NovelToon NovelToon
Istri Sah Mas Hafiz

Istri Sah Mas Hafiz

Status: tamat
Genre:Tamat / Dosen / Nikahmuda / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga
Popularitas:263k
Nilai: 5
Nama Author: muliyana setia reza

Alina Putri adalah Gadis muda yang baru berusia 17 tahun dan di umur yang masih muda itu dirinya dijodohkan dengan pria bernama Hafiz Alwi. Pria yang berumur 12 tahun di atas Alina Putri.
Keduanya dijodohkan oleh orang tua masing-masing karena janji di masa lalu yang mengharuskan Alina dan Hafiz menikah.
Pernikahan itu tentu saja tidak berjalan mulus, dikarenakan Hafiz meminta Alina untuk tetap merahasiakan hubungan mereka dari orang lain dan ada batasan-batasan yang membuat keduanya tidak seperti suami istri pada umumnya.

Bagaimanakah kisah mereka selanjutnya? Simak terus kisah mereka berdua di “Istri Sah Mas Hafiz”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon muliyana setia reza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perjanjian 100 Hari

Di perjalanan pulang ke rumah orang tuanya, Alina sedang melamunkan hubungannya yang tidak jelas bersama Hafiz. Ia merasa bahwa pernikahannya dengan Hafiz hanyalah sebuah cangkang kosong yang di dalamnya tidak ada apapun alias kosong melompong.

Alina percaya, jika ia terus memaksa diri untuk terlihat baik-baik saja dan berharap lebih terhadap Hafiz, itu adalah kesalahan besar. Karena yang ia dapatkan selama ini dari pernikahannya hanyalah rasa kecewa yang tak berkesudahan.

“Mbak, kita sudah sampai,” ucap tukang ojek.

“Ya Allah, maaf ya Pak. Ini untuk bapak, kembaliannya ambil saja. Terima kasih, Pak,” ujar Alina mengucapkan terima kasih.

“Kembaliannya terlalu banyak, Mbak. Terima kasih ya Mbak Alina,” balas tukang ojek.

“Bapak tidak usah sungkan, selama ini Bapak yang selalu mengantarkan Alina pulang, sehat terus ya Pak!” seru Alina.

Alina melambaikan tangannya ketika tukang ojek itu pergi untuk mencari penumpang lainnya.

“Putri kesayangan Ibu sudah pulang ternyata,” ucap Ibu Desi yang sudah berdiri tepat di belakang Alina.

Alina berbalik ketika mendengar suara Sang Ibu dan memeluk Ibunya dengan manja.

“Ibu kenapa sudah pulang? Bukankah Ibu pulang nanti sore?” tanya Alina.

“Ibu hanya pulang mampir sebentar, karena ada berkas penting yang harus Ibu bawa ke kantor. Bagaimana kelasmu hari ini? Kenapa yang mengantar kamu pulang tukang ojek? Mana menantu Ibu?” tanya Ibu Desi seraya membelai rambut panjang Alina.

“Mas Hafiz ada rapat dan Alina tentu saja sungkan jika meminta Mas Hafiz mengantar Alina pulang,” jawab Alina berbohong.

Ibu Desi melepas pelukan Alina dan meminta putri kesayangannya itu untuk segera masuk ke dalam rumah.

“Tadi Ibu sempat memasak makanan kesukaan kamu, makanlah di dalam dan jangan lupa untuk tidur,” ujar Ibu Desi.

“Terima kasih, Ibu. Alina pasti akan makan banyak, Ibu hati-hati ya di jalan. Semangat kerjanya,” balas Alina menyemangati Sang Ibu.

***

Sore Hari.

Alina sudah muak dengan sikap Hafiz yang sama sekali tidak menghargai keluarganya. Melihat sikap Hafiz yang cukup semena-mena, membuat Alina tidak bisa langsung diam di tempat. Alina harus tegas kepada Hafiz agar Hafiz bisa menghargai kehadirannya.

“Mas di mana? Datanglah ke rumah sekarang juga. Ada hal yang ingin Alina sampaikan dan ini sangat penting,” tegas Alina.

