NovelToon NovelToon
ARAKA

ARAKA

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Tamat / Cintamanis / Teen School/College
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mae_jer

Hubungan Ara dan Ravel sih aktor terkenal yang juga adalah kakak kandungnya berubah semenjak mama mereka meninggal. Kakaknya menjadi sangat dingin padanya.

Meskipun begitu, Ara tumbuh menjadi gadis yang ceria. Ia juga banyak teman di sekolah dan suka berbuat onar.

Suatu hari, ketika ia sedang menjalani hukuman, sekolah mereka tiba-tiba diserang preman. Hari sudah gelap dan semua orang sudah sudah pulang, hanya ada Ara dan cowok yang berpapasan dengannya tadi,

Karrel, cowok populer di sekolah itu yang terkenal dingin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Besoknya jam istirahat di pakai Ara pergi ke rooftop. Padahal ia paling benci harus naik ke tempat tinggi itu. Namun semenjak Karrel membawanya ke situ beberapa waktu lalu ia merasa tempat itu ternyata berguna buat orang-orang yang ingin menyendiri.

Ara ingin menyendiri? Benar sekali. Karena sekolah di jadikan tempat lokasi syuting dan akhir-akhir sangat ramai, gadis itu jadi merindukan ketenangan. Apalagi para sahabatnya lebih memilih menonton para artis kesukaan mereka itu tiap istirahat. Ia jadi tidak punya teman.

Sebenarnya Ara bisa saja melakukan hal lain selain menyendiri di tempat yang tidak di lihat orang lain, tapi ia masih ingat peringatan dari kakaknya kemarin. Ia memutuskan untuk menghindari kenakalan yang membuat wali kelasnya menelpon sang kakak dulu. Supaya terhindar dari masalah.

Pandangan Ara lurus ke depan. Matanya menyipit.

"Siapa tuh, kayak kenal." gumamnya pada dirinya sendiri. Ada seseorang yang berdiri membelakanginya didepan sana. Orang itu seperti sedang fokus menatap langit didepannya dengan kedua tangan setia dalam saku celananya.

"Karrel bukan sih." gumam Ara lagi pada dirinya sendiri. Perawakan orang itu tampak seperti Karrel.

Ara tersenyum. Walau belum yakin seratus persen kalau itu adalah Karrel, ia merasa senang. Tapi kalau di pikir-pikir Karrel memang hobi naik ke tempat tinggi ini. Pasti itu Karrel. Ara belum bertemu cowok itu sejak kemarin. Kan kemarin ia sibuk di hukum sama pak guru tua yang galak itu.

Terbersit sebuah ide jahil di benak Ara. Ia menghentikan langkah sebentar. Kemudian lanjut dengan mengendap-endap. Ia ingin mengagetkan cowok itu. Namun ketika dirinya makin dekat suara cowok itu membuat niatnya terhenti.

"Aku tahu apa yang akan kau lakukan Ara." suara berat Karrel mendominasi tempat sepi itu. Ia sudah merasakan kehadiran seseorang dibelakangnya sejak tadi. Awalnya Karrel tidak berpikir kalau itu adalah Ara. Ia pikir mungkin orang yang datang adalah salah satu dari kedua sahabatnya. Bintang atau Devin.

Namun ketika orang itu makin dekat, Karrel bisa melihat bayangannya dari sudut matanya. Ternyata yang berjalan mendekatinya dari belakang sambil mengendap-endap itu adalah seorang gadis. Walau tidak melihat orangnya, Karrel langsung tahu kalau itu Ara. Pasti. Tidak ada gadis lain yang berani mendekati dan mau berbuat jahil padanya selain sih bocah nakal itu.

Karrel tersenyum kecil. Padahal ia baru saja memikirkan gadis itu, dan sekarang gadis itu malah datang sendiri.

Ara yang berjalan bungkuk tadi kini  berdiri. Mulutnya manyun karena rencananya gagal. Padahal ia sudah semangat mau membuat Karrel kaget. Eh malah ketahuan. Nggak asik.

"Kok tahu ini aku?" tanyanya menyamakan posisi berdiri di sebelah cowok itu. Karrel tertawa remeh. Melirik ke bawah ke gadis yang tingginya hanya mencapai bahunya itu.

"Hanya kamu gadis bodoh yang berani berbuat seenaknya padaku." sahut Karrel tentu saja dengan nada mengejek. Mulut Ara makin manyun. Karena tak tahan, tangan Karrel terangkat menarik pelan mulut Ara yang sengaja di manyun-manyunkan itu.

