Follow IG othor @ersa_eysresa
Anita wanita yang memiliki paras cantik dan pekerja keras, harus rela kehilangan segalanya saat dia berurusan dengan pria bernama Jayden, seorang pengusaha sukses bertangan besi. Dia tidak segan menghancurkan orang yang berani melawannya.
Salah satunya adalah Anita yang sudah berani mengusik hatinya sejak pertemuan pertama mereka yang terjadi tanpa disengaja. Namun, dibalik sifat tangan besinya, Jayden memiliki masa lalu yang kelam yang tidak diketahui oleh siapapun. Karena dia menutupi kelemahannya itu dengan sifat arogan yang dia miliki.
Apa yang terjadi pada Anita setelah bertemu Jayden?
Dan apa rahasia di balik masa lalu Jayden?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akhir Dari Kisah Ini
Keluarga Anita bahkan Anita sendiri sangat terkejut dengan ucapan Jayden. Selama ini, suaminya itu tidak pernah membahas apapun tentang rumah atau rencana renovasi rumahnya
"Jayden, apa maksudmu? Kenapa kamu tidak pernah bilang apa-apa tentang ini padaku?”
Jayden menghela napas, menatap Anita dengan ekspresi datar. “Anita, kita bicarakan nanti. Sekarang, sebaiknya kita semua istirahat dulu aku sangat lelah.”
Ucapan itu membuat Anita merasa bingung sekaligus kesal. Namun, tatapan serius Jayden membuatnya memutuskan untuk tidak bertanya lebih jauh. Jayden memerintahkan kepala pelayan mengantarkan mertuanya kekamar tamu begitu juga dengan Kakak iparnya.
Sedangkan mamanya sudah di siapkan kamar sendiri oleh Jayden.
"Mulai sekarang mama akan tinggal di rumah ini bersama aku dan Anita. Sekarang mama istirahat dulu, aku akan bicara dengan Anita. Kalau ada apa-apa panggil saja bibi Li. " ujar Jayden kepada sang mama.
"Iya, pergilah selesaikan masalahmu, jangan hanya karena masalah kecil menjadi besar. Mama bisa sendiri kok. " ucap Amara yang melihat kekesalan diwajah Anita tadi.
Jayden mengangguk dan menitipkan mamanya kepada Bibi Li agar menjaganya dengan baik.
Disisi lain di kamar tamu Anita menunjukkan kekesalannya kepada Jayden di depan orang tuanya. Dengan sabar Bu Laksmi memberikan pengertian itu kepada anaknya agar tidak salah paham dengan keputusan Jayden.
"Jangan diambil hari ucapan Jayden Anita. Mungkin dia ingin memberikan kejutan untuk kita. " ujar Laksmi menasihati.
"Tapi dia tidak bicara apapun padaku, ibu. Aku seperti tidak dianggap. " ucap Anita kesal.
"Hey, jangan begitu, kita ambil sisi baiknya. sejak dulu kita ingin sekali merenovasi rumah karena bogor dan kebanjiran saat hujan. Mungkin ini adalah cara Tuhan mendengar do'a kita.
Mendengar ucapan ibunya, Anita langsng terdiam dan membenarkan ucapan nya. kenapa dia harus kesal. Seharusnya dia bahagia karna rumahnya ada yang merenovasi.
***********
Malam tiba, dan sesuai rencana, keluarga mereka berkumpul di ruang keluarga sebelum memulai makan malamnya. Jason, kakek Jayden, datang dengan senyum lebar di wajahnya. Ia tampak bahagia melihat Amara, mantan menantunya, yang kini duduk di kursi roda
"Amara, Bagaimana kabarmu,” tanya Jason dengan suara penuh rasa haru.
Amara tersenyum kecil, meski raut wajahnya tampak lelah. “Amu baik, Pa. Papa sendiri bagaimana kabarnya? ” tanya Amara.
Jayden menatap ibunya dengan pandangan penuh empati. Sebelumnya, ia telah menceritakan kepada kakeknya semua tentang Amara. Tentang sakitnya dan bagaimana ia selama ini berjuang sendiri, menghadapi hidup yang tidak mudah setelah perceraian. Jason merasa bersalah mendengar cerita itu. Ia menyesal tidak ada saat kejadian waktu itu. Sudah berkali-kali loh mencari, namun Amara sangat pandai bersembunyi.
“Amara, aku benar-benar minta maaf atas semuanya,” ujar Jason dengan suara berat. “Aku seharusnya tidak membiarkan semua ini terjadi. Kamu adalah bagian dari keluarga ini, dan akan selalu begitu.” ucao Jason.
Amara hanya mengangguk pelan, mencoba menahan air matanya. Suasana makan malam itu mulai hangat, dengan percakapan penuh nostalgia dan rasa saling memahami. Keluarga Anita juga ikut larut dalam perbincangan itu. Namun, tiba-tiba bel pintu berbunyi, memecah keheningan yang nyaman.
