Rangga adalah seorang pemuda yang mendapatkan warisan sepasang mata sakti. mata sakti mampu menembus benda apapun, juga memberikan kemampuan medis dan ilmu beladiri.
Namun untuk mendapatkan mata sakti itu, Rangga menjadi bisu selama 5 tahun. tanpa di duga dia menikahi seorang wanita yang sangat cantik. Namun istrinya tidak mencintainya sama sekali.
Namun dirinya selalu di rendahkan oleh keluarga istrinya karena bisu dan tidak berguna.
Setelah 5 tahun berlalu, Rangga akan menggunakan mata saktinya untuk merubah takdirnya dan mendapatkan hati istrinya.
Bagaimana kelanjutannya bisa di baca di novel ini ya !!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 7 TERIMA KASIH RANGGA
Zainal semakin tersentuh dengan sikap Rangga ini. Rangga adalah orang yang berjasa dalam hidupnya dan hutang budi ini tidak akan dia lupakan.
"Dokter Rangga, aku juga minta maaf untuk masalah hari ini, selain itu, tolong berikan nomor rekening anda aku akan mentransferkan uang 20 milyar kepadamu," ujar Karlina.
"Tidak apa-apa," balas Rangga tersenyum.
Kemudian Rangga memberikan nomor rekeningnya kepada Karlina. Sesaat kemudian sebuah pesan notifikasi masuk ke ponsel Rangga.
"Uang sejumlah 20 milyar telah masuk ke dalam rekening anda," bunyi pesan notifikasi itu.
Rangga tidak menyangka akan mendapatkan uang sebanyak ini dengan sangat mudah. Namun ini hanya permulaan saja baginya, kedepannya dia akan terus menghasilkan uang untuk merubah takdirnya.
Kemudian Rangga mulai berpamitan untuk kembali. Rangga mulai berjalan menuju pintu keluar ruangan itu.
"Hebat sekali dokter Rangga," ujar Miranda yang masih berada di sana dengan kedua tangan menyilang di dada.
"Kebetulan hari ini kamu hanya sedang beruntung saja, kedepannya jangan membuat masalah sesuka hatimu lagi," sambung Miranda berjalan pergi.
Miranda hanya menganggap Rangga sedang beruntung saja, tanpa perduli Rangga memiliki kemampuan ataupun tidak.
"Apa begitu buruknya aku di matanya?" tanya Rangga dalam hati sambil berjalan mengikuti Miranda.
Sementara itu di balik dinding, ternyata juga ada Lukas yang menyaksikan ini semua. Sebelumnya Lukas juga mengikuti Rangga dan Miranda menuju ke rumah sakit. Lukas tidak menyangka bahwa Rangga benar-benar bisa menyembuhkan ayah dari gubernur Zainal. hal ini membuat Lukas sangat kesal sekali.
"Dasar sialan," ucap Lukas.
Beberapa waktu kemudian Miranda dan Rangga telah tiba di rumahnya.
"Nanti kamu ke kamarku sebentar, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan," ujar Miranda sambil membuka pintu rumahnya.
"Baik," balas Rangga.
Di ruang tamu sudah ada kedua orang tua Miranda yang sedang duduk di sofa. Ibu Miranda sedang memainkan ponselnya sementara ayah Miranda sedang membaca koran.
"Miranda sayang, masalah hari ini tidak membuatmu takut kan, kamu benar-benar membuatku khawatir setengah mati," ujar Ratih melihat Miranda yang baru saja kembali.
"Sudah tidak apa-apa, semua masalahnya sudah selesai," balas Miranda.
Ratih baru merasa lega setelah mengetahui semuanya sudah baik-baik saja. Kemudian Ratih langsung terlihat kesal melihat Rangga di sana.
"Kenapa kamu hanya berdiri diam saja, cepat ke dapur, banyak piring kotor yang belum di cuci," marah Ratih kepada Rangga.
Rangga hanya diam saja dan berjalan pergi dari sana. Hal itu tentu saja semakin membuat Ratih menjadi lebih kesal.
"Bu, aku sedikit lelah, aku kembali ke kamar untuk istirahat dulu," ujar Miranda.
Malam harinya setelah menyelesaikan semua pekerjaan rumahnya, Rangga sedang berjalan menunju ke kamar Miranda. Sebelumnya Miranda meminta Rangga untuk datang ke kamarnya karena ada sesuatu yang mau di bicarakan. Kamar Miranda tepat berada di sebelah kamar Rangga.
"Miranda apa kamu sudah tidur?" panggil Rangga sambil mengetuk pintu kamarnya.
"Masuk saja, pintunya tidak di kunci," balas Miranda.
Rangga membuka pintunya dan mulai masuk ke dalam kamar Miranda. Rangga langsung terkejut melihat Miranda sedang menyisir rambutnya dan menggunakan sebuah baju tidur yang tipis.
Miranda baru saja selesai mandi sehingga membuat wajah terlihat begitu sangat alami tanpa makeup sedikit pun.
"Cantik sekali," ucap Rangga dalam hati.
Namun kemudian tiba-tiba saja dengan sendirinya mata Rangga mengeluarkan kekuatannya. Sekilas cahaya keemasan terlintas di kedua mata Rangga.
Pandangan Rangga langsung menembus baju tidur Miranda. Alhasil seketika Rangga dapat melihat Miranda kini hanya menggunakan pakaian dalam saja.
Bentuk tubuh Miranda benar-benar sangat luar biasa sehingga membuat jantung Rangga berdegup kencang. Di tambah lagi sebuah tai lalat di dada sebelah kirinya membuatnya semakin lebih indah.
