NovelToon NovelToon
Cinta Di Ujung Senja

Cinta Di Ujung Senja

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: LaLibra

Di dalam hening dan gelapnya malam, akhirnya Shima mengetahui sebuah rahasia yang akan mengubah seluruh hidupnya bersama Kim

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaLibra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apa yang kau lakukan???

Shima menyiapkan bubur yang sudah dipesan tadi untuknya dan juga untuk Cello. Walaupun Cello tidak menerimanya, Shima tetap melakukan kewajibannya untuk mengurus Cello.

Cello terbangun dengan kepala pusing dan rasa tak nyaman di lambungnya. Entah mengapa, Cello sangat membenci Shima, padahal Shima juga sama, tidak mencintai Cello. Tapi Shima lebih menerima kenyataan, tidak seperti  Cello yang mencoba melawan arus takdir.

Cello menghampiri Shima yang ada didapur

"Buatkan aku kopi" Titah Cello.

Shima menoleh sebentar dan tersenyum tipis pada Cello seraya mengangguk.

Shima menyodorkan kopi buatannya beserta bubur ayam yang sempat di belinya ke hadapan Cello.

"Ehm.. Mas, aku boleh minta uang? Stok makanan habis, dan juga perlengkapan bumbu dapur lainnya. "

"Aku tidak punya uang"

"Lalu, gimana kita makan nanti siang mas.? Cicit Shima takut-takut.

" Ya kamu cari kerja lah. Kamu gak perlu masak buat aku, toh selama disini, aku belum pernah makan masakan kamu, yaa kamu cari duit sendiri buat makan kamu sendiri"

Shima menatap Cello tak percaya.

"Nih, aku kasih satu juta buat kamu, buat bayar listrik dan juga bayar air. Sisanya buat kamu. Kemarin kan aku udah bayarin belanja kamu yang 7 juta itu, masa kamu minta uang lagi ke aku.? Udah bagus kamu tinggal disini gak kepanasan gak kehujanan. "

Cello bangkit dari duduknya tanpa memakan bubur yang sudah disiapkan Shima dan menuju kembali ke kamarnya. Shima tak mengira jika Cello akan berkata demikian. Shima kira jika ia tidak akan kekurangan makan walau hidup penuh tekanan batin dengan Cello. Tapi apa.? 'Cari kerja? ', siapa memangnya yang mau menerima karyawan yang hanya lulusan SMA. Paling bagus juga jadi OG, tapi perusahaan mana yang mau menerima Shima.

Shima menatap pecahan uang yang ditinggalkan Cello di hadapannya. Dengan menghembuskan nafas kasar, Shima akhirnya memasukkan uang tersebut ke dalam dompetnya.

"Apa aku minta uang ke mbak Santi ya? Tapi nanti apa jadinya tanggapan mbak Santi? " Gumam Shima.

Shima meraup wajahnya kasar. Shima akhirnya memakan buburnya sendirian. Belum habis bubur yang tengah dinikmatinya, ponsel Shima di atas meja berdering.

"Mbak Santi.? " Beo Shima.

Shima menggeser ikon hijau di ponselnya.

"Iya, hallo mbak Santi"

"Iya Shima. Kamu lagi apa.?" Terdengar suara Santi di seberang telepon.

"Lagi sarapan mbak. "

"Sama Cello juga.? ".

" Mas Cello lagi ke kamar mandi"

"Maaf ya mbak ganggu, mbak mau transfer uang ke kamu, kirim nomor rekening kamu ya! "

"Tapi aku gak punya mbak"

Santi lupa jika Shima memang belum sempat membuat tabungan. Santi menepuk dahinya perlahan.

"Ya sudah Shima. Mas Devan mau ke kota hari ini, biar nanti mbak titip kartu ATM buat kamu pakai ya"

"Ee .. Ehh gaaak usah mbak, aku masih ada uang"

'Ya walaupun tinggal 20 ribu' Shima melanjutkannya dalam hati.

Terdengar kekehan dari Santi.

"Shimaaa Oh Shima.. Kamu gak usah bohong ya.! Kamu di kasih uang Cello? Yaa gak mungkin lah, tiap bulan saja pasti mas Devan yang kirim uang buat Cello. Dan kamu dengar ya Shima. Indekos Cello, sekarang uangnya di kelola mas Devan. Jadi makin gak punya uang saja suamimu itu. "

Santi memutuskan panggilan saat suara Devan memanggilnya.

Shima tak tahu, apa yang sebenarnya terjadi pada Devan dan Cello. Tapi, Shima akhirnya bersyukur, setidaknya bulan ini, Shima tidak akan kesusahan.

Siang itu, Cello pergi entah kemana. Shima tak ambil pusing walaupun sebenarnya ada sedikit perasaan khawatir.

Tookkk.. Tookkkk... Toookkkk

Shima bergegas membuka pintu dan mendapati Devan di depan rumah Cello.

"Kak Devan? " Senyum Shima mengembang.

"Ini titipan mbakmu. Kamu tahu cara pakainya kan? Kalau gak tahu, kamu minta saja bantuan satpam ya, kakak buru-buru soalnya. Pinnya 121314" Devan seraya menyodorkan kartu ATM ke tangan Shima.

Shima menerima kartu ATM tersebut dan mengucapkan terima kasih.

Shima bersiap dan berganti pakaian hendak menuju ke ATM. Sesaat kemudian Shima teringat, ia tidak tahu sama sekali tentang kota ini apalagi dimana mesin ATM terdekat. Shima seketika ingat Kim.

"Apa aku minta bantuan mas Kim saja ya.? Ah nanti saja lah siapa tahu nanti mas Cello pulang cepat, kan aku bisa pergi sama dia. " Pikir Shima.

