NovelToon NovelToon
Cahaya Ditengah Hujan

Cahaya Ditengah Hujan

Status: sedang berlangsung
Genre:Slice of Life
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: 1337Creation's

"Cahaya di Tengah Hujan"
Rini, seorang ibu yang ditinggalkan suaminya demi wanita lain, berjuang sendirian menghidupi dua anaknya yang masih kecil. Dengan cinta yang besar dan tekad yang kuat, ia menghadapi kerasnya hidup di tengah pengkhianatan dan kesulitan ekonomi.

Di balik luka dan air mata, Rini menemukan kekuatan yang tak pernah ia duga. Apakah ia mampu bangkit dan memberi kehidupan yang layak bagi anak-anaknya?

Sebuah kisah tentang cinta seorang ibu, perjuangan, dan harapan di tengah badai kehidupan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 1337Creation's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Harapan yang Dirampas

Bab 10: Harapan yang Dirampas

Pagi itu, Rini sedang menyapu lantai ketika ponsel Nokia bututnya berbunyi. Layarnya yang sudah retak menunjukkan ada pesan masuk. Dengan rasa penasaran, ia membuka pesan itu.

“Rini, hari ini kamu lembur. Akan ada bonus tambahan sebesar 900 ribu. Jika setuju, segera balas pesan ini. - Bu Lestari”

Rini hampir tidak percaya membaca pesan tersebut. Bonus sebesar itu akan sangat membantu kehidupannya dan anak-anaknya. Dengan cepat, ia mengetik balasan menggunakan keypad yang sudah aus.

“Iya, Bu. Saya setuju. Terima kasih banyak.”

Ia meletakkan ponsel itu dengan senyum kecil di wajahnya, lalu memanggil Aditya yang sedang bermain bersama Nayla.

"Aditya, ibu harus bekerja lembur hari ini. Kamu harus menjaga adikmu, ya," kata Rini sambil menatap anak sulungnya dengan serius.

Aditya mengangguk, meski ada sedikit kekhawatiran di wajahnya. “Ibu pulang kapan?”

“Mungkin malam sekali, sayang. Kalau sudah gelap, nyalakan lilin. Jangan lupa jaga adikmu baik-baik.”

Aditya mengangguk lagi. “Iya, Bu. Aditya janji.”

---

Setelah memastikan anak-anaknya aman, Rini mengenakan baju kerjanya yang sudah lusuh, memasukkan bekal sederhana ke dalam tas, dan berjalan menuju tempat kerja. Jalan menuju rumah Bu Lestari cukup jauh, tapi ia tidak keberatan. Sepanjang perjalanan, ia terus membayangkan wajah bahagia Aditya dan Nayla saat mengetahui ia akan membawa pulang uang lebih malam ini.

Setibanya di rumah Bu Lestari, Rini langsung bekerja. Ia membersihkan ruang tamu yang luas, mencuci pakaian, dan menyetrika baju keluarga itu dengan penuh dedikasi. Meski tubuhnya lelah, pikirannya terus fokus pada harapan baru yang ia miliki—bonus 900 ribu yang akan ia terima.

Sore hari, Bu Lestari menyapa Rini dengan senyuman. “Terima kasih sudah mau lembur, Rini. Kamu pekerja yang sangat rajin. Nanti malam saya akan kasih bonus itu, ya.”

Rini hanya bisa tersenyum penuh rasa syukur. “Terima kasih banyak, Bu. Ini sangat berarti bagi saya.”

---

Malam itu, sekitar pukul 11 malam, Rini akhirnya selesai bekerja. Dengan amplop berisi uang bonus di tangan, ia berpamitan kepada Bu Lestari dan mulai berjalan pulang. Udara malam terasa dingin, dan jalanan sudah sepi.

Saat memasuki gang sempit yang sunyi, tiba-tiba terdengar suara deru motor dari belakangnya. Sekelompok preman muncul dari kegelapan, menghentikan langkahnya.