********"******
Semua orang terdiam dan menoleh ke arah ruang tamu, menunggu siapa yang datang berkunjung. Walau Jayden dan Amara sudah bisa menebak siapa yang datang.
"Fredo?” ucap lirih Jason, suaranya rendah dan penuh keraguan.
Fredo, anaknya, berdiri di ambang pintu dengan tubuh kurus dan wajah yang tampak lelah. Ia tersenyum kecil, meski jelas terlihat ada ketegangan di matanya.
"Pa– Papa.”
Jason terdiam sejenak, mencoba memproses kehadiran anaknya yang selama ini menjauh darinya. Namun, Fredo tidak memberinya waktu untuk berpikir lebih lama.
“Aku datang karena aku ingin bicara,” kata Fredo sambil melangkah masuk.
Semua mata tertuju padanya saat ia memasuki ruang keluarga. Anita dan semua keluarganya tampak sama terkejutnya dengan Jason.
“Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Jason dengan nada datar, meski jelas ada emosi yang ia tahan.
Fredo menarik napas dalam-dalam. "Aku tahu selama ini aku sudah melakukan kesalahan yang sangat besar. Aku tahu dan sadar. Dan sekarang aku ingin memperbaiki semuanya. Aku tidak mau hubungan ku dengan anakku Jayden terus rusak seperti ini. Aku memperbaiki hubunganku dengan keluargaku. " kata Fredo.
Jason mengernyit, merasa campur aduk antara marah dan terharu. Ia tahu Fredo memang memiliki kesalahan yang sangat besar. Sudah lama dia ingin mendengar permintaan maaf dari anaknya itu. Tapi selama Fredo bersama wanita ular itu, dia tidak akan pernah mendengar permintaan maaf darinya. Sekarang Fredo sudah menurunkan egonya dan mau meminta maaf kepada keluarganya, apa itu berarti?
"Apakah semua ucapan ini benar-benar tulus, tidak hanya isapan jempol semata? " sahut Jayden yang sama sekali tidak percaya dengan semua ucapan papanya
Fredo menunduk, merasa emosinya mulai memuncak. “Aku benar-benar minta maaf. Aku rindu kalian. Aku tidak ingin hidup seperti ini lagi, Aku sudah meninggalkan mereka. Aku benar-benar ingin kembali seperti dulu. Amara, maafkan aku. Maafkan atas semua kesalahanku kepadamu. Hanya dengan maaf darimu, Jayden akan memaafkan aku. " ucapnya penuh penyesalan.
Amara menatap pria yang sudah melukai hatinya dan menghancurkan hidupnya begitu dalam. Hingga mungkin jika dia egois, dia tidak akan pernah memaafkan kesalahan pria itu. Tapi bagaimana dia bisa bersikap egois dan tidak memaafkan pria itu yang sudah berusaha meminta maaf, sedangkan Tuhan saja maha Pemaaf.
"Aku akan memaafkanmu,Fredo. Tapi Mungkin untuk melupakan semua perbuatan mu, aku tidak akan pernah bisa melupakannya. Ibarat sebuah kenangan, itu tidak akan pernah terhapus dari memory kita, Fredo. " Ujar Amara pada akhirnya setelah mencoba menenangkan dirinya. "Jayden, bagaimanapun dia adalah papamu, tanpa dia kau juga tidak akan pernah lahir. Jadi maafkan dia, nak. " imbuhnya dan menatap Jayden dengan lembut.
Meski belum sepenuhnya menghilangkan kekesalan dan amarahnya, akhirnya Jayden mengangguk pelan. “Baiklah. Tapi ini tidak mudah. Seperti ucapan ku dulu aku akan memaafkan mi jika mama juga memberikan maaf kepadamu. Jadi– semua sudah jelas. " kata Jayden masih enggan memanggil papa kepada Fredo.
Fredo mengangguk, merasa sedikit lega. Ia tahu jalan untuk memperbaiki hubungan dengan keluarganya masih panjang, tetapi malam itu adalah langkah pertama.
"Kalau begitu mulai sekarang pulanglah kerumah, dan biarkan Jayden dsn Amara disini. Jangan kau bawa dua wanita ular itu kerumahku, segera urus perceraian mu dengan wanita itu agar tidak mengganggu keluarga kita lagi. " ucap Jason penuh penekanan.
Semua orang merasakan kelegaan setelah kata maaf itu terucap. Ya, begini saja sudah cukup. Dan Fredo akan sedikit demi sedikit mengambil hati anaknya. agar mereka bisa dekat seperti dulu saat Jayden masih kecil dulu.
Suasana makan malam terlihat hangat tanpa canggung sama sekali. Keluarga Anita yang mengetahui masalah keluarga Jayden ikut merasa lega setelah semua orang berdamai. Dan mereka bisa berbaur dengan baik.
Saat semua sudah selesai makan Anita tiba-tiba berdiri dengan senyuman lebarnya.
"Aku minta waktunya sebentar saja. " Ucapnya meminta waktu kepada semua orang, dan membuat Jason kembali ke posisinya setelah dia ingin beranjak dari sana.
