NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Tawanan Tuan Muda

Menjadi Istri Tawanan Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Diam-Diam Cinta
Popularitas:9.8k
Nilai: 5
Nama Author: Anggraini 27

*"Ah ... ampun, Kak. U-udah! Naya ngakuh, Naya salah."*


Masa remaja yang seharusnya dilalui dengan ceria dan bahagia, mungkin tidak akan pernah dialami dengan gadis yang bernama Hanaya Humairah. Gadis cantik yang lemah lembut itu, harus terpaksa menikah dengan Tuan muda dingin nan kejam.

Demi menyelamatkan ibunya dari tuduhan penyebab kematian mama dari sang tuan muda, ia rela mengorbankan kebahagiaannya.

Akankah Gadis itu bisa menjalani hari-harinya yang penuh penderitaan.
Dan akankah ada pelangi yang turun setelah Badai di kehidupannya.

Penasaran ...?
Yuk ikuti kisahnya ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggraini 27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 31

"Ngapain, kamu?"

Deg.

Seketika Naya langsung menoleh, terkejut pastinya saat Malik bertanya dengan Naya, ketika dia ingin melangkah pergi.

"Kak, kak Malik! Kok bangun lagi?" tanya Naya balik, yang sedikit gugup.

"Apa lo bilang? Kok gue bangun lagi? Yang ada, gue seharusnya yang tanya ke elo! Ngapain lo ada di sini, Hah!"

"Oh ... gue tau! Lo mau coba bunuh gue, 'kan? Di saat gue lagi tertidur, iya?" lanjut Malik membentak.

"E-enggak, Kak. Naya gak ada maksud ke situ! Naya cuma mau nyelimuti kakak aja, gak lebih," jelas Naya yang menunduk, sambil menggenggam jari jemarinya erat.

Malik pun langsung melihat selimut yang ada di tubuhnya.

"Oke! Kali ini gue percaya sama, Lo. Gak untuk lain kali, camkan itu!" tukas Malik.

"Iya, kak. Naya paham," balas Naya menggangguk.

"Yaudah, ngapain lagi lo di sini! Cepat pergi!" usir Malik.

"Eh, i-iya, Kak." Dengan sigap, Naya pun kembali ke tempatnya.

***

Di pagi hari.

Naya yang sudah bersiap-siap untuk berangkat sekolah pun, membuka kain gorden terlebih dahulu. Sehingga membuat silau ruangan itu, saat cahaya mentari berhasil masuk ke dalam.

Malik yang merasa silau pun menjadi terbangun dari tidur. Yang menutupi sebagian wajahnya, dengan sebelah lengan tangan.

"Eh, kak Malik sudah bangun? Kalo begitu, Naya ijin berangkat ke sekolah dulu ya, Kak."

"Oh, iya, Kak. Naya juga sudah menyiapkan air untuk kakak mandi, dan kata kak Gery, nanti akan ada perawat yang  datang untuk membantu menyiapkan segala keperluan, Kakak," lanjut Naya memberitahu.

"Hmm," balas Malik malas.

"Ya sudah kalo begitu, Naya ijin berangkat ke Sekolah dulu ya, Kak," pamit Naya, dan saat Naya ingin melangkah pergi.

"Eh, tunggu!" Malik menahannya.

"Iya, kak. Ada apa?" tanya Naya, yang sudah kembali menghadap Malik.

"Lo pergi sama siapa?" tanya Malik balik.

"Oh, itu. Sama kak Gery, Kak," jawab Naya tersenyum.

"Bagus! yaudah kalo gitu, pergi sekarang sana!" ucap Malik. Yang mengibaskan tangannya, tanpa melihat.

"Baik, Kak."

"Eh, tunggu dulu. Lo harus ingat! Bilang sama Gery, cukup antar lo sampat Halte biasanya, jangan sampai Sekolah," ungkap Malik mengingatkan.

"Iya, Kak," jawab Naya sedikit melemas.

"Hmm, bagus!" sahut Malik, dengan senyum miringnya.

***

"Kak Gery, stop! Sampai sini aja," ucap Naya, meminta turun di depan Halte.

"Maaf, Nona. Bukannya Sekolah Anda masih di sana lagi. Kenapa minta turun di sini?" tanya Gery bingung, yang sudah memberhentikan mobilnya.

"Gapapa, Kak. Sampai di sini aja. Naya udah biasa kok turun di sini, entar kalo sampai di Sekolah, bakal ketauan dong. Jadi susah nanti urusannya," tutur Naya sambil tertawa kecil. Agar suasana tidak menjadi canggung.

Gery yang sudah mengerti pun, hanya bisa mendesah, membuang nafasnya pelan.

"Hm, baiklah Nona. Tapi, Nona harus hati-hati ya?" ungkap Gery pasrah.

"Sip, Kak." Naya pun mengacungkan ibu jarinya.

Gery sendiri hanya membalas dengan senyuman lalu pergi.

'Sebenar gadis itu baik, dan memiliki sifat ceria. Tapi sayang, takdirnya harus membawa dia menjadi seperti ini. Semoga saja, akan ada hari indah di kemudian hari,' batin Gery, mendoakan yang terbaik untuk Naya.

