Karena bosan dengan kehidupan yang dijalani selama ini, Rania gadis cantik berusia 25 tahun yang telah menyelesaikan s2 di luar negeri ingin mencoba hal baru dengan menjadi seorang OB di sebuah perusahaan besar.
Tapi siapa sangka anak dari pemilik perusahaan tersebut justru menginginkan Rania untuk menjadi pengasuhnya.
Sedangkan Raka duda berusia 40 tahun ,CEO sekaligus ayah dari 3 orang anak yang belum move on dari sang mantan istri yang meninggal pasca melahirkan anak ke 3 nya.
Bagaimana perjalanan Rania dalam menghadapi tantangan yang dibuatnya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ibu Cantik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saran Zidane
Sesampainya di rumah makan Padang Zidane memesan berbagai macam lauk pauk.
Sembari menunggu makanan datang mereka berbincang,"Jadi apa yang mau dibahas?." Zidane memulai pembicaraan.
Rania menjawab," Pak Raka memberikan tawaran untuk menjadi pengasuh Zian." Zidane tidak terkejut karena sebelumnya Raka sempat membicarakan ini dengannya.
"Terus apa keputusan kamu?." Zidane ingin mengetahui apa jawaban Rania.
"Aku ga tau mas,aku bingung, selama inikan aku belum pernah merawat anak kecil aku takut mengecewakan." Zidane dapat menyimpulkan jika sebenarnya Rania tertarik dengan tawaran Raka tapi pengalaman lah yang menjadi hambatannya.
"Coba aja dulu, nanti kalau ga sanggup bisa dibicarakan sama pak Raka." Hanya itu yang dapat Zidane katakan.
"Jadi aku terima ya tawaran pak Raka." dari wajahnya Rania masih bimbang dengan keputusannya.
Zidane menghela napas dan meletakkan tangannya di meja, seolah-olah ingin meyakinkan Rania dengan sungguh-sungguh.
"Rania, hidup memang penuh dengan ketidakpastian. Tapi menurutku, ini adalah kesempatan yang sangat besar untukmu. Pekerjaan ini tidak hanya tentang uang, tapi juga tentang pengembangan dirimu. Jika kamu merasa bahwa menjadi office girl adalah batas kemampuanmu, ini adalah kesempatan untuk membuka pintu lebih besar. Aku tahu kamu punya potensi lebih dari sekadar pekerjaan yang kamu jalani sekarang. Di coba dulu sayang,aku yakin kamu bisa." Zidane memberikan semangat.
Pembicaraan mereka terpotong karena datangnya pelayan yang membawakan makanan.
Saat sedang menikmati makanan tiba-tiba Rania berbisik,"Kali ini mas bawa dompet kan?."
Tawa Zidane langsung pecah mendengar ucapan Rania."HAHAHAHA,Aman sayang kalau mau beli tempat makannya juga bisa, Hahahaha."
Pelanggan sekitar memperhatikan Zidane yang tertawa, sedangkan Rania takjub karena baru kali ini melihat Zidane tertawa lepas.
Setelah makan malam, Zidane mengajak Rania ke toko sandal yang ada di dalam mall.
Zidane mengajak Rania ke toko sandal wanita. Karyawan toko yang melihat Zidane dan Rania langsung menyambut dengan ramah,"Selamat datang tuan dan nona ada yang bisa saya bantu."
Rania hanya diam karena yang ingin membeli barang adalah Zidane,"Tolong Carikan kekasih saya sandal yang paling bagus di toko ini!." Perintah Zidane kepada Karyawan toko.
"Baik pak, untuk tipe formal atau non formal?." kembali staff toko itu bertanya.
"Carikan dua-duanya!."
"mari saya tunjukkan koleksi sepatu dan sandal pengeluaran terbaru yang cocok untuk kakaknya." staff itu mendahului, Zidane yang hendak mengikuti kembali berhenti karena Rania tidak beranjak dari tempatnya.
"Ayo sayang,kok malah diem."
"Mas, bukannya aku nolak tapi aku belum butuh sandal ataupun sepatu." Rania berkata dengan pelan karena takut menyinggung perasaan Zidane.
"Sayang ini murni ke inginan aku, lagian mas kan udah janji mau beliin kamu sandal buat ganti sandal peninggalan dinosaurus kamu." ucap Zidane sambil mencolek hidung Rania.
"Tapikan waktu itu aku bercanda mas, pokonya ga usah." Rania masih bersikeras untuk menolak pemberian Zidane,tapi Zidane tidak kehabisan cara agar Rania mau menerima pemberiannya.
"Yaudah aku beli buat Sherly aja." Rania kesal karena Zidane menyebut nama wanita lain.
"Oh,gitu sekarang, ya udah sana sama Bu Sherly aja,aku mau pulang." Saat Rania hendak membalikkan badannya Zidane dengan cepat menangkap tangan Rania.
