Orang tua yang bercerai, keluarga yang berantakan, cinta yang menyakitkan di masa lalu sampai meninggalkan trauma yang mendalam, membuatnya tumbuh menjadi gadis yang nakal, suka membangkang, sering mabuk-mabukan, dan mengikuti balap liar. Sering kali dia ingin menyerah atas hidupnya, tetapi dia tidak senekat itu untuk mengakhiri nyawanya sendiri.
Marsya hanya sering menyakiti dirinya sendiri seperti menyayat lengannya, hanya untuk menyamarkan rasa sakit di hatinya.
Setelah lelah hidup di lingkungan yang menurutnya berantakan, ia memutuskan untuk pulang ke kota kelahirannya, menempati rumah mendiang neneknya,
akankah setelah merantau kehidupan Marsya akan membaik dan bisa melupakan traumanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rainy_day, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rayhan mabuk
Pria yang mendudukkan dirinya di samping Marsya sebenarnya cukup tampan, memiliki tubuh tinggi tegap, kulit putih bersih, dan wangi, tetapi dia seperti orang cabul karena dia mulai memperhatikan Marsya dengan tatapan lapar.
"Hallo cantik, namaku Chandra" ucapnya memperkenalkan diri pada Marsya.
"Marsya" ucap Marsya menyambut uluran tangan pria itu.
Pria itu menuangkan kembali minuman untuk Marsya, Rayhan, dan Riana, sambil terus memperhatikan Marsya.
"Sya, ayolah joget sini jangan diem terus" Mona menarik tangan Marsya mengajaknya bergoyang.
"ah kamu aja, aku gabisa joget" ucap Marsya sambil menahan tangannya.
"yang bener Sya? Masa kamu gabisa joget?" Mona terbengong mendengar pernyataan Marsya.
"iya gabisa, sebenernya aku kurang suka lagu dangdut, karena emang gapernah denger lagu dangdut" ucap Marsya pelan.
"Serius Marsya kamu gapernah denger lagu dangdut?" tanya Rayhan terperangah, dan Marsya hanya menggelengkan kepalanya.
Marsya pun merasa heran, apa yang salah dari dirinya yang tidak pernah mendengar lagu dangdut, ini hanya soal selera kan? Lagipula Marsya tidak bisa berjoget meliuk-liukan tubuhnya dengan lihai, apalagi berjoget di hadapan orang-orang dengan hanya memakai pakaian yang menurut Marsya mirip seperti bra ini, Marsya merasa itu sangat striptis, dia malu sendiri melihat orang-orang yang berjoget berdempetan antara pria dan wanita, apalagi para wanita yang berjoget seperti menggoda para pria, Marsya seperti melihat adegan mesum.
'Astagaaaa mataku ternodai' Marsya menundukkan pandangannya.
"ekhmm, minum lagi" ucap Chandra.
Marsya, Rayhan, dan Riana meminum minumannya. Chandra terus menerus memberikan mereka minuman, dan memaksa mereka untuk terus minum.
Untung saja Marsya sudah sering minum dengan teman-temannya di Jakarta dulu, jadi dia tidak cepat mabuk.
Srettttt puk.
Marsya melihat tangan Chandra yang merangkul pundaknya, lalu menatap tajam Chandra yang menyeringai menatapnya dengan tatapan nakal.
'wah apa dia pikir gua mabuk? Dengan hanya 2 botol Chivas di bagi 3 dia kira gua mabuk?' Marsya menyugar rambut panjangnya lalu menepis tangan Chandra yang bertengger di pundaknya, lalu menatap tajam Chandra.
Chandra yang melihat tatapan garang dari Marsya sedikit tersentak, tetapi dia meraih helaian rambut panjang Marsya lalu mengendusnya perlahan.
"hmmm harum mint, kayak parfum cowok" ucap Chandra dengan masih menatap Marsya dengan tatapannya yang nakal.
"jangan kurang ajar Chandra" ucap Marsya dingin dengan tatapannya yang tajam.
"why? Bukannya cewek-cewek yang ikut kesini emang pengen bersenang-senang?" ucapnya dengan nada meremehkan.
"bersenang-senang? maksud kamu mesum?" ucap Marsya jengkel sambil mengorek telinganya yang tak suka mendengar suara Chandra yang seperti om-om cabul.
'sialan, kalo ada Bara disini, pasti udah habis babak belur nih cowok di tangan dia' Marsya menggeram tertahan melihat wajah Chandra.
"bukannya itu salah satu keinginan para cewek disini? Selain ingin minum-minum, kalian juga ingin mesum kan?" ucapnya
"Cowok gila" ucap Marsya lalu bangkit dari tempat duduknya.
"Rayhan, Riana, aku mau balik, kalian ikut apa tetep disini?" ucap Marsya sambil melihat Rayhan dan Riana.
"aku tetep disini sama yang lain" ucap Riana.
"aku ikut kamu" ucap Rayhan lalu bangkit dari duduknya dan menghampiri Marsya.
