[𝐄𝐥𝐝𝐡𝐨𝐫𝐚 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬#𝟏]
ON GOING!!!
Percayakah kalian dengan sesuatu yang berbau sihir?. Di Eldhora itu sudah menjadi hal yang lumrah. Namun tak hanya karena penyihirnya, ada keluarga bangsawan, ksatria, dan roh yang diberi kesempatan kedua menjadi satu dalam tempat ini
Alarice Academy. Sebuah sekolah yang menjadi tempat impian semua warga Eldhora. Cerita ini tentang Esther, seorang bangsawan yang memiliki takdir luar biasa
Bersama dengan anak-anak dari asrama lain, mereka diberi tugas untuk menyelesaikan apa yang belum terselesaikan di masa lalu
Apakah mereka mampu mengalahkan kegelapan yang telah lama terkunci, ataukah nasib Eldhora akan terjebak dalam lingkaran tak berujung?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FILIA_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 23
...𝚂𝚃𝙾𝚁𝚈 𝙱𝚈 @𝙴𝙲𝙻𝙸𝙿𝚂𝚅𝙴𝙽𝚄𝙴...
...•...
...*•.¸♡ HAPPY READING ♡¸.•*...
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
"Ivory?. Maksudmu teman seperjuangannya master Antonious?!. Ku pikir dia sudah tua!"
Dahi Ivory mengerut kesal mendengar penuturan blak-blakan Benjamin, dia turun kemudian mendekati mereka
"Iya aku Ivory yang itu, jangan kaget. Di Eldhora hal yang tak mungkin bisa jadi mungkin tau?. Sudahlah, kalian cepat pergi dari sini. Disini bahaya." Wanita berambut jingga itu mengetuk batu besar tadi dan dengan mudah terangkat, rusa malang tadi langsung kabur
"D-dipindahkan dengan mudah?!" ucap Eliza
"Cepat sana pergi, aku tak mau tanggung jawab kalau kalian kenapa-kenapa." Ivory melangkahkan kakinya pergi
"Tunggu!. Master menyuruh ku dan yang lain menemuimu, apa kau tau bagaimana cara menggunakan Reliquar?" Ivory berhenti dan tertawa sinis
"Ahh cahaya besar yang ku lihat tadi darimu ya. Begini saja, nanti malam datanglah dengan orang-orang yang mau kau bawa saja, yang tidak penting jangan ikut campur!. Enyah sana." Dan setelahnya Ivory benar-benar pergi bersama monster laba-laba tadi
Mereka berempat kembali ke atas dengan rantai emas milik Esther
"Hahh lupakan saja permainannya, aku lelah." Benjamin menyetujui ucapan Eliza. Sementara Alarion menyadari Esther yang berjalan dengan melamun
'Aku tanpa sadar menggunakan imajinasi ku untuk menggunakan sihir, kalau tidak dihentikan tadi aku tidak tau apa yang akan terjadi'
SLURPP
Mereka semua menengok saat seekor rusa datang dan menjilat wajah Esther menyadarkan gadis itu
"Hai sobat, kau jalan-jalan juga?" Esther tersenyum kecil kala hewan-hewan itu mendekati mereka
"Nanti malam kau benar-benar akan pergi?. Wanita itu terlihat mencurigakan," bisik Alarion
"Gak ada pilihan lain kan?. Secepatnya kami harus bisa menguasai seluruh sihir benda keramat ini untuk melindungi akademi. Kau juga, sepertinya kau harus mencari anak-anak di akademi yang menjadi 'wadah' reinkarnasi para pahlawan."
Alarion mengangguk setuju. Mereka kembali ke perkemahan tepat saat matahari terbenam, rupanya tidak ada yang memenangkan permainan itu karena semuanya malah asyik bermain dengan para hewan di hutan itu
"Yahh, yang penting mereka senang sih," celetuk Aaron diangguki rekan-rekannya
"Master." Valent menengok dan terkejut melihat wajah gusar Esther
"Ada apa?"
