Hari-hari Kimeera di kampus yang bertemu Juan si tengil yang selalu punya seribu macam cara untuk membuat Kimeera merasa kesal dan marah padanya.
Apa akan berunjung cinta atau malah sebaliknya.
ikuti kisah Kimeera disini yah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gibran Atharrazka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15
Kimeera,melangkah dengan santai,hari ini adalah hari libur,ia memilih berjalan-jalan santai ketaman dekat rumahnya,memang tak jauh dari sana ada sebuah taman yang lengkap dengan danau buatan,taman tersebut seringkali di pakai orang-orang untuk piknik kecil-kecilan atau sekedar bersantai.
"Untung saja mama dulu mau mengambil tempat tinggal di sini,kalau di pusat kota tidak akan ada suasana sejuk dan nyaman seperti ini"batik Kim sambil menghirup udara pagi itu.
Gadis itu duduk dengan rileks di salah satu bangku taman yang menghadap langsung ke danau,pohon kersen sebagai pelindungnya,hingga Kim benar-benar merasa nyaman di sana.
Tentu pemandangan dengan rumput hijau dan aneka tanaman hias di sana membuat hati Kim merasa tenang.
"Perasaan kemarin,disini tidak ada penunggunya,kenapa hari ini ada ya?"gumam seseorang yang sangat Kim kenali suaranya.
"Ya Tuhan semoga dia tidak galak,Amin"ucap Juan seraya duduk di ujung bangku panjang tersebut.
"Mau apa kamu kemari?"tanya Kim ketus,seketika mood baiknya jadi berantakan.
"Astaga,hei nona ini tempat umum.Siapa saja boleh kemari"kata Juan sambil memangku sebelah kakinya.
"Aku tahu,tapi kamu tidak pernah terlihat disekitar sini.Kamu mengikuti aku ya?"kata Kim menuduh.
"Dih,kurang kerjaan sekali aku harus jadi penguntit"jawab Juan sambil tersenyum mengejek.
"Terus kenapa tiba-tiba kamu ada disini?"tanya Kim lagi menoleh menatap Juan yang juga sedang menatapnya.
"Lah kan sudah aku bilang,ini tempat umum.Siapapun bisa datang kesini,kan tidak ada larangan kalau aku tidak boleh kemari"kata Juan lagi membuat Kim gusar.
"To the point saja Juandeng!ada banyak bangku taman yang tersebar di taman ini,tapi kenapa kamu malah kesini.Tuh di sebelah ada bangku kosong.Kalau memang tujuanmu hanya untuk bersantai tanpa menggangguku pasti kamu memilih bangku yang kosong itu daripada kemari"ujar Kim ketus.
"Masalahnya adalah kalau dari sini viewnya lebih indah di lihat"kata Juan beralasan.
"Ini nih kalau bego di kasih sarapan,sama saja jika kamu duduk di bangku sana,letak dan posisi bangkunya sama jadi alasanmu itu tidak masuk akal!"kata Kim menatap Juan tajam.
"Aku suka buah kersen,makanya aku pilih kesini"kata Juan tak mau kalah.
"Bangku itu juga dibawah pohon kersen!"balas Kim.
"Tapi buah kersen disini besar-besar"ucap Juan tetap tidak mau mengalah.
"Oh,oke baiklah.Biar aku yang pindah.Aku masih ingin waras saja"kata Kim lantas beranjak menuju bangku sebelah yang berjarak sekitar lima meter dari bangku yang sekarang di duduki Juan.
"Awas saja kamu ikut!"ancam Kim bersungut-sungut.
"Iya,tapi aku tidak janji ya"kata Juan lantas terkekeh sendiri.
Baru saja Kim duduk,Juan sudah menyusul dirinya.
"Apalagi sih mau kamu?!"sentak Kim jengkel.
"Aku juga mau buah dari pohon ini,disana rasanya agak kecut"kata Juan seraya memetik beberapa biji buah kersen yang menjuntai di dekat kepalanya.
"Sekalian saja kamu makan sepohon-pohonnya!"umpat Kim emosi.Dengan cepat dan tanpa Juan sadari,Kim meraih daun-daun kersen tersebut dengan gerakan cepat lantas menyuapkan pada Juan.
"Eh,mmmmph puih!"Juan hampir saja muntah di buatnya karena tersedak daun kersen.
"Astaga Kim,aku bukan kambing!"ucap Juan kembali meludah membuang sisa daun yang menempel di rongga mulutnya.
"Biar saja,salah sendiri kamu membuatku kesal.Kenapa sih kamu selalu saja mengganggu?bisa tidak sehari saja aku tidak bertemu denganmu"kata Kim sewot.
"Itu karena kita jodoh Kim"jawab Juan asal.
Kim melotot jengkel.
"Jodoh?tidak mau!aku tidak mau berjodoh dengan orang macam kamu!"tolak Kim panik.
"Loh kenapa?aku tampan,orang tuaku juga dari keluarga berada.Kalau soal sikap,aku bisa kok merubahnya asal kamu jadi jodohku,jadi masalahnya apa?"tanya Juan sambil tertawa lucu.
