NovelToon NovelToon
Bunda Bukan Wanita Malam

Bunda Bukan Wanita Malam

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Patahhati / Duda / Single Mom
Popularitas:49.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Kolom langit

(Siapkan kanebo kering untuk menyeka air mata!)

Demi mendapatkan uang untuk mengobati anak angkatnya, ia rela terjun ke dunia malam yang penuh dosa.

Tak disangka, takdir mempertemukannya dengan Wiratama Abimanyu, seorang pria yang kemudian menjeratnya ke dalam pernikahan untuk balas dendam, akibat sebuah kesalahpahaman.


Follow IG author : Kolom Langit

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Harus Cari Tahu Tentangnya

Aku harus cari tahu tentang Via. Tapi mulai darimana? Aku hanya tahu Via tinggal di panti asuhan sejak bayi, dan dia pernah bekerja di tempat hiburan malam. Ya, Marco, dia pasti tahu sesuatu tentang Via.

Wira larut dalam pikirannya sendiri. Sudah malam, namun ia masih duduk bersandar di mobil-- di depan kantor tempatnya bekerja. Penuturan Ivan tentang Via membuat Wira sangat penasaran dan bertanya-tanya. Hingga akhirnya laki-laki itu memutuskan untuk mencari tahu. Ia melajukan mobil ke suatu tempat yang tidak begitu jauh dari kantornya.

Hanya butuh waktu lima belas menit, Wira telah sampai di tempat hiburan dimana dirinya bertemu dengan Via untuk pertama kalinya. Baru saja ia melangkah masuk, sudah disambut oleh wanita-wanita berpakaian agak terbuka. Namun, Wira seakan tak peduli. Ia mengabaikan siapapun yang mendekatinya.

"Dimana bos kalian?" tanya Wira pada seorang pria berseragam hitam.

"Bos ada di ruangannya. Ada apa?" sahut pria itu.

"Aku mau bertemu dengannya. Katakan Wiratama Sudarmadi ingin bertemu," ujar Wira menyebut nama belakangnya, membuat pria di depannya merinding, hanya dengan mendengar nama belakang Wira.

"Baik, tunggu sebentar!" Pria itu melangkah pergi menuju sebuah ruangan. Hingga tak berselang lama, seorang pria berperawakan tinggi besar datang menghampirinya.

Marco, pemilik tempat hiburan itu sadar betul siapa pria yang sedang berdiri di hadapannya. Tanpa banyak basa-basi, ia mengajak Wira duduk di sebuah kursi yang berada di sudut ruangan itu.

___________________________

"Ada yang bisa aku bantu?" tanya Marco sembari menuang minuman ke dalam gelas.

Wira mengeluarkan sebuah foto dari saku dalam jasnya, kemudian menggeser ke hadapan Marco. Sontak wajah laki-laki itu berubah saat menatap foto yang baru saja diberikan Wira. Alisnya mengerut, lalu melirik Wira sekilas. Ia ingat wanita muda yang ada di dalam foto itu adalah Alviana, yang pernah ia beri nama samaran, Cleo.

"Ada apa dengan wanita ini?" tanya Marco.

"Aku ingin informasi tentang nya. Kau pasti tahu banyak hal tentangnya, karena dia pernah bekerja di sini," ujar Wira. Nada bicaranya santai, namun terdengar menakutkan bagi Marco.

"Dia memang pernah bekerja di sini. Tapi sekarang aku tidak tahu dimana dia. Seseorang telah membelinya dariku." Marco menggeser kembali foto itu ke hadapan Wira.

"Siapa yang membelinya?"

Terdiam beberapa saat, Marco tidak tahu harus menjawab apa. Bukan perkara mudah menghadapi seorang Tuan Gunawan Sudarmadi. Memikirkan namanya saja sudah membuat Marco merinding. Wira pun terlihat mulai geram sebab Marco tak kunjung menjawab.

BRAK!