"Aku bertemu dengan Ivory, di kawasan Nightluxe." Valent dan para guru terbelalak
Malam hari tiba, semuanya bergantian mengambil jatah makanan mereka dan mulai terdengar obrolan seru anak-anak sekolahan. Tapi di depan api unggun, Esther sama sekali tak mengambil makanannya dan menatap api itu sambil melamun
"Nah." Esther melirik Atlas yang memberikannya semangkuk sup
"Aku tak tau kau memikirkan apa, tapi bukannya bagimu makan itu penting biar kondisi yang mengkhawatirkan sekalipun?. Kau tak terlihat seperti Esther yang ku tau."
Esther tertegun, ketiga temannya yang lain termasuk Lynette ikut duduk melingkari api unggun itu
"Makanlah Esther. Kami sudah dengar apa yang terjadi, tapi kalau perutmu kosong bagaimana kau bisa berpikir jernih?" tutur Erynn
Esther tersenyum kemudian menghabiskan sup itu. Lynette tiba-tiba menatap sekeliling dan memutar tangannya, seketika angin-angin datang dan menerpa mereka berlima
"Aku ingin tau apa yang terjadi." Sama seperti Esther sebelumnya, reaksi yang lain sama terkejutnya
"Angin kan sihirnya, dia menggunakan itu supaya kita paham yang dia ucapkan," jelas Esther
Freya kemudian menjelaskan apa yang terjadi hari ini. Lynette mengangguk paham, dia sendiri juga pernah mendengar tentang wanita itu
"Aku kenal dia." Mereka berlima menengok
"Ivory?"
"Iya. Ivory Ethanol, dia adalah sepupunya kepala master akademi saat ini. Sebenarnya dia lebih tua, tapi katanya dia memaksa untuk satu kelas dengan kepala master. Selama delapan tahun di akademi dia menjadi satu tim dengan master Antonious Ethanol dan juga seorang pria lagi. Kenapa dia masih terlihat muda, karena dia adalah seorang ilmuan dan energi sihirnya yang besar. Tapi bukan berarti dia abadi, dia hanya tidak bisa menua."
Semuanya mendengarkan dengan serius
"Kenapa dia menjadi pesohor dunia sihir padahal bukan seorang penyihir?" Pertanyaan Erynn membuat Lynette terdiam, raut wajahnya berubah menjadi sendu
"Satu lagi pria yang menjadi anggota tim kedua sepupu Ethanol ialah … kakekku, Isaacs Arthemis, seorang penyihir yang meninggal dibunuh oleh malaikat pemburu."
Erynn menutup mulutnya dengan tatapan tak percaya, begitupun yang lain merasa bulu kuduk mereka berdiri
"Ivory sangat menyukai tim mereka dan berniat memimpin Eldhora bersama kaisar, tapi kematian kakekku mengguncangnya, dia akhirnya mengambil alih pekerjaan kakek dan menjadi pesohor dunia sihir lalu bersembunyi."
Keadaan hening, mereka masih mencoba mencerna cerita Lynette. Sejak mengunjungi Mythical Anthem kejadian-kejadian itu mulai berhubungan
Lynette yang berhasil kabur setelah bertahun-tahun dan akhirnya ditolong oleh mereka, rupanya memiliki cerita tentang keluarganya sendiri dan seperti sudah terhubung dengan mereka semua
"Lalu kau mau kami bagaimana untuk menemukan bangsa mu?" ucap Esther. Lynette diam
"Jawabannya … ada pada Reliquar."
"Anak-anak!" Panggilan Paula mengejutkan mereka yang sedang mengobrol serius
"Ayo kita pergi sekarang."
Mereka berlima beranjak, kecuali Lynette yang termenung melihat api. Esther merangkulnya dan mengajaknya untuk masuk ke tenda
"Diluar dingin nanti kau bisa sakit."
