NovelToon NovelToon
The Line Of Destiny

The Line Of Destiny

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rijal Nisa

Menunggu selama empat tahun lebih tanpa kepastian, Anya bahkan menolak setiap pinangan yang datang hanya untuk menjaga hati seseorang yang belum tentu ditakdirkan untuknya. Ia tetap setia menunggu, hingga sebuah peristiwa membuat hidupnya dan seluruh impiannya hancur.

Sang lelaki yang ditunggu pun tak bisa memenuhi janji untuk melamarnya dikarenakan tak mendapat restu dari keluarga. Di tengah hidup yang semakin kacau dan gosip panas yang terus mengalir dari mulut para tetangga, Anya tetap masih berusaha bertahan hingga ia bisa tahu akan seperti apa akhir dari kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rijal Nisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Awal Kebencian Ayah

Semua berjalan lancar, setelah menunggu lama dengan harap-harap cemas, akhirnya bayi mungil Sasha lahir ke dunia.

Kini ada satu hal yang membuat Anya resah, ia menatap bayi yang digendong ibunya.

"Sekarang siapa yang akan mengadzani anak ini?" tanya Anya seraya melemparkan pandangan memohon pada ayahnya.

Pak Faisal terdiam, ini bukan karena beliau tidak bisa adzan. Ada banyak hal yang terjadi saat Anya masih kecil, dan mungkin dia tidak ingat akan hal itu.

Kejadian yang membuatnya sakit hati, dan akhirnya menjelma menjadi bentuk kebencian.

"Ayah," panggil Anya, "Ayah tidak mau mengadzani Fatih?"

Pak Faisal tidak langsung menjawab, namun tangannya mulai bergerak hendak mengambil meski keraguan tetap memeluknya dalam diam.

"Biar abang saja!"

"Bang Tino?" Sasha yang matanya terpejam kala itu karena masih lemas, langsung melek begitu mendengar suara yang sudah lama menghilang dari hidupnya.

Itu Tino, abang mereka. Lelaki itu sudah kembali dan membuat mereka kaget nyaris tidak percaya kalau itu adalah Tino.

"Abang?"

Anya menatap abangnya yang berdiri di belakang mereka sambil tersenyum.

Pak Faisal dan bu Aila juga sama, keduanya tidak menyangka bahkan hampir tidak sadar kalau itu adalah anak sulung mereka.

Tino sudah berubah menjadi pria dewasa, penampilannya juga sangat rapi seperti orang kantoran. Dilihat dari pakaian, sepertinya dia hidup dengan baik di luar sana setelah bertahun-tahun pergi dari rumah tanpa kabar.

**

Pada akhirnya yang mengadzani anak Sasha adalah ayahnya, pak Faisal. Beliau menghalangi niat Tino saat hendak mengambil cucunya, tampaknya pak Faisal masih marah akan apa yang pernah dilakukan sang anak dulu.

Dialah orang yang pertama membuatnya malu, rasa kecewa dan sakit hati itu sulit untuk beliau tepis. Secara Tino adalah anak lelaki satu-satunya di keluarga mereka, tapi ia malah membuat malu dan mencoreng nama baik keluarga.

"Bang, apa yang sebenarnya telah terjadi pada ayah? Dan kamu kenapa kembali tanpa kabar terlebih dulu? Banyak yang ingin Anya ketahui, Bang."

Anya menghela napas berat, ia tak keberatan dengan kembalinya Tino, tapi sang ayah justru ingin Tino pergi lagi. Padahal dia sangat ingin keluarganya kembali lengkap seperti dulu.

Tino kembali mengingat masa di mana semuanya berubah menjadi mimpi buruk, sebuah kenangan menyakitkan untuk diingat.

Ayahnya bukanlah orang jahat seperti yang mereka katakan. Sebelum semua itu terjadi, pak Faisal adalah sosok lelaki ramah, lemah lembut, dan penyayang. Tak hanya itu, dia juga taat beribadah.

"Ini sudah lama berlalu, Anya. Saat kamu masih berumur satu tahun. Abang juga masih bocah, dan tidak tahu harus bagaimana untuk membantu ayah," ucap Tino.

Mereka sekarang hanya berdua, awalnya ingin ke kantin untuk makan siang. Namun, Anya mengajak untuk ke belakang gedung rumah sakit karena ingin menanyakan tentang kisah silam ayahnya.