"Kamu...."ucap Kim bingung sendiri mau mengatakan apa untuk mendeskripsikan Juan.
"Apa?"tanya Juan lagi.
"Kita tidak seagama!"kata Kim menemukan jawaban pamungkas.
Juan tertegun,kalau soal itu dia jelas tidak bisa berkutik.
"Sekarang jelas kan?"kata Kim sambil tersenyum puas.
"Iya sih jelas,tapi banyak tuh pasangan yang nikah beda agama"kata Juan tak mau kalah.
"Ya tapi tidak berlaku bagiku"jawab Kim tegas.
Lantas gadis itu memilih untuk pulang,berlama-lama di dekat Juan bisa-bisa Kim kena hipertensi.
"Tuhan memang satu,kita yang tak sama harus kah aku lantas pergi,meski cinta takkan bisa pergi"senandung Juan menatap kepergian Kim.Walau lirik terdengar sendu,konyolnya Juan malah memasang wajah ceria.
Ah Juan,kamu selalu out of the box!
*****
"Loh katanya mau refreshing tipis-tipis,kok pulang mukanya kusut sih,kenapa?"tanya Khumaira menyambut putri semata wayangnya itu.
"Aku kesal sama Juan ma,dia itu kayak ada di mana-mana"keluh Kim gusar.
"Maksudnya ada dimana-mana bagaimana?"tanya Khumaira bingung.
"Ya di kampus ada dia,di cafe ada dia terus tadi di taman ada dia juga"kata Kim masih dengan nada kesal.
"Ada dalam wujud nyata atau dalam pikiranmu?"tanya Khumaira.Membuat Kim semakin merajuk.
"Dalam wujud nyata ma,kenapa harus ada dalam pikiranku sih"gerutu Kim,Khumaira tertawa pelan.
"Ya maaf,mama pikir kamu mulai jatuh cinta sama dia,saking seringnya di ganggu"kata Khumaira membuat wajah sang putri semakin cemberut masam.
"Ih,mana mau aku sama dia ma.Lagian kita sama dia itu beda server"kata Kim.
"Beda server bagaimana?"tanya Khumaira lagi.
"Beda keyakinan ma,buat aku agama itu harga mati,walaupun aku belum bisa seperti mama dalam urusan agama tapi tetap saja aku tidak mau out dari keyakinanku sejak kecil.Jadi mama tidak usah berpikir terlalu jauh soal aku dan Juan.Aku kesal saja ma,kenapa dia tidak pernah lelah menggangguku"kata Kim tegas.
"Alhamdulillah kalau pikiranmu seperti itu,tapi mama sarankan jangan pernah menolak takdir ya sayang,siapa tahu dia memang di takdirkan untuk sama-sama kamu"kata Khumaira.
"Tidak mau,aku mau tipikal yang seperti Vihaan ma,dia baik,lembut dan juga perhatian.Kalau Juan mah jauh beda sama Vihaan"ucap Kim lagi.
Khumaira terdiam,jelas saja Kim butuh sosok seperti Vihaan yang selalu menjaga dan menyayangi Kim.Khumaira sadar jika sebenarnya Kim merindukan sosok seorang ayah dalam hidupnya dan itu kenapa ia selalu merasa nyaman dengan adanya Vihaan.Karena sahabat kecil sekaligus kakak angkatnya itu selalu memanjakan Kim layaknya seorang adik.
"Siapa tahu dia akan berubah kedepannya"kata Khumaira lagi.
"Ih mama nih,harusnya mama doain yang baik-baik.Jangan doa jelek kayak begitu"protes Kim cemberut.
"Lah mama itu doanya selalu baik,nah kalau Juan jadi baik kan kamu ikut senang juga kan,karena tidak ada lagi yang bikin kamu emosi"kata Khumaira membuat Kim tersenyum lantas memeluk sang mama dengan erat.
"Aku sayang mama"kata Kim pelan.
"Mama juga selalu dan aku selalu sayang Kim"balas Khumaira sambil mengusap rambut sang anak.
Keesokan hari
Juan dan Vecia terbengong-bengong ketika Kim datang menemui Juan di kelas mereka.
"We need to talk!"ucap Kim tegas.
"Serius?"tanya Juan dengan wajah tak percaya.
"Ya serius,kita bicara sekarang atau tidak sama sekali"kata Kim.
"Dan maaf Vecia,aku pinjam pacarmu sebentar"sambung Kim lagi lantas berlalu di ikuti Juan yang memasang wajah tercengang.
Mimpi apa semalam sampai tiba-tiba Kim yang datang mencarinya sekarang.
Kim membawa mereka di salah satu meja kantin yang sepi.
"Kenapa kamu mau ajak aku berbicara?"tanya Juan menatap lurus pada Kim yang duduk di hadapannya.
"Sekarang jujur sama aku,apa sebenarnya niat kamu selalu menggangguku selama ini?"Kim malah balik bertanya.
"Aku...."ucap Juan tampak ragu.
"Jawab yang benar,aku tidak mau bertele-tele"kata Kim tegas.
"Aku suka sama kamu"jawab Juan cepat.
"Apa?"