Setelah membaca biasakan tekan like ya.
Sasha gadis SMA yang cantik dan ceria.
Saat dia pulang bersama teman-temannya tanpa sengaja tas miliknya di jambret. Tanpa berfikir panjang Sasha dengan berani mengejar pria yang menjambret tas nya tadi. Dia meminta teman-temannya itu menunggu di tempat biasa, mereka setuju karena tahu kalau Sasha jago bala diri.
Namun tanpa di duga pria itu justru memanggil teman-temannya, melihat itu Sasha ketakutan dan berbalik pergi karena tahu dia tak mungkin menang melawan 7 orang pria berbadan kekar itu, dengan sekuat tenaga Sasha berlari, melihat ada mobil mewah dan pintunya terbuka tanpa pikir panjang Sasha masuk dan bersembunyi.
Sedangkan pemilik mobil mewah itu sedang sibuk menelpon seseorang tanpa tahu ada Sasha yang bersembunyi di dalam mobilnya.
Bagaimana kisah Sasha selanjutnya. Yuk kepoin terus cerita receh author.
Cerita ini hanya karangan author, mohon maaf kalau ada salah penulisan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ismiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Bertemu lagi
"Ehemmm....."
Sasha menoleh, dia sedikit bingung menatap pria tampan yang ada didepannya saat ini dengan canggung.
"Kok bisa ya dia berada di sini?" Batin Sasha bertanya-tanya, tiba-tiba saja Kenzo sudah berada disini dan menolong dirinya saat ini, mengapa begitu kebetulan, kebetulan yang berkali-kali.
"Apa dia punya indra ke 6 ya sampai tahu kalau aku sedang dalam kesulitan," batin Sasha menerka-nerka. Dia menatap Kenzo dengan tatapan curiga, dia melihat Kenzo dari kaki sampai ujung kepala.
"Ah mana mungkin dia punya indra ke 6, mungkin ini kebetulan saja atau dia meminta seseorang untuk memata-matai aku," batin Sasha dan pikiran buruk itu terus menari-nari di otaknya saat ini.
"Dia kenapa?" Batin Kenzo bertanya-tanya saat melihat Sasha seperti melamun.
Karena cemas Kenzo langsung berjalan mendekat ke arah Sasha tak lupa dengan senyum tipis diwajahnya.
"Eh Om Kenzo," ceplos Sasha saat dia melihat Kenzo berjalan kearahnya, namun dia tanpa sengaja memanggil Kenzo dengan sebutan om padahal dia kemarin memanggil Kenzo dengan sebutan Kenzo saja tak ada om karena Kenzo sempat protes tak ingin dipanggil om karena terlihat tua dan dia bukan om-om.
Kenzo mendengar ucapan Sasha.
"Hah? Om? Apa aku setua itu ya," batin Kenzo, dia meraba wajahnya seperti mencari tahu apakah pesonanya sudah luntur terkikis hujan.
"Ah jangan-jangan ketampanan ku sudah luntur ya sampai Sasha kembali memanggil aku dengan sebutan om," kata Kenzo di dalam hatinya saat ini.
Wajah tampan Kenzo berubah muram saat mendengar dirinya dipanggil om oleh Sasha, matanya langsung melotot memanggil Sasha dengan nada yang kesal. Bukankah mereka kemarin sepakat memanggil dengan namanya Kenzo sama tanpa embel-embel apapun dan sekarang dia memanggilnya om Kenzo membuat Kenzo sangat tak nyaman, segitu terlihat tua kah dirinya.
"Sasha...." Kenzo mengeram dia memanggil nama Sasha dengan menggertakkan giginya menahan kesal.
"Kamu panggil aku apa?" Tanya Kenzo dengan nada dibuat setenang mungkin namun sorot matanya tajam mampu membuat siapapun menggigil ketakutan.
"Om Kenzo," ceplos Sasha tanpa rasa bersalah namun sedetik kemudian Sasha yang sadar langsung menutup mulutnya dengan cepat.
"Dasar mulut lemes," batin Sasha merutuki kebodohannya tadi.
"Apa aku terlihat begitu tua?" Kata Kenzo mengerutkan keningnya tanpa sadar berbicara seperti itu di depan Sasha.
"Tidak kok, om masih tampan," kini giliran Sasha yang berbicara namun dia keceplosan lagi.
Senyum terbit di wajah tampan Kenzo, namun senyum itu begitu tipis sehingga Sasha pun tak mungkin menyadarinya.
"Terus kenapa kamu terus saja memanggilku om?" Tanya Kenzo heran, dia menatap Sasha menunggu jawaban dari gadis cantik didepannya itu.
"He he he he he..." Sasha binggung tak tahu harus menjawab apa, dia berpura-pura mengatur rambutnya yang berantakan, jujur dia tak tahu harus menjawab apa saat ini.