"Aku turut senang dan bahagia karena keluarga suamiku kembali utuh seperti semula. Ya walau kita tau masih ada proses untuk memperbaiki hubungan menjadi lebih baik lagi. Aku benar-benar ikut bahagia akan hal ini. Dan sekarang aku akan membagikan kebahagiaan lainnya kepada kalian. " ujar Anita penuh antusias. dia lalu merogoh kantong celananya dsn mengambil sesuatu di dalam celananya.
Semua orang menunggu dengan antusias, terutama Jayden. Karena dia tidak tau apa-apa tentang kejutan yang akan diberikan Anita kepada mereka semua.
Setelah mendapatkannya Anita langsung mengambil tangan Jayden, dan meletakkan sesuatu di atas tangannya. Jayden dengan bingung mengambil sesuatu di tangannya dan melihat alat di tangannya. Matanya membulat saat melihat dia garis merah di sana.
"A–apa ini, benarkah yang aku lihat ini. Ma, aku tidak salah lihat kan? " Jayden memberikan alat itu kepada sang mama yang duduk di sampingnya.
Amara menerimanya dan melihat apa yang membuat anaknya histeris, "Ya, ampun Jayden. Kamu akan menjadi ayah." Amara tak kalah terkejutnya dengan Jayden.
Tespack itu pun berpindah ke tangan Jason dan Fredo bergantian. Dan mereka merasa bahagia melihat kabar bahagia itu. Jayden yang melihat reaksi keluarganya sama, dia langsung memeluk istrinya dan berputar bahagia.
Dalam satu malam kebahagiaan itu datang bertubi-tubi. Keluarganya yang kembali utuh dan mereka akan kedatangan keluarga baru dalam beberapa bulan kemudian.
"Terima kasih, kau adalah sumber kebahagiaanku. Terima kasih, sayang. "
Malam itu di tutup dengan kabar bahagia dari Anita tentang kehamilannya. Entah yang keberapa minggu karena mereka belum memeriksakannya. Yang penting melihat dua garis merah itu saja sudah membuat Mereka bahagia, Terutama Jayden.
****************
Anita duduk di kursi teras balkon setelah makan malam usai, menatap bintang-bintang di langit. Jayden datang menghampirinya, membawa dua cangkir teh.
"Terima kasih, kenapa aku baru menemukanmu sekarang. Kenapa tidak dari dulu saja aku menemukanmu. " ucap Jayden menatap dalam waahh Anita.
Anita menatap Jayden, lalu menghela napas. "Memangnya kenapa? Apa bedanya kita bertemu dulu atau sekarang. Toh kita bertemu nya dengan cara tidak lazim. Kau menculik ku.” Anita mengingatkan perbuatan Jayden beberapa bulan lalu
Jayden terkekeh mengingat saat itu. Dia lalu menggenggam tangan Anita dengan erat dan menciumnya. "Terima kasih, walau sedikit memaksa dan melakukan hal konyol kepadamu dan keluargamu tapi kau tetap nah menerima ku dan memberiku kebahagiaan begitu banyak. Terima kasih atas semuanya. " ucap Jayden mencium berkali-kali tangan Anita.
Anita tersenyum tipis dan memperhatikan setiap apa yang dilakukan oleh Jayden kepadanya.
"Satu pertanyaan ku padamu, Jay. Apa kau mencintai ku? " tanya Anita ragu.
Jayden menatap dalam mata Anita dan menguncinya, "Aku tidak akan menikahimu jika tidak mencintaimu, Anita. Aku tidak peduli kau mencintai ku atau tidak. Tapi aku berjanji akan memberikan seluruh cintaku padamu. " ucap Jayden penuh keyakinan.
Jantung Anita seperti dipompa begitu cepat mendengar kenyataan ini. Ternyata pria itu mencintainya. Tapi dia tidak tau bagaimana mengungkapkan perasaannya itu, hingga harus melakukan hal ekstreme untuk menikahinya.
"Mulai sekarang, kita akan menjalani rumah tangga ini dengan baik, kau tak perlu meragukan cintaku lagi. Aku tidak akan melakukan hal bodoh seperti papaku, karena aku besar dalam rasa trauma. Dan berjanji tidak akan menyakiti wanita yang aku cintai"
"Jayden, "
"Ya, aku Jayden, suamimu. "
Malam itu, di bawah langit berbintang, dan angin malam. Sepasang suami istri itu berpelukan mengungkap segenap rasa yang mereka rasakan. Rasa haru dan bahagia bercampur menjadi satu, membuat mereka melupakan apa yang terjadi dimasa lalu yang menyakitkan.
Tidak ada yang tau kapan takdir itu bekerja, dan dari mana takdir itu datang. Kita hanya bisa menerimanya dengan ikhlas agar mendapatkan hikmah dan kebahagiaan dibalik semua yang datang kepada kita.
Bahagia selalu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩ END ΩΩΩΩΩΩΩΩ...