***

Sampai di kelas. Naya langsung duduk, dan disambut oleh kedua temannya.

"Eh, Nay. PR lo udah siap?" tanya Lili, saat Naya baru melepaskan tas yang berada di punggungnya.

"Udah, kenapa, Li?" tanya Naya balik.

"Hehe, gapapa. Cuma mau salin dikit, boleh?" tanya Lili yang cengengesan.

"Alah, bilang aja mau nyontek. Pake segala basa-basi nyalin dikit lagi," sahut Bayu, yang mengejak.

"Heboh banget, Lo! Suka-suka gue dong. Emangnya, punya lo sendiri udah siap, hah!" balas Lili sewot.

"Hehe, belum sih." Bayu menyengir,menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Nay, gue boleh liat dikit juga gak? Hihi ...," lanjut Bayu lagi, yang merayu Naya.

"Huh, dasar!" sungut Lili.

"Udah-udah, kalian boleh liat kok. Cepat salin, keburu bel masuk bunyi nanti," ujar Naya tersenyum, yang meletakkan bukunya di atas meja.

"Nah, denger tu! Yang punya aja bolehi, wlek!" Bayu mengejek, yang mengambil langsung buku Naya.

"Eh, gantian dong! Masa lo duluan, gak adil!" sungut Lili tak terima, dia pun ingin mengambil buku Naya juga.

"Eh, udah-udah dong. Jangan berebutan gitu. Lebih baik, kalian kerjain sama-sama aja di meja belakang," saran Naya tersenyum.

"Nah, itu baru adil. Cus lah! cepat kesini, Li," ajak Bayu kepada Lili, duduk di sebelahnya.

"Halah, sok kepintaran banget! Gaya-gayaan kasih contek, belum tentu jawabanya bener," sewot Zia, yang jengah melihat percakapan mereka.

"Eiuyy ... sapa, Lo. Sewot amat!" cetus Lili, yang sudah berpindah duduk.

"Cepe, lo! Cewot amet!" Zia malah menyenye perkataan Lili.

"Loh ...."

"Udah, Li. Gak usah didengari, lebih baik cepat kita kerjakan tugas kita. Sebelum bel berbunyi," potong Bayu yang menahan, saat Lili mau bangkit.

"Iya benar, Li," sambung Naya.

Sedangkan Zia, hanya bersedekap. Dengan memutar bola matanya malas.

"Hai, Gaiss. Ada berita baru, ni!" teriak Riska, si cewek centil. Yang baru masuk kelas.

"Berita apaan, Ka? Kok heboh banget lo?" tukas Zia.

"Eh, denger ya. Ini berita, bukan sembarang berita. Ini trending topik yang masih hangat-hangatnya," ucap Riska.

"Ya apaan? Langsung ke intinya aja deh, gak usah pake embel-embel," cetus Zia yang jengah.

"Lo, denger baik-baik ya? Kalo anak pemilik sekolah kita yang super cool itu, ditusuk orang semalam," ungkap Zia.

"Apa? Maksud, Lo. Malik Idris Yansya?" tanya Zia sedikit shok.

"Yups, bener banget," balas Riska mantap, yang mengacungkan jempolnya.

'Gue harus kasih tau kak Zeni, ni!'

Bersambung ...

1
Joel
cerita nya cuma gitu gitu aja,, gak ada perubahan,, si milik masih sekolah aja gaya ny udh sombong bener, si cewe bego terlalu lemah gak bisa ngalawan sama sekali. lama lama bosan bacanya. maaf ya ohtor
Wenti Depia Nopianti: iya sih, padahal bisa bikin di cwe pergi trus jadi ma si Ridwan biar rame
partini: sependapat
total 2 replies
muna
lanjut
partini
bangke ni orang
partini
sering bngt sss apa sih sakit apa
partini
semoga aja kejadian yg bikin Malik menyesali perbuatannya ,,tapi itu impossible
partini
baca karya anda benar" bikin esmosi Thor tapi nagih
partini
siapa lagi yang cup
bisa bisa malikiomidin berubah jadi monster KLW lihat sesuatu yg bikin emosi
partini
next
partini
horang kayah di rumah ga ada cctv klw ada kan bisa pantau keadaan rumah jadi tau istri lagi ngapain egeb ogeb
partini
bikin darting
partini
please up lagi penasaran thor
muna
lanjut
partini
ihhhh gemesss deh lama lama
partini
ko kasihan bnggt sama nay,,itu.malik kan di situ apa ga lihat iihh merem AE ,,jangan lama" tertindas melulu jadi boring dikit
partini
bisa up tiap hari dong Thor semangat Thor di tunggu up selanjutnya
partini
dah mulai tuh ,ga suka dll biar si Malik cinta dulu Thor
biar beda sama cerita yg lain lanjut Thor 👍👍👍👍
partini
emhemmm ada cembukur tuh,, KLW bisa jangan ringan tangan Thor KLW dah ringan tangan itu susah hilang ,,pas emosi bisa tak terkendali main hajar aja
itu nyata
partini
masih menyimak ,blm geregetan Thor up lagi
partini
biuhhh sadis,,ringan tangan serem
partini
best
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!