Setelah mengatakan kalimat tersebut, Alina mengakhiri panggilan dan menunggu kedatangan Hafiz.

Ketika Alina ingin meletakkan ponselnya di meja, ternyata ada sebuah pesan dari Sang Ibu. Alina penasaran dengan pesan tersebut, kemudian membaca isi pesan yang memberitahukan bahwa kedua orang tuanya akan pulang terlambat.

“Baguslah kalau Ayah dan Ibu pulang terlambat. Itu artinya Aku bisa mengobrol panjang lebar dengan Mas Hafiz,” ucap Alina bermonolog.

Alina menunggu dan terus menunggu, berharap Hafiz datang menemui dirinya.

“Assalamu'alaikum,” ucap seorang pria dibarengi dengan suara bel rumah.

Mendengar suara yang dikenalinya, Alina dengan langkah lebar berjalan menuju suaminya.

“Wa'alaikumsalam,” balas Alina.

“Ayah dan Ibu mana?” tanya Hafiz karena tak melihat mobil di dalam garasi.

“Ayah dan Ibu masih ada urusan, mereka pulang terlambat,” jawab Alina dan mempersilakan Hafiz untuk duduk di sofa.

Hafiz menghela napas, memang terlihat jelas kalau dirinya enggan bertemu dengan mertuanya.

“Apakah Mas ingin bercerai dengan Alina?” tanya Alina serius.

Hafiz yang tengah memegang ponselnya, terkejut mendengar pertanyaan Alina hingga ponsel yang digenggamnya jatuh.

“Kok Mas kelihatannya bingung?” tanya Alina.

Hafiz tak langsung menjawab, karena pertanyaan Alina begitu tiba-tiba.

“Bukankah Mas sepertinya menginginkan sebuah perpisahan?” tanya Alina lagi.

“Kenapa membahas soal perceraian tiba-tiba begini?” tanya Hafiz seraya memungut ponselnya yang tergeletak dilantai.

“Jika Mas ingin bercerai dengan Alina, sedikitpun Alina tidak masalah. Akan tetapi, ada syarat yang harus Mas Hafiz penuh sebelum kita bercerai,” ucap Alina.

“Syaratnya apa?” tanya Hafiz yang sangat antusias.

Alina tertawa kecut, ternyata Hafiz memang ingin bercerai dengannya.

“Bisakah Mas memperlakukan Alina layaknya seorang istri selama 100 hari? Alina tidak banyak menuntut, hanya meminta dengan sangat selama 100 hari itu Mas memperlakukan Alina layaknya seorang suami yang mencintai istrinya. Mas juga tidak boleh berhubungan dengan wanita manapun, kecuali dengan Alina. Jika sudah mencapai hari ke 100 Mas boleh langsung menceraikan Alina,” ungkap Alina.

Mata Hafiz mendelik tajam, ia sungguh tak percaya dengan apa yang Alina katakan padanya.

“Mas tidak perlu terkejut begitu? Reaksi Mas terlalu berlebihan untuk kita yang HANYA dijodohkan,” ucap Alina yang sangat menekankan kata HANYA.

“Apa kamu sungguh dengan ucapanmu, Alina?” tanya Hafiz memastikan sekali lagi ucapan Alina padanya.

“Alina lupa menyiapkan surat perjanjian, paling lambat besok surat perjanjian itu siap untuk kita tanda tangani. Sementara itu, Mas boleh pulang karena Alina ingin segera mandi,” ucap Alina yang mempersilakan Hafiz untuk segera pulang ke rumah keluarganya.

Hafiz menatap wajah Alina dengan lekat dan menyadari bahwa wajah Alina terdapat bekas luka. Namun, Hafiz tak ingin tahu lebih lanjut dan justru pergi tanpa mengucapkan salam kepada Alina.

Sudah kuduga hal ini akan terjadi. (Batin Alina)

Alina tidak ingin ambil pusing, mau bagaimana pun semua itu sudah menjadi keputusannya. Ia siap lahir dan batin jika suatu hari nanti Hafiz benar-benar menceraikan dirinya.

Hafiz sedang dalam perjalanan pulang ke rumah, di sepanjang perjalanan ia terus memikirkan syarat yang Alina berikan untuknya.