Sesuatu yang buruk pasti pernah terjadi di masa lalu, sehingga ayahnya menutup diri dari warga sekitar.

"Bang, tolong beri tahu aku! Aku selalu menduga-duga sendiri kenapa ayah seperti benci saat aku aja ke masjid, di rumah pun aku tidak melihat ayah sholat. Tiap kali bertanya pada ibu, beliau selalu jawab kalau aku sebaiknya tidak tahu apa-apa," ungkap Anya.

Tino mengganti posisi duduknya supaya bisa berhadapan dengan Anya. "Kamu benar-benar ingin tahu?"

Anya mengangguk, dia memang sangat penasaran seperti apa masa lalu menyakitkan itu.

"Dulu, ayah sangat rajin pergi berjamaah ke masjid. Dia bahkan tidak mau ketinggalan barang satu rakaat pun, aku selalu melihat ayah bangun awal untuk melaksanakan sholat subuh secara berjamaah di masjid. Namun, karena sebuah kejadian yang tidak jelas kebenarannya. Ayah pun menjadi trauma dan sakit hati, malam itu setelah melaksanakan sholat isya di masjid ayah langsung pulang. Keesokan harinya para warga berduyun-duyun datang ke rumah, ibu cemas dan sangat takut." Tino diam sesaat, dia menarik napas panjang. Mungkin kejadian selanjutnya lebih menyakitkan lagi sehingga membuat dia merasa sesak.

"Setelah itu apa yang terjadi, Bang?" tanya Anya mendesak.

"Ayah dituduh sebagai maling kotak amal di masjid, karena yang terakhir pulang adalah ayah."

Mulut Anya menganga mendengar kejadian itu, mereka memfitnah ayahnya sekeji itu.

"Trus, semua orang percaya gitu?"

Tino mengangguk. "Kecuali pak Ustadz," ucapnya kemudian.

"Ustad Arif? Suaminya umi Annisa kan?"

"Iya," jawabnya singkat.

Tino tidak ingin mengingat masa lalu menyakitkan itu, sepanjang hidupnya, sang ayah selalu dicemooh oleh warga karena kejadian tersebut.

"Kenapa mereka percaya? Kan ayah orang baik, seharusnya mereka tidak menuduh tanpa bukti yang jelas!" geram Anya.

"Anya, saat itu keadaan ekonomi keluarga kita sangat buruk. Hasil kebun ayah juga tidak banyak, tidak seperti sekarang. Kita juga belum punya toko, dan dari situlah mereka menduga kalau ayah adalah malingnya. Apalagi dua hari kemudian ayah punya uang buat beli kereta baru, padahal itu adalah uang dari hasil warisan keluarga ayah," ungkap Tino.

Anya menengadah menatap langit yang mulai mendung, lalu menarik napas panjang dan meraup wajahnya dengan kesal. Ia sakit hati mendengar cerita tentang masa lalu ayahnya, mereka sangat jahat.

Di detik berikutnya, gadis itu kembali menoleh ke arah Tino.

"Tapi, perlahan semuanya menghilang dan berlalu gitu aja kan, Bang. Sampai saat di mana kamu melakukan kesalahan besar dengan menghamili pacar kamu itu, semuanya jadi kembali menghujat ayah kita." Anya menatap abangnya dengan rasa kecewa, ada benci yang kembali terselip di sana.

"Abang memang pantas disalahkan, tapi sekarang abang sudah berubah. Setelah pergi dari rumah, Abang perbaiki semuanya! Abang libur sekolah selama setahun karena fokus kerja untuk menghasilkan uang agar bisa melanjutkan sekolah. Pada akhirnya impian abang juga tercapai, seperti yang kamu lihat sekarang."

Anya lagi-lagi membuang wajahnya ke arah lain. Ya, kehidupan Tino memang berubah drastis, dia jadi orang sukses dan bisa hidup tenang. Lalu, bagaimana dengan luka yang dia beri pada ayah? Ayah mereka bahkan tak punya muka untuk bertatap dengan orang-orang di sekitarnya setelah kejadian itu. Ditambah lagi dengan kehamilan Sasha yang di luar nikah, dan itu semua semakin menindih berat tubuh renta ayahnya.

Seketika bahu Anya kembali terguncang, ia ingin bicara namun suaranya tercekat.

"Anya, maafkan abang! Abang pulang karena ingin memperbaiki semuanya! Tolong berikan maaf itu!" Tino pindah dari duduknya dan beralih jongkok di depan Anya sambil menggenggam tangan sang adik.