Karena marahnya, ia gebrak meja dengan keras, membuat Marco tersentak. Laki-laki itu menarik napas dalam, baginya Wira tiada bedanya dengan sang ayah. Sama-sama menakutkan.

"Siapa yang membelinya?!" tanyanya sekali lagi, namun kali ini, Wira meninggikan suaranya. Dan, walaupun dalam benaknya sudah menebak siapa orang yang telah membeli Via, namun Wira tetap bertanya untuk memastikan.

"Tuan Gunawan Sudarmadi," jawabnya singkat.

Wira memejamkan mata, satu tangannya meremass foto yang masih berada di atas meja. Sangat jelas terlihat bahwa laki-laki itu sedang berusaha mengurai amarahnya.

"Kau tahu untuk apa dia membelinya?" Satu pertanyaan yang sebenarnya tidak ingin Wira dengar jawabannya. Namun keingintahuannya tentang Via mengalahkan segalanya.

Ingatan Marco menerawang pada beberapa bulan lalu saat Tuan Gunawan memberi ancaman akan meluluhlantakkan tempat itu jika ia tidak mau menjual Via padanya.

Aku tidak mau hanya menyewa. Aku ingin membelinya darimu. Artinya mulai sekarang gadis itu milikku. Jadi sebutkan berapa aku harus membayarmu. Ucapan Tuan Gunawan kala itu masih terekam jelas di ingatan Marco. Cepat- cepat, ia menjawab pertanyaan Wira.

"Aku tidak tahu kalau soal itu. Dia hanya bilang ingin membeli wanita itu dan menjadikan miliknya."

"Kau sadar siapa yang sedang kau bicarakan itu!!" Wira kembali membentak. "aku bisa menghancurkan tempat ini kalau kau memberiku informasi yang salah!" Wira benar-benar sedang berharap Marco memberikan informasi yang salah mengenai ayahnya.

Takut-takut Marco menjawab, "Aku mengatakan yang sebenarnya. Aku masih punya surat perjanjian jual-beli antara aku dan Tuan Gunawan. Kau mau melihatnya?"

Mendengar jawaban Marco membuat Wira semakin menggeram. Rasa marah, sedih dan kecewa menyatu di dalam hatinya. Ia masih ingat betul, saat tanpa sengaja melihat sang ayah keluar dari tempat hiburan itu bersama Via.

"Tidak perlu. Kau boleh pergi!" ucap Wira sembari menyandarkan punggungnya di kursi. Marco pun segera berdiri dari duduknya, lalu beranjak menuju ke sebuah ruangan. Tinggallah Wira dengan rasa frustrasi yang semakin menjadi. Ia meneguk minuman yang tadi dituang Marco untuknya, melupakan janjinya pada Ivan untuk tidak minum lagi.

Wira masih setia dengan minumannya ketika seseorang datang dan menepuk bahunya. Ia mendongakkan kepala, hendak melihat orang itu. Raut wajahnya pun terlihat semakin kesal, menyadari siapa yang baru saja datang.

"Lama tidak bertemu, Wira!" ucap Aldi, lalu tanpa permisi menarik kursi dan duduk di hadapan Wira.

"Mau apa kau ke sini?" tanya Wira ketus.

"Ayolah, kawan. Kita ini sudah lama bersahabat. Tapi hanya karena satu wanita kau menjauh dariku." Aldi mengangkat tangannya, memberi kode pada seorang pelayan agar membawakannya minuman yang sama dengan Wira.

"Pergilah! Tinggalkan aku sendiri!"

Aldi berdecak, sambil menepuk punggung Wira. "Aku terkejut, kau memilih menikahi wanita itu. Kau bahkan tidak mengundangku. Oh ya, berapa kau membayarnya? Aku saja membayar sangat mahal untuk satu malam. Apalagi kau--"

Wira melirik Aldi dengan ekor matanya, lalu kembali meneguk minumannya. Sepertinya laki-laki itu sudah setengah mabuk. "Aku menikahinya hanya untuk menjauhkannya dari ayah, Al. Dia menggoda ayahku juga." Antara sadar dan tidak Wira mengatakan itu. Rasa sakit di hatinya tak bisa dibendung lagi.