"Cemburu ya, makanya nurut aja,sekarang kita kesana,tuh mbaknya udah nungguin dari tadi." Akhirnya mau tidak mau Rania menuruti Zidane.
Setelah membeli beberapa sandal yang cocok untuk Rania, mereka akhirnya pulang. Saat sampai di kos Rania,ia hendak turun dari mobil tapi Zidane mencegahnya.
"Tunggu sayang."
Rania yang hendak membuka pintu menghentikan gerakannya,"Ada apa mas?."
"Bulan depan mas mau ajak kamu ketemu orang tua mas." Pernyataan Zidane sedikit mengagetkan Rania pasalnya mereka masih baru menjalin hubungan.
"Mas tau ini terlalu cepat,tapi mas ga mau kita menjalin hubungan terlalu lama."
Karena tidak ingin mengecewakan Zidane Rania tersenyum dan menyetujui,"Iya,aku ikut yang terbaik aja."
"Makasih ya sayang udah mau ngertii keadaanku."
"Aku juga makasih, karena udah ngerepotin mas selama ini."
Zidane hendak turun dari mobil tapi Rania mencegahnya,"Ga usah turun,mas langsung pulang aja, makasih ya udah ajak aku makan malam terus dibelikan sandal semoga mas Zidane selalu di lindungi oleh Allah." Dia tulus terucap dari bibir mungil Rania.
"Boleh mas cium kening kamu?."Pada dasarnya Zidane bukanlah laki-laki yang kurang ajar,jadi dia meminta izin terlebih dahulu agar Rania tidak merasa tidak nyaman, Rania membalas dengan anggukan kepala.
Zidane mencium kening Rania dan mengelus rambutnya, sesaat mereka saling bertatap. Rania yang gugup langsung keluar dari mobil dan berjalan tanpa melihat ke belakang.
Sedangkan Zidane masih menunggu sampai Rania tidak terlihat sampai akhirnya dia menjalankan mobilnya.
Didalam kamar Rania menatap cermin dengan wajah yang memerah, karena ini adalah kali pertama ada seorang lelaki yang menciumnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Satu Minggu kemudian.
Hari ini Rania mulai kembali bekerja dan memberikan jawaban atas penawaran Raka, selama satu minggu Rania sudah memikirkan matang-matang,hal ini tidak luput dari suport Zidane.
Semalam Zidane sudah memberikan kabar bahwa dia akan menjemput Rania untuk berangkat ke tempat kerja bersama-sama, awalnya Rania menolak karena takut orang lain mengetahui hubungan mereka,tapi Zidane bersikeras untuk menjemput Rania, jalan tengah ditentukan bahwa Rania akan turun sedikit lebih jauh dari kantor, Zidane awalnya menolak karena melihat kondisi Rania yang baru saja sembuh,tapi Rania mengatakan akan berangkat sendiri,mau tidak mau Zidane menyetujui keinginan Rania.
"Aku turun sini aja mas." Zidane langsung menepikan mobilnya.
"Sayang bareng sekalian aja ya,ini masih lumayan jauh dari jarak kantor." Zidane mencoba memberikan pengertian,tapi Rania tetap pada keputusannya.
"Gapapa mas,udah ya aku duluan." Zidane belum menjalankan mobilnya,dia memantau Rania sampai di tempat kerja. Setelah Rania sampai baru Zidane menjalankan mobilnya.
Sesampainya Zidane di lantai tempatnya bekerja,Raka memanggilnya.
Tok tok tok
"Masuk." Terdengar suara Raka dari dalam yang mempersilahkan masuk.
"Ada yang bisa saya bantu pak?."Zidane bertanya apa yang dibutuhkan Raka.
" Laporan kerja sama dengan perusahaan MH group sudah sejauh mana?."
"Hampir final pak, tinggal menunggu,revisi dari anda." Zidane menjelaskan.
"Bawa laporannya kesini biar aku lihat apa yang kurang." Perintah Raka kepada Zidane.
"Baik pak, saya permisi." pamit Zidane.
"eh tunggu,aku tadi lihat ada perempuan keluar dari mobilmu,apa dia kekasihmu?." Zidane yang hampir membuka pintu langsung menghentikan gerakannya.
"Iya pak,apa anda melihat wajahnya." Untuk memastikan Zidane bertanya.
"Aku tidak melihatnya, apakah dia kerja di sini?." Nampaknya Raka mulai tertular virus kepo Leon.
"Iya pak,saya permisi." Sebelum Raka bertanya lebih jauh , Zidane sudah melarikan diri.
Raka masih belum puas dengan jawaban Zidane,"eh kok aku jadi ingin tau urusan orang,ini pasti kebanyakan ngobrol sama Leon." Raka berkata pada dirinya sendiri.