Hingga malam harinya, Cello tak kunjung pulang. Shima memutuskan untuk meminta bantuan Kim. Setelah bersiap, Shima berjalan ke arah indekos belakang.

Shima melihat bangunan putih berderet dengan dua lantai. Lalu dari sekian banyak kamar, kamar mana yang di tinggali Kim? Shima jadi pusing sendiri. Sampai ada seorang pria cungkring yang menghampiri Shima.

"Mbak siapa? Kenapa bisa masuk ke kos cowok ? Bukannya disini gak boleh terima tamu cewek ya.?" Pria cungkring tersebut mencecar Shima.

"Ehm.. Maaf mas, saya kesini mau cari mas Kim. Katanya dia tinggal di kos sini, saya keluarganya mas Cello" timpal Shima.

"Ooooh, maaf mbak. Jadi mbak ini adiknya pak Cello yang diceritain anak-anak kemarin ya? Maaf ya mbak" Pria itu tertawa karir.

Shima tersenyum menanggapi.

"Kamarnya Kim, yang nomor 25 mbak. Saya permisi dulu ya mbak. Mari mbak! "

"Iya mas" Shima melebarkan senyumannya.

Shima lantas menuju kamar nomor 25. Shima mengetuk pintunya perlahan.

Tooookk tooooookk tokkk..

Terdengar suara kunci pintu terbuka. Dan betapa senangnya Kim, ternyata Shima menghampiri.

"Shima.? "

"Maaf mas mengganggu. Aku mau minta tolong bisa.? "

"Tolong apa Shima? "

"Bisa antar aku ke ATM mas, aku belum tahu daerah sini. "

"Oke" Sahut Kim cepat.

Shima dan Kim berboncengan menggunakan motor Va*io nya.

Sampai di depan mesin ATM, Shima bergegas turun dan meminta Kim untuk mengajari menggunakan kartu ATM tersebut. Setelah menarik sejumlah uang, mereka memutuskan untuk langsung pulang ke rumah. Tanpa mereka sadari, tatapan Cello menghunus tajam di seberang jalan.

Cello, sedang santai menikmati minuman luck nut di sebuah kafe bersama Andre sebelum akhirnya Andre memberitahu Cello, perihal istrinya yang berada di depan mesin ATM sebrang jalan.

"Itu bukannya istri lo Cell.? "

Cello mengikuti arah yang ditunjuk Andre.

Seketika rahang Cello mengetat.

Andre terkekeh.

"Cemburu lo.? "

"Gak."

"Muka lo jadi kusut gitu"

"Tadi pagi, Shima minta duit bulanan ke gua. Gua kasih lah sejuta, nah malam - malam gini, dia lagi jalan sama tuh anak indekos mau apa coba?"

"Yah lo tol*l. Sejuta sebulan dapet apaan di kota? Belum lagi bayar listrik, bayar PAM, gas abis,

Galon abis, lo bod*h sih kata gua bro, istri cantik gitu di sia-sia_in" Andre tertawa dan Cello kembali menenggak minumannya.

"Yaa enak aja, dia tahunya minta duit doang. Ya gua suruh kerja lah, gua aja duit dikirimin terus sama kakak gua, dia seenaknya aja minta"

"Gua sumpahin istri lo digondol tuh anak indekos"

Sedikit banyak, Andre tahu tentang hidup Cello. Bahkan Andre yang ba_j*ingan pun gak habis fikri dengan akal Cello yang di luar nurul melewati garis khatulistiwa menyebrang lautan Pasifik dan samudera Hindia.

Andre heran saja dengan pemikiran picik Cello. Bahkan Andre juga tahu bahwa Shima pun terpaksa dengan pernikahan ini. Tapi Shima memilih legowo dan ikhlas bukan seperti Cello yang bertingkah seolah dia manusia yang paling teraniaya di dunia.

Cello memutuskan membuntuti Shima dan Kim. Tidak ada kejadian Shima kelayapan ke hotel dengan Kim lalu di grebek Cello. Kim dan Shima langsung pulang selepas dari ATM. Tak lupa Shima mengucapkan terima kasih pada Kim.

Shima bergegas masuk rumah lalu di susul oleh Cello. Cello menarik tangan Shima kasar dengan mata merah melotot tajam hingga tubuh Shima terhuyung dan berbalik menghadap Cello.

Shima mendadak pusing mencium bau alkohol yang menguar dari tubuh suaminya.

"Apa yang kamu lakukan dengan Kim, hingga dia mau membayarmu mahal.? "

Shima kebingungan tak mengerti apa maksud Cello.

"Mas Kim? Bayar mahal.? Apa maksudmu mas? "

"Setelah aku suruh kamu cari kerja, rupanya ini pekerjaan kamu? "

Cello tersenyum meremehkan.

"Aku makin gak ngerti apa maksud mas"

"Oke.. Jika Kim boleh merasakan, kenapa aku tidak" Cello tersenyum smirk.

Cello menyeret paksa Shima dan membawanya masuk ke kamarnya.

"Lepas mas, tangan aku saakkiiiit"

Shima memberontak namun tenaga Cello lebih besar. Cello mengunci pintu kamarnya tanpa menghiraukan ketakutan Shima.

1
shabiraalea
🌹untukmu kak
LaLibra: terima kasih kakak sayang 🥰
total 1 replies
LaLibra
Bagus, seperti kisah nyata
LaLibra
Hayuk komen yang banyak dong guys!
Blush✨☃️
Jleb!
LaLibra: /Heart/
total 1 replies
Celty Sturluson
Aku jadi pengen jadi tokoh di cerita ini!
LaLibra: 🥰
terima kasih sudah mampir kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!