"bilang Mona aku balik duluan ya, makasih jamuannya" ucap Marsya meraih tangan Rayhan dan mengajaknya keluar.
Rayhan berusaha mengimbangi Marsya yang berjalan sangat cepat dengan langkahnya yang terhuyung, Marsya membawanya ke sebuah tempat duduk besi di pinggir jalan di depan Mall B, dilihatnya Marsya membeli minuman teh kemasan.
Marsya mendudukkan dirinya di samping Rayhan, meminum teh kemasan lalu menyalakan rokoknya, Marsya menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi, menghembuskan asap rokoknya sambil menatap langit malam. Marsya mengalihkan tatapannya lalu melihat Rayhan yang menatapnya dengan tatapan sayu dan tersenyum kepadanya.
"astagaaa, udah mabok nih bocah, ck gimana dia bisa jagain gua dari hal bahaya kalo 2 botol bagi 3 aja dia udah mabok gini" ucap Marsya menepuk dahinya.
"hmmm hehehe kenapa Sya?" ucap Rayhan sedikit terkekeh.
"wah bener-bener nih orang, sekarang gimana?" ucap Marsya lagi pada dirinya sendiri.
'yaelahh sekarang gimana? Kalo gua balik si Rayhan gimana? Masa gua tinggal? Mana udah mabok lagi, kalo gua bawa, ya kali gua pulang bawa cowok, bisa perang dunia, kalo gua anterin dia balik? Ahhhh astagaaa, gua gatau rumahnya dimanaaa, kalo rumahnya jauh nanti gua balik gimana? Mana gua cuma tau angkot kearah rumah Wa Eli doang lagi' Marsya mengacak-acak rambutnya merasa frustasi sendiri.
"kamu kenapa Marsya?" tanya Rayhan dengan tatapan matanya yang sayu.
"ini gimana caranya kita pulang? Kamu udah mabok Ray!" ucap Marsya sedikit meninggikan suaranya.
"tenang aja, aku bawa motor kok, ayo ke parkiran" ucapnya menggenggam tangan Marsya mengajaknya ke parkiran Mall.
Marsya dan Rayhan sudah menemukan motor yang diparkir di parkiran mall, untungnya Rayhan memarkirkan motornya tidak terlalu jauh. Rayhan membawa helm untuk di pakai Marsya, dan dia memakai helmnya sendiri.
"Ray, aman kan? Kamu bisa bawa motor kan?" ucap Marsya merasa ragu karena Rayhan terlihat sangat teler.
"aman" ucapnya mengacungi jempol pada Marsya. Marsya menaiki motor RX king milik Rayhan, dan Rayhan mulai melajukan motornya dengan ugal-ugalan.
"Ray yang bener aja woyy, bawa motornya yang bener sialan" teriak Marsya sambil menggeplak helm yang di pakai Rayhan. Sebenarnya Rayhan tidak kebut-kebutan, dia hanya ugal-ugalan saja mungkin karena efek dirinya mabuk.
"Rem goblok ada polisi tidur itu" geram Marsya.
Brumm brummm bruummm brakkk
Rayhan yang kaget mendengar pekikan Marsya membanting motornya kearah kiri membuatnya menabrak trotoar jalan.
"bangsat Rayhannnnn" teriak Marsya sambil menggeplak helm Rayhan, habis sudah kesabaran Marsya. Marsya gegas berdiri dan berkacak pinggang menatap tajam Rayhan.
"maaf Marsya" ucap Rayhan dengan wajahnya yang memelas.
"udah aku aja sini yang bawa motor, kamu tunjukin jalannya" ucap Marsya lalu mengangkat motor Rayhan.
"mau kemana? Tanya Rayhan bingung.
"kerumah kamu lah bodoh" ucap Marsya menaiki motor RX king milik Rayhan.
"kerumah kamu dulu aja, nanti aku pulang sendiri" ucapnya.
"kamu mabok bodoh, aku takut kamu kenapa-napa di jalan kalo pulang sendiri, cepet naik jangan banyak ngomong, tunjukin aja jalannya" ucap Marsya. Marsya melajukan motornya dengan kecepatan sedang, dengan arahan dari Rayhan.
Greppp
Deg deg deg deg 'jantung murahan, dipeluk sama cowok mabok aja deg-degan kenceng begini' Batin Marsya.
"gausah modus bodoh" Marsya menggeplak lengan Rayhan yang melingkari perutnya.
"aku lemes Sya, jangan marah-marah terus dong" ucap Rayhan merebahkan kepalanya pada bahu Marsya sambil mengelus perut rata Marsya.
"ughhh sialann" Marsya merasa seperti ada ribuan kupu-kupu yang menggelitik di dalam perutnya.
Marsya menahan rasa gugupnya, dan tetap melajukan motornya sampai akhirnya mereka sampai di rumah Rayhan.
jika berkenan mampir juga dikarya baruku trimakasih😊