"Tunggu Esther!. Hahh, aku tak seharusnya khawatir. Tapi pahlawan terdahulu saja hanya bisa menyegel kegelapan, aku benar-benar berharap yang terbaik." Esther tersenyum
"Biarpun kegelapan masih ada, kami juga akan kembali untuk melindungi Eldhora biar berabad-abad lamanya. Karena aku sudah bersumpah." Lynette tertegun dan mengangguk, perasaannya jadi tenang sedikit
Esther segera keluar dimana teman-temannya sudah menunggu. Alarion juga ikut dengan dipaksa, padahal aslinya dia tidak mau. Mereka dipandu Aaron dan timnya untuk pergi ke Nightluxe
"Nah sudah sampai!. Kalian hanya perlu melompat tapi hati-hati, bisa saja kalian menginjak tulang belulang." Ucapan Aaron membuat mereka berlima merinding
"Haha aku bercanda!. Oh ya untuk jalan pulang ikuti bunga lavender saja ya, semoga kalian kembali dengan aman!" Aaron bersama timnya kemudian pergi
"Apaan sih itu orang," kesal Atlas
"Anak-anak kalian pakai tali dulu-."
Terlambat, Esther sudah lebih dulu melompat masuk mengejutkan mereka
"Esther!. Kau belum mati kan?!" seru Renji mendapat tatapan datar teman-temannya
Esther menjawab dengan tepukan tangan. Mereka semua kemudian turun dengan lentera sebagai penerangan
"Ini sudah kawasan berbahaya, jangan berisik dan tetap berkumpul," ucap Ronald
Semuanya mengangguk kemudian berjalan masuk dengan sangat perlahan berharap langkah mereka tak mengeluarkan suara
Freya tiba-tiba saja meremat lengan Atlas sambil menahan jeritannya kala melihat kaki seribu yang ukurannya sangat besar. Mereka semua sama terkejutnya dan memutuskan untuk berhenti sampai serangga itu benar-benar pergi
Tapi rupanya dia bisa melihat kehadiran orang asing dan mengaum. Valent mengeluarkan Gladiusnya tapi kemudian terkejut saat Esther menahan tangannya
"Apa yang kau lakukan?"
"Justru itu, kita tak perlu sampai membunuh mereka kan?. Mereka hanya takut dan mengira kita orang jahat. Bukannya hidup bersinggungan dengan makhluk selain manusia sudah hal biasa di Eldhora?"
Semuanya tertegun. Tiba-tiba tanah yang mereka pijak mengeluarkan cahaya
"A-apa itu karenaku?"
"Esther." Alarion menunjuk monster-monster yang ada di kedua sisi jalan membungkuk kepada mereka
"Mereka mendengar kebaikan hatimu, Esther," ucap Paula
Esther bertatapan dengan rusa yang ia selamatkan tadi sore dan tersenyum. Erynn secara perlahan mendekati kaki seribu tadi dan mengusap kepalanya penuh sayang, sementara Freya bersembunyi karena merasa geli
"Bisa tolong kau tunjukkan tempat nyonya Ivory Ethanol?" Seolah paham, serangga itu mengangguk kemudian pergi
Monster-monster disana tak ada yang menyerang mereka malah membukakan jalan dengan mudah
"Lihat kan?. Kalau saja peperangan dan perselisihan tidak ada dari dulu, apa kita masih harus berpetualang begini?" kata Esther
"Bisa saja aku tak bertemu denganmu. Akademi juga sepertinya tidak ada karena para rakyatnya menyatu," kata Erynn
"Yahh, terkadang di kehidupan itu kita memang butuh tantangan agar tidak merasa bosan kan?. Jadi ayo kita lanjutkan saja petualangan ini!" seru Renji bersemangat sementara Atlas mencoba menjauhkan wajah roh itu yang malah mengenai Alarion
Para gadis terkekeh melihat mereka bertiga yang tidak bisa akur. Esther menggenggam tangan kedua temannya dan berjalan dengan pasti
'Ini … adalah awalan dari kisah kejayaan Eldhora'
...T͇O͇ ͇B͇E͇ ͇C͇O͇N͇T͇I͇N͇U͇E͇>͇>͇>͇...