“Hey, Bu! Mau ke mana malam-malam begini?” salah satu preman berkata sambil menyeringai.

Rini merasa darahnya membeku. Ia mencoba mundur, tetapi salah satu preman lainnya sudah berdiri di belakangnya.

“Kita cuma mau uangmu, Bu,” kata preman lain. “Serahkan semuanya, dan kami nggak akan bikin masalah.”

Rini menggenggam tasnya erat-erat. “Tolong, Pak. Ini uang untuk anak-anak saya. Jangan ambil ini,” pintanya dengan suara gemetar.

Para preman itu hanya tertawa. Salah satu dari mereka mencoba merebut tasnya, tetapi Rini dengan cepat berlari menuju jalan lain, berharap bisa lolos dari mereka.

“Kejar dia!” teriak salah satu preman.

Rini berlari sekuat tenaga, napasnya tersengal-sengal. Namun, para preman itu mengejarnya dengan motor. Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk memepetnya. Salah satu preman menarik tasnya dengan kasar, membuat amplop berisi uang jatuh ke tanah.

“Ini dia uangnya! Hahaha, makasih ya, Bu!” kata preman itu sambil tertawa puas.

Rini jatuh terduduk di pinggir jalan, melihat para preman itu pergi dengan motornya. Air matanya mengalir deras. Uang yang ia perjuangkan sepanjang hari kini hilang begitu saja.

---

Saat akhirnya tiba di rumah, Aditya dan Nayla menyambutnya dengan penuh harapan.

“Ibu, kenapa lama sekali? Ibu nggak apa-apa?” tanya Aditya dengan wajah khawatir.

Rini hanya mengangguk pelan, berusaha menyembunyikan kesedihannya. “Ibu nggak apa-apa, sayang. Yang penting kalian sudah makan dan baik-baik saja.”

Ia duduk di sudut ruangan, menyalakan lilin, dan menatap anak-anaknya yang perlahan-lahan tertidur. Dalam gelap, Rini menangis dalam diam, merenungi betapa sulitnya kehidupan mereka. Namun, di balik semua kesedihan itu, ia tahu dirinya harus tetap kuat demi Aditya dan Nayla.

---

1
Ana Akhwat
Terlalu banyak dramanya Thor akhirnya pembacanya banyak yang eneg/Pray//Pray//Pray/
♪Ace kei jett♪: Halo para pembaca setia,

Terima kasih banyak sudah mengikuti cerita ini hingga sejauh ini. Aku sangat menghargai setiap masukan dan komentar kalian, termasuk kritik yang membangun. Aku sadar bahwa beberapa dari kalian merasa bahwa dramanya terlalu banyak sehingga agak melelahkan untuk dibaca.

Aku ingin meminta maaf jika bagian itu membuat pengalaman membaca kalian kurang nyaman. Di bab-bab selanjutnya, aku akan berusaha mengurangi unsur drama yang berlebihan dan lebih fokus pada inti cerita utama agar alurnya lebih mengalir dan tetap menarik untuk dinikmati.

Sekali lagi, terima kasih atas dukungan dan kesabaran kalian. Kritik dan saran kalian sangat berarti untuk perkembangan cerita ini. Semoga kalian tetap menikmati kelanjutannya!

Salam,
[Penulis]
total 1 replies
Hennyda Wati Gmanik
Biasa
Hennyda Wati Gmanik
Buruk
Yati Syahira
cape bacanya
♪Ace kei jett♪: "Terima kasih sudah membaca dan meninggalkan komentar! Maaf kalau bab ini terasa panjang dan bikin capek bacanya. Aku bakal jadikan ini sebagai masukan supaya ceritanya tetap enak diikuti tanpa kehilangan esensinya. Tapi aku tetap apresiasi banget kamu sudah sampai di sini. Semoga bab-bab selanjutnya lebih nyaman dibaca. Makasih lagi!"
total 1 replies
Yati Syahira
aduuh masa bodoh diem saja di injak injak begitu bisa panggil bosya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!