NovelToon NovelToon
Mysterious Girl

Mysterious Girl

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Anak Genius / Murid Genius / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kegiatan Olahraga Serba Bisa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: AzaleaHazel

Achassia Alora adalah gadis misterius yang selalu menutupi identitasnya. Bahkan hampir semua orang di sekolahnya belum pernah melihat wajahnya kecuali beberapa guru dan kedua sahabatnya. Gadis yang di anggap miskin sebenarnya adalah cucu dari keluarga kaya raya yang terbuang. Begitu banyak rahasia yang ia sembunyikan, bahkan dari ibunya sendiri.


Setelah bertahun-tahun ia hidup tenang bersama ibunya, sang Kakek kembali datang dalam kehidupan mereka dan memburunya untuk kepentingan keluarganya. Tentu saja Achassia selalu menghindar dengan cara apapun agar tidak tertangkap oleh Kakeknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AzaleaHazel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22

Meskipun Chaziel sudah kembali pindah meja bersama teman-temannya, cowok itu dan Anya tetap saling mengejek satu sama lain. Acha hanya menghela nafas melihat tingkah Anya. Luna juga tidak peduli karena sibuk memakan makanannya.

"Gue duluan, nanti kalau telat nggak balik-balik tolong izinin." Kata Acha menyudahi memakan makanannya.

"Mau kemana?" Tanya Anya.

Acha mengendikkan bahunya. "Gatau." Jawabnya tak yakin, entah kenapa ia malas saja jika harus kembali ke kelas.

"Lah, aneh banget Lo bocah." Kata Anya tak habis pikir.

"Ehh Lun, si Acha mau pergi tuh." Ucap Anya menyenggol lengan Luna.

"Biarin aja, kan biasanya emang gitu. Acha lagi punya kerjaan kali." Balas Luna kesal, apakah Anya tidak lihat jika ia sedang menikmati makanannya.

Anya menggaruk keningnya. "Iya juga ya." Ucapnya pada dirinya sendiri.

"Habis ini balik ke kelas sana." Ucap Acha memperingati mereka berdua.

"Yee, mentang-mentang pinter, songong Lo." Balas Anya kesal, sedangkan Luna hanya mengangguki saja apa yang di katakan oleh Acha.

Setelah memberikan senyum mengejek untuk Anya, ia langsung bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan kedua gadis itu. Tentu saja saat ia akan keluar dari kantin akan melewati meja Kainoa dan teman-temannya.

Achassia sama sekali tidak mempermasalahkan kejadian semalam, bahkan gadis itu bersikap seperti biasanya. Tapi saat ia melewati meja para cowok populer itu, tiba-tiba Kainoa memegang tangannya yang membuatnya langsung berhenti.

Seisi kantin yang tadinya berbisik-bisik membicarakan Alin yang berusaha menaklukkan hati pangeran es sekolah ini sontak langsung berhenti bicara saat melihat kejadian itu. Mereka bertanya-tanya pada dirinya sendiri, apakah mereka tidak salah lihat, Kainoa memegang tangan gadis aneh itu? Apa alasannya.

"Mau kemana?" Tanya Kainoa pada Achassia. Cowok itu mendongakkan kepalanya untuk menatap Achassia, walaupun wajah gadis itu tidak terlihat.

Bahkan para sahabatnya juga terkejut melihat apa yang dia lakukan. Mereka sudah tau jika Kainoa memang sering memperhatikan Achassia, tapi siapa sangka cowok itu akan bicara dengan gadis itu juga. Sebenarnya yang membuat mereka merasa heran adalah cara bicara Kainoa, yang biasanya cuek dan hanya menjawab saat di tanya saja, sekarang berbicara lebih dulu pada gadis aneh ini? Cara bicaranya juga terdengar lembut tidak acuh seperti biasanya.

Gavin dan Chaziel sampai menganga melihat kejadian itu, sedangkan Bumi dan Arkan, walaupun mereka terkejut tetap menunjukkan wajah biasa saja. Alin menggertakkan giginya menahan emosi, gadis itu masih di sebelah Kainoa, sejak tadi ia berusaha mengajak Kainoa bicara tapi selalu di acuhkan. Tapi sekarang, dengan gampang cowok ini berbicara dengan gadis aneh yang tidak tau bagaimana rupanya ini.

"Ke toilet." Balas Acha menarik tangannya yang masih di pegang Kainoa. Gadis itu buru-buru pergi dari kantin.

Setelah kepergian Acha, Kainoa kembali bersikap seperti biasanya. Yang tadinya berwajah ramah saat bicara dengan Acha, sekarang kembali berwajah acuh.

"Kai, dari tadi gue ajak ngomong diem aja, tapi dengan gampangnya Lo ngomong sama tuh cewek aneh." Ucap Alin kesal.

"Lo masih baru di sini, tau apa Lo tentang dia?" Tanya Kainoa menatap tajam Alin.

Ini termasuk hal langka karena Kainoa bicara cukup panjang, biasanya cowok itu hanya bicara beberapa kata saja, tapi karena membela gadis yang bernama Achassia itu membuatnya berbicara lebih dari biasanya.

