sana!” akhirnya mereka bicara begitu.
“Tunggu...” desis Irvin berikutnya. Axel sampai terpaku dan jantungnya berpacu cepat. “Kan ibunya masih bisa kita pake.” Kata Irvin.
“Ibunya kan udah...” gumam Axel. Ia langsung ingin muntah.
“Tapi kan masih anget. Hehehe.” Kata Irvin sambil menuju ke mayat tak berdaya di tengah jalanan sepi itu.
Axel dalam kondisi terpaku dan gemetar. Memeluk Hani untuk meredakan tangisnya.
“Sayang... diam yah, nanti kamu dipukul Om jahat kalau nangis terus.” Bisik Axel menenangkan Hani.
Tangis Hani pun berhenti.
Axel memeluknya sekuat tenaga, mengalihkan pandangan anak itu.
Dari pemandangan bejad yang terjadi di depannya.
Sejak itu...
Axel tidak bisa berhubungan intim dengan wanita cantik. Karena ia akan selalu mengingat peristiwa ini.
Sebelum teman-temannya sadar, Axel lari sekuat tenaga. Ia ambil seratus juta dari tas Irvin, ia peluk Hani, dan ia ngebut dengan motornya.
Dalam perjalanan, ia berpikir, kabur kemana biar Irvin tidak mengendus lokasinya. Ia tidak ingin berhubungan dengan Irvin lagi.
“Kupanggil ambulans pun tak akan tertolong. Maaf ya ibu... maafkan aku...” Axel berkali-kali berbisik kata maaf sambil mengendarai motornya. Ia menangis sesenggukan.
Dosa ini...
Ia tidak mengira akan melakukan sesuatu sejahat ini.
Axel pun akhirnya menemukan lokasi pas yang tidak akan dicari Irvin.
Kolong jembatan.
Axel mampir ke showroom, menjual motor besarnya yang mencolok, ia tukar dengan motor butut.
Dan sejak itu ia berkutat dengan kehidupan jalanan.
Ia berhasil menyingkirkan preman paling kuat di sana.
Axel dilatih bela diri oleh seorang profesional sejak kecil, sudah tentu ia menang.
Lalu ia pun bertemu dengan Paijo, oknum ASN yang suka membuatkan identitas palsu.
Ia ubah namanya jadi Jackson, ia pun mendaftarkan diri ke sebuah kampus. Bagusnya, ia malah mendapat jalur beasiswa karena IPK-nya di semester dua 4.0/4.0. Dengan kata lain sangat sempurna. Axel berpikir, kalau ia memiliki ijasah atas nama Jackson, ia akan bisa bekerja agar bisa menghidupi Hani dengan lebih layak. Bisa saja sih dia memalsukan Ijazah, tapi ia memiliki impian untuk berkuliah dan mengikuti prosesnya.
Niat awalnya sih begitu.
Tapi malah keterusan tinggal di kolong jembatan karena banyak anak-anak lain yang mengetuk hatinya, yang nasibnya lebih buruk dari Hani. Uang seratus jutanya ia gunakan untuk menghidupi anak-anak asuhnya.
Dan begitulah, sambil kuliah, sambil bekerja, ia hidup di jalanan mengurus Hani dan anak-anak lain.
Selamat hari rays idul fitri madaaammm 😍😍😍🙏🏼🙏🏼🙏🏼
kau kan liat Hana Sasaki pas ada luka g0r0k di lehernya... himawari keadaan baik baik saja...
jelas beda lah Jakson
mksih sdh rajin update teruuusss...
terima kasih up nya Thor séhat selalu 🙏🏻🙏🏻🥰