Ia memperlihatkan rasa penyesalan mendalam.

"Jangan minta maaf sama Anya, Bang! Sebaiknya kamu temui ibu dan ayah, minta maaf sama mereka, apa mereka sudah memaafkan kamu." Anya balas menatap abangnya. Dia juga melihat penyesalan di mata Tino, pria itu sungguh telah menyesali perbuatannya.

.

.

Setelah lama bicara dengan Tino, Anya pamit lebih dulu untuk melihat kondisi Sasha.

"Bang Tino ke mana, Kak?"

"Dia sudah pulang lebih dulu," jawab Anya. Dia duduk sambil mengelus pipi bayinya Sasha.

Namanya Fatih, nama yang diberikan Anya adalah nama untuk calon anaknya nanti kalau dia menikah dengan Rizki.

"Kenapa lama sekali? Apa yang kamu dan bang Tino bicarakan?"

"Tentang masa lalu ayah," jawab Anya.

"Menyakitkan bukan?"

Anya mengernyit mendengar ucapan Sasha. "Kamu juga tahu?"

Sasha mengangguk mengiyakan. "Tadi ibu sudah cerita sama Sasha, Kak. Kita harus mengembalikan nama baik ayah, aku mungkin tidak bisa tapi kamu bisa, Kak!"

Anya menggeleng, dia tidak yakin akan hal itu. Nama keluarganya sudah terlalu buruk di mata warga. Meskipun di masa lalu ayahnya terbukti tidak bersalah, tapi di masa sekarang?

"Yang orang lihat bukan lagi masa lalu, tapi masa kini, Sasha. Masa lalu sudah tidak berarti lagi, namun karena masalah yang terjadi sekarang, masa lalu pun ikut dibawa-bawa," lirih Anya seraya bergerak menjauh dan menghempaskan tubuhnya di atas sofa.

Ia melamun, memikirkan banyak hal yang terjadi dalam hidupnya saat ini.

1
TrixJeki
wehh keren Anya gadis tegas dan berani, aye suka aye suka. semangat Author Rican💪💐
🥑⃟Riana~: Hehe, terima kasih kk.. udh mampir/Kiss//Sneer/
total 1 replies
P 417 0
mbak syifa dong/Sleep/
P 417 0: mkanya jgn buru2/Proud/
🥑⃟Riana~: salah ya/Shame//Facepalm//Facepalm//Joyful/ makasih otw revisi 🚴🚴🚴
total 2 replies
P 417 0
hanna🤔🤔anya kali
🥑⃟Riana~: repot/Shame/
P 417 0: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/kn jd ada kerjaan kmu/Silent/
total 3 replies
P 417 0
windi ini mnurt aku sahabat terbaik buat anya/Hey/
P 417 0
keinginan orang tua itu emng mlihat anakny bhgia dan itu udah pasti.namun terkadang mreka tidak pduli dengan perasaan anknya dan lbih kpda memaksakn kehendak .emng sih nggk semua orang tua bgitu /Sleep/
P 417 0
emng demit bisa jatuh juga kah🤔
🥑⃟Riana~: bisa, kalau punya kaki/Sweat/
total 1 replies
P 417 0
membiarkan/Silent/
P 417 0
insyaallah bukan in sha allah/Hey/
P 417 0
hmmm.dri sini keknya bncana mulai terjadi😌
P 417 0
ini ayah kndung bukn sih🤔
P 417 0: lah /Proud/aku jga mna tau
🥑⃟Riana~: masa ayah tiri/Shame/
total 2 replies
P 417 0
"nggk mau punya mntu"...lbh enk deh kyaknya/Silent/
P 417 0
terkadang temen emng lbih mengerti apa yg kita rasa dripada kluarga sendri/Sleep/
🥑⃟Riana~: Betul, tumben bener/Shame/
total 1 replies
P 417 0
di bab ini nggk ada koreksi.ada pesan di dlmnya😊mnrt aku sih ini bgus krna di zmn sekarng ank2 muda lbh mngikuti egonya .nggk pnh berpikir apa yg terjdi kmudian.dan bila sdah trjdi yg ada cmn pnyesalan. dri itu peran orang tua izu sangat pnting
P 417 0
dlm artian mnusia hnya bisa berencana/Smile/
P 417 0
ini pastinya bner/Hey/
P 417 0
yg ini mngkin bisa di cek lgi/Silent/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!