Rangga merasa dirinya begitu sangat rugi, mempunyai istri yang begitu cantik namun tidak pernah di sentuh olehnya..
"Rangga kamu kenapa, wajahmu tampak memerah?" tanya Miranda.
Seketika Rangga juga langsung tersadar dan mengedipkan matanya. Alhasil Rangga kini melihat Miranda sudah kembali mengenakan pakaian tidurnya.
"Anu... aku sedikit tidak enak badan," jawab Rangga sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Oh..." ujar Miranda.
"Aku dengar dari Sonia tadi pagi kamu berbuat tidak senonoh kepadanya," sambung Miranda.
Ternyata Sonia benar-benar melaporkan kepada kakaknya tentang Rangga yang menatap dadanya.
"Tadi pagi aku hanya tidak sengaja melihat dadanya ketika membuka pintu kamarku," balas Rangga menjelaskan.
"Dia terlalu berlebihan dan menganggap ku sedang mesum kepadanya," sambung Rangga.
"Oh, hanya seperti itu," ujar Miranda.
"Baiklah, aku juga paham dengan tempramen Sonia, kamu juga tidak mungkin berani berbuat senonoh kepadanya," sambung Miranda.
"Selain itu, kedepannya kamu tidak perlu mencampuri urusan orang lain, hari ini kamu bisa keluar dengan selamat hanya kamu sedang beruntung saja," sambung Miranda lagi.
"Baiklah aku mengerti, jika tidak ada hal lain aku mau kembali ke kamar," balas Rangga.
"Satu lagi," ujar Miranda.
Kemudian Miranda mulai mengatakan bahwa besok sore akan di adakan pesta keluarga di sebuah hotel. Seluruh anggota keluarga Darmawan wajib untuk hadir di sana.
"Kamu juga harus ikut," ujar Miranda.
"Pesta keluarga, baiklah," balas Rangga mulai melangkah menuju pintu keluar kamar.
"Hari ini begitu melelahkan," ujar Miranda.
"Tapi aku berterima kasih kepadamu," sambung Miranda.
"Eh..." seketika Rangga langsung terkejut mendengarnya.
Ini adalah pertama kalinya Miranda berterima kasih kepadanya, sehingga Rangga sangat terkejut mendengarnya.
Kini Rangga telah berada di kamarnya dan membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Perasaan Rangga kali ini tampak begitu senang hanya karena Miranda mengucapkan terima kasih kepadanya.
Sangking senangnya hingga membuat Rangga kesulitan untuk tidur karena memikirkan nya.
Esok harinya seperti biasanya, Rangga masih melakukan pekerjaan rumahnya. beberapa jam berlalu begitu cepat. Sore hari kini Miranda bersama Rangga dan keluarganya sudah berada di hotel untuk menghadiri pesta keluarga.
Terlihat di sebuah ruangan yang luas dengan sebuah meja panjang besar sudah penuh dengan anggota keluarga Darmawan yang hadir.
Seorang wanita bernama Kania sedang melihat Rangga dengan jijik. Kania merupakan kakak dari ayah mertuanya. Selama ini Rangga juga selalu di remehkan oleh Kania ketika bertemu dengannya.
"Sudah tua, tapi memakai pakaian mencolok seperti itu," ucap Rangga dalam hati mengatai Kania.
Rangga yakin kali ini Kania juga pasti akan mencari masalah dengannya. Rangga sangat tahu bahwa seluruh anggota keluarga Darmawan sangat tidak menyukainya. Jika bukan karena Miranda, Rangga juga tidak akan mau bertahan di sini.
"Miranda, kapan kalian mau mempunyai anak?" tanya Kania kepada Miranda.
"Bibi, kami masih belum siap, tidak perlu tergesa-gesa," jawab Miranda.
"Cepatlah punya anak selagi muda, jangan membuat kedua orang tuamu khawatir," ujar Kania.
"Terima kasih bibi telah mengingatkan ku," balas Miranda.
Sementara itu Rangga hanya fokus makan seolah tidak mendengarkan apa yang di katakan oleh mereka.
Rangga bahkan tidak pernah menyentuh Miranda dan tidur terpisah, bagaimana dirinya bisa mempunyai anak. Kania juga tahu akan hal itu, jelas saja dia sedang mencari masalah, pikir Rangga.
"Untung saja Sela anakku tidak membuatku khawatir, tidak seperti seseorang yang masih mengandalkan istri untuk menafkahinya," ujar Kania sambil menepuk pundak seorang pria muda yang duduk di sebelahnya.
Pria muda di sampingnya adalah menantu laki-lakinya yang bernama Dion. Dion terlihat sangat rapi dengan menggunakan setelah jas berwarna merah maroon.
"Bu, anda terlalu berlebih-lebihan, tapi juga tidak salah," ujar Dion.
Dion mulai mengangkat tangan kanannya seolah menunjukkan jam tangan mewah yang dia gunakan.
"Kak, aku dengar menantumu ini bukanlah orang biasa," ujar ratih
"Hoho, benar juga," balas Kania.
"Dion ini selain sebagai seorang pejabat, juga memiliki bisnis sendiri, tidak seperti seseorang, aku benar-benar kasian kepada Miranda," sambung Kania.
Kania kembali membanggakan menantunya ini yang jauh lebih hebat segalanya di bandingkan dengan Rangga.
Di gas ken
Mumpung lagi seru
Tetap Semangat
Bukannya rangga?