Kecanggungan itu berlangsung sebentar. Melihat Sasha yang seperti kebingungan, Kenzo mengalihkan pembicaraan.
"Kenapa motor kamu?" Tanya Kenzo menatap Sasha dari ujung kaki sampai kepala memastikan gadis ini baik-baik saja, dia. Entah kenapa Kenzo begitu khawatir terjadi apa-apa dengan Sasha.
"Ban nya bocor," jawab Sasha singkat, dia cukup merasa lelah sedari tadi tak kunjung menemukan tempat untuk menambal ban motornya. Ya lelah fisik dan mulut karena dia dari tadi mendorong motornya sambil mengomel-ngomel tak jelas.
"Oh..." Kenzo mengangguk paham, dia kini beralih menatap ban motor Sasha dan benar saja ban belakang motornya bocor.
Kenzo tahu di sekitar sini tak ada tukang tambal ban dan kalaupun ada itupun cukup jauh.
"Kamu dari tadi mendorong motor kamu sendirian?" Tanya Kenzo karena dia tak melihat keberadaan teman Sasha.
"Hmm..." Sasha cepat mengangguk.
Kenzo melihat jam di tangannya, dia mengerutkan keningnya.
"Kamu baru pulang sekolah jam segini?" Tanya Kenzo lagi membuat Sasha menghela nafas panjang.
"Kamu main dulu sampai sore begini?" kata Kenzo menatap curiga Sasha.
"Apa dia tak tahu ya kalau aku itu capek, tawarin minum gitu. Ini malah di tanyain ini itu," batin Sasha mengerutu kesal.
"Sabar Sha," kata Sasha menenangkan hatinya sendiri saat ini agar dia tak kebablasan dan marah-marah.
"Mana teman kamu?" Pertanyaan satu belum di jawab tetapi Kenzo sudah bertanya lagi.
"Kalau tanya tuh satu-satu jangan barengan," protes Sasha meluapkan rasa kesalnya.
"Kamu tinggal jawab saja," kata Kenzo membuat bibir Sasha langsung manyun.
"Aku tadi ada rapat OSIS jadi aku pulang jam segini, kalau teman ku sudah pulang dari tadi. Sudah jangan tanya-tanya lagi, aku capek butuh minum," kata Sasha tak perlu malu karena memang saat ini begitu kehausan.
Kenzo berbalik dan masuk ke dalam mobil dan mengambil sesuatu.
"Nih minum," kata Kenzo memberi Sasha botol minuman kemasan yang selalu tersedia di mobil Kenzo.
"Makasih," kata Sasha saat menerima botol minuman dari tangan Kenzo.
Sasha membuka tutup botol dan langsung meminumnya.
Glek... Glek... Glek...
"Ah segar nya," kata Sasha dengan senyum lebarnya saat ini. Rasa haus yang dia rasakan dari tadi akhirnya hilang.
"Kalau begitu biar aku antar kamu pulang," kata Kenzo cepat. Kenzo sedikit terkejut dengan apa yang dia ucapkan tadi, mengantar? Entah kenapa Kenzo tak tega melihat Sasha pulang sendiri. Mungkin orang yang tahu bagaimana Kenzo akan terkejut mendengar ucapan Kenzo saat ini. Kenzo yang terkenal dingin tak tersentuh oleh wanita dengan sukarela mengantarkan perempuan pulang. Meskipun Sasha cantik tetapi tak sebanding dengan perempuan-perempuan cantik dan seksi yang sering mencoba mendekati Kenzo dan berakhir dengan penolakan.
Sasha menatap Kenzo dengan ragu-ragu.
"Terus motor ku bagaimana?" Tanya Sasha, dia tak rela meninggalkan motor kesayangannya itu di sini, takut kalau hilang dan saat dia kembali lagi motor itu sudah lenyap tak mungkin masih terparkir di sana dengan rapi tanpa kurang satu apapun. Sandal saja di depan rumah bisa hilang apalagi motor di taruh di jalan raya begini, bisa raib dalam hitungan detik.
"Kamu tenang saja nanti akan ada orang-orang dari tempat ku yang mengambilnya kesini," kata Kenzo menyakinkan Sasha saat ini, Kenzo tahu pasti Sasha takut motornya itu hilang, mendengar ucapan Kenzo tadi Sasha merasa lega dihatinya, secara tak langsung Kenzo memastikan kalau motornya aman kalau di titip ke dia.
"Benar aman?" Tanya Sasha memastikan.
"Iya aku jamin," Kenzo meyakinkan Sasha.
"Ah lumayan tumpangan gratis, kapan lagi ada kesempatan begini. Lagian kaki ku juga sudah pegal," batin Sasha, dia begitu lega karena dia juga tak perlu mencari tumpangan kepada orang-orang asing dari tadi.
"Ok deh," jawab Sasha setuju.
Bersambung....
biar jadi Squad bumbu dapur /Facepalm/