NovelToon NovelToon
Kampung Jabang Mayit

Kampung Jabang Mayit

Status: sedang berlangsung
Genre:Demon Slayer / Kumpulan Cerita Horror / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:749
Nilai: 5
Nama Author: Ncess Iren

Buat yang penakut jangan baca sendirian!!!

Tentang sebuah desa, yang mana desa ini atau kampung sangat misterius.

Di cerita ini kita bakal ngikutin perjalanan seseorang yang bernama candra, dimana keluarganya terlilit hutang gitu yang lumayan banyak.

Candra disuruh orang tuanya buat pergi kerumah pamannya, yang bernama kang agung disebuah desa yang bernama rangkas punah. desa itu sendiri menyimpan cerita misteri yang sangat mengerikan.

Nah bagaimana cerita selanjutnya penasaran kan?
yukk kita baca bareng_bareng, biar takutnya bareng_bareng.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ncess Iren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ismi Pendarahan

Tiba-tiba kedengeran suara motor dengan kecepatan tinggi, karena pintu depan posisi masih terbuka. Chandra bisa dengar dengan jelas itu, dan ternyata itu adalah Kang Basir.

Habis parkir motor Kang Basir itu langsung masuk dalam rumah, kayak orang yang lagi panik gitu. Bu Yani nanya:

"Kenapa pagi-pagi udah rusuh sir" Kang Basir gak langsung jawab dia mengatur nafas dulu, itu karena dia ngos-ngosan Kayak habis lari setelah sudah tenang baru dia bilang.

"Ismi bu Barusan Bapak dapat pesan, kalau Ismi masuk rumah sakit kandunganya mengalami pendarahan serius. Bapak bilang Ibu siapin pakaiannya, dan ibu bawa kita berangkat sekarang Bu"

Bu Yani langsung masuk ke kamar bersiap-siap, nggak lama kemudian mungkin karena dengar ada keributan. Kang Panjul datang dan nanya:

  "Sir ada apa?"

  "Banu Kang, istrinya ismi masuk rumah sakit pendarahan"

    "Jangan sampe kamu gak inget pesan akang" Kang Panjul ngomong gitu sambil narik kerahnya Kang Basir, dia marah banget. Kang Basir kelihatan ketakutan, dan Mak ela langsung melerai mereka Kang Panjul melepaskan krah baju Basir.

Candra cuma diem aja kan bingung mau ngapain, kenapa kok tiba-tiba gini yang dia tau ismi ini udah hamil tiga bulan. Pas mutusin buat keluar kampung, dan tiba-tiba Kang Panjul udah pegang goloknya. Udah siap-siap buat ngabisin Kang Basir, dan itu membuat Kang Basir mundur beberapa langkah.

Lagi-lagi Mak ela melerai sambil megangin tangannya Kang Panjul, yang udah siap buat gunain goloknya. Kemudian Bu Yani keluar, dan udah siap mau berangkat.

"Panjul selama saya keluar ke kota, pastiin semuanya aman dirumah ini. Beresin aja kalau ada apa-apa, ayo sir cepet" Habis itu Bu Yani keluar sama Kang Basir, mereka berdua pergi pake motor itu.

Setelah mereka pergi, "Itu adik kamu Panjul, sudah gila kamu itu" Ucap Mak ela.

"Dia halal buat dimatiin karena dia adik kandungku, main-main sama darah dia harus ngerasain seperti apa darah itu sebenarnya. Setelah ibu dan bapakku meninggal, aku salah mak membesarkan adik sebiadab dia. Makanya aku sendiri yang akan mengakhiri, kalau dia berani melanggar janjinya padaku"

Mak ela sudah gak berkata apa-apa lagi nih, sama Kang Panjul. Candra agak kaget melihat Kang Panjul yang kayak gitu, beliau jadi emosi banget habis dengar berita buruk tentang istrinya Banu si ismi.

Sampai siang Candra cuma diem aja di kamar, gak ngelakuin hal yang signifikan. Paling dia cuma netesin air rebusan daun sirih, aja tuh ke matanya. Beberapa kali dia keluar kamar, cuma buat lihat Mak ela yang lagi sibuk beresin seisi rumah.

Kang Panjul lagi duduk diteras belakang, dia ngga berani samperin tu orang takutnya masih emosi. Karena kelihatan dari cara Kang Panjul itu merokok, kelihatan kalau dia ini bener-bener gak tenang.

Sampe sore barulah Candra merasa kalau matanya ini udah agak normal, itupun karena habis tidur siang. Tadi tadi sore itu Chandra ingin pergi lagi ke ujung kampung, nyari sinyal buat nelpon Kang Banu cuma dia nggak jadi. Lihat Kang Panjul yang udah nggak ada, Candra nanya:

"Kang Panjul mana Mak?" Tanya Candra.