“Jika aku menyetujui perjanjian tersebut, itu artinya aku tidak bisa bertemu dengan Fatimah untuk sementara waktu. Namun, jika aku melanggar perjanjian itu, maka aku termasuk pria yang tidak bisa memegang janji,” ucap Hafiz bermonolog.

Pikiran Hafiz kala itu cukup kacau, ia sungguh bingung dengan langkah apa yang harus ia ambil. Satu sisi ia ingin bersama dengan Fatimah dan di sisi lain ia tidak menginginkan kehadiran Alina di hidupnya.

“Ayolah, Hafiz. Kamu harus bisa mengambil keputusan,” ucap Hafiz bermonolog.

Hafiz hampir kehilangan fokus, manakala dirinya nyaris menabrak pejalan kaki yang hendak menyebrang. Untungnya saja Hafiz dengan cepat banting setir menghindari pejalan kaki tersebut.

“Woy, kalau bawa mobil yang benar dong!” teriak orang yang hampir saja ditabrak oleh Hafiz.

Hafiz meminggirkan mobilnya untuk segera menghampiri pejalan kaki yang hampir saja ditabrak olehnya.

“Maafkan saya, Pak. Saya kurang berhati-hati,” ucap Hafiz dengan kerendahan hati meminta maaf atas kecerobohannya.

Karena Hafiz meminta maaf dengan sangat tulus, pria yang hampir saja ditabrak oleh Hafiz akhirnya memaafkan. Meskipun, pada akhirnya ia meminta ganti rugi.

Hafiz tersenyum kecil, melihat pria di hadapannya yang sama sekali tidak terluka. Malah meminta ganti rugi padanya yang jelas-jelas tidak tersenggol sedikitpun.

Karena tidak ingin masalah tersebut semakin panjang, Hafiz pun memberikan uang ganti rugi dan kembali melanjutkan perjalanannya.

1
Emil Tea
sebenernya Fatimah juga tidak salah....sy suka ahirnya happy ending tapi kasian fatimah
Winny Anpooh
Luar biasa
Ig nr.lynaaa20
wahhhhh seruuuuu
Maulana ya_Rohman
aku masih menunggu EXTRA PART nya thor.....
Yati Hayati
Alhamdulillah👍
Dek Raraaa
soo sweeetttssss .. ❤️
Maulana ya_Rohman
waduh.....😱..... keseret lagi nih😱😱😱
Holipah
nnti hafiz iba lgi lihat patimah
Alma
apakah hafiz bakal ikut bertanggung jawab
Iis Dawina
kecelakaan nnti ujung" nya lupa ingatan minta dinikahin
Alma: mampus aja sekalian biar gak menyusahkan
total 1 replies
Iges Satria
ke elakaan deh, masih saja egois
Maulana ya_Rohman
knp minta tlong kpd Hafiz🤔🤔🤔..... knp gak orang lain aja😣
Alma
klo hafiz mau nyari ajak Alina,jangan sendirian
Galuh Setya
lah mama nya fatima becanda, dia yg ngusir anaknya tp dia gak tau malu banget nyuruh hafiz ngerayu fatima buat pulang. sama aja boong n fatima gak belajar jadi genah
Holipah
hafiz nyuruh orang lain aja bisa besar kepala si Fatimah klw kamu yang nyari
Iges Satria
mudahan Hafizh menyuruh org lain yg mencari, kalau Hafizh gi ntar Fatimah beranggapan Hafiz masih cinta dia. tolak saja Hafizh ingat istrimu
mama Al
ibu aja yang cari
kan anak ibu
kalau hafiz yang cari sama aja numbalin rumah tangga mereka.
Maulana ya_Rohman
selamat..... selamat..... selamat...... selamat...... selamat....🤝🤝🤝🤝🤝🤝🤝🤝🤝🤝🤝🤝🤝🤝🤝🤝
Alma
semat ya alin hfiz kalian akan menjadi orang tua,apa kabar dengan fatimeh
Maulana ya_Rohman
semoga kedepannya gak ada ulat bulu yang terobsesi lagi🤲🤲🤲🤲🤲🤲
Arya Pradana: betul
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!