"Gue jauh lebih baik di banding cewek aneh itu, lagian bentuk mukanya aja gaada yang tau. Bisa aja kan dia buruk rupa." Karena sudah sangat kesal, Alin menjelek-jelekkan Achassia.

"Udah gue bilang, gue nggak minat sama Lo. Mending Lo jauh-jauh dari gue." Ucap Kainoa penuh penekanan, setelah itu ia pergi dari kantin.

"Nggak usah ngurusin hidup orang, urusin aja tuh hidup Lo." Kata Bumi, seperti biasa ucapan cowok itu selalu menusuk.

"Kita emang belum tau gimana muka Acha, tapi bukan berarti Lo bisa ngatain dia semau Lo." Ucap Arkan, setelah itu mengikuti Bumi yang pergi lebih dulu.

"Tau tuh, huuuuu." Gavin ikut-ikutan mengejek Alin, membuat gadis itu semakin membenci Achassia.

"Udah ayo cabut." Kata Chaziel menarik Gavin untuk pergi menyusul yang lain.

...🍃🍃🍃🍃🍃...

Sedangkan di sisi lain, Achassia menggerutu sepanjang jalan karena kejadian tadi. Kenapa Kainoa melakukan hal itu? Pasti setelah ini ia akan mendapatkan masalah dari gadis yang bernama Alin itu. Bukannya menuduh, tapi bukankah itu sudah pasti? Walaupun ia tidak melihat tatapan tajam dari Alin, ia tau jika gadis itu pasti marah padanya atau bahkan membencinya.

"Pasti habis ini gue kena masalah. Semua ini gara-gara tuh cowok, kenapa harus bawa-bawa gue sih." Gerutu Acha.

Jika sudah seperti ini, ia sangat malas kembali ke kelas. Ia pikir masalahnya perlahan-lahan akan terselesaikan, tapi ia lupa tentang Kainoa. Entah apa yang pernah ia perbuat dengan cowok itu sampai-sampai harus terseret masalah seperti ini.

Kalian pasti sudah tau kan kemana tujuan Acha? Ya, gadis itu pergi ke markas rahasianya. Saat sampai, gadis itu langsung mengotak-atik komputernya untuk mencari data milik Alin. Setelah beberapa saat, Achassia menghela nafas. Alina Rivera, ayahnya adalah salah satu pengusaha sukses, ia yakin jika Alin pasti sangat di manjakan oleh orang tuanya karena gadis itu adalah anak satu-satunya.

Bukannya Achassia takut, lagipula ia punya Sagara. Setelah ia cari tau, ternyata keluarga Alin masih jauh di bawah Sagara, itu membuatnya bernafas lega. Tapi selagi Alin tidak menggunakan kekuasaan ayahnya untuk mengganggu dirinya, ia tidak akan melibatkan Sagara.

Selesai mencari apa yang ingin ia ketahui, Achassia merebahkan tubuhnya di atas kasur. Gadis itu masih kesal dengan apa yang Kainoa lakukan tadi, hidupnya sudah membaik beberapa tahun belakangan ini, tapi di tahun ini satu persatu masalah mulai muncul. Sampai saat ini ia bahkan belum mengetahui apa tujuan Kakeknya mencari dirinya, setelah itu tiba-tiba Kainoa muncul entah dari mana dan sekarang Alin, pasti gadis itu membencinya. Ia sudah bisa menebak jika setelah ini Alin akan mengganggunya.

Ting...

Suara notifikasi pesan masuk dari ponselnya, Achassia meraih ponselnya untuk melihat siapa yang mengiriminya pesan. Gadis itu tersenyum setelah membaca pesan dari Sagara, pria itu bilang jika Mama-nya cantik. Tanpa membalas, ia langsung menelfon Sagara.

"Loh, nggak sekolah?" Tanya Sagara saat panggilannya terhubung, ia melihat gadis itu bersandar di sandaran kasur.

"Sekolah, lagi males aja, jadi nggak masuk kelas." Balas Acha.

Sagara memutar bola matanya malas. "Kebiasaan, untung pinter." Ucap Sagara sinis.

"Om sendiri, emang nggak kerja?" Balas Acha balik bertanya.

"Kerja lah, ini baru selesai meeting." Pria itu baru saja kembali ke ruangannya, setelah itu mendapat telfon dari Acha.

"kenapa, ada masalah?" Lanjut Sagara bertanya, ia tau kebiasaan hadis ini. Jika sedang ada masalah, pasti malas melakukan sesuatu.

"Ada." Ucap Acha.

"Butuh bantuan?" Tanya Sagara melihat raut wajah gadis itu.

"Sekarang sih enggak, soalnya masalahnya masih kecil, tapi nggak tau kedepannya." Balas Acha lesu.

"Yaudah, nanti kalau ada yang bisa Om bantu, kamu bilang aja." Sagara juga tidak bisa memaksa Achassia untuk menceritakan masalah apa yang sedang gadis itu miliki. Jika memang ingin, gadis itu pasti akan menceritakannya sendiri.

"Iyaa."

"Udah dulu ya, habis ini Om ada meeting lagi." Ucap Sagara setelah melihat jam di tangannya. Achassia mengangguk.

"Bye, Grumpy Bunny." Lanjut Sagara, setelah itu mematikan panggilannya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!