"Paling pulang dulu ntar malam balik lagi" Jawab Mak ela.

******

Malam harinya Chandra masih duduk di meja makan tuh, habis makan malam sedangkan Mak ela udah masuk ke dalam kamarnya. Dan nggak keluar-keluar lagi buat malam itu, yang mungkin dia kecapean atau gimana. Lah Kan seharian tuh, beresin rumah ini.

Masuk kamar Candra Ke inget tuh sama kata-katanya Budi, buat buka jendela separuh aja seperti kemarin malam. Sebenarnya Candra berharap banget nih, Budi datang malam itu Buat nemenin dirinya pergi ke rumah Ni itoh lagi buat nyari tahu tentang kabar bapaknya.

Jam 08.00 malam Chandra mendengar pintu dapur terbuka, buru-buru Candra pergi buat mastiin. "Siapa itu yang masuk dan ternyata itu Kang Panjul, sambil jalan ke kamarnya Candra Kang Panjul bilang: "Maaf soal yang pagi tadi, ini rokok akang beliin buat kamu.

"Makasih Kang"

"Tidur aja yang tenang jangan khawatir, akang yang bakal jagain kamu malam ini"

"Iya Kang, oh ya sebenarnya Candra mau nanya. Apa Barja sama Ni itoh masih ngincer aku, dan apa masih kaitannya sama ismi istrinya Kang Banu" Kang Panjul gak langsung jawab tuh.

Pertama dia tarik kursi dulu tuh, duduk terus merokok dulu merokok-merokok begitu udah santai. Barulah dia cerita.

"Pertama harusnya Akang gak ngomong ini ke kamu, masih inget pas di ujung kampung. Pas hari pertama Candra kesini, ketemu Akang disana sore itu"

"Inget Kang" Kang Panjul merogoh kantongnya, dan ngeluarin sebuah hp lipat. Melihat itu Candra langsung ke inget pada saat sore-sore nyari sinyal, ke ujung kampung dan bertemu Kang Panjul.

"Ini apa ada kaitannya Kang" Tanya Candra.

"Basir dan Agung bahkan Mak ela, gak pernah tau kalau Akang punya hp" Ucap Kang Panjul.

"Pasti ada yang di sembunyiin ya dari aku Kang"

Disitu baru Kang Panjul cerita, kalau satu malam sebelum Candra ke rumah. Bu Yani memberikan hp buat Kang Panjul, lengkap dengan nomernya Kang Banu dan Ibu Gina.

Setelah bertahun-tahun Kang Panjul ngomong lagi sama ibunya Candra, Ibu Gina nitipin keselamatannya Candra. Yang tadi pagi yang bilang beresin, apapun yang terjadi malam ini.

"Jadi mereka berdua sudah tahu soal Ni itoh dan semuanya" Tanya Candra.

"Sudah, tapi gak semuanya apalagi Ki Ambar, kayak apa dulunya Akang juga sama semuanya Ditutup rapat sama Agung dan Abbas. Sekarang kamu tahu siapa Akang, jadi turuti perkataan Akang. Sekalipun Basir yang mau nyelakain kamu, maka akang tebas kepalanya paham Candra"

Chandra ngangguk-ngangguk aja di situ, apalagi mukannya Kang Panjul malam itu kelihatan serius banget.

"Bapak kamu Chandra, atas izin dan bujukan dari ibu kamu. Sudah menyelamatkan nyawa Akang dari kejamnya Ni itoh di kampung ini.

Walaupun Akang nggak ngerti Apa yang terjadi, di hari di mana Akang mulai tahu kalau Ni itoh itu melakukan ritual.

"Benar Kang" Tanya Candra.

"Bener, semua orang yang tahu itu langsung celaka. Jarang nyawanya bisa selamat tapi akang sampai detik ini masih ngomong sama kamu, 10 tahun masih hidup. Bahkan nggak berani ganggu Akang dan masih mempekerjakan Akang di rumah ini, itulah akang berhutang nyawa sama ibu Gina"

Chandra udah gak bisa ngomong apa-apa lagi tuh, setelah mendengar ceritanya Kang Panjul. Dan udah jelas Kenapa Candra begitu banget diincar, sama Barja dan Ni itoh.

Pantesan aja malam itu kang Panjul juga denger suara-suara dari hutan, Padahal dia bukan bagian dari keluarga besar Kakek Ambar.

Terus Kang Panjul nyuruh Candra buat istirahat sementara dia jaga tuh di ruang tengah, Habis itu dia keluar kamar tapi nggak nutup lagi pintunya.

Kayak ada yang mau diomongin lagi ntar, Chandra langsung melamun lagi di atas kasur. Lagi-lagi mikirin alasan kenapa, kok ibunya gak ngasih tau apa-apa.

Bersambung....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!