"Apa maksudmu? Ayahmu kenapa?" tanya Aldy tak mengerti. Raut wajahnya terlihat begitu terkejut.

"Ya, dia juga menggoda ayah," lirih Wira. Kedua bola matanya dipenuhi cairan bening, mengingat ibunya yang sedang dalam keadaan sakit, namun ayahnya malah berbuat dosa di luar sana. Sambil menatap Aldi, Wira bertanya, "Al, apa malam itu kau menghabiskan waktu semalaman dengannya?"

Pertanyaan Wira mencipatakan kerutan di dahi Aldi. Ia menuang minuman yang baru saja dibawakan seorang pelayan. "Kenapa kau bertanya begitu? Jangan bilang kau belum pernah tidur dengannya."

"Kau pikir aku bodoh? Melihat wajahnya saja aku tidak mau. Apalagi bersentuhan dengannya."

Seringai licik terbit di sudut bibir Aldi. Ia masih sangat geram dengan Via yang melarikan diri dari hotel saat ia menyewanya. Dan mendengar ucapan Wira, Aldi pun yakin jika Wira belum pernah menyentuh Via.

"Ya, pelayanannya lumayan memuaskan, aku suka ..." ujarnya menyeringai. "Kalau kau sudah selesai dengannya, beritahu aku. Aku masih menginginkannya."

Dan, ucapan Aldi bagai sebuah goresan sembilu bagi Wira. Ingin rasanya memukuli Aldi yang telah berani berkata setidak-sopan itu tentang wanita yang berstatus istrinya itu. Namun pada kenyataannya, Via telah membuatnya kecewa.

Baru saja Wira berharap menemukan jawaban bahwa Via memang seorang wanita baik seperti yang dikatakan Ivan, namun kenyataan yang ditemukannya bertolak belakang, Via memang seorang wanita penggoda.

*******

1
Dwi khaibee
ahhh puas kali q bacanya thorrr /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Dwi khaibee
awas aj lu wira kalo masih menye² sama mantan
Dwi khaibee
ayo lyla jngn kasih bpk u deket² dulu sama bunda
Dwi khaibee
enak kan wiraaa /Chuckle/
Dwi khaibee
ihhh kok gemesss q dg wira
Dwi khaibee
thoorrr bawang u kebanyakan ini /Sob//Sob//Sob/
Irma Saodah
Lumayan
Rani R.i
slalu ada bawang di mana mana😭😭😭🤣🤣🤣
Rani R.i
wkwkwk🤣🤣🤣🤣🤣
karin Ke
udah baca kk chica
tp ntar mau baca ulang lagi 😁😁
karin Ke
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
lubang yang salah 😆😆😆😆😆😆
Gina Savitri
Lagi hamil tapi bodoh banget via main keluar aja, bukan telfon bantuan dari di dalem tadi..
Gina Savitri
Ada kok di tamini square pintu belakang 😁
Nuryati Yati
👍👍
Nuryati Yati
🤣🤣🤣tk kirain yg tanya Lyla ternyata Wira sableng to/Facepalm//Facepalm/
Nuryati Yati
nah kan ketahigan Wira sableng 😁
karin Ke
udah baca juga kisahnya zian dan naya kk chica 😊😊
banyak mengandung bawang 😭😭😭😭
Gina Savitri
Apa kabarnya elu shera udah bersuami tapi memilih kabur sama laki2 lain kelakuan elu shera lebih rendah dari wanita malam 😏
karin Ke
berapa banyak barangnya kk chica 😭😭😭😭😭😭😭
karin Ke
anakmu di depan mata wira sableng 😡😡😡😡😡😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!