"Mmph..." gadis itu memukul-mukul lengan Karrel sampai cowok itu menurunkan tangan dari mulutnya.

"Kok narik-narik mulut aku sih. Bisa monyong tahu, sebel deh." gerutu Ara sebal. Ia lebih kesal lagi karena Karrel hanya tersenyum tanpa rasa bersalah. Kenapa jadi dirinya yang di jahili sama cowok itu sih. Nggak asik ah.

"Makanya nggak usah manyun." balas Karrel lalu kembali fokus menatap langit.

Ara jadi mencak-mencak sendiri. Matanya mengikuti arah pandangan Karrel.

"Liat apa?" tanyanya polos. Pasalnya menurutnya sih Karrel ini terlalu membuang-buang waktu kalau hanya menatap langit selama itu. Sejak tadi ia sampai di tempat ini bukankah cowok itu sedang melakukan hal yang sama. Menatap langit.

"Masa depan."

jawaban yang keluar dari mulut cowok itu membuat Ara berpikir. Masa depan? Ia kembali mengikuti tatapan Karrel yang masih setia menatap ke atas langit biru. Hatinya berpikir-pikir kemudian. Jangan-jangan Karrel ini cenayang lagi. Atau dukun. Bukan dukun beranak tapi yah.

"Kamu beneran bisa liat masa depan hanya dengan natap langit? Kau belajar ilmu dukun?" tanyanya serius.

Karrel hampir tersedak mendengar pertanyaan Ara. Belajar ilmu dukun? Yang benar saja. Cowok itu hampir tidak bisa menahan dirinya untuk tertawa namun di tahannya.

Menatap langit-langit biru itu adalah hobinya sejak lama. Ia merasa lebih tenang saja kalau melihat ke langit. Namun dirinya jadi tidak fokus dengan keberadaan sih gadis pengganggu yang tidak bisa ia usir ini. Karena jujur, ia senang ada gadis ini di sampingnya. Karrel merasa Ara selalu memberikan warna pada hidupnya yang datar. Seperti sekarang ini. Pertanyaan yang tidak pernah terpikir olehnya itu malah keluar dari mulut Ara dengan polosnya. Karrel terus menatap gadis itu lama.

"Kau belum jawab pertanyaan aku." kata Ara lagi membalas tatapan cowok itu.

"Kau ingin tahu apa yang aku lihat tadi?" ujar Karrel. Ara cepat-cepat mengangguk kuat

"Aku tadi melihatmu pulang sekolah nanti akan jatuh dengan sangat jelek di lapangan. Semua orang menertawaimu dan kau sangat malu." kata Karrel mengarang. Mendengar itu, Ara tertawa kuat.

"Jangan ngarang deh, aku tidak percaya." katanya. Karrel mengangkat bahu acuh tak acuh.

"Terserah. Aku hanya bilang supaya kau berhati-hati. " imbuh cowok itu lagi. Ekspresinya terlihat sangat serius. Meski dalam hati ia tertawa. Pandangannya kembali turun ke. Raut wajah gadis itu sekarang terlihat berpikir keras. Tangannya lalu menyentil pelan dahi Ara.

"Sudah bel. Turunlah." ucap Karrel lalu mendorong pelan tubuh Ara. Mau tak mau gadis itu berjalan pergi masih dengan pikiran penuh. Karrel jadi tidak tega telah berbohong. Tapi bagaimana lagi, ia merasa senang saja menjahili gadis itu.

1
westi
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Ismi Anah
baca kedua kalinya setelah akun yg lama hilang
Nur Oktaviana
Ara😭😭
UniLatjuba
kok ending-nya nanggung banget thor
Ice Sulistina
mana season 2 nya tor
feli dwisantika
kapan yahh novelku bisa serame ini ?:)
tini_evel
episode awal udah seru
Cod Cod Dulu
thor aku pngn cubit ginjal pa tua ,, bolehkah.
Rina Delfita
Luar biasa
Ana
sedih q
Norma Koelima
br mampir... kayaknya seru nieh
Tiwi
ok
rere
bagusssss
Anik Hidayat
Luar biasa
Angin sepoi-sepoi
nenek lampir mana yang punya hati selembut itu kalo bukan Lily 😭 i like it
Angin sepoi-sepoi
hmmmm
🌺Ulie
Luar biasa
Fitrothul Auliya
filingku mh ad hubungan nya sma bintang
Angin sepoi-sepoi
ini paling penghemat tenagaa/Sob/
Hadyan Ghauzan
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!